84 conctitutionally entrusted powers dan satu kewajiban konstitusional
constitusional obligation. Ketentuan itu dipertegas dalam Pasal 10 ayat 1 huruf a sampai dengan d Undang-Undang Nomor 24 tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi. Empat kewenangan
Mahkamah Konstitusi
adalah:
129
1 Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk:
a. menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. memutus sengketa
kewenangan lembaga
negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
c. memutus pembubaran partai politik; dan d. memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
5. Wewenang Mahkamah Konstitusi
Berkenaan dengan sebuah lembaga negara yang telah ditentukan dalam konstitusi, wewenang Mahkamah Konstitusi, secara khusus di atur
sesuai ketentuan Pasal 24C ayat 1 UUD 1945 dan Pasal 10 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Mahkamah Konstitusi yang menegaskan bahwa
wewenang Mahkamah Konstitusi sebagai berikut:
130
a. Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk:
129
Pasal 10 ayat 1 huruf a sampai dengan d Undang-Undang Nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.
130
Pasal 24C ayat 1 UUD 1945 dan Pasal 10 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Mahkamah Konstitusi.
85
1 menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2 memutus sengketa
kewenangan lembaga
negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
3 memutus pembubaran partai politik; dan 4 memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
b. Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden danatau Wakil Presiden diduga telah melakukan
pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela,
danatau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden danatau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Selain itu, Pasal 24C ayat 2 UUD 1945 menambahkan pula
bahwa Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan atau Wakil
Presiden menurut UUD. Ketentuan ini berhubungan dengan Pasal 7A dan Pasal 7B UUD1945 yang berkaitan dengan proses pemberhentian
Presiden danatau Wakil Presiden dalam masa jabatannya.
131
Dengan berjalannya waktu Kewenangan Mahkamah Konstitusi ditambah satu lagi dengan keluarnya Undang-Undang No 12 Tahun 2008
yang merupakan perubahan atas Undang-Undang No. 32 Tahun 2005
131
Bachtiar, Problematika Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi Pada Pengujian UU Terhadap UUD, Raih Asa Sukses, Jakarta, 2015, Hlm. 112
86
penambahan tersebut yakni memeriksa dan memutus sengketa pemilihan kepala daerah pemilukada yang sebelumnya menjadi kewenangan
Mahkamah Agung. Selanjutnya, menurut Jimly, kewajiban ini secara timbal balik juga
berisi kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk memutus perkara yang dimaksut sehingga dapat dikatakan bahwa Mahkamah Konstitusi memiliki
bidang kewenangan peradilan sebagai berikut.
132
1. Peradilan dalam rangka pengajuan konstitusionalitas undang-undang. 2. Peradilan sengketa wewenang konstitusional lembaga negara.
3. Peradilan perselisihan hasil pemilihan umum. 4. Peradilan pembubaran partai politik.
5. Peradilan atas pelanggaran oleh Presiden dan atau Wakil Presiden menurut UUD.
Secara keseluruhan, lima kewenangan yang dimiliki oleh Mahkamah Konstitusi terkait erat dengan persoalan konstitusional, yaitu
pelaksanaan ketentuan dasar UUD 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Oleh sebab itu, dalam rangka mengawal konstitusi,
Mahkamah Konstitusi
mempunyai kewenangan
menangani perkara-perkara
konstitusiketata negaraan Republik Indonesia sebagai mana tercantum pada pasal 24C ayat 1 dan 2 UUDRI 1945 sebagai berikut: 1 menguji
undang-undang UU terhadap UUD, 2 memutuskan sengketa kewenangan antar lembaga yang kewenangannya diberikan oleh UUD, 2
132
Ibid., hlm. 112-113
87
memutuskan sengketa hasil pemilihan umum, dan 4 memutuskan pembubaran partai politik.
133
B. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46PUU-VIII2010 Mengenai