Persiapan Otonomi PT LATAR BELAKANG

c. d. e. f. g. h. Beberapa pembenahan yang telah dilakukan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi manajemen, misalnya penyatuan lembaga penelitian dengan pengabdian masyarakat, penghapusan progrm studi yang memiliki peminat yang sangat sedikit dan menyatukan beberapa program studi menjadi program studi yang lebih umum progran studi di Fakultas Peternakan dan Fakutas Pertanian. Namun demikian, berbagai inefisiensi masih saja terjadi dan perlu perbaikan, misalnya inefisiensi di dalam manajemen aset maupun proses pembelajaran dan efisiensi kurikulum dengan perampingan jumlah mata kuliah. Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu dengan mengembangkan Pusat Jaminan Mutu dan seluruh prosedur mutu. Penerapan sistem penjaminan mutu ini sudah mulai dilaksanakan dari tingkat universitas sampai jurusan. Saat ini UB berusaha mendata dan mengurus sertifikat tanah atas seluruh aset tanah. Pembenahan masih di perlukan untuk sistem air, kelistrikan, telepon, jaringan internet, maupun tempat parkir, kantin dan seluruh infrastruktur jasa. Pemanfaatan fasilitas laboratorium, kelas dan ruang­ruang lain masih masih belum di dukung sistem database yang memadai. Program I­MHERE mengembangkan kajian untuk dasar kebijakan yang antara lain akan berusaha menyelesaikan permasalahan manajemen aset seperti tersebut di atas. Membentuk manajemen teknologi informasi yang terintegrasi untuk mengkoordinasikan sistem teknologi informasi yang ada di UB. Untuk ini UB memperoleh dukungan pendanaan INHERENT K­1 dan telah di tunjuk oleh Ditjen Dikti sebagai titik simpul sistem jaringan internet perguruan tinggi nasional bagi perguruan tinggi di sekelilingnya. Dikombinasikan dengan sumber daya yang ada dan program inherent, implementasi riil terciptanya e­ campus secara utuh akan dapat dicapai pada tahun 2008 ini. Membentuk lembaga koordinasi kegiatan bisnis dan layanan masyarakat beserta seluruh infrastruktur dan fasilitas yang di perlukan. Lembaga ini akan mengkoordinasikan seluruh kegiatan bisnis universitas baik bersifat akademik maupun non akademik untuk kepentingan memperoleh dana di luar SPP dan subsidi pemerintah. Membentuk Inkubator Bisnis yang berperan untuk mengkaji dan memasarkan teknologi baru hasil riset dosen dan mahasiswa menjadi unit bisnis dalam skala produksi. Mengangkat staf Rektor dan staf Pembantu Rektor yang mengacu kepada struktur organisasi PT BHP­MN. Mengajukan perubahan status menjadi PK­BLU yang saat ini sudah mendapat persetujuan Mendiknas. Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi AIPT Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 7

BAB II EVALUASI PROGRAM AKADEMIK DAN SISTEM PENJAMINAN MUTU

2.1. Program Akademik

Sebagai sebuah lembaga pendidikan yang bersifat pelayanan publik, UB memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memiliki kompetensi, daya saing, kreatif serta inovatif. Lulusan yang berkualitas diharapkan mampu berperan dalam pembangunan dan pemberdayaan masayarakat baik dalam kancah nasional maupun internasional. Hal ini merupakan perwujudan dari visi dan misi yang telah dicanangkan UB. Lulusan yang berkualitas dipengaruhi oleh berbagai faktor utama, yaitu kualitas input mahasiswa yang masuk dan kualitas proses meliputi dosen, sarana prasarana, dan sistem yang mendukung. Dengan demikian faktor­faktor tersebut perlu diperhatikan secara seksama dan secara berkelanjutan dievaluasi untuk dapat memberikan umpan balik dalam upaya peningkatan kualitas yang ingin dicapai. Sebagai sebuah institusi dengan kegiatan utama akademik maka salah satu aspek penting dalam kegiatan universitas adalah sistem penerimaan mahasiswa baru. Disadari bahwa kualitas dan kuantitas mahasiswa baru berperan cukup signifikan dalam kegiatan penyelenggaraan universitas. Kualitas mahasiswa baru yang tinggi akan berdampak pada kualitas penyelanggraan Tridharma. Sedangkan kuantitas yang memadai akan ikut menentukan keberlangsungan universitas serta dalam implementasi tanggung jawab sosial dalam kaitannya dengan aspek pemerataan kesempatan belajar dan efisiensi penyelenggaraan perguruan tinggi itu sendiri. Untuk dapat menjamin kualitas proses penerimaan mahasiswa baru, maka ketersediaan perangkat pengelolaan merupakan hal yang penting. Sistem penerimaan mahasiswa baru tersusun atas dokumen­dokumen MP, ketersediaan sistem perangkat lunak yang memadai, ketersediaan sumber daya manusia dan perangkat. Dukungan sistem informasi dalam proses penerimaan mahasiswa baru dapat dilihat dari tersedianya sistem pendaftaran dan pengumuman penerimaan. Dalam rangka perluasan akses masyarakat dan peran universitas dalam perluasan kesempatan belajar, pola penerimaan mahasiswa baru melalui berbagai jalur penerimaan telah dilakukan. Pada sisi lain penjaminan kualitas mahasiswa baru diterapkan dengan penetapan kriteria dan mekanisme seleksi yang memadai. Dengan pola yang ada nampaknya sampai saat ini secara efektif telah dapat menjamin mutu, ekuitas dan aksesibilitas. Dengan dukungan website yang ada akses lulusan SMA untuk dapat mengetahui dan mendaftar di UB menjadi tidak terbatas. Terlebih dengan telah semakin mudahnya akses internet di berebagai sekolah lanjutan seiring dengan kebijakan pemanfaatan TI di sekolah. Sistem pendaftaran dengan memanfaatkan jaringan perbankan yang dikembangkan memungkinkan lulusan­lulusan SLTA di seluruh Indonesia secara mudah mendaftarkan diri untuk mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru UB. Sosialisasi dan promosi aktif yang dilakukan secara rutin oleh universitas, fakultas, jurusan dan staf ke berbagai daerah dan sekolah memberikan daya dorong dalam perluasan aksesibilitas penerimaan mahasiswa baru. Keterlibatan dalam sistem penerimaan mahasiswa baru secara nasional yang diselenggarakan antar perguruan tinggi semakin memperluas kesempatan belajar di UB. Namun demikian promosi dalam bentuk berita kemajuan UB pendidikan, penelitian dan pengabdian melalui jalur media masa masih perlu ditingkatkan untuk semakin memperkuat brand image UB sebagai universitas yang berkualitas. Pola seleksi yang telah berjalan bertahun­tahun telah menunjukkan standar mutu penerimaan yang cukup baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Aspek kualitas dan kuantitas penerimaan mahasiswa baru dapat dilihat dari data calon mahasiswa dan mahasiswa yang Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi AIPT Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 8 diterima serta tingkat persaingan untuk dapat diterima. Rasio pendaftar dan yang diterima dalam empat tahun terakhir sedikit mengalami penurunan seiring dengan peningkatan daya tampung universitas Tabel L.1 selain adanya kecenderungan nasional yang juga menurun. Rasio rata­rata 1:5 pada saat ini dipandang masih cukup bagus untuk tetap memberikan jaminan kualitas mahasiswa baru. Namun demikian dengan kecenderungan yang ada langkah antisipasi dalam peningkatan daya saing mahasiswa baru perlu dilakukan. Perluasan informasi dan menjaga daya tampung pada jumlah yang tidak terlalu besar dapat dilakukan. Dengan memperhatikan luas kapasitas sarana dan prasara yang ada, hal ini dapat dilihat pada perkembangan jumlah mahasiswa Tabel L.2. Dengan demikian upaya menjaga kualitas dapat difokuskan pada peningkatan persaingan. Perluasan cakupan penerimaan mahasiswa baru dari berbagai wilayah disamping memberikan aspek perluasan akses diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas mahasiswa baru karena akan lebih meningkatkan jumlah pendaftar. Pada sisi lain upaya sistematis untuk melakukan sosialisasi dan peran universitas berikut berbagai disiplin ilmu yang ditawarkan kepada masyarakat perlu semakin digalakkan. Variasi pola­pola rekruitmen telah dilakukan untuk menjaring calon­calon mahasiswa yang potensial dari sisi akademik. Pada saat ini, mahasiswa UB tersebar dari berbagai propinsi di Indonesia Gambar 2.1. Hal ini menunjukkan bahwa universitas sudah cukup dikenal di berbagai wilayah di Indonesia. Namun demikian sebagian sangat besar masih berasal dari Jawa Timur. Selain permasalahan penyebaran informasi kualitas universitas pada lulusan­lulusan SLTA, permasalahan sebaran geografis ini nampaknya juga didominasi dari faktor mobilitas masyarakat khususnya lulusan SLTA serta kemampuan ekonomi masyarakat. Dengan akses transportasi yang cukup mudah antara Jawa Timur Malang dengan Kalimantan Timur serta kemampuan ekonomi daerah secara signifikan menunjukkan peningkatan persentase mahasiswa dari wilayah ini dibandingkan wilayah lain di luar pulau Jawa. Semakin jauh dan akses transportasi yang semakin sulit karena jarak dan waktu tempuh maka prosentase mahasiswa dari wilayah provinsi bersangkutan menjadi semakin kecil. Selain mahasiswa dari dalam negeri pada saat ini UB telah menerima mahasiswa dari luar negeri. Gambar 2.1. Sebaran asal daerah mahasiswa UB 2004 ­ 2007 Sistem penerimaan mahasiswa baru juga telah mengatur mekanisme yang memungkinkan mahasiswa tidak mampu dan cacat fisik untuk juga mendaftar di UB. Berbagai ragam beasiswa yang ada lebih dari 10 mahasiswa UB menerima beasiswa, Tabel L.3. dan penerapan pemungutan SPP secara proporsional berdasarkan kemampuan ekonomi orang tua mahasiswa, memungkinkan mahasiswa dari golongan tidak mampu untuk melanjutkan studi di UB. Hal in merupakan satu aspek yang perlu ditunjukkan pada masyarakat untuk meningkatkan kualitas input. Kerjasama kemitraan daerah dan instansi memungkinkan semakin besarnya peluang ini disamping perluasan pemerataan daerah asal mahasiswa. Dalam konsep pengembangan kedepan direncanakan suatu mekanisme penawaran pemberian beasiswa pada golongan tidak mampu, jika dapat memenuhi persyaratan akademik yang ditentukan, dapat memiliki kepastian dalam melanjutkan studi di UB. Langkah ini cukup strategis namun perlu disinkronkan dengan upaya peningkatan penggalian sumber­sumber pembiayaan universitas. Kesempatan bagi mahasiswa cacat fisik diatur dalam suatu mekansime aturan yang memungkinakan adanya kesamaan penerimaan. Namun demikian cacat fisik yang disandang perlu diperhatikan apakah dapat menjadi kendala utama terkait dengan bidang yang ditempuh Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi AIPT Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 9