BAB II IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP KEWARGANEGARAAN
DALAM BIDANG KEIMIGRASIAN DI INDONESIA
A. Keimigrasian 1.  Definisi Imigrasi
Pengertian    keimigrasian  mengandung  atau  terdapat  beberapa  arti. Perpindahan manusia dari suatu tempat ke tempat lain, telah berlangsung lama, hal ini
dari  waktu  kewaktu  masa  yang  lalu,  dapat  kita  pelajari  melalui  penelusuran  sejarah peradaban umat manusia.
Perpindahan  manusia tersebut, dapat disebabkan  beberapa alasan  atau  faktor, antara  lain  :  untuk  memperbaiki  dan  meninggalkan  taraf  kehidupan  ekonomi  yang
lebih sejahtera. Dalam  perkembangan,  migrasi  manusia  tersebut,  dapat  berupa  masuk  atau
keluar dari wilayah suatu negara. Perpindahan orang dari suatu tempat dan masuk ke wilayah  suatu  negara  disebut  imigrasi,  sedangkan  sebaliknya  emigrasi  merupakan
perpindahan orang dari dalam suatu negara ke luar menuju ke negara lain. Istilah  imigrasi berasal dari bahasa latin  migratio yang  artinya   perpindahan
orang  dari  suatu tempat atau negara menuju ke tempat  atau  negara  lain. Ada istilah
emigratio    yang  mempunyai  arti    berbeda,  yaitu    perpindahan    penduduk  dari  suatu wilayah  atau  negara  keluar  menuju  wilayah  atau  negara  lain.  Sebaliknya,  istilah
immigratio  dalam bahasa  latin mempunyai  arti perpindahan  penduduk  dari   suatu
Universitas Sumatera Utara
negara untuk  masuk kedalam negara lain. Pada hakekatnya emigrasi dan imigrasi itu menyangkut  yang  sama yaitu   perpindahan  penduduk  antar  negara,  tetapi   yang
berbeda    adalah    cara    memandangnya.  Ketika    seseorang      pindah    ke  negara  lain, peristiwa  ini    dipandang    sebagai  peristiwa  emigrasi,      namun  bagi  negara  yang
didatangi orang tersebut peristiwa itu disebut sebagai peristiwa imigrasi.
38
Definisi  imigrasi  menurut  Oxford  Dictionary of  Law adalah “Immigration is the  act  of  entering  a  country  other  than  one’s  native  country  with  the  intention  of
living  there permanently”.  Dari  definisi tersebut  dapat dipahami  bahwa perpindahan itu  selalu  mempunyai  arti  yang  pasti,  yakni  untuk  tinggal  menetap  dan  mencari
nafkah di tempat  yang  baru. Oleh karena  itu,  bagi orang asing yang datang ke suatu negara untuk tujuan wisata, bisnis, membawa misi kesenian atau misi olah raga, tugas
dari  negaranya,  atau  hal-hal  yang  sejenis  lainnya  tidak  dapat  dikatakan  sebagai immigrant.
Sebuah Konferensi Internasional yang dilaksanakan di Roma pada tahun 1924 tentang migrasi dan imigrasi, memberikan definisi tentang imigrasi  sebagai berikut :
“Emmigration and Immigration is human mobility to enter a country with its purpose to  make  a  living  or  for  residence”.  Dari  kalimat  tersebut,  pengertian  emigrasi  dan
imigrasi  adalah  gerak  pindah  manusia  memasuki  suatu  negara  dengan  niat  untuk tinggal menetap dan mencari nafkah di negara tersebut.
Menurut  ketentuan  Pasal  1  ayat  1  Undang-Undang  RI  Nomor:    9  Tahun 1992  tentang  Keimigrasian,  bahwa  keimigrasian  adalah  hal  ihwal  lalu  lintas  orang
38
Muhammad  Iman  Santoso,  Perspektif  Imigrasi,  Dalam  Pembangunan  Ekonomi  dan Ketahanan Nasional, Jakarta: UI Press, 2004, hlm.14.
Universitas Sumatera Utara
yang  masuk  atau  keluar  wilayah  RI  dan  pengawasan  orang  asing  di  wilayah  negara RI.
Dari  perumusan  ketentuan  Pasal  1  ayat  1  tersebut  diatas,  bahwa keimigrasian memuat 2 dua hal pokok yaitu:
a. Lalu  lintas  orang,  baik  orang  asing  maupun  warga  negara  Indonesia  yang
meliputi: 1
Mengatur setiap orang  yang  masuk ke wilayah Indonesia, baik warga negara Indonesia maupun orang asing;
2 Memberikan legalitas keberadaan orang asing;
c Mengratur  setiap  orang  yang  keluar  wilayah  Indonesia,  baik  warga    Negara
Indonesia maupun orang asing. b.
Pengawasan  orang  asing  di  wilayah  Indonesia,  berupa  pengawasan  terhadap orang asing  yang  masuk, keberadaan, kegiatan dan keluar dari wilyah Indonesia,
antara lain dapat menimbulkan 2 dua kemungkinan yakni: 1.
Orang  asing  menaati  peraturan  yang  berlaku  dan  tidak  melakukan  kegiatan yang  berbahaya  bagi  keamanan  dan  ketertiban  umum,  hal  ini  tidak
menimbulkan masalah keimigrasian maupun kenegaraan. 2.
Orang  asing  menaati  peraturan  perundang-undangan  yang  berlaku  di Indonesia, hal ini menimbulkan tindakan hukum, berupa:
a Tindakan  hukum  pidana  berupa  penyidikan  keimigrasian  yang
merupakan  bagian  daripada  rangkaian  integrated  criminal  justice system, sistem peradilan pidana penyidikan, penuntutan, peradilan dan
atau;
Universitas Sumatera Utara
b Tindakan  hukum  administrasi  negara  berupa  tindakan  keimigrasian
adalah  tindakan  administratif  dalam  bidang  keimigrasian  di  luar  proses peradilan.  Termasuk  bagian  daripada  tindakan  keimigrasian  ini  adalah
diantaranya  deportasi  terhadap  orang  asing  untuk  keluar  dari  wilayah yurisdiksi negar kesatuan Republik Indonesia.
39
Dari  berbagai  uraian  mengenai  pengertian  umum  keimigrasian  diatas,  maka dapat  dinyatakan  bahwa  pada  hakekatnya  keimigrasian  merupakan  suatu  rangkaian
kegiatan  dalam  rangka  pemberian  pelayanan  dan  penegakan  hukum,  serta pengamanan  terhadap  lalu  lintas  keluar  masuknya  orang  dari  dan  ke  dalam  wilayah
suatu  negara,  serta  pengawasan  atas  keberadaan  dan  kegiatan  orang  asing  selama berada di negara tersebut.
40
Bila dikaitkan dengan negara kesatuan Republik Indonesia, secara operasional peran  keimigrasian  di  Indonesia  dapat  diterjemahkan  ke  dalam  konsep  Tri  Fungsi
Imigrasi.
41
Konsep  ini  menyatakan bahwa sistem keimigrasian baik ditinjau dari sisi budaya  hukum  keimigrasian,  materi  hukum  keimigrasian,  lembaga  keimigrasian
organisasi,  aparatur,  mekanisme  hukum  keimigrasian,  sarana  dan  prasarana  hukum keimigrasian,  dalam  operasionalnya  selalu  mengandung  fungsi  pelayanan,  fungsi
penegakan hukum dan fungsi pengamanan.
39
Yusril  Ihza  Mahendra,  Deportasi  Sebagai  Instruyen  Penegakan  Hukum  dan  Kedaulatan Negara di Bidang Keimigrasian, Jakarta: PT.Adi Kencana Aji, 2004, hlm.3.
40
Muhammad  Iman  Santoso,  Perspektif  Imigrasi,  Dalam  Pembangunan  Ekonomi  dan Ketahanan Nasional, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2004, hlm. 21.
41
Direktorat  Jenderal  Imigrasi,  Lintas  Sejarah  Imigrasi  Indonesia,  Jakarta:  Departemen Hukum dan HAM RI, 2005, hlm. 57.
Universitas Sumatera Utara
Adapun  penjelasan  mengenai  peran  instansi  Imigrasi  dalam  suatu  rangkaian yang  komprehensif  dapat  diterjemahkan  dalam  konsep  Tri  Fungsi  Imigrasi  yang
mencakup beberapa hal sebagai berikut: a.
Fungsi  Pelayanan  Masyarakat,  dimana  Imigrasi  berfungsi  sebagai penyelenggara pemerintahan atau administrasi negara yang mencerminkan
aspek pelayanan. b.
Fungsi  Penegakan  Hukum,  dimana  Imigrasi  berperan  sebagai  aparat pelaksana  penegakan  aturan  hukum  keimigrasian  kepada  semua  orang
yang berada di wilayah RI baik WNI maupun WNA. c.
Fungsi  Petugas  Keamanan,  dimana  Imigrasi  berperan  sebagai  penjaga pintu gerbang negara.
Di  dalam  perkembangan  Tri  Fungsi  Imigrasi  dapat  dikatakan  mengalami suatu  pergeseran  bahwa  pengertian  fungsi  keamanan  dan  penegakan  hukum
merupakan satu bagian  yang tak terpisahkan  karena  penerapan  penegakan  hukum  di bidang  keimigrasian  berarti  identik  dengan  menciptakan  kondisi  keamanan  yang
kondusif  atau  sebaliknya.  Sedangkan  fungsi  baru
42
yaitu  sebagai  fasilitator pembangunan  ekonomi  merupakan  bagian  yang  tidak  terpisahkan  dengan  fungsi
keimigrasian  lainnya.  Hal  ini  terlihat  ketika  jasa  keimigrasian  telah  menjadi  bagian dari infrastruktur perekonomian.
2. Peraturan Perundang-undangan Keimigrasian Indonesia