Dampak negatif dan sanksi pemakaian telepon seluler pada saat mengemudikan kendaraan : analisis pasal 106 ayat 1 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan menurut hukum Islam

(1)

SKRIPSI

DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN TELEPON SELULER PADA SAAT MENGEMUDIKAN KENDARAAN

(Analisis Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Menurut Hukum Islam)

Disusun Oleh: ARMANSYAH

106043101287

KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIKIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Menurut Hukum Islam) SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

Armansyah NIM 106043101287

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

J.M. Muslimin M.A, Ph.D Nahrowi SH, M.H

NIP. 150295489 NIP. 197302151999031002

KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIKIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN TELEPON SELULER PADA SAAT MENGEMUDIKAN KENDARAAN (Analisis Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Menurut Hukum Islam)” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 1 Maret 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Syariah (S.Sy) pada Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum.

Jakarta, 1 Maret 2011 Mengesahkan,

Dekan,

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 195505051982031012

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua : Dr. H. Muhammad Taufiki, M.Ag (...) NIP. 196511191998031002

Sekretaris : Fahmi Muhammad Ahmadi, S.Ag, M.Si (...) NIP. 197412132003121002

Pembimbing I : J.M. Muslimin, M.A., Ph.D (...) NIP. 150295489

Pembimbing II: Nahrowi, SH, M.H (...) NIP. 197302151999031002

Penguji I : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM (...) NIP. 195505051982031012

Penguji II : Fahmi Muhammad Ahmadi, S.Ag, M.Si (...) NIP. 197412132003121002


(4)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya penulisan skripsi ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 24 Januari 2011 M 19 Shafar 1432 H


(5)

ii

KATA PENGANTAR

ﻢﯿﺣﺮﻟا ﻦﻤﺣﺮﻟا ﷲا ﻢﺴﺑ

Alhamdulillah, segala pujian serta rasa syukur yang tak terhingga penulis panjatkan Puji Syukur kepada Allah SWT Sang Maha segalanya yang senantiasa memberikan cinta dan nikmat-Nya yang tak berujung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Salawat teriring salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menebarkan cahaya Islam ke seluruh penjuru dunia sehingga kita dapat menikmati indahnya hidup dalam naungan cahaya Islam.

Salah satu kebahagian di Dunia ini adalah meliahat orang tua tersenyum, ketika melihat buah hatinya mengenakan toga kesuksesan, dan salah satu keindahan yang akan selalu dikenang adalah ketika bisa melihat atau merasakan sebuah impian menjadi kenyataan, bagi penulis skripsi ini adalah kebahagian dan keindahan itu.

Skripsi ini sebagai bentuk nyata dari perjuangan penulis selama menuntut ilmu dibangku kuliah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. Berbagai hambatan dan kesulitan selama proses penulisan skripsi ini dapat penulis lalui. Semua ini karena do’a dan dukungan orang-orang yang ada di sekitar penulis. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada para pihak yang telah mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini, diantaranya adalah:


(6)

iii

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan beserta para Pembantu Dekan terkhusus Bapak Dr. H. Ahmad Mukri Aji, MA selaku Pembantu Dekan I Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. H. Muhammad Taufiki, M.Ag dan Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, S.Ag, M.Si selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan program studi Perbandingan Mazhab dan Hukum yang dengan penuh kesabaran membimbing penulis selama menempuh pendidikan S1 di Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak J.M. Muslimin, M.A., Ph.D dan Bapak Nahrowi, SH, M.H selaku dosen pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiranya disela-sela kesibukannya untuk senantiasa memberikan bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

4. Kepada seluruh dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum yang telah memberi ilmu, pengalaman dan nasehat kepada penulis. Semoga ilmu yang penulis dapatkan dari Bapak/Ibu dosen dapat bermanfaat dunia dan akhirat serta menjadi amal kebaikan bagi Bapak/Ibu dosen.

5. Pimpinan dan segenap staff Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dan memberikan penulis fasilitas untuk mendapatkan buku-buku yang berkaitan dengan skripsi ini dalam kelancaran penulisan skripsi ini.


(7)

iv

6. Keluarga tercinta H. Nuryaman dan Rosida Kusniati (orang tua), Nurmayanti (kakak), Nurmansyah (abang) dan seluruh keluarga besar Alm. Arsyadi bin Amang yang selalu terus mendoakan, membimbing, menjadi penyemangat hidup, memberikan semangat dan dukungan kepada penulis. Senyummu adalah penyemangatku dalam menjalani kehidupan ini

7. Khusus kepada Indriani Saraswati yang selalu terus mendoakan, mendampingi, menjadi penyejuk hati, penenang jiwa, memberikan semangat, dukungan serta motivasi, bersamamu merupakan anugerah terindah dalam hidup penulis.

8. Teman-teman Perum Depag Bojonggede yang selalu menyemangati dan memotivasi penulis dan keluarga FAST (Family Smash-Shogun Team) Cibinong yang selalu memberi masukkan dan mengarahkan serta bertukar pikiran. Thank’s for All. You are the best friends. “SEMANGAT”

9. Teman-teman seperjuangan PMF angkatan 2006. Selama 5 tahun kenal dan kuliah bersama kalian merupakan hal terindah dan tak pernah terlupakan dalam hidup penulis. Teruslah berjuang kawan, gapai tujuan kalian.

10.Ucapan terima kasih kepada Bapak AKP Marsidi, AKP Setya serta staff jajaran Satlantas Resor Metro Depok Sektor Bojonggede yang telah membantu memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyelesaian skripsi ini, dan kepada para pengguna jalan yang telah meluangkan waktu disela-sela kesibukannya untuk diwawancarai terkait dengan pembahasan yang diperlukan penulis dalam kelancaran penulisan skripsi ini.


(8)

v

Akhirnya, Penulis berharap skripsi ini menjadi salah satu pengabdian penulis kepada Allah SWT, kontribusi penulis terhadap bangsa Indonesia, dan pelayanan penulis kepada sesama manusia. Semoga semua pengorbanan dan kebaikan yang diberikan mendapatkan nilai kebaikan di sisi Allah SWT, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 24 Januari 2011 M 19 Shafar 1432 H


(9)

vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Dan Rumusan Masalah... 8

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian... 9

D. Kajian Pustaka... 10

E. Metode Penelitian... 11

F. Sistematika Penulisan... 14

BAB II KESELAMATAN DALAM BERKENDARAAN MENURUT HUKUM ISLAM A. Pengertian, Fungsi Dan Manfaat Telepon Seluler... 16

B. Tata Cara Dan Etika Berkendaraan... 19

1. Tata Cara Berkendaraan... 19

2. Etika Berkendaraan... 27


(10)

vii

BAB III KESELAMATAN DALAM BERKENDARAAN MENURUT

UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

A. Pengertian Dan Jenis Kendaraan... 42

B. Pengertian Dan Persyaratan Pengemudi... 44

C. Karakteristik Pengemudi Dan Cara Aman Berkendara... 47

1. Karakteristik pengemudi... 47

2. Cara Aman Berkendara... 52

D. Keselamatan Dalam Berkendaraan Menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan... 58

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM PADA SAAT MENGEMUDIKAN KENDARAAN A. Dampak Negatif Pemakaian Telepon Seluler Pada Saat Mengemudikan Kendaraan... 62

B. Upaya Penanggulangan Serta Penanganannya... 68

1. Before (Pencegahan Kecelakaan Lalu Lintas)... 71

2. During (Penerapan Kebijakan Penanggulangan Kecelakaan Lalu lintas)... 73

3. After (Penanganan Kecelakaan Lalu lintas)... 74

C. Sanksi Serta Dendanya... 77

Sanksi Tindak Pidana Pembunuhan Yang Diakibatkan Karena Kelalaian... 78


(11)

viii

2. Dalam Hukum Islam... 81

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 102 B. Saran... 103


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Teknologi Informasi terutama dalam bidang mobile telah membawa perubahan pada masyarakat dunia dalam melakukan komunikasi. Telepon seluler (Ponsel) merupakan salah satu perangkat teknologi informasi yang sedang berkembang. Hal ini dibuktikan dengan tumbuhnya pasar penyedian layanan telepon seluler di Indonesia bersamaan dengan tumbuhnya pasar permintaan akan jasa telekomunikasi bergerak.

Ponsel atau HP sebagai perangkat telekomunikasi pastilah memiliki banyak manfaat. Teknologi ini memungkinkan kita berkomunikasi dengan mudah. Selain itu, ponsel masa kini, seperti smartphone telah memiliki berbagai fitur yang bermanfaat. Maka penggunaan ponsel secara tepat akan memiliki banyak manfaat positif.

Pelaksanaan peran serta masyarakat itu diselenggarakan oleh suatu lembaga yang dibentuk untuk maksud tersebut. Peran serta masyarakat dimaksud berupa penyampaian pemikiran dan pandangan yang berkembang dalam masyarakat mengenai arah pengembangan telekomunikasi.1

1

Hadi Setia Tunggal, Undang-Undang Telekomunikasi Beserta Peraturan Pelaksanaannya, (Jakarta: Harvarindo, 2006), hal v


(13)

2

Telepon seluler atau handphone telah menjadi perangkat telekomunikasi yang sangat membantu. Namun jangan gunakan ponsel dengan sembrono yang menyebabkan kecelakaan ataupun gangguan bagi orang lain. Gunakan ponsel secara tepat dan dengan etika yang baik. Banyak kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi karena seseorang menggunakan telepon seluler atau ponsel saat mengemudikan kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu.2 Konsentrasi seseorang akan berkurang saat mengemudikan kendaraan sambil bertelepon, apalagi jika dalam kecepatan tinggi. Itu sebabnya dibanyak negara, penggunaan ponsel selama mengemudikan kendaraan dilarang dan bisa dikenai sanksi pidana.

Berkendara di jalan butuh konsentrasi penuh. Lengah sedikit, bisa fatal akibatnya. Bukan hanya kerugian material, korban jiwa pun bisa melanda. Siapa yang mau menjadi korban kecelakaan lalu lintas jalan? Salah satu faktor yang bisa mengganggu konsentrasi saat berkendara mobil maupun sepeda motor, adalah aktifitas menelepon dan membaca atau mengirim pesan singkat (short message

service alias SMS).

Penggunaan ponsel bisa mengganggu konsentrasi dan menjadi faktor penyebab kecelakaan lalu lintas. Itu sebabnya penggunaan ponsel saat mengemudikan kendaraan bisa termasuk pelanggaran terhadap UU tersebut.

2

Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 Tentang Kendaraan Dan Pengemudi, Pasal 1 ayat (1)


(14)

Bahkan menurut penelitian, pengendara yang berbicara menggunakan ponsel dikendaraan sama lengahnya dengan orang yang sedang mabuk.

Di Indonesia sendiri mulai disosialisasikan dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (selanjutnya disebut UU Lalu Lintas). Didalamnya terdapat pasal yang berhubungan dengan penggunaan ponsel yaitu Pasal 106 ayat 1 yaitu: “Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib mengemudikan kendaraannya dengan wajar dan penuh konsentrasi”.3

Pengertian wajib mengendarai dengan penuh konsenterasi, mencakup melarang kegiatan-kegiatan yang mengganggu konsentrasi berkendara. Misalnya minum-minuman keras saat berkendara, mengkonsumsi obat terlarang, menggunakan HP dan lain sebagainya. Kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

Pasal 283

setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi oleh suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi di jalan sebagaimana pasal 106 ayat (1), dipidana dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan kurungan atau denda paling banyak Rp 750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu

rupiah).4

Melihat pasal tersebut, bahwasanya memakai telepon seluler sangatlah mengganggu konsentrasi saat mengemudikan kendaraan karena bisa

3

Tim Kreatif NusaMedia, Undang-Undang Lalu Lintas; UU RI No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, (Bandung: NusaMedia, 2010), hal 78

4


(15)

4

menimbulkan terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan, karena keselamatan dalam berkendara adalah prioritas yang sangat penting saat mengemudikan kendaraan.

Menggunakan ponsel untuk berbicara saat mengemudikan kendaraan apalagi mengetik dan mengirim SMS. Hal ini sangat berbahaya. Karena saat Anda berbicara melalui ponsel, Anda sama lengahnya dengan seorang pemabuk. Apalagi jika Anda mengetik SMS, maka tingkat kewaspadaan Anda akan jauh berkurang. Prinsipnya adalah fokus mengendarai kendaraan Anda saat sedang berkendara lalu fokus menelpon saat tidak mengemudi.

Dalam beraktivitas di dunia ini, makhluk hidup termasuk manusia memiliki naluri untuk menjaga keselamatan dirinya. Demikian pula halnya dalam berlalu lintas. Sayangnya naluri ini sering kali tidak ditingkatkan menjadi sebuah kesadaran yang terstruktur dalam serangkaian tindakan yang dapat menjamin keselamatan lalu lintas bagi si pengguna jalan apabila bagi pengguna jalan lainnya. Oleh sebab itu pengetahuan mengenai keselamatan lalu lintas ini menjadi penting.

























﴿

ﺲﻨﻮﯿ

/

١٠

:

٢٢


(16)

Artinya: Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan (berlayar) di lautan. sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka Telah terkepung (bahaya), Maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata.(mereka berkata): "Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, Pastilah kami akan

termasuk orang-orang yang bersyukur". (QS. Yunus (10):22)

Keselamatan sangatlah penting saat mengemudikan kendaraan, apabila para pengemudi tidak mengutamakan keselamatan maka yang akan terjadi adalah kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas itu digolongkan atas: kecelakaan lalu lintas ringan, kecelakaan lalu lintas sedang, dan kecelakan lalu lintas berat. Kecelakaan lalu lintas ringan merupakan kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan kendaraan dan/atau barang, kecelakaan lalu lintas sedang merupakan kecelakaan yang mengakibatkan luka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau barang, kecelakaan lalu lintas berat merupakan kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia atau luka berat. Apabila terjadi sebuah kecelakaan, maka hendaklah mendatangi tempat kejadian dengan segera dan memberi pertolongan kepada korban kecelakaan tersebut.

Pengemudi bisa diancam hukuman pidana karena kesalahannya yang menimbulkan terjadinya kecelakaan. Seseorang dapat dipidana karena tidak melakukan tugas TIBUM (yaitu memelihara ketertiban dan kelancaran kegiatan


(17)

6

masyarakat) antara lain tidak membantu pengendalian lalu lintas.5 Barang siapa karena kesalahan (kealpaannya) menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun. Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian selama waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama enam bulan.6

Waktu berkendara sangat berpengaruh dalam jenis, tingkatan parah korban dan faktor-faktor yang berkontribusi dalam menyebabkan kecelakaan. Kecelakaan yang terjadi pada malam hari saat arus lalu lintas relatif rendah, sangat mungkin merupakan kecelakaan tunggal yang disebabkan lelah atau mengantuknya pengemudi.7

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan telah disosialisasikan pada tahun 2009 dan diberlakukannya UU tersebut pada tahun 2010. Hukum diciptakan untuk dijalankan.8 Akan tetapi masyarakat belum melaksanakan dan mengetahui akan UU Lalu Lintas lebih jauh dan mematuhi UU tersebut yang telah diberlakukan agar terwujudnya keamanan, keselamatan, ketertiban, serta kelancaran berlalu lintas.

5

Barda Nawawi Arief, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan Dan Pengembangan Hukum Pidana, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1998), hal 148

6

Andi Hamzah, KUHP & KUHAP, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal 139-140 7

Leksmono Suryo Putranto, Rekayasa Lalu Lintas, (Jakarta: Indeks, 2007), hal 137 8


(18)

Banyak sekali orang yang mengerti hukum akan tetapi dalam pelaksanaannya mereka melakukan dan melanggar dari aturan yang telah ditetapkan dan diberlakukan aturan tersebut. Pentingnya kesadaran serta prilaku masyarakat bahwa penggunaan serta pemakaian telepon seluler sangat berbahaya dan mengganggu konsentrasi saat mengemudikan kendaraan.













﴿

ﻞﻤﻨﻠا

/

٢٧

:

١٨

Artinya:Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak

menyadari". (QS. An-Naml (27):18)

Apakah yang salah aturan hukum yang telah dibuat dan diberlakukan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009? Ataukah dari prilaku serta kesadaran masyarakat yang belum memahami dan mampu melakukan aturan tersebut? Inilah fenomena yang terjadi kenapa menjadi masalah sosial yang sangat rumit dan komplek sehingga membutuhkan solusi yang tepat dalam hal penanggulangannya.

Oleh karena itu, untuk menggali lebih lanjut hal ini, penulis merasa tertarik untuk mengangkat dan mengulasnya dalam skripsi dengan judul: ”DAMPAK NEGATIF DAN SANKSI PEMAKAIAN TELEPON SELULER PADA SAAT MENGEMUDIKAN KENDARAAN (ANALISIS PASAL 106 AYAT (1)


(19)

8

UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENURUT HUKUM ISLAM)”.

B. Batasan Dan Rumusan Masalah

Sebelum penulis merumuskan judul, sangat penting untuk merumuskan permasalahanya terlebih dahulu karena permasalahan merupakan salah satu komponen yang menjiwai dari setiap penelitian sekaligus menjadi alasan atau dasar untuk mencari jawaban.9

1. Rumusan Masalah

1) Bagaimanakah dampak negatif dan sanksi dari pemakaian telepon seluler terhadap pengemudi kendaraan menurut hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan?

2) Bagaimana tinjauan hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan terhadap keselamatan berlalu lintas?

3) Bagaimana pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan mengatur pemakaian telepon seluler pada saat berkendara?

2. Batasan Masalah

9


(20)

1) Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan mengatur pemakaian telepon seluler pada saat berkendara.

2) Mengetahui dampak negatif dan sanksi dari pemakaian telepon seluler terhadap pengemudi kendaraan menurut hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian akan dirumuskan secara deklaratif dan merupakan pernyataan-pernyataan tentang apa yang hendak dicapai dalam penelitian tersebut.10

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui dampak negatif dan sanksi dari pemakaian telepon seluler pada saat mengemudikan kendaraan.

2) Untuk meningkatkan kewaspadaan kepada pengemudi kendaraan pada saat mengemudikan kendaraan agar lebih berhati-hati dalam mengemudikan kendaraannya, karena lengah sedikit fatal akibatnya bisa menyebabkan kecelakaan lalu lintas.

3) Untuk lebih konsentrasi dan fokus dalam mengemudikan kendaraan, karena mengemudikan kendaraan wajib dengan penuh konsentrasi, agar

10


(21)

10

terhindar dari kecelakaan lalu lintas guna memelihara keselamatan, kenyamanan, keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.

Penelitian ini diharapkan berguna bagi kalangan akademisi maupun masyarakat umum dalam rangka memperkaya wawasan bagi masyarakat luas khususnya bagi pengemudi kendaraan agar lebih tertib dalam berlalu lintas dan mematuhi peraturan yang berlaku dimasyarakat yang dimuat dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. Manfaat bagi penelitian ini adalah untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas agar terciptanya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.

D. Kajian Pustaka

Berdasarkan telaah yang dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan penulis melihat ada yang membahas tentang lalu lintas, seperti pada skripsi dibawah ini :

Sayidi. Kelalaian yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan

korban meninggal dunia. Jurusan Jinayah Siyasah Syar’iyyah, Fakultas Syari’ah

& Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Pada skripsi diatas membahas tentang kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban meninggal dunia karena kelalaian si pengemudi. Dan dalam skripsi diatas tidak menerangkan disebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas secara spesifik dikarenakan sesuatu perbuatan/tindakan kelalaian si


(22)

pengemudi hanya menganalisis kecelakaan lalu lintas karena kelalaian dari sudut pandang umum.

Tetapi yang dibahas dalam skripsi ini adalah tentang Dampak negatif dan sanksi pemakaian telepon seluler pada saat mengemudikan kendaraan dalam analisis Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Menurut Hukum Islam, diterangkan perbuatan/tindakan si pengemudi yang dapat membahayakan hingga bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan lalu lintas serta sanksi dan dendanya. Jadi disinilah letak perbedaan dengan skripsi sebelumnya.

E. Metode Penelitian

Dalam membahas masalah-masalah dalam penyusunan skripsi ini, diperlukan suatu penelitian tidak lain untuk memperoleh data yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dan gambaran dari masalah tersebut secara jelas dan akurat. Ada beberapa metode yang akan penulis gunakan antara lain :

1. Jenis penelitian, penulis menggunakan jenis penelitian normatif. Penelitian normatif berusaha untuk mengkaji fenomena yang muncul dari segi normatif hukum.11 Untuk melengkapi data-data normatif, penulis berusaha untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dilapangan dengan cara observasi dan interview.

2. Sumber Data

11


(23)

12

Berdasarkan jenis dan bentuknya, data yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder yang diperoleh dari study kepustakaan.12 Dalam pengumpulan data sekunder, ada data yang berupa bahan hukum yang terdiri dari:

a) Bahan hukum primer, adalah bahan-bahan hukum yang mengikat. Adapun bahan hukum primer yaitu:

1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

2) Kitab al-Tasyri’ al-Jina’i al-Islami, Jilid II. 3) Kitab Kifayah al-Akhyar, Juz II.

4) KUHP.

5) Al-Qur’an dan Terjemahannya.

b) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang menjelaskan tentang bahan hukum primer. Adapun bahan hukum sekunder yang penulis gunakan yaitu:

1) Buku-buku mengenai berkendaraan.

2) Buku-buku mengenai sanksi yang menyebabkan kematian akibat kelalaian menurut hukum Islam dan hukum positif.

3) Artikel tentang dampak negatif pemakaian telepon seluler pada saat mengemudikan kendaraan baik dari media internet, majalah atau dari koran.

12


(24)

4) Bahan-bahan kuliah seperti diktat, tesis, catatan-catatan perkuliahan yang berkaitan dengan skripsi hukum.

c) Bahan hukum tersier, adapun bahan hukum tersier yaitu: 1) Kamus

3. Tehnik Pengumpulan data

Pengumpulan data di lakukan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan studi kepustakaan di lakukan di beberapa tempat yaitu perpustakaan universitas syarif hidayatullah, perpustakaan nasional maupun daerah dan akses data melalui internet.

a) Observasi, yaitu dengan cara mengadakan analisis, pengamatan dan pencatatan secara terperinci dan sistematis.13 Peneliti mengadakan pengamatan secara langsung ke lapangan, hal ini dilakukan oleh penulis bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dilapangan.

b) Interview (wawancara) dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara

lisan kepada para pihak yang terkait dan berhubungan dengan yang akan diteliti. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi yang lebih jelas dan akurat berkaitan dengan hal yang diteliti.14

4. Teknik Analisis Data

13

Sutrisno Hadi, Metedeologi Research, (Yogyakarta: Andi, 2000), hal 381 14

Metedologi Penelitian Sosial, Terapan dan Kebijaksanaan, (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, 2000), hal 39


(25)

14

Data hasil penelitian yang telah dikumpulkan sepenuhnya dianalisis secara kualitatif. Analisis data dilakukan setiap saat pengumpulan data di lapangan sacara berkesinambungan. Diawali dengan proses klarifikasi data agar tercapai konsistensi di lapangan dengan langkah abstrkaksi-abstraksi teoritis terhadap informas di lapangan, dengan mempertimbangkan, menghasilkan pernyataan-pernyataan yang sangat memungkinkan yang dianggap mendasar dan universal.15

5. Teknik Penulisan Skripsi

Teknik penulisan skripsi ini merujuk pada buku pedoman penulisan skripsi, tesis, disertasi, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.

F. Sistematika Penulisan

Masalah yang penulis bahas dalam skripsi ini, dibagi dalam lima bab, dengan perincian sebagai berikut:

BAB I Merupakan pendahulan yang mencakup latar belakang

masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

15

Burhan Bagin, Metode Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-3, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2004), hal 101


(26)

BAB II Keselamatan dalam berkendaraan menurut hukum islam yang meliputi pengertian, fungsi dan manfaat telepon seluler, tata cara dan etika berkendaraan, keselamatan dalam

berkendaraan menurut hukum islam.

BAB III Keselamatan dalam berkendaraan menurut undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan yang meliputi pengertian dan jenis kendaraan, pengertian dan persyaratan pengemudi, karakteristik pengemudi dan cara aman berkendara, keselamatan dalam berkendaraan menurut undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.

BAB IV Analisis hukum islam pada saat mengemudikan kendaraan yang meliputi dampak negatif pemakaian telepon seluler pada saat mengemudikan kendaraan, upaya penanggulangan serta penanganannya, sanksi serta dendanya, sanksi tindak pidana pembunuhan yang

diakibatkan karena kelalaian, dalam hukum positif dan dalam hukum islam.

BAB V Merupakan akhir dan penutup dari seluruh rangkaian pembahasan dalam penulisan skripsi yang berisi kesimpulan dan saran-saran.


(27)

16

BAB II

KESELAMATAN DALAM BERKENDARAAN MENURUT HUKUM ISLAM A. Pengertian, Fungsi Dan Manfaat Telepon Seluler

Telepon selular (ponsel) atau handphone (HP) adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa kemana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless). Telekomunikasi adalah setiap pemancar, pengiriman, dan/atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya.1 Perangkat telekomunikasi adalah sekelompok alat telekomunikasi yang memungkinkan bertelekomunikasi.2 Alat telekomunikasi adalah setiap alat perlengkapan yang digunakan dalam bertelekomunikasi.3 Telepon seluler merupakan produk yang dihasilkan dari penerapan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan, dan

1

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi, pasal 1 ayat (1) 2

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi, pasal 1 ayat (3) 3

Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi, pasal 1 ayat (2)


(28)

peningkatan mutu kehidupan manusia.4 Ilmu pengetahuan adalah rangkaian pengetahuan yang digali, disusun, dan dikembangkan secara sistematis dengan menggunakan pendekatan tertentu yang dilandasi oleh metodologi ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif, kualitatif, maupun eksploratif untuk menerangkan pembuktian gejala alam dan/atau gejala kemasyarakatan tertentu.5 Telepon selular yang pertama keluar berbentuk sangat besar sehingga tidak memungkinkan penggunanya untuk membawanya kemana-mana dengan memasukkannya kedalam kantong. Semakin berkembangnya jaman maka semakin berkembang pula bentuk dari sebuah telepon seluler.6 Pada generasi terbaru ini telepon seluler memiliki bentuk yang kecil, praktis, ringan, dan memiliki baterai untuk rentang waktu yang lama.7

Telepon Seluler atau ponsel (HP) berfungsi untuk melakukan dan menerima panggilan telepon. Selain berfungsi untuk melakukan dan menerima panggilan telepon, ponsel umumnya juga mempunyai fungsi pengiriman dan penerimaan pesan singkat (short message service alias SMS). Mengikuti perkembangan teknologi digital, kini ponsel juga dilengkapi dengan berbagai pilihan fitur, seperti bisa menangkap siaran radio dan

4

http://www.wikipedia.org/telepon_selular.htm, diakses pada 03 November 2010 5

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, pasal 1 ayat (2)

6

http://www.kompasiana.com/sejarah telepon seluler.htm, diakses pada 03 November 2010 7

http://www.forumkami.com/forum/sejarah/22827-sejarah-munculnya-telepon-seluler.html, diakses pada 03 November 2010


(29)

18

televisi, perangkat lunak pemutar audio (MP3) dan video, kamera digital, game, dan layanan internet (WAP, GPRS, 3G). Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia.8

Berbagai kemudahan telah diciptakan bagi kita manusia, sekarang tergantung dari bagaimana sikap kita terhadap perkembangan teknologi yang ada yang tidak menghambat kita karena kita dapat tetap beraktivitas tanpa terpaku disatu tempat. Kita tentu harus menggunakannya sebijak mungkin agar tidak mengalami gangguan atau dampak-dampak negatif bagi diri kita sendiri karena sebagaimana dijelaskan pada tiap teknologi yang ada bahwa setiap alat diatas selalu memiliki kekurangannya sendiri-sendiri.9 Dilihat dari sisi resiko bahaya, telepon seluler telah menjadi salah satu penyebab kecelakaan dalam berkendaraan. Ada beberapa orang yang menelepon dalam keadaan menyupir (mengemudikan kendaraan) sehingga mereka cenderung lebih fokus pada telepon mereka dari pada kondisi jalan sehingga memicu terjadinya kecelakaan.

8

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, pasal 1 ayat (2)

9

http://www.listrikindonesia.com/berita-122-telepon-seluler-rokok-dan-listrik.html, diakses pada 03 November 2010


(30)

B. Tata Cara Dan Etika Berkendaraan 1. Tata Cara Berkendaraan

Melihat perkembangan zaman yang sangat pesat, maka nikmat Allah yang diberikan kepada manusia begitu banyak sehingga mereka pun bisa membuat berbagai macam dan ragam kendaraan. Dahulu mereka cuma mengendarai binatang-binatang berupa keledai, kuda, dan lainnya. Kemudian mereka wujudkan semua itu dalam bentuk kendaraan yang lebih bagus, lebih kuat, lebih indah dan lebih cepat dengan adanya sepeda, motor, mobil, pesawat, dan lainnya. Allah SWT berfirman:







﴿

ﻞﺤﻨﻠا

/

١٦

:

٨

Artinya: Dan (Dia Telah menciptakan) kuda, bagal (peranakan kuda dengan

keledai) dan keledai, agar kamu menungganginya dan

(menjadikannya) perhiasan. dan Allah menciptakan apa yang kamu

tidak mengetahuinya. (QS. An-Nahl (16):8)

Dengan adanya berbagai macam nikmat tersebut, hendaklah kita sebagai orang-orang yang beriman, senantiasa mengingat dan mensyukuri nikmat-nikmat tersebut. Bukan hanya mengingat bagaimana nikmat-nikmatnya naik kendaraan, cepatnya sampai ketujuan, dan bukan pula karena bagusnya kendaraan tersebut. Bahkan seyogyanya kita mengingat dan mensyukuri nikmat tersebut.

Oleh karena itu, perlu kita ingat bahwa dalam berkendaraan pun terdapat tata cara, sebagai bukti kesyukuran kita terhadap nikmat-nikmat itu, adapun tata cara menurut syar’i ketika berkendaraan yaitu:


(31)

20

a) Mengingat Allah dan berdo’a saat berkendaraan

Seorang dianjurkan ketika awal memulai perjalanan agar membaca do’a sebelum naik kendaraan yang pernah diajarkan oleh Nabi SAW kepada umatnya. Hikmahnya agar kita selalu mengingat Allah yang telah menganugerahkan dan menundukkan bagi kita kendaraan tersebut.

b) Tidak melanggar peraturan ketika berkendaraan

Wajib bagi kita untuk menaati peraturan-peraturan yang berlaku ketika berkendaraan, seperti diwajibkan memakai helm, mempunyai surat-surat yang diperlukan ketika berkendaraan (SIM & STNK), berhenti ketika melihat lampu merah, dan lain-lain. Semua hal tersebut adalah kewajiban kita sebagai pengendara dan sebagai bentuk ketaatan kepada penguasa/pemerintah. Dalilnya adalah firman Allah:



















﴿

ﺀﺎﺴﻨﻠا

/

٤

:

٥٩

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilahm Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika

kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka

kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan

lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisaa’ (4):59)

Mentaati pemerintah ialah menyelesaikan dengan patuh dan melaksanakannya dengan baik segala apa yang diperintahkan yang


(32)

mendatangkan kemuslihatan dan menjauhkan kemelaratan kepada/daripada rakyat, asal saja tidak berlawanan dengan syari’at yang telah ditetapkan dan dengan yang telah diputuskan ulul amri.10 Hukum syari’at adalah ketentuan Allah yang berkaitan dengan perbuatan subjek hukum, berupa melakukan suatu perbuatan, memilih, atau menentukan sesuatu sebagai syarat, sebab, atau penghalang.11 Jika penguasa memerintahkan dilarang menggukanan HP atau pakai helm atau SIM dan STNK, maka wajib bagi seorang muslim untuk mentaatinya, walaupun menggunakan HP, memakai helm, membuat SIM, dan STNK pada asalnya adalah mubah. Namun ketika penguasa memerintahkannya, maka hukumnya berubah menjadi wajib. Jadi, dilarang menggunakan HP, memakai helm, atau SIM dan STNK saat berkendaraan adalah perkara yang wajib.

c) Tidak ugal-ugalan di jalan raya

Seseorang hendaklah memperhatikan keselamatan dirinya dan keselamatan orang lain ketika berkendara. Jangan sampai kita menjadi sebab tertumpahnya darah seseorang serta rusaknya harta saudara kita. Jadi, darah dan harta seorang muslim adalah haram kita ganggu, apalagi ditumpahkan dan dirusak, karena harta dan darah seorang muslim memiliki kemuliaan disisi Allah. Dalam pandangan Islam, jiwa manusia

10

Hasbi Ash-Shiddieqy, Al-Islam II, (Jakarta: Bulan Bintang, 1952), hal 437 11


(33)

22

sangatlah berharga dan darah setiap manusia adalah suci dimata Allah, karena itu setiap jiwa harus dilindungi dan diselamatkan. Tak seorangpun yang berhak mengambil nyawa seseorang bahkan nyawanya sendiripun tidak berhak diambil.12













﴿

ﺀاﺮﺴﻻا

/

١٧

:

٣٣

Artinya: Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. dan barangsiapa dibunuh secara zalim, Maka Sesungguhnya kami Telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan. (QS. Al- Israa’ (17):33)

Membunuh seorang muslim itu tidak halal, kecuali karena 3 sebab: (1) kafir sesudah beriman (murtad), (2) berzina sesudah pernah menikah, (3) membunuh orang tanpa alasan yang dibenarkan syara’, dengan lalim dan permusuhan.13









﴿

ﺀﺎﺴﻨﻠا

/

٤

:

٩٣

Artinya: Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta

menyediakan azab yang besar baginya. (QS. An-Nisaa’ (4):93)

12

Pradana Boy ZTF, Fikih Jalan tengah, (Jakarta: Hamdalah, 2008), hal 48 13

Imam Taqiyuddin Abi al-Husaini, Kifayah al-Akhyar, (T.tp: Dar Ihya Kutub al-Arabiyah, T.th), Juz II, hal 156


(34)

Ada kebiasaan buruk menimpa sebagian tempat di Indonesia Raya, adanya sebagian pemuda yang ugal-ugalan memamerkan “kelincahan” (kenakalan) mereka dalam mengendarai motor atau mobil di jalan raya. Ulah ugal-ugalan seperti ini bisa mengganggu, dan membuat takut bagi kaum muslimin yang berseliweran, dan berada dekat dengan TKP (Tempat Kejadian Perkara). Bahkan terkadang mereka menabrak sebagian orang maupun pejalan kaki sehingga orang-orang merasa kaget dan takut lewat, karena mendengar suara dentuman knalpot mereka yang dirancang bagaikan suara meriam yang sedang balapan liar. Pejalan kaki adalah setiap orang yang berjalan di ruang lalu lintas jalan.14 Betapa merasa kaget dan takutnya kaum muslimin yang lewat atau berada dilokasi balapan, maka kita bisa pastikan bahwa balapan liar seperti ini, hukumnya haram. Apalagi pemerintah sendiri melarang hal tersebut, karena dapat menimbulkan bahaya bagi diri mereka, dan masyarakat. d) Merawat kendaraan dan tidak membebani melebihi kapasitasnya

Kendaraan adalah nikmat dari Allah, maka hendaklah kita merawatnya dengan baik dan bukan sekedar hanya memakainya sesuka hati. Sebagaimana binatang ternak yang kita miliki, kita tak boleh membebaninya lebih dari kemampuannya. Diantara wujud kesyukuran

14

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1 ayat (26)


(35)

24

kita kepada Allah, kita harus menyayangi kendaraan, apakah berupa hewan atau bukan, dan tidak membebaninya lebih kemampuannya.

Jadi, seorang muslim tidak boleh membebani kendaraan lebih dari kemampuannya, sehingga ia letih atau rusak. Kita juga harus memperhatikan bensinnya, dan olinya sebagaimana halnya jika kendaraan berupa hewan, maka kita harus memperhatikan makanan, dan perawatannya. Kendaraan yang kita miliki harus kita rawat dengan baik, jangan dibiarkan terparkir dibawah terik matahari, tapi carilah naungan baginya. Jangan kalian bebani melebihi kapasitas kemampuan yang telah ditetapkan baginya.

e) Memperlambat laju kendaraan ketika berjalan di jalan yang sempit (lorong) dan mempercepat ketika berjalan di jalan yang lapang

Apabila melakukan perjalanan dalam berkendaraan hendaklah pelan dalam berjalan karena khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yaitu musibah atau malapetaka yang bisa membahayakan keselamatan yang menjadi celaka bagi pengguna lainnya. Pengguna Jalan adalah orang yang menggunakan Jalan untuk berlalu lintas.15 Jalan adalah seluruh bagian Jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di

15

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1 ayat (27)


(36)

atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel.16 Maka sepantasnya ketika berkendaraan, kita tenang dan tidak terburu-buru, karena terburu-buru itu datangnya dari setan. Boleh mempercepat kendaraan jika tidak melampaui batas sehingga ia dianggap terburu-buru, jika ada kemaslahatan, dan tidak menimbulkan kerugian dan bahaya.



 

﴿

ﻦﺎﻤﻘﻠ

/

٣١

:

١٩

Artinya: Dan sederhanalah kamu dalam berjalan (Maksudnya: ketika kamu berjalan, janganlah terlampau cepat dan jangan pula terlalu lambat) dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

(QS. Luqman (31):19) f) Memberi hak kepada jalanan

Jalanan juga mempunyai hak-hak untuk kita penuhi. Ada 5 haknya jalan yang diajarkan Rasulullah SAW:

1) Menundukkan pandangan dari melihat perkara haram (seperti melihat kecantikan wanita yang bukan mahram). Al-Quran memerintahkan kepada lelaki dan wanita agar menundukkan pandangan mata mereka, memelihara kemaluan mereka, sebab dua masalah tersebut mempunyai hubungan kausalitas. Dan kedua sikap tersebut

16

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1 ayat (12)


(37)

26

disampaikan oleh Al-Quran sebagai cara suci dan terhormat bagi kedua jenis manusia, yang menurut etika dipandang lebih baik.17





﴿

ﺀاﺮﺴﻻا

/

١٧

:

٣٢

Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang

buruk. (QS. Al-Israa’ (17):32)

2) Menghilangkan gangguan apa saja (misalnya, tidak buang sampah & kotoran di jalan, tidak menggoda wanita, tidak menyakiti orang lain, dan lainnya). Tidak boleh mengganggu jalan orang-orang muslim, akan tetapi wajib memberi kemudahan dan menghilangkan sesuatu yang mengganggu perjalanan mereka.18 Tidak boleh menjadikan jalan tersebut sebagai tempat menambatkan hewan tunggangannya, atau sebagai tempat parkir kendaraannya. Karena ini membuat jalan tersebut menjadi sempit dan mengakibatkan terjadinya kecelakaan.19











﴿

ﺐاﺰﺣﻻا

/

٣٣:٥٨

Artinya: Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, Maka Sesungguhnya mereka Telah memikul kebohongan dan dosa

yang nyata. (QS. Al-Ahzab (33):58)

17

Abu Ahmadi, Dosa Dalam Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hal 58 18

Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-Hari, (Jakarta: Gema Insani, 2005), hal 457

19


(38)

3) Menjawab salam orang yang mengucapkan salam kepada kita dari kalangan kaum muslimin.

4) Memerintahkan yang ma’ruf (misalnya, mengingatkan waktu sholat, mengajak bersedekah, dan lainnya).

5) Mencegah yang mungkar (misalnya, melarang para pemuda balapan liar, melarang orang bermaksiat di jalan, dan lainnya).

2. Etika Berkendaraan

a. Berdoa Kepada Tuhan YME Sebelum Mengemudikan Kendaraan

Keselamatan kita hanya Tuhan yang memberikan. Jika kita ditakdirkan kecelakaan mungkin dengan doa kita Tuhan dapat menghendaki lain dan akhirnya kita selamat di jalan.

b. Cek Persiapan Dan Kelengkapan Berkendara

Cek kondisi kesehatan kita apakah cukup layak mengendarai kendaraan ditempat umum. Hindari membawa kendaraan ketika sedang sakit atau sedang mabuk untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan. Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta


(39)

28

benda.20 Periksa dan cek pula surat-surat serta kondisi sepeda motor mulai dari rem, ban, bahan bakar, lampu sampai ke pakaian kita.

c. Jangan Emosi Di Jalan

Sifat egois, mudah terpancing emosi, mudah marah, mudah terhina adalah suatu kebodohan yang harus diubah. Terkadang disalip oleh kendaraan lain membuat kita tidak terima, apalagi yang menyalip adalah perempuan/wanita. Dikepot atau dibuat kaget dengan rem mendadak pun bisa membikin kita naik pitam sehingga dapat membuat urusan jadi panjang.

d. Jangan Mengandalkan Insting

Beloklah ketika tidak ada kendaraan lain dibelakang atau samping kita yang benar-benar dilihat dengan mata kepala sendiri. Jangan menyalip atau berbelok dengan kecepatan tinggi antara dua kendaraan dengan space yang kecil. Selain itu jangan terlalu pede pada salip menyalip karena kita bisa tertabrak kendaraan dari arah berlawanan jika salah perhitungan. Jangan ambil resiko dengan peluang yang kecil, lebih baik pelan tapi selamat daripada kencang tapi mati.

e. Konsentrasi Penuh

Bila kesadaran berkurang entah karena sakit, ngantuk, mabok, banyak masalah dan lain sebagainya sebaiknya naik angkutan umum saja.

20

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1 ayat (24)


(40)

Angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan diruang lalu lintas jalan.21 Mengendarai kendaraan bermotor perlu konsentrasi penuh. Sedikit melamun, mengantuk, tertidur, kelamaan menengok, menggunakan HP, dan lain sebagainya dapat membuat kita menabrak kendaraan atau sesuatu didepan kita. “Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib mengemudikan kendaraannya dengan wajar dan penuh konsentrasi”.22 Sadari waktu dalam kemampuan reaksi kita mulai dari ada rem mendadak sampai berhenti lalu hitung kira-kira jaraknya berapa agar tidak menabrak depan kita. Berhenti adalah keadaan Kendaraan tidak bergerak untuk sementara dan tidak ditinggalkan pengemudinya.23

f. Biasakan Mengalah Pada Begundal Jalanan

Apabila ada pengendara lain yang sedang emosi jangan kita layani kemarahannya. Cukup minta maaf, ngalah, legowo, lapang dada, berbesar hati menerima caci maki dan belaga pilon agar urusan tidak menjadi panjang yang justru bisa sangat merugikan kita.

g. Waspada/Hati-Hati Pada Kendaraan Umum Seperti Angkot dan Bus

21

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1 ayat (3)

22

Tim Kreatif NusaMedia, Undang-Undang Lalu Lintas; UU RI No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, (Bandung: NusaMedia, 2010), hal 78

23

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1 ayat (16)


(41)

30

Kendaraan umum seperti angkot dan bus sering sekali bersikap ugal-ugalan di jalan. Tidak jarang pula mereka menabrak kendaraan lain dengan berbagai alasan. Sebaiknya jangan melawan kendaraan umum yang lagi ugal-ugalan agar kita tidak diciderai oleh mereka. Barang siapa merusak harta orang lain (apapun jenisnya dari harta yang bernilai, dan ia menggunakannya tanpa seizin pemiliknya), maka ia wajib menjamin ganti rugi kerusakan tersebut. Demikian juga orang yang menyebabkan rusaknya milik orang lain maka ia harus menjamin gantinya.24

h. Patuhi Peraturan dan Rambu Lalu Lintas Jalan Raya

Menyerobot lampu merah sebelum lampu hijau menyala sering terjadi. Sama halnya dengan menyerobot pintu perlintasan kereta api/krl dan memutar arah tidak pada tempat yang diizinkan serta berbagai bentuk pelanggaran lainnya. Semua itu bisa membawa malapetaka yang dahsyat jika kita sedang sial.

i. Jangan Mengambil Jalan Melawan Arus Atau Menghambat Arah Lawan Terkadang ketika lampu merah, motor akan mengambil jalur arah berlawanan yang kosong. Awalnya mungkin hanya satu jalur motor, namun kelamaan pengendara motor yang brengsek tidak mau antri akan mengambil sisa jalur lawan yang ada sehingga kendaraan dari jalur berlawanan tidak bisa lewat dan menyebabkan macet total. Kendaraan dari arah lawan bisa berang atau khilaf yang bisa menabrak dan mencelakakan

24


(42)

kita. Allah mengharamkan pelanggaran dan perampasan terhadap semua jenis harta milik orang lain tanpa alasan yang benar. Allah juga mensyariatkan jaminan terhadap milik orang yang dirusak tanpa alasan yang benar, walaupun tidak dengan sengaja.25

j. Waspada Penjahat Pencurian Kendaraan

Hati-hatilah pada penjahat yang mau mencuri kendaraan kita. Mencuri ialah mengambil harta orang lain dengan cara sembunyi-sembunyi dan mengeluarkan harta itu dari tempat penyimpanannya.26











﴿

ةدﺌﺎﻤﻠا

/

٥

:

٣٨

Artinya: Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa

lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Maaidah (5):38)

Kejahatan mencuri takkan dapat dipunahkan kecuali dengan menerapkan syari’at Islam, yaitu memotong tangan pelakunya. Pelaksanaan hukum potong tangan akan membuat para pencuri menjadi jera, dan mereka tidak akan mau lagi melakukan pekerjaan mencuri mengingat hukuman yang amat keras itu.27 Hukum syari’at adalah ketentuan Allah yang berkaitan

25

Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-Hari, hal 501 26

Imam Taqiyuddin Abi al-Husaini, Kifayah al-Akhyar, (T.tp: Dar Ihya Kutub al-Arabiyah, T.th), Juz II, hal 188

27


(43)

32

dengan perbuatan subjek hukum, berupa melakukan suatu perbuatan, memilih, atau menentukan sesuatu sebagai syarat, sebab, atau penghalang.28 Terkadang mereka tega membunuh kita demi hanya kendaraan yang kita pakai. Awasi tingkal laku kendaraan disamping kiri, kanan, depan dan belakang baik dalam situasi dan kondisi berhenti maupun jalan. Jika perlu gunakan kunci ganda (kunci tambahan) pada kendaraan agar lebih aman.

C. Keselamatan Dalam Berkendara Menurut Hukum Islam

Manusia adalah adalah pelaku dalam kehidupan ini, dalam setiap gerak aktifitas sudah pasti manusia lebih mengutamakan keselamatan dan kenyamanan. Keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia, kendaraan, jalan, dan/atau lingkungan.29 Dan semestinya pula prinsip dari keamanan dan kenyamanan itu terdapat pula pada akitifitas berkendaraan. Keamanan lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu keadaan terbebasnya setiap orang, barang, dan/atau kendaraan dari gangguan perbuatan melawan hukum, dan/atau rasa takut dalam berlalu lintas.30 Berkendara adalah suatu kegiatan yang

28

Muhammad Abu Zahrah, Ushul al-Fiqh, (Kairo: Dar al-Fikr al-‘Arabi, 1958), hal 26 29

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1 ayat (31)

30

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 1 ayat (30)


(44)

sangat lumrah di zaman ini karena sebuah tuntutan zaman untuk melakukan kegiatan dalam gerak aktifitas yang cepat. Dalam mengemudikan kendaraan setiap orang dituntut untuk mengutamakan keselamatan agar terciptanya suasana nyaman dan merasa aman dalam berkendaraan, karena keselamatan adalah prioritas dalam berkendaraan.

Ada 2 hal yang perlu diketahui hingga akan tercipta suatu kondisi yang nyaman dan selalu merasa aman dalam berkendaraan yaitu:

1) Faktor Intern (Dalam)

Faktor intern adalah faktor yang terdapat dalam pribadi pengendara yaitu segala sesuatu yang menunjang hingga terciptanya rasa aman dan nyaman dalam berkendaraan ialah sikap ketika kita berkendara. Perlu kita ketahui suatu kebijakan yang sangat bagus ketika kita dituntut untuk mematuhi peraturan lalu lintas yang dibuat oleh pihak berwenang dalam hal ini polisi lalu lintas yang dibuat tidak lain untuk terciptanya rasa aman dan nyaman dalam berkendaraan, namun nyatanya sangat minim kesadaran pengendara untuk mematuhinya, jauh dari pada itu suatu etika yang sangat salah ketika sebuah pabrik kendaraan bermotor telah mendesain kendaraan bermotor itu dengan segala macam pertimbangan untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan dalam berkendaraan tapi banyak dari sikap pengendara yang dengan seenaknya mendesain ulang tanpa pertimbangan dan pemikiran tentang keselamatan dan kenyamanan dalam berkendara. Suatu contoh yang sangat umum dapat kita lihat ketika tidak sedikit pengendara yang membuka


(45)

34

kaca spion tanpa memikirkan akibatnya bahwa suatu pabrik kendaraan bermotor memakai kaca spion pada kendaraan untuk kemudahan kita dalam melihat kondisi belakang kita saat dalam berkendaraan.

2) Faktor Ekstern (Luar)

Faktor ini sangat sedikit pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor intern tetapi perlu juga kita ketahui bahwa faktor ekstern juga perlu kita bahas. Untuk faktor ekstern yang perlu kita ketahui adalah suatu sikap yang timbul karena ada dorongan atau pengaruh dari luar. Biasanya terjadi ketika lingkungan tempat kita tinggal atau komunitas kita sedang ngetren atau asyik dalam memodifikasi kendaraannya. Tetapi yang salah dari modif itu adalah tidak memperhatikan sama sekali terhadap keselamatan dan kenyamanan dalam berkendaraaan. Manusia dianugerahi kemampuan untuk berbuat dan kemampuan manusia ini merupakan kenyataan yang sesuai dengan perbuatan manusia (pilihan alternatif).31 Dua jenis tindakan manusia:

1- Suatu perbuatan yang dilakukan dalam keadaan terpaksa (secara tak sengaja), dan

2- Perbuatan yang manusia bisa memilih untuk melakukannya atau tidak, misalnya tindakan yang dilakukan manusia dengan pengetahuan dan keinginannya tanpa dipaksakan oleh kewajiban tertentu.

Apa yang terjadi pada diri manusia adalah karena apa yang diusahakannya, karena itu manusia memiliki kebebasan untuk berkehendak dan sekaligus

31


(46)

bertindak. Dalam pandangan Abd al-Jabar, manusia diberikan kemampuan untuk bertindak, dan kemampuan adalah realitas yang menegaskan kebebasan tindakan manusia.32

Peraturan yang telah dibuat bukan untuk dilanggar tetapi untuk ditaati karena yakinlah ketika kita mengendarai kendaraan dengan patuh dan taat pada peraturan, maka rasa aman dan nyaman akan hadir dalam setiap pengendara, dan perlu kita ketahui bersama bahwa tidak ada peraturan lalu lintas yang dibuat merugikan pengendara.

Berbicara tentang berbagai macam kenyamanan dan keamanan dalam berkendara pasti tidak akan lepas dari berbagai kejadian yang terjadi di jalan misalnya saja suatu sikap ingin selalu tampil didepan atau lebih cepat dari yang lain. Sebenarnya kebiasaan ini harus ditinggalkan sedini mungkin dan harus jauh dari setiap diri pengendara karena sikap ini hanya akan merugikan diri sendiri. Buktinya berbagai macam kejadian yang menimpa ketika sikap ugal-ugalan atau sama sekali tidak menghiraukan peraturan lalu lintas saat berkendaraan yaitu terjadinya kecelakaan.











32


(1)

103

peraturan-peraturan yang berlaku ketika berkendaraan dan sebagai bentuk ketaatan kepada penguasa (ulil amri).

B. Saran

Dalam menyikapi permasalahan yang berkaitan, tanpa bermaksud untuk mengurai, penulis mempunyai beberapa pandangan atau saran-saran yang bertujuan membantu pihak-pihak yang bersangkutan. Beberapa saran dalam penulisan ini, seperti berikut:

1. Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk lebih mensadari bahwasanya dampak pemakaian ponsel pada saat mengemudikan kendaraan sangatlah berbahaya karena berpotensi menyebabkan kecelakaan.

2. Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk lebih konsentrasi dan fokus dalam mengemudikan kendaraan, karena mengemudikan kendaraan wajib dengan penuh konsentrasi, agar terhindar dari kecelakaan lalu lintas guna memelihara keselamatan, kenyamanan, keamanan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas.

3. Penulis menghimbau kepada seluruh masyarakat agar lebih waspada dan berhati-hati pada saat mengemudikan kendaraan, karena keselamatan adalah prioritas dalam mengemudikan kendaraan. Dan patuhilah segala peraturan yang berlaku.


(2)

104

DAFTAR PUSTAKA

Adjis, Chairil A, SH, MSi, dan Akasyah, Dudi S.Ag, MSi, Kriminologi Syariah, Jakarta: RMBooks, 2007.

Ahmadi, Abu, Drs., H., Dosa Dalam Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 1991.

Al-Buti, Said Ramadhan, Dlawabit al-Maslahah fi al-syariah al-Islamiyah, Beirut: Muassasah al-Risalah, 1977.

Al-Fauzan, Saleh, Fiqih Sehari-Hari, Jakarta: Gema Insani, 2005.

Al-Husaini, Imam Taqiyuddin Abi, Kifayah Akhyar, Juz II, T.tp: Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyah, T.th.

Amirudin dan Asikkin, Zainal, Pengantar Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo, 2004.

Arief, Barda Nawawi, Prof. Dr., S.H., Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan Pengembangan Hukum Pidana, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1998. Ashshofa, Burhan, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rineka Cipta, 1996. Ash-Shiddieqy, Hasbi, Prof., Dr., T.M., Al Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1952. Ash-Shiddieqy, Hasbi, Prof., Dr., T.M., Al Islam II, Jakarta: Bulan Bintang, 1952. Atmasasmita, Romli, Kapita Selekta Hukum Pidana Dan Kriminologi, Bandung:

Mandar Maju, 1995.

Audah, Abdul Qodir, al-Tasyri’ al-Jina’i al-Islami, Jilid II, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 2005.

Bagin, Burhan, Metode Penelitian Kualitatif (Aktualisasi Metodolodis ke Arah Ragam Variam Kontemporer), Jakarta: Raja Grafindo, 2004.

Bantuan pelayanan & Konsultasi Hukum Indonesia, Petunjuk Pelaksanaan Undang-Undang RI No. 14 Tentang lalu Lintas & Angkutan jalan 1993, Jakarta: 1993.

Boy ZTF, Pradana, Fikih Jalan tengah, Jakarta: Hamdalah, 2008. Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Jakarta: 2003. Djazuli, Ahmad, Fiqih Jinayah, Jakarta: Rajawali Pers, 2000.


(3)

105

Dzajuli, H. A., Prof., Drs., Fiqih Jinayah, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997. Hakim, Rahmat, Hukum Pidana Islam Fiqih Jinayah, Bandung: Pustaka Setia,

2000.

Haliman, Hukum Pidana Syari’at Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1960.

Hamzah, Andi, DR., S.H., Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Hamzah, Andi, DR., S.H., KUHP & KUHAP, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Hanafi, Ahmad, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta: Bulan Bintang, 2005.

Hanafi, Ahmad, M.A., Asas-Asas Hukum Pidana Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 2005.

Marpaung, Laden, Asas Teori-Praktik Hukum Pidana, Jakarta: Sinar Grafika, 2005.

Marpaung, Laden, Azas Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafindo, 2006. Moeljatno, Azas-Azas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Moeljatno, Fungsi Dan Tujuan Hukum Pidana Indonesia, Jakarta: Bina Aksara, 1985.

Mughniyah, Muhammad Jawad, Fiqih Lima Mazhab, Jakarta: Lentera, 1999. Mujieb, M. Abdul dkk, Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: Pustaka firdaus, 1994. Muslich, Ahmad Wardi, Pengantar dan Asas-Asas Hukum Pidana Islam, Jakarta:

Sinar Grafika, 2006.

Muslich, H. Ahmad Wardi, Drs., Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2005.

Naim, Mochtar, Kompendium Himpunan Ayat-Ayat Al-Qur’an Yang Berkaitan Dengan Hukum, Jakarta: Hasanah, 2001.

Putranto, Leksmono Suryo, Ir., M.T., Ph.D, Rekayasa Lalu Lintas, Jakarta: Indeks, 2007.

Prodjodikoro, Wirjono, Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia, Bandung: Eresco, 1989.


(4)

106

Santoso, Topo, dan Zulfa, Eva Achzani, Kriminologi, Jakarta: Raja Grafindo Gema Persada, 2005.

Setiardja, A. Gunawan, Dialektika Hukum Dan Moral Dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Yogyakarta: Kanisius, 1990.

Sholehuddin, M., DR., S.H., M.H., Sistem Sanksi Dalam Hukum Pidana, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003.

Soedjono, D., Sejarah Dan Azas-Azas Penologi (Pemasyarakatan), Bandung: Armico, 1984.

Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI PRESS, 1986. Subekti, R., Prof., S.H., R., Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata, Jakarta: Pradnya Paramita, 2002.

Suma, Muhammad Amin, Prof., Dr., MA, SH., Pidana Islam Di Indonesia, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001.

Syaukat, Hussain, Hak Asasi Manusia dalam Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 1996.

Tim Kreatif NusaMedia, Undang-Undang Lalu Lintas; UU RI No. 22 Tahun 2009, Bandung: NusaMedia, 2010.

Tirtobisono, Yan, Ekrom Z., Kamus 3 Bahasa: Arab-Inggris-Indonesia, Surabaya: Apollo.

Tunggal, Hadi Setia, S.H., Undang-Undang Telekomunikasi Beserta Peraturan Pelaksanaannya, Jakarta: Harvarindo, 2006.

Wahyono, Padmo, Indonesia Negara Berdasarkan Atas Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982.

Wasito, Hermawan, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992.

Zahrah, Muhammad Abu, Ushul al-Fiqh, Kairo: Dar al-Fikr al-‘Arabi, 1958.

Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.


(5)

107

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, Dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi.

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 Tentang Angkutan Jalan.

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana dan Lalu-Lintas Jalan.

Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 Tentang Kendaraan dan Pengemudi.

Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi.

Wawancara

Wawancara pribadi dengan Rachmat Syam mantan Satpam Perumahan Villa Billabong, Pada Tanggal 8 November 2010.

Wawancara pribadi dengan Junaedi Tukang Ojek Setempat, Pada Tanggal 8 November 2010.

Wawancara pribadi dengan Fitriyanto sebagai antar-jemput anak Sekolahan, Pada Tanggal 22 November 2010.

Wawancara pribadi dengan Nurmansyah sebagai karyawan swasta Hotel The Ritz Carlton Jakarta, Pada Tanggal 22 November 2010.

Wawancara pribadi dengan Soleh sebagai supir angkot 110 trayek Depok-Cinere, Pada Tanggal 23 November 2010.

Wawancara Pribadi Dengan Kanit Lantas Resor Metro Depok Sektor Bojonggede AKP Marsidi, Pada Tanggal 25 November 2010.

Wawancara Pribadi Dengan Polantas Polsek Bojonggede AKP Setya, Pada Tanggal 26 November 2010.


(6)

108 Artikel dari Internet

http//www.VIVANEWS.com, diakses pada 11 Mei 2010.

http://www.forumkami.com/forum/sejarah/22827-sejarah-munculnya-telepon-seluler.html, diakses pada 3 November 2010.

http://www.kompasiana.com/sejarah telepon seluler.htm, diakses pada 3 November 2010.

http://www.listrikindonesia.com/berita-122-telepon-seluler-rokok-dan-listrik.html, diakses pada 3 November 2010.