8 EVALUASI PROGRAM AKADEMIK DAN SISTEM PENJAMINAN MUTU

Karakteristik lingkungan sosial Jawa Timur, Malang khususnya, yang cukup heterogen dan terbuka ikut memberikan andil pada sikap dan perilaku sivitas akademika. Tata hubungan masyarakat yang terbuka ikut mendorong terciptanya hubungan yang terbuka antar sivitas akademika di dalam kampus. Komunikasi sosial dalam gaya “Kèra Ngalam Arèk Malang = Orang Malang” memberikan kontribusi positif dalam penciptaan hubungan egaliter dalam kehidupan kampus. Kota Malang yang merupakan suatu kota yang terus berkembang namun dalam lingkup kehidupan sosial yang cukup akrab antar masyarakatnya memberikan pengaruh dalam pola hidup sivitas akademika. Hal ini mendorong terciptanya suasana akademik yang sehat dan merupakan suatu keuntungan dari aspek letak universitas. Kondisi geografis dan klimatologi yang cukup nyaman ikut memberikan andil dalam pola kehidupan dan interaksi sosial. Landscape kampus yang tertata dengan asri dan sejuk dengan jarak antar gedung yang cukup dekat menimbulkan suasana tenang dan kedekatan emosional antar elemen sivitas akademika. Hal ini juga merupakan kekuatan dalam pencipataan suasana akademik yang kondusif. Mahasiswa juga memiliki peran penting dalam penciptaan suasana akademik yang sehat. Tidak pernah terdengar atau timbulnya demonstrasi, apalagi bentrokan antar mahasiswa menunjukkan tata hubungan yang baik. Interkasi sosial mahasiswa dalam kampus, dalam beraktivitas di unit kegiatan mahasiswa yang melibatkan berbagai unsur mahasiswa, ikut mendorong interaksi positif dalam penciptaan suasana akademik. Teknologi Informasi juga memberikan ruang bagi mahasiswa untuk berekspresi melalui forum diskusi dan berinteraksi melalui e­mail maupun sarana chatting. Kebebasan berekspresi dan berpendapat cukup terjamin dan terakomodasi baik dalam interaksi nyata langsung maupun melalui internet. Pernyataan sikap, demo, dialog, dan diskusi yang terbentuk dapat dilaksanakan dengan bebas dan bertanggung jawab. Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan kampus penelitian, pendidikan, pengabdian dan kegiatan lain ikut mendorong hubungan yang baik antara mahasiswa dengan dosen. Hal ini juga menumbuhkan susana akademik yang baik. Aspek­aspek ini merupakan kekuatan UB untuk menuju universitas yang berkualitas. Interaksi antar dosen dan mahasiswa dalam bentuk penelitian bersama, interaksi organisasi lintas jurusanfakultas, kegiatan kesenian, olahraga dan berbagai kegiatan lain ikut mendorong hubungan kerja yang semakin kondusif dan akrab. Hal ini pada akhirnya mampu menciptakan suasana akademik yang kondusif, dan hasilnya pada tahun 2008 ini UB meraih Juara Umum Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional PIMNAS XXI. Sampai saat ini fokus penyelenggaraan pendidikan adalah pada program pendidikan S1, dan secara bertahap ditingkatkan kapasitas penyelenggaraan program pascasarjana, sedangkan kegiatan pendidikan program diploma semakin dikurangi, bahkan sebagian besar diantaranya sudah dihapus dan sedang dalam proses phasing out. Dari hasil analisis yang lebih mendalam dengan mengikut­sertakan data hasil kuisioner, disimpulkan masih andanya inefisiensi pemanfaatan sumberdaya staf. Beberapa dosen dan tenaga non akademik terbukti bekerja melampaui 8 jam per hari, namun sebagian besar masih berkisar antara 4­5 jam per hari, bahkan masih terdapat dosen yang hanya memiliki beban 2­4 sks tiap semester. Ketidak merataan beban ini jika tidak dapat disikapi dengan positif, akan berpotensi menimbulkan permasalahan dalam hubungan kerja antar dosen yang dapat memberikan dampak negatif pada penciptaan suasana akademik. Peningkatan tata kelola manajemen sumber daya manusia dan sistem manajemen akademik diharapkan dapat memberikan solusi atas permasalahan ini. Pada saat ini upaya pembenahan manajemen sumber daya manusia sedang berjalan dan dikembangkan. Studi tentang profil lulusan UB telah dilakukan pada tahun 2003 untuk melihat kualitas lulusan tahun 1998 hingga 2002. Sejak tahun 2005 studi ini menjadi agenda rektor yang dilakukan secara rutin setiap tahun. Studi tahun 2005 dan 2006 dilakukan untuk melihat kualitas lulusan tahun 2003 hingga 2005. Berdasarkan studi tersebut telah teridentifikasi kualitas lulusan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi AIPT Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 13 di 36 kabupatenkota di Indonesia, ditinjau dari aspek waktu tunggu bekerja, kesesuaian bidang pekerjaan dan gaji awal yang diterima. Data pelacakan alumni diperoleh melalui tracer study secara sistematik dan berkala, dilakukan melalui pengisian aktif alumni melalui halaman web. Metode tracer study juga dilakukan melalui wawancara dengan orang tua mahasiswa. Hasil pelacakan tertuang dalam dokumen laporan tracer study. Hasil studi pelacakan lulusan sangat bermanfaat sebagai dasar pertimbangan dalam penyempurnaan kurikulum dan proses pembelajaran serta dalam penentuan kebijakan akademik. Dari hasil tracer study yang dilakukan didapatkan waktu tunggu lulusan relatif cukup pendek dengan waktu tunggu antara 4­6 bulan Tabel L.7 – L.9 . Waktu tunggu paling panjang dialami oleh lulusan dari bidang agrokompleks. Hal ini nampaknya berkorelasi dengan kondisi lapangan kerja. Dari data yang ada nampak bahwa lulusan memiliki daya saing yang memadai dalam mencari pekerjaan. Namun demikian daya saing lulusan nampaknya perlu ditingkatkan agar mereka mampu mendapatkan pekerjaan dengan imbalan yang lebih baik. Hal ini dengan melihat bahwa kisaran gaji pertama yang diperoleh masih di sekitar besaran UMR dan 88 lulusan memiliki gaji ≥ Rp. 1,5 juta. Beberapa kebijakan penyelenggaraan kegiatan akademik telah dikeluarkan menyikapi hasil tracer study. Dorongan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Ingris dalam perkuliahan sebagai upaya meningkatkan kemampuan komunikasi bahasa Inggris. Perbaikan kurikulum yang dilakukan secara periodik juga memperhatikan hasil dari tracer study. Proses umpan balik ini menunjukkan adanya suatu upaya yang sistematis dalam proses peningkatan kualitas akademik. Dengan pola yang dikembangkan diharapkan universitas dapat secara dinamis melakukan antisipasi perubahan pasar kerja dan sekaligus kedepan diharapkan dapat berperan dalam penciptaan pasar kerja baru. Peningkatan kualitas pembelajaran disertai dengan peningkatan soft skill diharapkan dapat tetap mempertahankan lama waktu tunggu atau bahkan dapat memperpendek waktu tunggu lulusan. Dengan pengembangan dan strategi peningkatan kualitas yang ada diharapkan daya kompetisi lulusan makin meningkat sehingga memberikan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi dan sekaligus peningakatn soft skill dan pemahaman kewirausahaan dalam kerangka entrepreneurial university diharapkan juga mendorong lulusan untuk aktif dan kreatif membuka lapangan kerja secara mandiri. Fungsi inkubator bisnis yang dikembangkan diharapkan mampu memberikan kontribusi positif pada aspek ini.

2.2. Penelitian

Kinerja penelitian dan pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu program utama yang harus dicapai UB sebagai perguruan tinggi yang berorientasi entrepreneur. Secara umum UB telah berhasil meningkatkan jumlah penelitian dan pengabdian masyarakat setiap tahunnya, baik dari segi kuantitas maupun pendanaan. Bahkan, pendanaan dari pihak luar juga terus meningkat. Usaha­usaha yang telah dilakukan UB untuk meningkatkan kinerja penelitian, antara lain adalah: a. b. c. d. e. f. g. Melakukan pelatihan penulisan buku ajar dari hasil­hasil penelitian Melakukan pelatihan jurnal terkareditasi nasional dan internasional Melakukan pelatihan proposal bagi peneliti muda bidang teknik, sosial ekonomi, dan hayati Mengembangkan pusat­pusat studi baru Melakukan monitoring dan evaluasi proses penelitian Mengembangankan sistem perolehan paten dan royalti bagi riset mahasiswa dan dosen Melakukan sosialisasi hasil­hasil penelitian Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi AIPT Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri | 14 Usaha­usaha tersebut telah menun­jukkan hasil yang bagus. Jumlah kegiatan penelitian dari waktu ke waktu terus tumbuh dan berkembang. Dalam hal kuantitas perolehan kegiatan penelitian dan pengabdian UB termasuk dalam peringkat atas untuk ajang nasional. Aspek ini juga menjadi salah satu keunggulan universitas dan menunjukkan peran akademik yang semakin menonjol. Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung yang semakin berkualitas mendorong semakin tumbuhnya kegiatan penelitian dan pengabdian. Gambar 2.4. Jumlah Usulan Penelitian UB Tahun Anggaran 2003­2007