Pendahuluan Pengujian Sifat Fisik Tanah

83

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendahuluan

Pada bab iniakan dijelaskan mengenai hasil pengujian dan pembahasan penelitian uji kuat tekan bebas tanah lempung dengan bahan stabilisator gypsum dan semen dengan variasi kadar campuran 4, 8, 10 dan 15 pada masing- masing bahan pencampur dan lama waktu peram curing time adalah 15 hari. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dengan sampel tanah yang diperoleh dari Jalan Medan Tenggara, Medan, Sumatera Utara.

4.2 Pengujian Sifat Fisik Tanah

4.2.1 Pengujian Sifat Fisik Tanah Asli

Adapun hasil uji sifat fisik tanah asli ditunjukkan pada Tabel 4.1. Hasil- hasil pengujian sifat fisik tanah asli ini meliputi : • Kadar Air • Berat Jenis • Batas-batas Atterberg • Uji Analisa Butiran Universitas Sumatera Utara 84 Tabel 4.1Data Uji Sifat Fisik Tanah No Pengujian Hasil 1 Kadar Air Water Content 19,90 2 Berat Jenis Specific Gravity 2,65 3 Batas Cair Liquid Limit , LL 44,23 4 Batas Plastis Plastic Limit , PL 14,38 5 Indeks Plastisitas Plasticity Index , PI 29,85 6 Persen lolos saringan no. 200 62,00 Menurut sistem klasifikasi AASHTO, dimana diperoleh data berupa persentase tanah lolos ayakan no. 200 sebesar 62,00 dan nilai batas cair liquid limit sebesar 44,23 maka sampel tanah memenuhi persyaratan 35 lolos ayakan no. 200 dengan minimal lolos ayakan no. 200 sebesar 36, memiliki batas cair liquid limit ≥ 41 dan indeks plastisitas plasticity index 11, sehingga tanah sampel dapat diklasifikasikan dalam jenis tanah A-7-6. Menurut sistem klasifikasi USCS, dimana diperoleh data berupa persentase tanah lolos ayakan no. 200 sebesar 62,00 dan nilai batas cair liquid limit sebesar 44,23 sehingga dilakukan plot pada grafik penentuan klasifikasi tanah yaitu yang ditunjukkan pada Gambar 4.1.Dari hasil plot diperoleh tanah termasuk dalam kelompok CL yaitu lempung anorganik dengan plastisitas rendah sampai sedang. Universitas Sumatera Utara 85 Gambar 4.1Plot Grafik Klasifikasi USCS Gambar 4.2Grafik Analisa Saringan Universitas Sumatera Utara 86 Gambar 4.3Grafik Batas Cair Liquid Limit, Atterberg Limit

4.2.2 Pengujian Sifat Fisik Tanah dengan Bahan Stabilisator

Adapun hasil pengujian sifat fisik tanah yang telah dicampur dengan bahan stabilisator berupa gypsum dan semen ditunjukkan pada Tabel 4.2.Grafik hubungan antara nilai batas cair LL dengan variasi campuran ditunjukkan pada Gambar 4.4, hubungan antara nilai batas plastis PL dengan variasi campuran ditunjukkan pada Gambar 4.5 dan hubungan antara nilai indeks plastisitas IP dengan variasi campuran ditunjukkan pada Gambar 4.6. Universitas Sumatera Utara 87 Tabel 4.2Data Hasil Uji Atterberg Limit Sampel Batas - Batas Atterberg LL PL IP Tanah Asli 44,23 14,38 29,85 4 GYPSUM , 15 hari 39,75 15,83 23,92 8 GYPSUM , 15 hari 37,83 17,55 20,29 10 GYPSUM , 15 hari 36,95 18,06 18,90 15 GYPSUM , 15 hari 33,36 20,13 13,23 4 PC , 15 hari 42,63 17,69 24,93 8 PC , 15 hari 41,30 19,52 21,77 10 PC , 15 hari 41,01 20,26 20,75 15 PC , 15 hari 39,20 21,20 18,00 Universitas Sumatera Utara 88

4.2.2.1 Batas Cair LL

Gambar 4.4Grafik hubungan antara nilai batas cair LL dengan persentase penambahan bahan stabilisator gypsum dan semen dengan waktu pemeraman selama 15 hari. Pada Gambar 4.4 menunjukkan bahwa penambahan bahan stabilisasi gypsum dan semen cenderung mengalami penurunan terhadap batas cair tanah.Semakin besar persentase gypsum dan semen, maka semakin kecil batas cairnya.Penurunan batas cair yang cukup besar terjadi pada pencampuran bahan stabilisasi gypsum sedangkan pada semen penurunan batas cair pada semen lebih sedikit.Pada tanah asli batas cair mencapai 44,23 sedangkan nilai batas cair terendah pada penambahan gypsum 15 sebesar 33,36 dan pada semen 15 sebesar 39,20 . Hal ini disebabkan tanah mengalami proses sementasi baik oleh semen maupun gypsum sehingga tanah menjadi butiran yang lebih besar yang 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 4 8 10 15 LL Persentase Penambahan Bahan Stabilisator Grafik Batas Cair LL GYPSUM SEMEN Universitas Sumatera Utara 89 menjadikan gaya tarik menarik antar partikel dalam tanah menurun.Nilai batas cair yang dihasilkan oleh tanah yang dicampur dengan gypsum cenderung lebih rendah dibandingkan dengan tanah yang dicampur dengan semen. Hal tersebut terjadi seiring bertambahnya besar kadar campuran.

4.2.2.2 Batas Plastis PL

Gambar 4.5Grafik hubungan antara nilai batas plastis PL dengan persentase penambahan bahan stabilisator gypsum dan semen dengan waktu pemeraman selama 15 hari. Pada Gambar 4.5 menunjukkan bahwa penambahan bahan stabilisasi gypsum dan semen cenderung mengalami peningkatan terhadap batas plastis tanah.Semakin besar persentase gypsum dan semen, maka semakin besar batas plastisnya.Nilai batas plastis tanah asli sebesar 14,38 dan pada penambahan gypsum 15 menunjukkan nilai batas plastis sebesar 20,13 sedangkan pada penambahan 10 12 14 16 18 20 22 24 4 8 10 15 PL Persentase Penambahan Bahan Stabilisator Grafik Batas Plastis PL GYPSUM SEMEN Universitas Sumatera Utara 90 semen 15 menunjukkan nilai batas plastis mencapai sebesar 21,20 . Hal ini juga disebabkan karena adanya proses sementasi pada butiran tanah oleh gypsum maupun semen. Nilai batas plastis yang dihasilkan oleh tanah yang dicampur dengan semen cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan tanah yang dicampur dengan gypsum.

4.2.2.3 Indeks Plastisitas IP

Gambar 4.6Grafik hubungan antara nilai Indeks plastisitas IP dengan persentase penambahan bahan stabilisator gypsum dan semendengan waktu pemeraman selama 15 hari. Pada Gambar 4.6 memperlihatkan bahwa dengan penambahan bahan stabilisasi gypsum dan semen cenderung mengalami penurunan terhadap indeks 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 4 8 10 15 IP Persentase Penambahan Bahan Stabilisator Grafik Indeks Plastisitas IP GYPSUM SEMEN Universitas Sumatera Utara 91 plastisitas tanah.Hal ini terjadi seiring menurunnya batas cair serta meningkatnya batas plastis.Penurunan nilai IP tersebutdapatmengurangipotensi pengembanganpenyusutandaritanah yang bersangkutan. Hal inidisebabkanterutamaoleh proses hidrasidarisemen yang ditambahkanketanah. Proses inimemperkuatikatanantarapartikel-partikeltanah,sehinggaterbentukbutiran yang lebihkerasdanstabil. Terisinyapori- poritanahmemperkecilterjadinyarembesanpadacampurantanah-sementersebut yang berdampakpadaberkurangnyapotensikembangsusut.Demikian pula kondisi pada tanah yang dicampur oleh gypsum yang memiliki sifat daya serap air yang lebih besar daripada semen. Sehingga pada kadar variasi campuran gypsum 15 menghasilkan besar indeks plastisitas sebesar 13,23 sedangkan untuk kadar variasi campuran semen 15 menghasilkan besar indeks plastisitas sebesar 18,00 .

4.3 Pengujian Sifat Mekanis Tanah

Dokumen yang terkait

Kajian Kuat Tekan Bebas pada Tanah Lempung yang Distabilisasi dengan Gypsum dan Abu Ampas Tebu

6 98 109

TINJAUAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN YANG DISTABILISASI DENGAN BUBUK ARANG Tinjauan Kuat Geser Tanah Lempung Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen Yang Distabilisasi Dengan Bubuk Arang Kayu.

0 4 15

TINJAUAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN YANG DISTABILISASI Tinjauan Kuat Geser Tanah Lempung Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen Yang Distabilisasi Dengan Bubuk Arang Kayu.

0 2 18

TINJAUAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG LUNAK YANG DISTABILISASI DENGAN KOLOM CAMPURAN PASIR KAPUR DENGAN Tinjauan Kuat Geser Tanah Lempung Lunak Yang Distabilisasi Dengan Kolom Campuran Pasir Kapur Dengan Variasi Diameter.

0 4 13

STUDI PERBANDINGAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG LUNAK YANG DISTABILISASI DENGAN KOLOM KAPUR Studi Perbandingan Kuat Geser Tanah Lempung Lunak Yang Distabilisasi Dengan Kolom Kapur Dan Kolom Campuran Pasir Kapur.

0 5 15

STUDI PERBANDINGAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG LUNAK YANG DISTABILISASI DENGAN KOLOM KAPUR Studi Perbandingan Kuat Geser Tanah Lempung Lunak Yang Distabilisasi Dengan Kolom Kapur Dan Kolom Campuran Pasir Kapur.

0 3 15

PENDAHULUAN Studi Perbandingan Kuat Geser Tanah Lempung Lunak Yang Distabilisasi Dengan Kolom Kapur Dan Kolom Campuran Pasir Kapur.

0 3 4

Kajian Kuat Tekan Bebas pada Tanah Lempung yang Distabilisasi dengan Gypsum dan Abu Ampas Tebu

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah - Studi Experimental Perbandingan Perilaku Kuat Geser Pada Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Bahan Pencampur Gypsum Dan Semen

0 0 67

TUGAS AKHIR - Studi Experimental Perbandingan Perilaku Kuat Geser Pada Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Bahan Pencampur Gypsum Dan Semen

1 1 14