5. Anak WNI yang lahir diluar perkawinan yang sah, belum berusia 18 delapan
belas  tahun  dan  belum  kawin  diakui  secara  sah  oleh  ayahnya  yang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai WNI;
6. Anak  WNI  yang  belum  berusia  5  lima  tahun  diangkat  secara  sah  sebagai
anak oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan tetap diakui sebagai WNI. Perkawinan  campuran  ialah  antara  dua  orang  yang  tunduk  dalam  hukum
kelainan  yang  dalam  satu  pihak  berkewarganegaraan  Indonesia.  Anak  dari  hasil perkawinan campuran dapat digolongkan dalam subyek kewarganegaraan terbatas.
87
B. Status  Kewarganegaraan  Anak  Yang  Lahir  Sebelum  dan  Sesudah
Berlakunya Undang Undang Nomor 12 Tahun 2006
Yang  membedakan  Undang  Undang  Kewarganegaraan  yang  baru  ini  dengan sebelumnya  yaitu  adanya  azas  kewarganegaraan  ganda  terbatas.  Yang  diberikan
kepada anak yang pada saat diundangkannya Undang Undang nomor 12 Tahun 2006 masih  berumur  di  bawah  18  tahun  atau  belum  menikah.  Setelah  melewati  umur
tersebut  maka  ia  harus  memilih  tentang  status  kewarganegaraannya.  Dalam  hal  ini anak  tersebut  diberi  tenggang  waktu  selama  3tiga  tahun.  Penerapan
kewarganegaraan ganda terbatas dilakukan dengan  melalui persyaratan dan prosedur tertentu.  Tidak  serta  merta  orang  yang  dalam  keadaan  tersebut  berstatus
kewarganegaraan  ganda terbatas. Persyaratan dan  prosedur  yang  ditentukan  Undang Undang sedemikian rupa sehingga tampak adanya pembatasan untuk dijadikan suatu
87
Keputusan Menteri Hukum  dan HAM RI No.M.01-HL.03.01 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pendaftaran Untuk Memperoleh Kewarganegaraan RI, Pasal 2
Universitas Sumatera Utara
acuan pembenaran. Untuk  memperoleh  status  kewarganegaraan  ganda  terbatas  telah  diatur
dalam  peraturan  hukum  Indonesia.  Dimana  anak  hasil  perkawinan  campur  yang menjadi subyek dari kewarganegaraan ganda terbatas diharuskan untuk mendaftarkan
keberadaan  mereka  baik  secara  aktif  maupun  pasif  .  Pada  pendaftaran kewarganegaraan  secara  aktif  diharuskan  mengajukan  permohonan  untuk
memperoleh  status  kewarganegaraan  ganda  terbatas  pada  divisi  pelayanan  hukum yang  terdapat  di  Kantor  Wilayah  Kementerian  Hukum  dan  Ham  yang  wilayah
kerjanya  meliputi  tempat  anak  tersebut  berdomisili.  Setelah  permohonan  tersebut dikabulkan dengan surat keputusan Menteri baru dilakukan pendaftaran. Pendaftaran
secara pasif tidak diperlukan karena status kewarganegaraan ganda terbatasnya sudah langsung  diberikan  oleh  Undang  Undang  nomor  12  Tahun  2006  tentang
kewarganegaraan RI..
88
Perbedaan antara pendaftaran secara aktif dan pasif  yaitu adanya batasan waktu untuk  memperoleh  status  kewarganegaraan  ganda  tersebut.  Secara  aktif  diberi  batas
waktu untuk mengajukan permohonan status kewarganegaraan ganda tersebut selama 4empat    tahun  setelah  Undang  Undang    tersebut  diundangkan  berarti  maksimal
pendaftaran  pada  tahun  2010.  Secara  pasif  dapat  langsung  mendapatkan  status kewarganegaraan  gandanya  hanya  dengan  melakukan  pendaftaran  dikantor  Imigrasi
yang  diwilayah  kerjanya  meliputi  tempat  anak  tersebut  berdomisili  untuk memperoleh surat keterangan yang diberikan secara affidavit.
88
Ibid,
Universitas Sumatera Utara
Pendaftaran  secara  aktif  apabila  telah  melewati  batas  waktu  tahun  2010  anak hasil  perkawinan  campur tersebut belum  juga mendaftarkan. Hal tersebut belum ada
tindak  lanjut  dari  ketentuan  yang  me  ngaturnya.  Kalau  dilihat  dari  peraturan perundangan  yang  ada  saat  ini,  anak  tersebut    menjadi  asing      setelah  memilih.
Seharusnya  anak  tersebut  diperlakukan  bukan  sebagai  Asing,  apabila  kita berpedoman  pada  peraturan  perundangan  yang  ada  misalnya  dengan  tetap  memiliki
Kartu  Izin  Tinggal  Terbatas  apabila  ingin  tinggal  menetap  di  Indonesia  sedangkan anak  tersebut  pernah  sebagai  subyek  ganda  terbatas.  Hal  ini  menurut  penulis  harus
ada  peraturan  yang  dapat  mengakomodir  permasalahan  ini  dengan  memberikan kemudahan  yang  diberikan  pemerintah  di  bidang  imigrasi  kususnya,    demi
melindungi  kepentingan  anak  yang  pernah  menjadi  subyek  ganda  terbatas,  lebih memberikan perlindungan hukum bagi anak tersebut nantinya.
Undang Undang Kewarganegaraan yang baru ini melenyapkan adannya  diskriminasi  etnik  yang  mana  sebelum  adanya  Undang  Undang  nomor  12
tahun 2006 ini mengenal perbedaan etnik khususnya yang menimpa warga keturunan Tionghoa. Sekalipun lahir di Indonesia orang tuannya juga lahir di Indonesia bahkan
kakeknya  pun  lahir  di  Indonesia  dan  sudah    menjadi  warga  negara  Indonesia  tetap diperlakukan  sebagai  warga  negara  keturunan  asing,  pangkalnya  karena  dianggap
bukan  Indonesia  asli.  Tetapi  dengan  adanya  perundangan  ini  dengan  sendirinya mereka  merupakan  Indonesia  asli,  sebab  dalam  Undang  Undang  ini  yang  dimaksud
dengan  orang    Indonesia  asli  adalah  orang  Indonesia  yang  menjadi  warga  negara sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan   lain atas kehendak
sendiri  sesuai  dengan  Pasal  2  Undang  Undang  nomor  12  tahun  2006  bahwa  yang
Universitas Sumatera Utara
menjadi Warga Negara Indonesia adalah orang orang bangsa Indonesia asli dan orang orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang Undang sebagai warga negara.
89
Seseorang  yang  berkewarganegaraan  ganda  bisa  dikatakan  sebagai  orang Indonesia asli. Hal ini bila dikaitkan dengan anak hasil perkawinan campuran apabila
dikemudian  hari  anak  tersebut  akan  ikut  pemilihan  presiden  misalnya  salah  satu syaratnya orang Indonesia asli maka yang bersangkutan berhak mengikutinya.
Undang  Undang  Kewarganegaraan  nomor  12  tahun  2006  masih  mempunyai kelemahan atau dampak negatifnya. Bagi negara negara yang tidak mengakui adanya
azas  kewarganegaraan  ganda  subyek  kewarganegaraan  ganda  tersebut  terancam kehilangan  warga  negaranya  pada  negara  tersebut  dan  tidak  akan  diperlakukan  lagi
sebagai  warga  negara  di  negara  tersebut.  Kewarganegaraan  ganda  hanya  diberikan dengan  azas  timbal  baik  artinya  diberikan  bagi  kepada  warga  negara  asing  yang
negara asalnya memperbolehkan kewarganegaraan ganda. Salah satu hal yang sangat disorot pada UU No. 62 Tahun 1958 adalah karena
UU  ini  menempatkan  perempuan  sebagai  subordinasi  laki-laki  dan  hanya  sebagai subyek  hukum.  UU  ini  tidak  memberi  hak  kepada  perempuan  WNI  untuk
memberikan  kewarganegaraannya  kepada  anak  yang  dilahirkannya.  Prinsip  yang dipakai oleh undang-undang ini adalah ius sanguinis yang mengakui kewarganegaraan
hanya  dari  garis  keturunan  ayah.  Artinya  bila  ada  perempuan  WNI  yang  menikah dengan  laki-laki  WNA,  maka  sang  anak  tidak  mendapatkan  kewarganegaraan
89
Penjelasan UU No. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan ...Op. cit
Universitas Sumatera Utara
Indonesia.  Padahal  bila  seorang  laki-laki  WNI  menikah  dengan  perempuan  WNA, anak mereka secara otomatis  mendapat kewarganegaraan Indonesia.
Sebenarnya  ketentuan  yang  menentukan  hanya  laki-laki  yang  dapat memberikan  kewarganegaraan  bagi  anak-anak  yang  dilahirkan  bertentangan  dengan
ketentuan  perundang-undangan  yang  berlaku  di  Indonesia.  Pasal  31  ayat  1  Undang- Undang
No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyatakan “ hak dan kedudukan istri adalah  seimbang  dengan  hak  dan  kedudukan  suami  dalam  kehidupan  rumah  tangga
dan  pergaulan  hidup  bersama  dalam  masyarakat”.  Disamping  itu  bangsa  Indonesia telah  meratifikasi  Konvensi  PBB  tentang  penghapusan  segala  bentuk  diskriminasi
terhadap perempuan Convention on The Elimination of All Forms of Discrimination against  Women  dengan  Undang-Undang  No.  7  Tahun  1984  Pasal  9  paragraf  2
menyebutkan “negara-negara peserta wajib memberi kepada perempuan hak yang sama  dengan  laki-laki  berkenaan  dengan  kewarganegaraan  anak-anak
mereka”.
90
Dengan terbitnya
Undang-Undang No.
12 Tahun
2006 tentang
Kewarganegaraan  RI  telah  melahirkan  inovasi  yang  cukup  revolusioner  karena Undang-Undang
ini  mengedepankan  prinsip  perlakuan  HAM  yang  sama  bagi  setiap warganegara  di  depan  hukum,  kesetaraan,  dan  keadilan  gender  yang  sejalan  dengan
Konvensi PBB tentang penghapusan segala  bentuk diskriminasi terhadap perempuan Convention on The Elimination of All Forms of Discrimination against Women.
90
UU  No.  7  Tahun  1984  Tentang  Pengesahan  Konvensi  mengenai  Penghapusan  Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita Convention on The Elimination of All Forms of Discrimination
against Women Lembaran Negara RI Tahun 1984 No. 29, Tambahan Lembaran Negara No. 3277.
Universitas Sumatera Utara
Status anak hasil perkawinan campuran sebagaimana disebutkan pada Pasal 4 huruc  c,  huruf  d,  huruf  h,  huruf  l  Undang-Undang  No.  12  Tahun  2006  bahwa
penggunaan  asas  kewarganegaraan  ius  sanguinis tidak  mutlak  lagi  hanya  dari  pihak ayah  atau  laki-laki  saja,  namun  juga dari  pihak  ibu  atau perempuan  menjadi diakui.
Namun demikian, Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 secara umum tidak  menganut kewarganegaraan ganda bipatridie ataupun tanpa kewarganegaraan apatridie.
Sehingga penentuan kewarganegaraan anak hasil  perkawinan campuran tidak lagi  mengikuti  kewarganegaraan  ayah  seperti  pada  Undang-Undang  No.  62  Tahun
1958  melainkan  menjadi  kedua  belah  pihak  atau  parentalorang  tua  anak  hasil perkawinan  campuran.  Ibu  atau  perempuan  juga  memiliki  hak  yang  sama  dalam
menentukan  hak  kewarganegaraan  anaknya,  baik  anak  dalam  perkawinan  yang  sah ataupun anak yang laihr di luar perkawinan yang sah.
Berkaitan  dengan  status  kewarganegaraan  bagi  pihak-pihak  yang  terlibat dalam perkawinan campuran diatur dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 yaitu
pada: 1.  Pasal 19 Bab III Syarat-Syarat dan Tata Cara memperoleh Kewarganegaraan
RI a
WNA  yang  kawin  secara  sah  dengan  WNI  dapat  memperoleh kewarganegaraan  RI  dengan  menyampaikan  pernyataan  menjadi
warganegara dihadapan Pejabat; b
Pernyataan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  1  dilakukan  apabila  yang bersangkutan sudah bertempat tinggal di wilayah negara RI paling singkat
5  lima  tahun  berturur-turut  atau  paling  lama  10  sepuluh  tahun  tidak
Universitas Sumatera Utara
berturut-turut  kecuali  dengan  perolehan  kewarganegaraan  tersebut mengakibatkan kewarganegaraan ganda;
c. Dalam  hal  yang  bersangkutan  tidak  memperoleh  kewarganegaraan  RI
yang  diakibatkan  oleh  kewarganegaraan  ganda  sebagaimana  dimaksud pada  ayat  2,  yang  bersangkutan  dapat  diberi  ijin  tinggal  tetap  sesuai
dengan peraturan perundang-undangan; d.
Ketentuan  lebih  lanjut  mengenai  tata  cara  menyampaikan  pernyataan untuk menjadi WNI sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur
dengan peraturan menteri. 2.   Pasal 26 Bab IV tentang Kehilangan Kewarganegaraan RI
a. Perempuan  WNI  yang  kawin  dengan  laki-laki  WNA  kehilangan
kewarganegaraan  RI  jika  menurut  hukum  negara  asal  suaminya kewarganegaraan  istri  mengikuti  kewarganegaraan  suami  sebagai  akibat
perkawinan tersebut; b.
Laki-laki  WNI  yang  kawin  dengan  perempuan  WNI  kehilangan kewarganegaraan  RI  jika  menurut  hukum  negara  asal  istrinya
kewarganegaraan  suami  mengikuti  kewarganegaraan  istri  sebagai  akibat perkawinan tersebut;
c. Perempuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 atau laki-laki sebagaimana
dimaksud  pada  ayat  2  jika  ingin  tetap  menjadi  WNI  dapat  mengajukan surat  pernyataan  mengenai  keinginannya  kepada  pejabat  atau  perwakilan
RI  yang  wilayahnya  meliputi  tempat  tinggal  perempuan  atau  laki-laki
Universitas Sumatera Utara
tersebut,  kecuali  pengajuan  tersebut  mengakibatkan  kewarganegaraan ganda;
d. Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dapat diajukan oleh
perempuan. Dalam  Pasal-Pasal  Undang-Undang  No.  12  Tahun  2006  tentang
Kewarganegaraan  RI  tersebut  berulangkali  dinyatakan  bahwa  pernyataan  untuk memiliki kewarganegaraan sebagaimana  dimaksud pada pasal 6 ayat 2 dan 3 maupun
ketentuan  Pasal  19  yang  menyebutkan  WNA  yang  kawin  secara  sah  dengan  WNI dapat  memperoleh  kewarganegaraan  RI  dengan  menyampaikan  pernyataan  menjadi
warga  negara  dihadapan  pejabat,  dapat  diasumsikan  bahwa  keinginan  untuk memperoleh  kewarganegaraan  Indonesia  dalam  tata  cara  pelaksanaanya  dapat
dilakukan  dengan  penyampaian  keinginan  melalui  sebuah  surat  pernyataan  yang disampaikan pada instansi yang berwenang.
Perolehan  kewarganegaraan  ini  secara  teoritis  menurut  Jimli  Asshidiqie disebut  citizenship  by  registration  menthods
yaitu  metode  memperoleh kewarganegaraan  melalui  suatu  proses  registrasi  yang  lebih  sederhana.  Proses  ini
tidak  sama  dengan  citizenship  by  naturalization  methods  yaitu  metode  memperoleh kewarganegaraan  dengan  proses  naturalisasi  biasa,  ataupun  citizenship  by  birth
methods  yaitu  metode  memperoleh  kewarganegaraan  disebabkan  oleh  kelahiran.
91
Mekanisme  pendaftaran  sederhana  ini  sebetulnya  dapat  pula  diperkenalkan  kembali
91
Jimly Asshiddiqie, Konsolidasi Naskah UUD 1945 setelah perubahan ke-4, Cetakan ke-2, Jakarta: Yarsif Watampone, 2003, hlm.26.
Universitas Sumatera Utara
sebagai  alat  yang  efektif  untuk  menyelesaikan  masalah  kewarganegaraan  ganda terbatas ataupun tanpa kewarganegaraan.
Kewarganegaraan  ganda  terjadi  apabila  seseorang  memiliki  dua  atau  lebih kewarganegaraan. Hal  ini  bisa  terjadi  apabila ayah dan  ibu  berasal  dari  negara  yang
berbeda  atau  bila  sesorang  lahir  di  negara  yang  melaksanakan  prinsip  ius  soli sementara  orang  tuanya  memiliki  kewarganegaraan  yang  berbeda  atau  seseorang
memperoleh kewarganegaraan dari suatu negara melalui proses pewarganegaraan tapi sekaligus  tetap  memegang  kewarganegaraan  asalnya.  Kebanyakan  negara  di  dunia
memperbolehkan dwi  kewarganegaraan  atau
tidak melarang
sepenuhnya kewarganegaraan  ganda.  Contoh  beberapa  negara  yang  memperbolehkan  dwi
kewarganegaraan  ganda  adalah  Amerika  Serikat,  Australia,  Canada,  Inggris,  Italia, Perancis dan Selandia Baru.
92
Pemberlakuan kewarganegaraan terbatas pada UU No. 12 Tahun 2006 dalam perkembangannya banyak  menimbulkan pro dan kontra. Beberapa argumentasi yang
pro terhadap kewarganegaraan ganda antara lain : Benturan asas kewarganegaraan antar negara merupakan suatu hal yang tidak
dapat  dihindari  dalam  pergaulan  dunia  yang  semakin  global.  Adanya  ketentuan hukum  negara  lain  yang  memberlakukan  asas  ius  soli  seperti  Australia,  Amerika
Serikat  dan  negara  yang  menganut  asas  kewarganegaraan  ius  sanguinis  seperti Indonesia,  RRC  sudah  ada  sejak  lama  ada.  Hal  ini  salah  satunya  berdampak  jika
92
Saleh  Wiramiharja,  Matriks  Tabulasi  Komparasi  UUHukum  Kewarganegaraan  di  22 Negara,  APAB,  2005.  APAB  adalah  beberapa  individu  atau  kelompok,  organisasi,  institusi  yang
menggabungkan  diri  dalam  suatu  wadah,  koalisi atau  forum  yang  mempunyai  minat atau  misi  antara lain  memperjuangkan  persamaan  hak  antara  laki-laki  dan  perempuan  dalam  hak  kewarganegaraan,
keimigrasian, hak waris dan hak wali.
Universitas Sumatera Utara
seorang  anak  yang  terlahir  di  luar  negeri  pada  negara  yang  menganut  ius  soli  dari pasangan  orang  tua  yang  menganut  ius  sanguinis  misalnya  Indonesia  merupakan
suatu  hal  yang  biasa  kita  jumpai  sehingga  perlindungan  negara  terhadap  anak  yang demikian  karena  memperoleh  kewarganegaraan  pasif  dari  negara  penganut  ius  soli
perlu diberikan. Hak  kewarganegaraan  adalah  hak  setiap  manusia  untuk  memperolehnya,
karena hal ini juga merupakan perwujudan dari penegakan hak asasi manusia dimuka hukum.  Pemberlakuan  hak  kewarganegaraan  yang  tidak  berimbang  bagi  setiap
manusia  tanpa  memandang status  sebagai anak atau  orang dewasa  bahkan  dari  jenis laki-laki atau perempuan merupakan suatu pelanggaran.
Kewarganegaraan  ganda  terbatas  akan  menguntungkan  Indonesia  dalam rangka  peningkatan  kualitas  sumber  daya  manusianya,  khususnya  pada  generasi
muda yang merupakan anak-anak hasil perkawinan campuran. Karena mereka terlahir dari  dua  latar  belakang  negara  yang  berbeda  yang  tentu  saja  memiliki
keanekaragaman  bahasa,  budaya,  lingkungan  yang  beragam  pula  sehingga memperkaya  pengalaman  tersendiri  bagi  mereka.  Apabila  keanekaragaman  tersebut
dibina, dikelola dengan baik oleh  negara,  maka akan  memberikan  hasil  yang positif bagi kemajuan bangsa.
Terlepas dari pro dan kontra mengenai wacana kewarganegaraan terbatas, hal ini  harus  disikapi  dengan  bijaksana  sebab  dengan  kewarganegaraan  ganda  terbatas
artinya bagi anak-anak yang masih di bawah umur 18 tahun atau sudah kawin diberi kesempatan  atau  memperoleh  kewarganegaraan  dari  ayah  atau  ibunya.  Anak  akan
menetapkan pilihan yang definitif pada saat mencapai usia tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Dalam  tataran  teoritis  wacana  kewarganegaraan  ganda  terbatas  adalah  suatu ketentuan  yang  memperkenankan  seseorang  memiliki  kewarganegaraan  lain  karena
keadaan  tertentu,  tetapi  pemilikan  kewarganegaraan  asing  tersebut  tidak mengakibatkan  hilangnya  kewarganegaraan  RI.  Kewarganegaraan  ganda  terbatas
tidak  dimaksudkan  untuk  menampung  setiap  orang  asing  menjadi  warga  negara  RI dengan  tidak  melepaskan  kewarganegaraan  asalnya,  melainkan  dimaksudkan  untuk
menampung  hak-hak  WNI  yang karena keadaan  atau  alasan tertentu  harus  memiliki kewarganegaraan lain misalnya :
a. karena kelahiran;
b. karena perkawinan;
c. menuntut  ilmu  di  negara  yang  mengharuskan  menjadi  warga  negara  dari
negara tersebut.
93
Penerapan  kewarganegaraan  ganda  terbatas  dilakukan  dengan  melalui  syarat dan  prosedur  tertentu, tidak  serta  merta  orang  yang  dalam  keadaan  tertentu  tersebut
berstatus kewarganegaraan ganda terbatas. Persyaratan dan prosedur yang ditentukan UU  sedemikian  rupa  sehingga  tampak  adanya  pembatasan  untuk  dijadikan  suatu
acuan pembenaran berkewarganegaraan ganda terbatas. Kewarganegaraan ganda  hanya bisa diberikan dengan dasar asas timbal balik
resiprositas,  artinya  hal  ini  hanya  bisa  diberikan  bagi  WNA  yang  negara  asalnya memperbolehkan
kewarganegaraan ganda
atau di
negara-negara yang
memperbolehkan kewarganegaraan ganda karena perkawinan.
93
Asyhari  Syihabudin,  Dwi  Kewarganegaraan  Terbatas,  Tulisan  Lepas  Sebagai  Kasubdit Tata  Negara  pada  Direktorat  Tata  Negara,  Jakarta:  Ditjen  Administrasi  Hukum  Umum  Departemen
Hukum dan HAM,, April 2006, hlm.4.
Universitas Sumatera Utara
Dalam  Undang-Undang  No.  12  Tahun  2006  juga  diadakan  pengaturan  untuk mencegah  terjadinya  kewarganegaraan  ganda  yaitu  pada:  Pasal  23  adalah  Warga
Negara Indonesia kehilangan kewarganegaraannya jika yang bersangkutan. a.
Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri, b.
Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;
c. Dinyatakan  hilang  kewarganegaraannya  oleh  Presiden  atas  permohonannya
sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 delapan belas tahun, bertempat tinggal  di  luar  negeri,  dan  dengan  dinyatakan  hilang  Kewarganegaraan  RI
tidak menjadi tanpa kewarganegaraan; Pasal  23  huruf  b  di  atas  menerangkan  hal  ini  dimaksudkan  untuk  mencegah
kewarganegaraan  ganda.  Ketentuan  ini  tidak  berlaku  bagi  anak  yang  belum  berusia 18 delapan belas tahun atau belum kawin dari hasil perkawinan campur, anak yang
lahir  di  wilayah  negara  RI  dari  ibu  WNI,  anak  yang  ayahnya  WNI,  atau  anak  yang lahir  di  wilayah  negara  RI  yang  orang  tuanya  tidak  mempunyai  warga  negara.
Sedangkan  Pasal  23  huruf  c  menerangkan  bahwa  hal  ini  dimaksudkan  untuk memberikan  kesempatan  bagi  orang  yang  lebih  dari  satu  kewarganegaraan  selain
Indonesia  untuk  segera  melepaskan  kewarganegaraan  RI.  Namun  kehendak  untuk melepaskan  kewarganegaraan  RI  tersebut  tidak  mengakibatkan  menjadi  tanpa
kewarganegaraan.  Terdapat  negara-negara  yang  menganut  prinsip  kewarganegaraan ganda, beberapa negara mengakuinya secara terbuka,tapi ada juga yang tidak terang-
terangan  mengakuinya  tetapi  menerapkan  asas  tersebut  dalam  perundang-
Universitas Sumatera Utara
undangannya.  Penyebab  terjadinya  kewarganegaraan  ganda  pada  dasarnya disebabkan oleh :
a. Pengaruh besar asas kewarganegaraan ius soli yang dianut suatu negara;
b. Benturan asas kewarganegaraan ius soli dan ius sanguinis yang dianut oleh
negara-negara di dunia berbeda satu sama lain; c.
Suatu negara menganut asas kewarganegaraan yang sejenis; d.   Dampak dari perkawinan campuran antar bangsa.
Indonesia  pernah  memiliki  Undang-Undang  No.  2  Tahun  1958  tentang Persetujuan Perjanjian antara RI dan RRC  mengenai Dwi  Kewarganegaraan. Hal  ini
dilatarbelakangi karena
baik Indonesia
maupun RRC
menganut asas
kewarganegaraan  yang sama  yaitu ius sanguinis pada  masing-masing undang-undang kewarganegaraannya.
94
Keadaan  demikian  menyebabkan  terdapatnya  orang-orang  yang  bersamaan memiliki  dua  kewarganegaraan  yaitu  RI  dan  RRC.  Undang-undang  ini  berusaha
menghilangkan  status  dwi  kewarganegaraan    para  warga  dari  RI  dan  RRC  dengan mengadakan  kewajiban  kepada  orang-orang  yang  bersangkutan  untuk  mengadakan
pilihan secara tegas untuk salah satu kewarganegaraan. Dengan  melihat  sejarah  perkembangan  hukum  kewarganegaran  Indonesia
tersebut  merupakan  suatu  hal  yang  wajar  apabila  ada  sekelompok  masyarakat Indonesia  yang  kontra  terhadap  penerapan  prinsip  kewarganegaraan  terbatas  dalam
94
Berdasarkan UU Kewarganegaraan RRC di negara manapun seseorang dilahirkan, orang itu dengan  sendirinya  berkewarganegaraan  RRC  apabila  orang  tuanya  berkewarganegaraan  RRC,  begitu
pula  sebaliknya  sehingga  bagi  WNI  yang  pada  tanggal  20  Januari  1960  telah  dewasa  dan  memiliki serempak kewarganegaraan RI dan RRC dalam tempo 2 tahun yaitu 20 Januari 1960 sampai dengan 21
Januari 1962 harus menetapkan keinginan berkewarganegaraan tetap RI atau RRC.
Universitas Sumatera Utara
Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI karena akibat dari
Undang-Undang No. 2 Tahun 1958 tentang Persetujuan perjanjian antara RI dan RRC
mengenai Dwi Kewarganegaraan. Di kalangan yang sangat fokus terhadap masalah status kewarganegaraan anak
hasil  perkawinan  campuran  sendiri,  masih  terjadi  ketidaksepakatan  mengenai kewarganegaraan  ganda  terbatas,  khususnya  tentang  batasan  usia  bagi  anak  yang
memiliki  kewarganegaraan  ganda  terbatas  untuk  melakukan  pilihan  terhadap  salah satu kewarganegaraan yang dimiliki.
Satya Arinanto
menawarkan beberapa
pilihan dalam
pemberian kewarganegaraan  ganda  yaitu  kewarganegaraan  penuh  seumur  hidup  atau
kewarganegaraan  ganda  karena  perkawinan  atau  kewarganegaraan  ganda  terbatas sampai  usia  tertentu  atau  tidak  menganut  kewarganegaraan  ganda  sama  sekali.
Beliau  menyarankan  apabila  kalaupun  diberikan  kewarganegaraan  ganda  maka kesempatan  itu  hanya  diberikan  sampai  seseorang  anak    mencapai  usia  dewasa,
seperti usia 17 tujuh belas tahun saat memiliki KTP. Setelah melewati usia tersebut, anak tetap harus tetap memilih salah satu kewarganegaraan yang dimilikinya.
95
Beberapa  pertimbangan  yang  sangat  diperlukan  bila  dikaitkan  dengan permasalahan kewarganegaraan ganda, antar lain:
Mengenai  kesetiaan  seseorang  yang  memiliki  kewarganegaraan  anda bukanlah hal yang mudah dijelaskan. Karena kesetiaan merupakan konsep yang rumit
dan  secara  emosional  jauh  lebih  rumit.  Secara  kejiwaan.  Pada  dasarnya  merupakan
95
Satya  Arinanto,  Makalah  pada  Lokakarya  “Perlindungan  Hak  Perempuan  dan  Hak  Anak dalam RUU Kewarganegaraan RI”, Jakarta: diselenggarakan oleh Alida Centre, 30 Nopember 2005,
hlm. 4.
Universitas Sumatera Utara
keterikatan  terhadap  rasa  memiliki  identitas  dengan,  dan  rasa  ‘terhadap  orang  lain, tempat atau benda’.
96
Bagaimana  seseorang  yang  memiliki  kewarganegaraan ganda  memenuhi  hak dan  kewajibannya  sebagai  warganegara  dari  dua  negara  juga  merupakan  suatu
mekanisme  yang  harus  diatur  lebih  lanjut  dalam  dua  negara  tersebut.  Pada  intinya, kewajiban  sipil  secara  kongkrit  yang  mungkin  dialami  oleh  seorang  pemegang
kewarganegaraan  ganda  terdiri  dari  tiga  kategori:  wajib  pajak,  wajib  memilih  atau berpartisipasi dalam pemilihan umum lebih merupakan hak daripada kewajiban.
Bagaimana  negara  memperlakukan  orang  yang  memiliki  kewarganegaraan ganda  apabila  negara  RI  khususnya  memiliki  konflik  dengan  negara  lain  yang
disandang kewarganegaraannya oleh orang tersebut.
97
Dalam  kaitannya  dengan  perlindungan  diplomatik  dari  dua  negara  bagi penyandang kewarganegaraan ganda sebenarnya secara umum, walaupun tidak diatur
secara  eksplisit  dalam  hukum,  seseorang  pemegang  kewarganegaraan  ganda  yang berada di salah satu negaranya, diperlakukan sebagai warga negara tersebut. Contoh,
seorang  berkebangsaan  Turki-Amerika  diakui  sebagai  warga  negara  Turki  pada waktu  berada  di  Turki  dan  sebagai  warga  negara  Amerika  pada  waktu  berada  di
Amerika. Keadaan ini akan menyulitkan bagi suatu negara memberikan perlindungan diplomatik  di  negara  ketiga  di  mana  pemegang  kewarganegaraan  ganda  tersebut
berada, pada saat timbul kebutuhan tersebut. Bagaimana pun juga pada kenyataannya
96
Renshon A. Stanley, Dual Citizenship and American Nationality Identity, Washington DC: Center for Immigration Studies, 2001, hlm. 2.
97
Iwan  Sukresno  P,  Tulisan  lepas  mengenai  “Pertimbangan-pertimbangan  dalam Permasalahan  Dwikewarganegaraan”,  Kasubdit  Naturalisasi,  Direktorat  Tata  Negara  Ditjen  AHU,
Departemen Hukum dan HAM RI, Jakarta, 15 Februari 2006, hm. 7.
Universitas Sumatera Utara
semakin  banyak  negara  yang  terikat  dengan  hukum  internasional  dan  konvensi tentang HAM, sehingga hal itu bukan lagi menjadi alasan yang tepat untuk melarang
kewarganegaraan ganda. Pengaturan  orang  yang  berkewarganegaraan  ganda  dalam  persoalan
kependudukan,  penggunaan  paspor  apakah  tercatat  sebagai  WNI  atau  WNA  atau sekaligus  tercatat  kedua-duannya  juga  merupakan  sebuah  persoalan  yang  harus
diantisipasi sejak dini.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KEBIJAKAN YANG DIAMBIL OLEH DIREKTORAT JENDERAL