Warna pada pulp yang belum diputihkan umumnya disebabkan oleh lignin yang tersisa. Penghilangan lignin dapat lebih banyak pada proses pemasakan, tetapi akan
mengurangi hasil yang banyak sekali dan merusak serat,menjadi menghasilkan kualitas pulp yang rendah.
Pada normalnya pada proses penghilangan lignin adalah melarutkan pulp kebentuk yang larut dengan air. Penghilangan bentuk-bentuk lignin merupakan
kehilangan sebagian dari hasil pada proses pemutihan, yang mana ini adalah diantara 5 sampai dengan 10 dihitung dari mulai pulp yang telah selesai dimasak, tergantung
kepada metoda pemasakan dan sasaran brightness dari pulp.
Lignin pada pulp kelihatan dalam berbagai macam bentuk tergantung pada kondisi-kondisi proses pulp yang berlangsung. Lignin ini sangat reaktif yang berarti
bahwa ini mudah dipengaruhi oleh bahan kimia seperti Klorin, Hidrogen Peroksida kemudian molekul terurai menjadi partikel-partikel yang lebih kecil,yang larut dalam air,
dan dapat dihilangkan dari pulp
Tahap pemutihan dengan klorin diksida menghasilkan Brightness pulp yang tinggi. Keuntungan dengan perlakuan ini adalah bahwa klorin dioksida menghancurkan
lignin tanpa merusak sellulosa.
2.6.1 Tahap klorinasi Do
Tahap delignifikasi, proses pemutihan tahap pertama yaitu menghilangkan menguraikan sebagian kandungan lignin yang terdapat dalam unbleached pulp dengan
menggunakan bahan kimia ClO
2
, yang direaksikan didalam suatu reactor dengan temperature 70
C.
Universitas Sumatera Utara
Tahap pemutihan dengan klorin dioksida menghasilkan derajad putih pulp brightness yang tinggi. Keuntungan dari perlakuan ini adalah bahwa klorin dioksida
menghancurkan lignin tanpa merusak selulosa. Pemakaian klorin dioksida memiliki banyak keuntungan antara lain:
1. Pemakaian bahan kimia sedikit 2. Biaya yang lebih minimum
3. Zat pengotor sedikit 4. Brightness lebih stabil
Klorin dioksida merupakan zat pemutih yang sangat efektif menguraikan lignin dan menghilangkan lignin dengan cepat dan efisien tanpa merusak selulosa.
Pada proses khlorinasi terhadap pulp, gas klorin harus larut dan bereaksi secara menyebar terhadap serat pulp. Reaksi klorin dengan lignin adalah sangat cepat dimana
klorin bereaksi dengan lignin secara oksidasi dan subsitusi. Reaksi – reaksi ini mengeluarkan lignin dan oleh karena itu, beberapa akan terlarut dalam tahap klorinasi
Subtitusi : Cl
2
+ lignin lignin – Cl + HCl
Oksidasi : Cl
2
+ lignin lignin teroksidasi + 2HCL
selanjutnya dicuci dan disaring untuk memisahkan cairan kimia dan kandungan lignin dari pulpnya, kemudian pulpnya dikirim ketahap pengelantangan berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
2.6.2 Tahap ekstraksi alkali EOp
Tahap caustic ekstraksi ini digunakan adalah Sodium Hidrogen larutan 10. Tujuan utama dari tahap ekstraksi ini adalah untuk mengeluarkan hasil reaksi selama
proses khlorinasi dari dalam pulp yang larut dengan alkali. Tahap ini merupakan tahap pemurnian, proses pengelantangan yang kedua yaitu
untuk mengekstraksi lignin-lignin yang masih tersisa didalam pulp dari proses sebelumnya. Tujuan utama dari alkali melarutkan komponen-komponen penyebab
warna yang kemungkinan besar larut dalam larutan alkali hangat. Kelarutan klorinat dan lignin yang teroksidasi, dan komponen-komponen warna lainnya yang meningkatkan
tingkat brightness dalam tahap pemutihan selanjutnya. Pada proses ini menggunakan Caustic soda. NaOH digunakan untuk
mengeluarkan hasil reaksi selama proses klorinasi dari dalam pulp. Pada DKP Dissolving Pulp tahap ini memiliki tujuan khusus yaitu: mengeluarkan hemiselulosa meningkatkan
kandungan alpha sellulosa dan mengurangi kandungan ekstrak berbeda halnya pada proses BKP.
Klorolignin yang tidak larut dalam air panas dan media asam terlarut dalam caustic, pada temperatur rendah. Pada temperatur yang lebih tinggi, hemiselulosa
pentosan larut. Keefektifan proses ekstraksi tergantung kepada konsentrasi alkali yang
digunakan. Suatu pulp dengan konsistensi yang tinggi maka akan diberikan konsentrasi alkali yang lebih tinggi pada penerapan bahan kimia yang dberikan. Pada konsistensi
yang lebih tinggi sedikit uap air yang dibutuhkan untuk memanaskan pulp untuk menaikkan temperatur.
Parameter yang perlu dijaga pada tahap ekstraksi ini antara lain Temperature, pH, Brightness dan Viscosity.
Universitas Sumatera Utara
Bilangan kappa berkurang dengan suatu kenaikan terhadap waktu reaksi pada saat parameter-parameter tetap dijaga. Ada dua bentuk reaksi untuk menghilangkan lignin:
tahap awal delignifikasi yang sangat cepat eliminasi lignin yang bersifat mudah dan selanjutnya dengan sebuah akhir delignifikasi yang lambat.
Pengujian viscositas dilakukan untuk menentukan kekuatan yang dimiliki oleh pulp, pengujian mengevaluasi derajad polimerisasi dari pada selulosa atau dengan kata
lain degredasi dari pada serat selulosa. Pada proses pemutihan dissolving pulp, kondisi- kondisi proses dan bahan kimia yang diberikan adalah dirancang untuk mrngendalikan
derajad polimerisasi menuju tingkat yang dikehendaki. Brightness yang lebih tinggi dihasilkan pada tahap pemutihanoksidasi berikutnya
dan ekstraksi kappa lebih rendah dapat dicapai jika temperatur ekstraksi dijaga pada suhu 80 ºC. Temperatur diatas 80 ºC tidak menunjukkan hasil-hasil yang menguntungkan.
Target brightness juga harus mencapai 88-89 ISO dan akan bekerja secara maksimal pada pH 10,5
2.6.3 Tahap Klorin Dioksida D1