keimigrasiannya.  Apakah  perlakuan  terhadap  anak  tersebut  akan  sama  dengan ketentuan  yang  telah  berlaku  sebelumnya.  Atau  pemerintah  dapat  memberikan
ketentuan  yang  berbeda.  Izin  keimigrasian  merupakan  bukti  keberadaan  yang  sah bagi  setiap  orang  asing  di  wilayah  Indonesia.  Izin  keimigrasian  menurut  Undang
Undang no 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian terdiri dari :
1. Izin Singgah
2. Izin Kunjungan
3. Izin Tinggal Terbatas ITAS
4. Izin Tinggal Tetap ITAP
101
Seorang anak eks subyek warga negara ganda ingin tinggal menetap harus mengikuti ketentuan keimigrasian Indonesia sesaui pasal 24 ayat 1  Undang Undang nomor 9
tahun 1992 tenatang Keimigrasian menyatakan bahwa setiap orang asing yang berada di Indonesia wajib memiliki izin keimigrasian. Penulis hanya menguraikan pemberian
Izin  Tinggal  Terbatas  ITAS  dan  Izin  Tinggal  Tetap  ITAP,  sebab  yang  berkaitan dengan  subyek  warga  negara  ganda  apabila  ingin  menetap  di  Indonesia  biasannya
menggunakan izin tersebut.
1. Pemberian Izin Tinggal Terbatas ITAS
Berdasarkan  uraian  sebelumnya  bahwa  ITAS  adalah  izin  tinggal  bagi  orang
asing  yang  berada  dan  tinggal  di  Indonesia  dalam  jangka  waktu  paling  lama  satu
101
Undang-Undang No.9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian Pasal 25
Universitas Sumatera Utara
tahun  dan  dapat  diperpanjang  sebanyak  lima  kali  berturut-turut.  Dan  setiap  kali perpanjangan  diberikan  untuk  jangka  waktu  paling  lama  satu  tahun.  Namun  siapa
sajakah subyek pemegang ITAS tersebut. Berdasarkan  Pasal  1  ayat  2  huruf  e  Peraturan  Pemerintah  Republik
Indonesia  Nomor  32  Tahun  1994  Tentang Visa,  Izin Masuk,  Dan Izin  Keimigrasian dan Pasal 52 ayat 1 Keputusan Menteri  Kehakiman Nomor : M.02-IZ.01.10 Tahun
1995 tentang Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk, dan Izin Keimigrasian, disebutkan bahwa subyek yang dapat diberikan ITAS adalah orang
asing dalam rangka: 1.
Menanam Modal; 2.
Bekerja; 3.
Melaksanakan tugas sebagai Rohaniawan; 4.
Mengikuti pendidikan dan latihan atau melakukan penelitian ilmiah; 5.
Menggabungkan diri  dengan suami  dan atau  orang tua  bagi  isteri dan  atau anak sah dari seorang Warga Negara Indonesia;
6. Menggabungkan diri dengan suami dan atau orang tua bagi isteri dan anak-anak
sah di bawah umur dari orang asing sebagaimana dimaksud dalam huruf i; 7.
Repatriasi; 8.
Anak  yang  lahir  dan  berada  di  wilayah  Indonesia  yang  berumur  di  bawah  18 delapan  belas  tahun  dan  belum  kawin  dari  orang  tua  pemegang  Izin  Tinggal
Terbatas;
Universitas Sumatera Utara
9. Anak  yang  lahir  dan  berada  di  wilayah  Indonesia  yang  berumur  di  bawah  18
delapan  belas  tahun  dan  belum  kawin  dari  ibu  warga  negara  Indonesia  dan ayahnya tidak atau belum memiliki Izin Tinggal Terbatas;
Orang  asing  yang  mendapat  alih status  Izin  Kunjungan  menjadi Izin  Tinggal Terbatas.
Berdasarkan  uraian  tersebut  dapat  diketahui  bahwa  baik  dalam  Peraturan Pemerintah  Republik  Indonesia  Nomor  32  Tahun  1994  maupun  Keputusan  Menteri
Kehakiman  Nomor  :  M.02-IZ.01.10  Tahun  1995  tersebut  belum  terdapat  pemberian ITAS  bagi  anak  eks-kewarganegaraan  ganda  terbatas  atau  dengan  perkataan  lain
anak eks-kewarganegaraan ganda terbatas belum menjadi subyek pemberian ITAS. Apabila  kepada  anak  eks-kewarganegaraan  ganda  terbatas ini  akan  diberikan
ITAS,  maka  harus  dilakukan  perubahan  Keputusan  Menteri Kehakiman  Republik
Indonesia  Nomor:  M.02-IZ.01.10  Tahun  1995  tentang  Visa  Singgah,  Visa Kunjungan,  Visa  Tinggal  Terbatas,  Izin  Masuk  Dan  Izin  Keimigrasian  dengan
mencantumkan  anak  eks-kewarganegaraan  ganda  terbatas  sebagai  salah  satu  subyek pemegang ITAS.
Perubahan  Keputusan  Menteri  Kehakiman  tersebut  dapat  dilakukan mengingat dalam Peraturan Pemerintah  Republik Inodonesia Nomor 32 Tahun 1994
Pasal  1  ayat  2  huruf  e  tentang  Subyek  Pemberian  Visa  Tinggal  Terbatas  salah satunya dengan tujuan “menggabungkan diri dengan suami dan atau orang tua bagi
isteri  dan  atau  anak  sah  dari  seorang  Warga  Negara  Indonesia”.  Ketentuan  ini selanjutnya  ditafsirkan  dalam  Keputusan  Menteri  Kehakiman  Republik  Indonesia
Nomor:  M.02-IZ.01.10  Tahun  1995  tentang  Visa  Singgah,  Visa  Kunjungan,  Visa
Universitas Sumatera Utara
Tinggal Terbatas, Izin  Masuk Dan Izin  Keimigrasian bahwa anak sah tersebut harus berumur  di  bawah  18  delapan  belas  tahun  dan  belum  kawin,  padahal  ketentuan
Peraturan Pemerintah tersebut tidak menyebutkan demikian. Oleh karena itu, dengan berdasarkan  kepada  ketentuan  Peraturan  Pemerintah  tersebut,  maka  sebenarnya
kepada anak eks-kewarganegaraan ganda terbatas dapat diberikan ITAS. Berkenaan  dengan  hal  tersebut  penulis  mengusulkan  untuk  melakukan
perubahan  hanya  pada  Keputusan  Menteri  Kehakiman  Republik  Indonesia  Nomor: M.02-IZ.01.10  Tahun  1995  tentang  Visa  Singgah,  Visa  Kunjungan,  Visa  Tinggal
Terbatas,  Izin  Masuk  Dan  Izin  Keimigrasian  dengan  memasukan  anak  eks- kewarganegaraan ganda terbatas sebagai subyek pemegang ITAS.
2. Pemberian Izin Tinggal Tetap ITAP