Konsentrasi dari masing-masing zat tersebut akan memainkan peranan yang penting dalam reaksinya dengan kayu yaitu:
1. Pengurangan konsentrasi alkali aktif yang berarti menambah jumlah
pengencer, berakibat pada beban penguapan yang lebih besar 2.
Pengurangan sulfide akan berakibat pada kualitas pulp lebih banyak pemutusan rantai yang terjadi karena adanya penambahan konsentrasi ion
Hidroksil
2.5.2 Proses Pemasakan Digesting
Proses pemasakan ini dengan menggunakan steam dan caIran bahan pemasak yaitu White Liquor WL. Dimana temperatur pemasakan dijaga sekitar 170 ºC
sampai dicapai derajat delignifikasi yang telah ditentukan. Uraian Proses Pengoperasian Digester
1. Chips Filling, yaitu pengisian chips ke dalam digester dengan menggunakan belt conveyor. Pengisian chips kedalam digester merupakan langkah awal dari
proses pemasakan dan merupakan suatu proses penting pada pembuatan pulp. Agar dapat mencapai keseragaman setiap pemasakan, maka harus diketahui
berapa berat serpihan kayu yang dimasukkan kedalam digester, kandungan air pada chips dan berat jenis keseluruhan kayu.
2. Tahap Prehydrolisis, dilakukan dalam pembuatan DKP Dissolve Kraft Pulp sedangkan pada BKP Bleach Kraft Pulp tahap prehidrolisis ini tidak
Universitas Sumatera Utara
dilakukan, hal ini disebabkan karena proses pre-hydrolisis bertujuan untuk menghilangkan hemiselulosa.
Pada proses prehydrolysis dilakukan dalam fase uap memakai steam.dengan menginjeksikan langsung steam LP Low Presure melalui bawah digester
sehingga mencapai temperatur yang diinginkan. 3. Pengisian Liquor, yaitu pemasakan cairan pemasak yang terdiri dari lindih putih
dan lindih hitam, persentase dari bahan kimia pemasak yang digunakan tergantung dari pada derajad pemasakan yang dipertimbangkan
Pada proses DKP pengisian liquor dilakukan setelah tahap prehydrolisis. Larutan pemasak panas yang dimasukkan ke dalam digester didapat dari relief heat recovery
system dengan temperatur 120 C harus dengan perbandingan yang sesuai
sebagaimana dibutuhkan untuk memasak dengan berat kering bone dry atau oven dry kayu yang dimasukkan. Persentase ini juga tergantung seberapa jauh kita akan
mengurangi kandungan lignin dari dalam kayu degree of delignification
4. Cooking, proses pemasakan liquor secara tidak langsung yaitu dengan mengalirkan uap kedalam digester dengan uap tekanan menengah. Faktor-
faktor yang mempengaruhi proses pemasakan adalah temperatur, waktu dan konsentrasi zat pemasak, untuk memudahkan pengontrolan derajad
delignifikasi selama pemasakan, maka ditentukan suatu faktor yaitu H-faktor dimana merupakan luasan kurva integral antara laju reaksi dan waktu
pemasakan.
Universitas Sumatera Utara
5. Blowing, akhir dari pemasakan, dimana bubur pulp yang dihasilkan dialirkan ke dalam blow tank dengan membuka katup pada jalur pulp yang akan
dihembuskan dari digester ke blow tank. Saat itu tekanan didigester turun hingga tekanan atmosfer. Maka penurunan tekanan akan menghasilkan gas
blow yang
menuju heat recovery system untuk menghasilkan air panas. Pada operasi normal
penghembusan dilakukan tiap 15 menit. Temperatur dan waktu pemasakan merupakan dua faktor yang saling
berpengaruh,kalau dalam pemasakan dilakukan pada temperatur yang lebih tinggi maka waktu yang diperlukan adalah lebih singkat. Walaupun demikian kedua faktor
temperatur dan waktu itu tidaklah cukup untuk mengontrol reaksi penghilangan lignin dalam suatu proses pemasakan, maka untuk memperbaiki proses pembuatan pulp
secara kimia dan agar selalu ada pedoman untuk mengatur waktu dengan bervariasinya temperatur dan atau sebaliknya maka faktor-faktor itu dikombinasikan
menjadi satu faktor perhitungan yang disebut dengan “H-Factor”
2.5.3 Washing Dan Screening