Semangat UU Pendidikan Tinggi ini masih mencerminkan
152 |
K a j i a n S t r a t e g i s B E M K M U G M 2 0 1 3
Latar Belakang Kebijakan Uang Kuliah Tunggal
Pada hakikatnya sistem pembayaran UKT ini sebagai bentuk tanggungjawab negara dalam memberikan fasilitas pendidikan yang
murah kepada warganegara dengan penghapusan segala bentuk pungutan-pungutan di luar biaya kuliah seperti sumbangan gedung,
biaya KKN, biaya wisuda, biaya praktikum, dan sebagainya yang dirasa diskriminatif dan sulit dikontrol dan diawasi oleh pemerintah. Akan
tetapi, benarkah penghapusan sumbangan-sumbangan tersebut berdampak pada hilangnya diskriminasi dalam pembayaran dan
membuat biaya kuliah semakin murah? Perjalanan Dasar Hukum Kebijakan UKT
Berdasarkan amanah dari pasal 88 UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, maka Dikti telah mengeluarkan surat edaran
yang dijadikan dasar pemberlakuan sistem UKT, yaitu: 1.
Surat Edaran Dirjen Dikti No. 21ET2012 tertanggal 4 Januari
2012 tentang Uang Kuliah Tunggal
2. Surat Edaran Dirjen Dikti No. 274ET2012 tertanggal 16
Februari 2012 tentang Uang Kuliah Tunggal
3. Surat Edaran Dirjen Dikti No. 305ET2012 tertanggal 21
Februari 2012 tentang Larangan Menaikkan Tarif Uang Kuliah
4. Surat Edaran Dirjen Dikti No. 488ET2012 tertanggal 21 Maret
2012 tentang Tarif Uang Kuliah SPP di Perguruan Tinggi
5. Surat Edaran Dirjen Dikti No. 97EKU2013 tertanggal 5 Februari
2013 tentang Uang Kuliah Tunggal.
6. Surat Edaran Dirjen Dikti No. 272ET.1.KV2013 tertanggal 3 April
2013 tentang Uang Kuliah Tunggal Surat edaran terakhir Dirjen Dikti mengacu kepada UU No. 12
Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang statusnya saat ini sedang proses uji materi di Mahkamah Konstitusi MK oleh Komite Nasional
Pendidikan KNP.
Selain itu, pernah diadakan rapat antara Dikti dengan rektor sejumlah PTN yang diselenggarakan di Bandung, 2 Juni 2012 untuk
membahas penerimaan mahasiswa baru tahun 2013. Dikti kembali menghimbau PTN untuk melaksanakan kebijakan UKT dan mekanisme
pemberian BOPTN Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri.
Berdasarkan hasil pemaparan pada dialog paska aksi Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2013 dengan Sekretaris Dikti, Bapak Patdono