Pengujian Sifat Mekanis Tanah

91 plastisitas tanah.Hal ini terjadi seiring menurunnya batas cair serta meningkatnya batas plastis.Penurunan nilai IP tersebutdapatmengurangipotensi pengembanganpenyusutandaritanah yang bersangkutan. Hal inidisebabkanterutamaoleh proses hidrasidarisemen yang ditambahkanketanah. Proses inimemperkuatikatanantarapartikel-partikeltanah,sehinggaterbentukbutiran yang lebihkerasdanstabil. Terisinyapori- poritanahmemperkecilterjadinyarembesanpadacampurantanah-sementersebut yang berdampakpadaberkurangnyapotensikembangsusut.Demikian pula kondisi pada tanah yang dicampur oleh gypsum yang memiliki sifat daya serap air yang lebih besar daripada semen. Sehingga pada kadar variasi campuran gypsum 15 menghasilkan besar indeks plastisitas sebesar 13,23 sedangkan untuk kadar variasi campuran semen 15 menghasilkan besar indeks plastisitas sebesar 18,00 .

4.3 Pengujian Sifat Mekanis Tanah

4.3.1 Pengujian Pemadatan Tanah Compaction

Dalam pengujian ini akan diperoleh hubungan antara kadar air optimum dan berat isi kering maksimum. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode pengujian dengan uji pemadatan compaction standar. Dimana alat yang digunakan diantaranya : • Mouldcetakan Ø 10,2 cm, diameter dalam Ø 10,16 cm. • Berat penumbuk 3,5 kg dengan tinggi jatuh 30 cm. • Sampel tanah lolos saringan no 4. Universitas Sumatera Utara 92 Berdasarkan hasil uji sifat mekanis tanah yang dilakukan pada sampel tanah maka diperolehlah hasil uji pemadatan tanah sesuai dengan yang tertera dalam Tabel 4.3. Tabel 4.3Data Uji Pemadatan Tanah Asli No Hasil Pengujian Nilai 1 Kadar Air Optimum 20,41 2 Berat isi kering maksimum 1,24 grcm 3 Gambar 4.7Kurva Kepadatan Tanah

4.3.2 Pengujian Pemadatan Tanah Compaction dengan Bahan Stabilisator

Adapun hasil pengujian sifat mekanis tanah yang telah dicampur dengan bahan stabilisator gypsum dan juga semen ditunjukkan pada Tabel 4.4 dan hubungan antara nilai berat isi kering dengan variasi campuran ditunjukkan pada 0,5 1 1,5 2 10 15 20 25 30 35 40 γ d gr c m 3 w Dmax ZAV Line Wo pt Universitas Sumatera Utara 93 Gambar 4.7 dan hubungan kadar air optimum dengan variasi campuran ditunjukkan pada Gambar 4.8. Tabel 4.4Data Hasil Uji Pemadatan Compaction Stabilisator Kadar γd maks grcm³ Wopt Gypsum 4 1,208 21,13 8 1,187 21,87 10 1,175 22,00 15 1,142 22,90 Semen 4 1,269 19,07 8 1,274 18,44 10 1,277 17,77 15 1,286 16,78 Pada uji pemadatan tanah asli diperoleh nilai berat isi kering tanah sebesar 1,24 grcm³ dan kadar air optimum sebesar 20,41 . Dari hasil pengujian yang telah dilakukan pada bahan gypsum berat isi kering tanah mengalami penurunan dan kadar air optimum mengalami kenaikan. Berbeda pada benda uji dengan bahan stabilisator semen dimana berat isi kering tanah mengalami kenaikan dan kadar air optimum mengalami penurunan.

4.3.3 Berat Isi Kering Maksimum γ

d maks Gambar 4.8 menunjukkangrafik perbandingan berat kering isi tanah pada bahan stabilisator gypsum dan semen. Hasil pengujian menunjukkan suatu bentuk perilaku yang berlawanan dimana berat isi kering maksimum tanah yang distabilisasi dengan gypsum cenderung mengalami penurunan sedangkan pada Universitas Sumatera Utara 94 tanah yang distabilisasi dengan semen mengalami peningkatan kepadatan seiring bertambahnya besar kadar campuran. Gambar 4.8Grafik hubungan antara berat isi kering maksimum γ d maks tanah dan variasi campuran dengan waktu pemeraman selama 15 hari. Penurunan berat isi kering maksimum tanah yang distabilisasi dengan gypsum dapat diakibatkan oleh karena dengan semakin banyaknya kadar gypsum yang ditambahkan maka proses pengikatan air oleh gypsum yang terjadi akan semakin besar. Dengan sifat gypsum yang lebih cepat dan banyak menyerap air daripada semen, hal ini mendukung terjadinya pembesaran rongga-rongga dalam campuran tanah dan berakibat pada penurunan kepadatan tanah tersebut. Peristiwa peningkatan nilai berat isi kering maksimum oleh tanah dengan campuran semen dapat disebabkan oleh karena semen yang mengisi rongga pori tanah yang menyebabkan kandungan persentase air dalam tanah berkurang dan 1,100 1,120 1,140 1,160 1,180 1,200 1,220 1,240 1,260 1,280 1,300 4 8 10 15 γd m ak s gr c m ³ Persentase Penambahan Bahan Stabilisator Grafik Berat Isi Kering Tanah GYPSUM SEMEN Universitas Sumatera Utara 95 peningkatan jumlah partikel padat pada tanah berakibat terhadap peningkatan berat volume kering tanah tersebut.

4.3.4 Kadar Air Maksimum Campuran

Gambar 4.9 menunjukkan grafik perbandingan kadar air optimum pada bahan stabilisator gypsum dan semen dengan masing-masing variasi campuran 4, 8, 10 dan 15. Hasil pengujian menunjukkan suatu bentuk perilaku yang berlawanan dimana kadar air optimum pada tanah yang distabilisasi dengan gypsum cenderung mengalami peningkatan sedangkan pada tanah yang distabilisasi dengan semen mengalami penurunan. Peristiwa peningkatan kadar air optimum pada tanah lempung yang distabilisasi oleh gypsum ini dapat disebabkan oleh semakin banyaknya air yang masuk meresap melalui pori-pori tanah, maka akan semakin besar proses pengikatan air yang terjadi oleh campuran gypsum sehingga campuran tanah tersebut menjadi jenuh dan menurunkan kepadatan tanahnya. Berbeda dengan campuran gypsum, campuran semen jika dibandingkan dengan gypsum cenderung memiliki sifat proses pengikatan air yang lebih lambat dan sedikit. Hal ini yang menyebabkan grafik kadar air optimum tanah dengan campuran semen semakin menurun seiring bertambahnya variasi kadar campuran semen. Universitas Sumatera Utara 96 Gambar 4.9Grafik hubungan antara kadar air optimum tanah w opt dan variasi campuran dengan waktu pemeraman selama 15 hari.

4.3.5 Pengujian Kuat Tekan Bebas Unconfined Compression Test

Dalam pengujian ini akan diperoleh hubungan antara nilai kuat tekan bebas tanah q u pada tanah asli dan tanah remoulded buatandan nilai kuat tekan bebas tanah q u pada tiap variasi tanah yang telah dicampur dengan stabilisator gypsum dan semen denganwaktu pemeraman selama 15 hari. Selanjutnya dari hasil nilai q u diperoleh nilai kohesic u yaitu sebesar ½ q u . Hasil uji kuat tekan bebas yang dilakukan pada setiap variasi campuran ditunjukkan pada Tabel 4.5. Pada Gambar 4.10 ditunjukkan perbandingan nilai kuat tekan tanah q u antara tanah asli dengan tanah remoulded dan pada Gambar 16,0 16,5 17,0 17,5 18,0 18,5 19,0 19,5 20,0 20,5 21,0 21,5 22,0 22,5 23,0 23,5 4 8 10 15 W op t Persentase Penambahan Bahan Stabilisator Grafik Kadar Air Optimum Tanah GYPSUM SEMEN Universitas Sumatera Utara 97 4.11 ditunjukkan nilai kuat tekan tanah q u yang diperoleh di setiap variasi campuran. Tabel 4.5Data Hasil Uji Kuat Tekan Bebas Sampel Kadar q u kgcm² C u kgcm² Tanah Asli 2,883 1,442 Remoulded 0,693 0,347 Gypsum 4 6,002 3,001 8 7,021 3,511 10 7,877 3,938 15 9,388 4,694 Semen 4 4,295 2,148 8 5,632 2,816 10 5,771 2,885 15 6,063 3,032 Universitas Sumatera Utara 98 Gambar 4.10 Grafik hubungan antara nilai kuat tekan tanah q u dengan regangan strain yang diberikan pada sampel tanah asli dan tanah remoulded. Gambar 4.11 Grafik hubungan antara nilai kuat tekan tanah q u dengan variasi campuran dengan waktu pemeraman selama 15 hari. 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5 8,0 8,5 9,0 9,5 10,0 4 8 10 15 q u k g cm ² Persentase Penambahan Bahan Stabilisator Grafik Kuat Tekan Tanah GYPSUM SEMEN Universitas Sumatera Utara 99 Nilai kuat tekan tanah pada tanah asli adalah sebesar 2,88 kgcm², sedangkan pada tanah remoulded diperoleh sebesar 0,69 kgcm². Dari Gambar 4.11 memperlihatkan dengan naiknya kadarbahan stabilisator sejalan dengan peningkatan nilai kuat tekan yang menggunakan gypsum dan semen. Akan tetapi, hasil peningkatan nilai kuat tekan pada tanah yang distabilisasi dengan gypsum lebih tinggi jika dibandingkan dengan semen.Hal ini dapat disebabkan oleh karena sifat gypsum yang mampu meningkatkan kekuatan tanah lebih besar daripada semen. Dari hasil pengujian dengan persentase kadar variasi yang sama antar kedua bahan campuran menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap kuat tekan yang dihasilkan oleh gypsum dan semen. Pada kadar 4 nilai q u untuk gypsum sebesar 6,002 kgcm² sedangkan pada semen hanya 4,295kgcm² dan pada kadar 15 nilai q u untuk gypsum mencapai 9,388kgcm² sedangkan pada semen hanya 6,063kgcm². Peningkatan nilai kuat tekan pada kedua stabilisastor inidikarenakan adanya peristiwa reaksi pertukaran ion dan membentuk kalsium silikat dan kalsium aluminat yang mengakibatkan kekuatan tanah meningkat. Untuk bahan stabilisator gypsum yang mengandung unsur kimia seperti calsium Ca, calsium oksida CaO, hidrogen H, sulfur S dan air akan sama-sama bereaksi pada butiran lempung yang memiliki kandungan yang berbentuk halus dan bermuatan negatif. Ion positif seperti ion hydrogen H + , ion sodium Na + , dan ion kalium K + , serta air yang berpolarisasi, semuanya melekat pada permukaan butiran lempung. Universitas Sumatera Utara 100 Untuk bahan stabilisator semen adanya reaksi pozolan membuat partikel- partikel lempung menggumpal sehingga mengakibatkan konsistensi tanah menjadi lebih baik. Reaksi antara silika SiO 2 dan alumina AL 2 O 3 yang membentukkalsium silikat hidrat seperti: tobermorit, kalsium aluminat hidrat 4CaO.Al 2 O 3 .12H 2 O dan gehlenit hidrat 2CaO.Al 2 O 3 .SiO 2 .6H 2 O yang tidak larut dalam air. Pembentukan senyawa-senyawa ini berlangsung lambat dan menyebabkan tanah menjadi lebih keras, lebih padat dan lebih stabil. Setelah adanya peristiwa pencampuran bahan tersebut butiran lempung akan kehilangan kekuatan tolaknya repulsion force dan terjadilah kohesi pada butiran itu sehingga berakibat kenaikan kekuatan konsistensi tanah tersebut. Hal ini menyebabkan membesarnya butiran-butiran tanah lempung dan akan menaikkan nilai sudut gesek dalam tanah tersebut yang berakibat pada kenaikan kuat geser tanah dalam hal ini kuat tekan bebas.

4.4 Keruntuhan Benda Uji

Dokumen yang terkait

Kajian Kuat Tekan Bebas pada Tanah Lempung yang Distabilisasi dengan Gypsum dan Abu Ampas Tebu

6 98 109

TINJAUAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN YANG DISTABILISASI DENGAN BUBUK ARANG Tinjauan Kuat Geser Tanah Lempung Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen Yang Distabilisasi Dengan Bubuk Arang Kayu.

0 4 15

TINJAUAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN YANG DISTABILISASI Tinjauan Kuat Geser Tanah Lempung Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen Yang Distabilisasi Dengan Bubuk Arang Kayu.

0 2 18

TINJAUAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG LUNAK YANG DISTABILISASI DENGAN KOLOM CAMPURAN PASIR KAPUR DENGAN Tinjauan Kuat Geser Tanah Lempung Lunak Yang Distabilisasi Dengan Kolom Campuran Pasir Kapur Dengan Variasi Diameter.

0 4 13

STUDI PERBANDINGAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG LUNAK YANG DISTABILISASI DENGAN KOLOM KAPUR Studi Perbandingan Kuat Geser Tanah Lempung Lunak Yang Distabilisasi Dengan Kolom Kapur Dan Kolom Campuran Pasir Kapur.

0 5 15

STUDI PERBANDINGAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG LUNAK YANG DISTABILISASI DENGAN KOLOM KAPUR Studi Perbandingan Kuat Geser Tanah Lempung Lunak Yang Distabilisasi Dengan Kolom Kapur Dan Kolom Campuran Pasir Kapur.

0 3 15

PENDAHULUAN Studi Perbandingan Kuat Geser Tanah Lempung Lunak Yang Distabilisasi Dengan Kolom Kapur Dan Kolom Campuran Pasir Kapur.

0 3 4

Kajian Kuat Tekan Bebas pada Tanah Lempung yang Distabilisasi dengan Gypsum dan Abu Ampas Tebu

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah - Studi Experimental Perbandingan Perilaku Kuat Geser Pada Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Bahan Pencampur Gypsum Dan Semen

0 0 67

TUGAS AKHIR - Studi Experimental Perbandingan Perilaku Kuat Geser Pada Tanah Lempung Yang Distabilisasi Dengan Bahan Pencampur Gypsum Dan Semen

1 1 14