5
Dengan adanya penambahan bahan pencampur gypsum atau bahan pencampur semen, maka tanah yang mengandung kadar air tertentu dapat
mengeras sehingga akan meningkatkan kestabilannya. Kedua bahan pencampur stabilizing agents ini dipilih karena bahan stabilisasi tersebut mudah diperoleh di
pasaran serta efektif.Perbedaannya adalah gypsum memiliki sifat yang lebih cepat mengeras dibandingkan semen yaitu sekitar 10 menit.
1.3 Rumusan Masalah
Memberikan pemaparan perbandingan terhadap besar perubahan kuat geser tanah yang terjadi pada lempung yang distabilisasi dengan gypsum maupun
yang distabilisasi dengan semen dengan masing-masing kadar pencampuran yang sama yaitu 4, 8,10 dan 15. Dasar pengambilan variasi kadar campuran
dilakukan secara acak random.
1.4 Maksud Dan Tujuan Penelitian
Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pencampuran gypsum pada tanah lempung atau semen pada tanah lempung
terhadap uji Kuat Tekan Bebas UCS Unconfined Compression Strength Test. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
• Mengetahui pengaruh penambahan gypsum maupun semen pada tanah lempung clay terhadap index properties.
• Melakukan pengujian terhadap tanah asli dalam hal ini tanah lempung maupun tanah asli yang telah diberi bahan pencampur gypsum dan tanah asli
yang telah diberi bahan pencampur semen sehingga dapat diketahui adanya
Universitas Sumatera Utara
6
pengaruh terhadap besarnya kuat tekan dari tanah setelah diberi campuran tersebut selama 15 hari.
• Memaparkan perbandingan dari hasil pengujian kedua bahan pencampur yakni gypsum serta semen terhadap kuat geser tanah lempung yang telah
distabilisasi.
1.5 Metodologi Penelitian
Penelitian ini terbagi atas sejumlah pengamatan terhadap contoh tanah terganggu disturbed dan tidak terganggu undisturbed. Berikut ini adalah
metodologi dari penelitian ini, yaitu : 1.
Tanah yang dipakai dalam pengujian adalah tanah lempung yang berasal dari Jl. Raya Medan Tenggara, Medan, Sumatera Utara.
2. Uji index properties tanah asli untuk mengetahui sifat fisis tanah yang
dilakukan pada awal penelitian, meliputi:
Uji kadar air
Uji berat jenis tanah
Uji nilai Atterberg batas-batas konsistensi
Uji distribusi butiran atau analisa saringan 3.
Uji pendahuluan kepadatan tanah asli untuk pembuatan benda uji dengan standard Proctor.
4. Tipe semen yang digunakan adalah semen Portland type I merek Semen
Padang dan gypsum yang digunakan adalah gypsum dengan merek Elephant.
Universitas Sumatera Utara
7
5. Menghitung pengaruh bahan campuran gypsum terhadap parameter kuat
geser tanah dengan persentase 0, 4, 8, 10 dan 15 gypsum dari berat kering udara lempung.
6. Menghitung pengaruh bahan campuran semen terhadap parameter kuat
geser tanah dengan persentase 0, 4, 8, 10 dan 15 semen dari berat kering udara lempung.
7. Dilakukan penambahan kadar air terhadap masing-masing bahan
pencampur sebesar 2 dari setiap persentase bahan campuran pada setiap benda uji untuk menghindari terjadinya absorbsi air akibat bahan
pencampur Soil Cement Base. 8.
Waktu pemeraman curing time pada masing-masing benda uji agar campuran merata ditetapkan selama 15 hari. Hal tersebut ditetapkan untuk
melihat besarnya perkuatan tanah terhadap kuat geser dengan waktu pemeraman yang lebih lama dari 7 hari.
9. Tidak dilakukan pencarian nilai persentase optimum campuran untuk
mendapatkan besar kuat tekan maksimum terhadap setiap bahan campuran untuk menstabilisasi tanah lempung.
10. Pengujian terhadap sifat fisik tanah yang dilakukan terhadap benda uji
yang telah diberi campuran bahan stabilisator mencakup pengujian Atterberg
, pemadatan tanah serta pengujian kuat tekan bebas. Pengujian analisa distribusi ukuran tanah tidak dilakukan terhadap tanah lempung
yang telah dicampur dengan gypsum maupun semen. 11.
Pemeriksaan kuat geser tanah dilakukan dengan carauji Kuat Tekan Bebas UCS Unconfined Compression Strength Test.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA