K a j i a n S t r a t e g i s B E M K M U G M 2 0 1 3
| 53
Target dari tujuan ini adalah menghentikan secara total infeksi HIV pada 2015 dan mulai membalikkan penyebarannya.
Dalam kenyataannya memang terjadi penurunan tingkat infeksi HIV secara stabil tapi tetap saja sebanyak 2,5 juta orang
terinfeksi setiap tahunnya.
7. Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup.
Inti pencapaian dari tujuan ini adalah mengintegrasikan prinsip dari perkembangan berkelanjutan menjadi kebijakan dan
program negara dan membalikkan kehilangan sumber daya lingkungan. Hutan merupakan jaring pengaman bagi masyarakat
yang miskin tetapi hutan terus menghilang pada laju yang mengkhawatirkan. Dimana kehilangan terbesar terjadi di wilayah
Amerika Selatan, yaitu sebanyak 3,6 juta hektar hutan menghilang setiap tahunnya dalam 2005-2010.
8. Membangun Kemitraan Global bagi Pembangunan.
Indikator tujuan ini adalah membangun sistem finansial yang terbuka, teratur, bisa di prediksi dan non diskriminatif serta
memperhatikan kebutuhan negara yang terbelakang, terkurung, dan kepulauan kecil. Akibat adanya krisis finansial global
menyebabkan dana bantuan bagi pengembangan daerah terhambat, menurun sebesar 4 menjadi 125,6 miliar.
Rentang Waktu Sudah Mendekat Menurut Laporan Panel Tingkat Tinggi Para Tokoh terkemuka
mengenai agenda pasca pembangunan 2015, bahwa dengan adanya agenda MDGs, dunia telah menyaksikan pengentasan kemiskinan
tercepat dalam sejarah manusia, yaitu orang yang hidup dibawah garis standar kemiskinan internasional, yaitu 1,25 telah berkurang setengah
miliar orang. Laju kematian anak turun lebih dari 30, dengan setiap tiga juta anak terselamatkan setiap tahun dibandingkan dengan tahun
2000. Kematian akibat malaria turun hingga seperempatnya. Hal ini dikarenakan adanya pertumbuhan ekonomi, kebijakan yang lebih baik
dan komitmen dalam menjalankan agenda MDGs demi kesejahteraan manusia.
Menurut Monrovia Communique of the High Level Panel pada 1 Februari 2013, visi dan tanggung jawab kita semua untuk menghentikan
dan menghapus kemiskinan ekstrem dan segala bentuknya dalam
54 |
K a j i a n S t r a t e g i s B E M K M U G M 2 0 1 3
konteks pembangunan berkelanjutan dan meletakkan dasar-dasar kesejahteraan yang berkesinambungan bagi semua.
Kemudian melihat dari berbagai prestasi gemilang yang telah dicapai oleh dunia dalam mengakhiri kemiskinan yang ekstrem, maka
adalah kesalahan besar untuk membongkar MDGs dan memulai target baru dari awal. Seperti yang disepakati oleh para pemimpin dunia di Rio
pada tahun 2012, sasaran dan target baru perlu dilengkapi dengan informasi dasar sehubungan dengan HAM universal, dan menyelesaikan
kerja yang telah dimulai oleh MDGs. Dalam hal ini yang terpenting adalah penghapusan kemiskinan ekstrem dari muka bumi ini menjelang
2030.
Dalam hal ini, pembangunan berkelanjutan merupakan harus meneruskan semangat baru dalam melaksanakan agenda setelah MDG
yaitu pemerintahan yang bersih dan akuntabel, kesehatan masyarakat yang terjaga, sanitasi air, akses pendidikan bagi semua, keadaan sosial
dan ekonomi yang stabil dan juga kesejahteraan warganya. Tetapi guna menjalankan visi ini diperlukan lebih dari sekadar tujuan dan capaian
yang ada di MDGs. Fokus MDGs tidak menjangkau masyarakat yang terkuci maupun terpencil. Pun juga tidak memuat mengenai kekerasan
sebagai hasil samping dari pembangunan. Untuk itulah diperlukan pemerintahan yang akuntabel, dapat dipercaya, tidak korup serta
menegakkan jalannya hukum demi lancarnya pembangunan yang berkesinambungan ini.
Berdasarkan pertemuan-pertemuan yang telah dilakukan oleh panel tingkat tinggi ini dalam menentukan target dari Pembangunan
Milenium Pasca 2015 adalah sebanyak lima tranformasi besar yakni: 1.
Tidak meninggalkan siapapun 2.
Menempatkan pembangunan berkelanjutan sebagai inti 3.
Mentransformasikan ekonomi untuk lapangan kerja dan pertumbuhan inklusif
4. Membangun perdamaian, kelembagaan yang efektif, terbuka
dan akuntabel. 5.
Membangun sebuah kemitraan global yang baru
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Tidak meninggalkan siapapun. Kita harus memastikan bahwa tiada seorangpun, terlepas dari jenis kelamin, etnis, wilayah geografis,
keterbatasan fisik, ras atau status lainnya ditolak pemenuhan HAM