Sistem Penjaminan Mutu EVALUASI PROGRAM AKADEMIK DAN SISTEM PENJAMINAN MUTU

b. c. d. Mengembangkan prosedur kerja baku Manual ProsedurMP untuk: 1 Menjamin mutu dan seleksi internal proposal Program Hibah Kompetisi PHK dari Ditjen Dikti; 2 Menjamin mutu pelaksanaan PHK Ditjen Dikti tersebut melalui Monitoring dan Evaluasi Monev 3 Pendampingan pada saat visitasi PHK dari Ditjen Dikti; 4 Menjamin mutu Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat; 5 Menjamin mutu usulan akreditasi Program StudiInstitusi melalui pendampingan Monitoring dan evaluasi uji coba serta implementasi manual mutu kegiatan akademik. Pengembangan Sistem Jaminan Mutu Akademik di UB Penyebarluasan praktek baik good practices dari suatu unit penerima PHK ke unit yang lain. Kelembagaan dan tugas tim diperbarui tiap tahun melalui SK Rektor sesuai dinamika UB. Berdasarkan SK. No: 023ASK2006 PJM UB tanggal 13 Pebruari 2006, maka tugas PJM diperpanjang dengan tugas pokok melanjutkan kegiatan sebelumnya. Untuk meningkatkan keefektifan mekanisme pengendalian mutu yang ada, universitas telah mengadopsi ‘paradigma baru’ dalam meyelenggarakan pendidikan tinggi yang dibuat oleh Ditjen Dikti Depdiknas. Sejalan dengan pelaksanaan paradigma baru, UB telah membentuk lembaga Benefit Monitoring Evaluation BME yang langsung bertanggung jawab kepada Rektor. Pada awalnya, lembaga ini berfungsi untuk menilai keefektifan penyelenggaraan kegiatan yang didanai oleh dana­dana hibah kompetisi dari Ditjen Dikti maupun dana­dana internal universitas. Pada perkembangan selanjutnya BME telah diubah menjadi Pusat Jaminan Mutu PJM yang bertugas memantau kinerja unit­unit di dalam universitas dalam bidang akademik pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Selain PJM terdapat Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan LP3 yang bertanggung jawab di dalam kajian penyelenggaraan proses belajar mengajar. Saat ini LP3 sedang menerima proyek hibah kompetisi TPSDP untuk mendukung program­programnya. Berbagai kegiatan kajian telah dilakukan, namun hasilnya masih belum nyata diterapkan. Kegiatan utama LP3 selama ini adalah melakukan pelatihan Pekerti dan teknik­teknik pembelajaran untuk dosen serta evaluasi kurikulum. Beberapa kelemahan di dalam program akademik adalah bahwa pada saat ini 16 PS 50 dari keseluruhan PS yang terakreditasi di UB mendapatkan nilai akreditasi A, 12 PS 45 mendapatkan nilai B dari Badan Akreditasi Nasional BAN dan 1 PS mendapatkan nilai C Gambar 2.7. Dari sisi jumlah mutlak PS yang mendapatkan akreditasi A, pada tahun 2008 terdapat penurunan karena terjadi proses penggabungan dari beberapa PS yang mendapat akreditasi A. Dengan perkembangan pembukaan PS baru yang ada komposisi PS yang belum dan sedang menjalani proses akreditasi menjadi cukup signifikan. Untuk menjaga kualitas UB secara menyeluruh maka pembukaan PS baru perlu dianalisis dengan cermat agar dapat memberikan konstribusi peningkatan PS terkareditasi A pada saat diakreditasi. Guna peningkatan mutu secara berkelanjutan, maka rektor telah memberikan mandat kepada PJM untuk mengembangkan sistem untuk meningkatkan kualifikasi akreditasi PS, hingga tahun 2007, prioritas masih diberikan pada PS S­1. Untuk itu PJM telah menyusun Manual Prosedur Pendampingan Pengusulan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi AIPT Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 18 Akreditasi PS S­1. Sistem telah dicoba sejak tahun 2006, sejak saat itu 8 PS yang semula terakreditasi B dan mengusulkan perbaikan, ternyata semua terakreditasi A. Upaya ini terus ditingkatkan untuk mencapai standar minimum jumlah PS yang terakreditasi A sebesar 80 Untuk program studi pendi­dikan kedokteran dari Fakultas Kedokteran telah mendapat akre­ ditasi internasional dari Pemerintah Malaysia. Sesuai Renstra UB UB tahun 2006­2011 dan arah kebijakan pengembangan pendidikan tinggi yang dicanangkan oleh Ditjen Dikti dan tertuang dalam Strategi Jangka Panjang Pendidikan Tinggi HELTS 2003­2010 maka UB terus berupaya berbenah diri, agar menghasilkan lulusan yang mampu meningkatkan daya saing bangsa, dengan melaksanakan secara sungguh­sungguh mandat otonomi pengelolaan pendidikan dan mengupayakan peningkatan kesehatan organisasi penyelenggara pendidikannya. Sejalan dengan itu UB telah merencanakan perubahan status menjadi Badan Hukum Milik Negara pada sejak tahun 2005. Dengan sumber daya yang ada UB berupaya untuk mengoptimalkan pembinaan dan pengembangan pendidikan tinggi yang mampu merangsang kinerja kolektif untuk meningkatkan mutu yang berkelanjutan berdasarkan evaluasi diri, akses dan keadilan, serta azas otonomi. Dana pengembangan dapat berasal dari dana rutin maupun dana Program Hibah Kompetisi PHK. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, UB telah berperan aktif dan berhasil memperoleh berbagai PHK yang ditawarkan oleh Ditjen Dikti, antara lain Due­like, Semi Que, TPSDP, SP4, A2, A3, ICT grant, I­MHERE sub component 2.2 dan 2.1. Pada saat ini, UB sedang menyiapkan proposal lengkap PHK berbasis institusi tahun 2008. Adapun peran fungsional PJM dalam struktur organisasi UB digambarkan dalam Gambar 2.8. Pusat Jaminan Mutu Rektor PR­I, PR­II, PR­III, Senat UB Fakultas Jurusan Lembaga Pusat Biro UPT Gambar 2.8. Peran Fungsional PJM dalam struktur organisasi UB Dalam sistem penjaminan mutu dilakukan proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pendidikan secara konsisten serta berkelanjutan sehingga pengguna stakeholders memperoleh kepuasan. Hal ini berguna untuk menjamin keberhasilan institusi memberikan best services, sesuai visi dan misi yang ditetapkan serta mengembalikan kepercayaan dan peran UB sebagai entrepreneurial university dan center of excellence. Melalui program SP4 tentang Fungsionalisasi Jaminan Mutu Pendidikan tahun 2006, maka kegiatan yang telah dilakukan meliputi tiga isu, yaitu isu Internal Manajemen: I.1. Peningkatan Baku Mutu dan Kualifikasi Borang Akreditasi, I.2. Peningkatan Efektifitas Pusat dan Unit Jaminan Mutu, isu Sustainabilitas: S Standarisasi Pembinaan dan Pemantauan PHK, dan isu Efisiensi: E.1. Peningkatan Pemantauan dan evaluasi PBM yang Baku, E.2. Penetapan Baku Mutu Pemantauan aktivitas Penelitian dan Pengabdian Masyarakat . Prestasi Program SP4 tersebut terutama dirasakan terkait dengan keberhasilan fungsi PJM dalam seleksi internal dan pendampingan penyusunan proposal PHK, sharing good Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi AIPT Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 19 practices, monevin PHK, pendampingan penyusunan borang akreditasi maupun dalam pengembangan sistem penjaminan mutu akademik. Hal itu didukung oleh peningkatan kualifikasi anggota PJM tentang Sistem Penjaminan Mutu Akademik SPMA, serta peningkatan kepercayaan Ditjen Dikti pada implementasi PHK dan BAN PT yang ditandai oleh meningkatnya jumlah program studi yang terakreditasi A dari 9 PS pada akhir tahun 2005 menjadi 19 PS pada akhir tahun 2007. Selanjutnya, PJM bekerjasama dengan Tim Koordinasi PHK dalam kegiatan Monevin PHK Gambar L.1., PJM telah menggunakan dana Monev PHK 2,5 untuk standarisasi 31 orang reviewer proposal PHK dan 21 orang untuk monevin. Hal ini dapat mempercepat peningkatan penguatan kapasitas dan kinerja PJM UB melalui konsep continuous quality improvement. Sejalan dengan dinamika kondisi dan kebutuhan UB, maka SK Rektor UB No. 023ASK2006 tanggal 13 Pebruari 2006 tentang Pusat Jaminan Mutu PJM UB yang beranggotakan tujuh 7 orang dari lima 5 Fakultas telah diperkuat dengan memasukkan anggota baru. Hal ini dimaksudkan untuk akselarasi pengembangan SPM dan mengakomodasi keragaman di 12 Fakultasprogram di UB. Oleh karena itu, berdasarkan SK 010ASK2007 tanggal 15 Januari 2007 ditetapkan tim PJM yang baru beranggotakan 14 orang dengan kualifikasi doktor, menunjukkan komitmen untuk pengembangan mutu UB, independen dan tidak menjabat secara struktural. Untuk tugas PJM yang baru hingga 15 Januari 2008, yaitu sebagai berikut: a. b. c. Mengembangkan Sistem Penjaminan Mutu Akademik dan pelaksanaan auditnya. Meningkatkan mutu usulan akreditasi Program StudiInstitusi melalui pendampingan Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi Internal Monevin Program Hibah Kompetisi PHK Sesuai dengan kapasitas, kebutuhan internal dan tuntutan eksternal, maka diperlukan percepatan pengembangan perangkat dan kelembagaan SPMA, tidak hanya di universitas namun juga di fakultaslembaga dan jurusan. Dengan berperannya GJM dan UJM di tingkat fakultas dan jururusan Gambar L.2 diharapkan proses penjaminan mutu bisa berjalan seiring dengan dinamika unit kerja dari satuan terkecil. SPM yang dikembangkan masih diprioritaskan pada bidang akademik untuk program S­1 dan belum menyentuh administrasi keuangan dan kepegawaian. Dengan posisi dan fungsinya seperti pada struktur organisasi universitas Gambar L.3 pembenahan sumberdaya perlu dilakukan untuk bisa melakukan fungsi penjaminan mutu secara komprehensif. Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi AIPT Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 20

BAB III EVALUASI KINERJA MANAJEMEN PERGURUAN TINGGI

3.1. Keuangan

Sumber pendanaan utama UB adalah dari APBN DIP dan DIK dan PNBP yang utamanya berasal dari sumbangan pendidikan mahasiswa IOM, SPP, dan SPFP. Jumlah perkembangan total pendanaan UB untuk kurun waktu 2003–2008 dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1. Jumlah total pendapatan UB 2003 – 2008 dalam milyar rupiah Dari tabel 3.1. tersebut terlihat bahwa rata­rata pertumbuhan total pendanaan dari tahun 2003 hingga 2008 adalah 26,7 per tahun. Pertumbuhan total pendanaan UB dari tahun 2003 hingga 2008 disajikan dalam Gambar 3.1. PERKEMBANGAN PENDAPATAN 2003-2008 160 PNBP-Akademik PNBP-Non Akademik 120 APBN 80 40 1 2 3 4 5 6 7 Gambar 3.1. Pertumbuhan Total Pendapatan Tahun 2003­2008 UB angka 1 = 2003 dan 6 = 2008 dalam Milyar Rupiah Porsi PNBP atas total pendanaan juga menunjukkan trend meningkat dari tahun 2003 ke tahun 2004 mencapai 122,92, sedangkan sampai dengan tahun 2007 meningkat sebesar 322,60. Hal ini tentunya menunjukkan potensi UB dalam penggalangan dana masyarakat meskipun porsi PNBP­Akademik yang dipungut dari mahasiswa rata­rata masih 60,8 dari total PNBP. Meskipun demikian, UB telah menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan pendanaan dari dana hibah kompetisi, seperti A3, TPSDP, I­MHERE, INHERENT, dan lainnya. Proporsi PNBP dan APBN dapat dilihat dalam Gambar 3.2. Kemampuan ini bukan hanya sekedar menunjukkan peningkatan indikator kesehatan finansial namun juga menunjukkan suatu perkembangan kualitas secara menyeluruh. Ke depan UB sadar bahwa porsi pendanaan dari mahasiswa, baik dari SPP, IOM maupun SPFP harus semakin kecil. Demikian juga dengan ketergantungan terhadap dana APBN melalui DIP dan DIK. Diakui bahwa UB belum mampu memobilisasi dana secara optimal dari profit center­profit center yang ada meskipun sebenarnya potensi yang ada cukup besar. Oleh karena itu, berbagai macam usaha telah dilakukan dalam meningkatkan sumber pendanaan selain dari sumber­sumber dana yang ada. Sehubungan dengan itu, UB saat ini telah Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi AIPT Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 21 Sumber 2003 2004 2005 2006 2007 PNBP 71,96 88,45 105,81 156,15 235,05 APBN 70,59 77,60 83,79 101,72 126,93 Total Pendapatan 142,55 166,05 189,60 257,86 361,98 Jumlah dana mengidentifikasi berbagai macam sumber yang bisa digali melalui inkubator bisnis, serta berbagai bisnis lain yang bersifat non­akademik. Gambar 3.2. Proporsi Sumber Dana UB Tahun 2003 s.d. 2008