Program Akademik EVALUASI PROGRAM AKADEMIK DAN SISTEM PENJAMINAN MUTU
diterima serta tingkat persaingan untuk dapat diterima. Rasio pendaftar dan yang diterima dalam empat tahun terakhir sedikit mengalami penurunan seiring dengan peningkatan daya
tampung universitas Tabel L.1 selain adanya kecenderungan nasional yang juga menurun. Rasio ratarata 1:5 pada saat ini dipandang masih cukup bagus untuk tetap memberikan
jaminan kualitas mahasiswa baru. Namun demikian dengan kecenderungan yang ada langkah antisipasi dalam peningkatan daya saing mahasiswa baru perlu dilakukan. Perluasan informasi
dan menjaga daya tampung pada jumlah yang tidak terlalu besar dapat dilakukan. Dengan memperhatikan luas kapasitas sarana dan prasara yang ada, hal ini dapat dilihat pada
perkembangan jumlah mahasiswa Tabel L.2. Dengan demikian upaya menjaga kualitas dapat difokuskan pada peningkatan persaingan.
Perluasan cakupan penerimaan mahasiswa baru dari berbagai wilayah disamping memberikan aspek perluasan akses diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas mahasiswa
baru karena akan lebih meningkatkan jumlah pendaftar. Pada sisi lain upaya sistematis untuk melakukan sosialisasi dan peran universitas berikut berbagai disiplin ilmu yang ditawarkan
kepada masyarakat perlu semakin digalakkan. Variasi polapola rekruitmen telah dilakukan untuk menjaring caloncalon mahasiswa yang potensial dari sisi akademik.
Pada saat ini, mahasiswa UB tersebar dari berbagai propinsi di Indonesia Gambar 2.1. Hal ini menunjukkan bahwa universitas sudah cukup dikenal di berbagai wilayah di Indonesia.
Namun demikian sebagian sangat besar masih berasal dari Jawa Timur. Selain permasalahan penyebaran informasi kualitas universitas pada lulusanlulusan SLTA, permasalahan sebaran
geografis ini nampaknya juga didominasi dari faktor mobilitas masyarakat khususnya lulusan SLTA serta kemampuan ekonomi masyarakat. Dengan akses transportasi yang cukup mudah
antara Jawa Timur Malang dengan Kalimantan Timur serta kemampuan
ekonomi daerah secara signifikan menunjukkan peningkatan
persentase mahasiswa dari wilayah ini dibandingkan wilayah lain di luar
pulau Jawa. Semakin jauh dan akses transportasi yang semakin sulit
karena jarak dan waktu tempuh maka prosentase mahasiswa dari
wilayah provinsi bersangkutan menjadi semakin kecil. Selain
mahasiswa dari dalam negeri pada saat ini UB telah menerima
mahasiswa dari luar negeri.
Gambar 2.1. Sebaran asal daerah mahasiswa UB 2004 2007
Sistem penerimaan mahasiswa baru juga telah mengatur mekanisme yang
memungkinkan mahasiswa tidak mampu dan cacat fisik untuk juga mendaftar di UB. Berbagai ragam beasiswa yang ada lebih dari 10 mahasiswa UB menerima beasiswa, Tabel L.3. dan
penerapan pemungutan SPP secara proporsional berdasarkan kemampuan ekonomi orang tua mahasiswa, memungkinkan mahasiswa dari golongan tidak mampu untuk melanjutkan studi di
UB. Hal in merupakan satu aspek yang perlu ditunjukkan pada masyarakat untuk meningkatkan kualitas input. Kerjasama kemitraan daerah dan instansi memungkinkan semakin besarnya
peluang ini disamping perluasan pemerataan daerah asal mahasiswa. Dalam konsep pengembangan kedepan direncanakan suatu mekanisme penawaran pemberian beasiswa
pada golongan tidak mampu, jika dapat memenuhi persyaratan akademik yang ditentukan, dapat memiliki kepastian dalam melanjutkan studi di UB. Langkah ini cukup strategis namun
perlu disinkronkan dengan upaya peningkatan penggalian sumbersumber pembiayaan universitas.
Kesempatan bagi mahasiswa cacat fisik diatur dalam suatu mekansime aturan yang memungkinakan adanya kesamaan penerimaan. Namun demikian cacat fisik yang disandang
perlu diperhatikan apakah dapat menjadi kendala utama terkait dengan bidang yang ditempuh
Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi AIPT Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri
|
9
atau tidak. Misalnya untuk beberapa bidang ilmu tertentu tidak memungkinkan menerima mahasiswa buta warna, disebabkan akan menjadi kendala utama dalam studi dan kompetensi
keilmuannya. Namun bagi mahasiswa seperti ini masih diberi kesempatan studi di UB dengan memilih program studi lain yang memungkinkan.
Sistem pembelajaran secara lengkap merupakan suatu integrasi sistem yang mencakup berbagai aspek dalam proses pembelajaran. Kurikulum sebagai bentuk teknis dari perwujudan
visi, misi, tujuan dari program studi yang diturunkan dari visi, misi dan tujuan universitas merupakan satu pilar utama dalam proses pembelajaran. Kurikulum bukan hanya menentukan
kualitas pembelajaran namun memiliki dampak yang cukup luas bagi mahasiswa, dan penyeenggara universitas, fakultas dan jurusan.
Kurikulum di masingmasing Program Studi di UB memiliki ciri umum universitas sebagai perwujudan dari nilainilai, visi dan memiliki ke khasan dari bidang ilmunya. Kurikulum disusun
secara dinamis dengan memperhatikan perkembangan iptek, sosial budaya dan kebutuhan masyarakat. Penyempurnaan kurikulum terus dilakukan secara periodik sehingga selalu up to
date. Dukungan kelembagaan untuk menjaga kurikulum yang baik tertuang dalam dokumen dokumen peraturan sampai dengan SPMA. Hal ini merupakan keunggulan yang dimiliki UB.
Implementasi kebijakan juga didukung dengan komitmen yang cukup kuat sehingga pengembangan kurikulum dapat terlaksana di program studi dengan ketersediaan anggaran
dan sumber daya. Pengembangan kurikulum selalu dilakukan dengan melalui proses analisis dan kajian di masingmasing PS. Peningkatan kualitas kurikulum dapat dilihat dari data
konsistensi perbaikan kurikulum yang tertuang dimasingmasing buku pedoman akademik dari waktu ke waktu. Dengan tersedianya manual prosedur penyusunan kurikulum memudahkan
penyusunan kurikulum dan tercapainya standar yang ditetapkan. Kelemahan dalam pengembangan kurikulum adalah upaya untuk melakukan resource
sharing berbagai subyek pembelajaran yang memiliki kandungan yang sama. Koordinasi antar unit akademik dengan dukungan manajemen perlu ditingkatkan untuk mencapai efisiensi
kurikulum dan peningkatan standar kompetensi yang semakin tinggi. Upaya ini sudah mulai dirintis melalui pelaksanaan project IMHEREJurusan yang mendorong terselenggaranya
perkuliahan lintas jurusan. Dari aspek manajemen perlu dikembangkan sistem informasi akademik dengan peraturan dan pelaksanaan teknis yang memungkinkan hal ini bisa berjalan
lebih luas serta upaya untuk membawa pola fikir sebagai satu unit besar universitas, bukan pada bentuk primordialisme jurusan atau fakultas. Melalui pembenahan manajemen diharapkan
hal ini dapat diperbaiki. PJM melakukan proses monitoring dalam penyusunan kurikulum. Audit mutu akademik
yang dilakukan memberikan jaminan tercapainya standar mutu yang ditetapkan oleh universitas. Peningkatan mutu dari waktu ke waktu bukan hanya disebabkan oleh adanya audit,
namun juga seiring dengan peningkatan kualitas SDM yang dimiliki. Dosendosen dengan kompetensi yang baik diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan
kurikulum. Pertambahan jumlah dosen dengan jenjang akademik S3 dan jabatan akademik profesor dan lektor kepala yang cukup siginifikan menunjukkan suatu potensi kekuatan sumber
daya pembelajaran yang akan menjadi tambahan kekuatan UB. Arah pengembangan kurikulum berbasis kompetensi memungkinkan pengembangan yang dinamis dan uptodate. Upaya
upaya memasukkan kompetensi tambahan berupa softskill dalam disain kurikulum merupakan usaha perbaikan berdasarkan masukan dari stakeholder.
Sesuai dengan filosofi dan makna KBK, desain pembelajaran lebih ditekankan kepada “active learning” yang berpusat kepada “mahasiswa”. Upaya yang dilakukan antara lain dengan
pelatihan untuk melakukan reorientasi design pembelajaran ke arah “StudentCentered Learning SCL”. Meskipun demikian, perubahan ke arah SCL masih memerlukan waktu untuk
dapat dievaluasi seberapa banyak MK dibelajarkan dengan metode SCL serta dampak pelaksanaannya terhadap kompetensi mahasiswa peserta didik. Dari analisis kurikulum dan
pembelajaran tiaptiap MK saat ini masih belum dapat dilakukan evaluasinya terhadap relevansi kebutuhan stakeholders. Sebagian besar isi MK masih lebih banyak berorientasi terhadap
Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi AIPT Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri
|
10
pengembangan ilmu yang belum tentu relevan dengan “market signal”. Upaya penggalian umpan balik yang lebih luas dan efektif perlu ditingkatkan.
Mengimbangi pengembangan kurikulum yang dinamis berbasis kompetensi dengan pendekatan pembelajaran SCL, maka diperlukan SDM, infrastruktur dan sistem yang
mendukung. Peningkatan kemampuan staf akademik dalam penguasaan metode pembelajaran terus ditingkatkan, hal ini nampak dengan aktifnya kegiatan pelatihan oleh LP3. Pemanfaatan IT
untuk pembelajaran memberikan peluang yang lebih baik yang memungkinkan mahasiswa dan dosen dapat beritenraksi dengan lebih dinamis dan kreatif. Pembelajaran melalui eLearning ini
tumbuh dan menjadi salah satu kekuatan universitas. Upayaupaya ini terus dilakukan meskipun terdapat beberapa kendala, terutama pada sebagian kecil staf dosen yang kurang
akrab dengan teknologi informasi. Melalui Surat Edaran Rektor No. 0552J10AK2007 yang mewajibkan dosen untuk mengikuti pelatihan metode pembelajaran berbasis multimedia yang
diselenggarakan oleh LP3UB, maka telah dilakukan 10 kali pelatihan hingga akhir tahun 2007. Salah satu output dalam pelatihan ini adalah tersedianya materi ajar dosen dalam bentuk
multimedia yang siap untuk digunakan melalui model pembelajaran elektronik eLearning. Ketersediaan infrastruktur untuk mendukung pelaksanaan eLearning telah dimulai melalui
server pembelajaran UB
www.inherent.brawijaya.ac.id\vlm .
Pemanfaatan IT untuk mendukung kegiatan akademik ini semakin nyata dengan ketersediaan akses nirkabel di area kampus. Mahasiswa yang memanfaatkan akses ini dengan
menggunakan notebook semakin banyak dan secara nyata terlihat dalam keseharian kehidupan kampus. Hal ini menjadikan nilai lebih UB. Kelemahan yang ada dalam aspek ini
adalah dukungan ketersediaan dan stabilitas pasokan energi listrik. Ketidakstabilan pasokan energi listrik terkadang menimbulkan permasalahan kesulitan akses karena jaringan yang
tersedia tidak dapat terakses. Peningkatan infrastruktur dan manajemen sarana dan prasarana melalui project IMHERE dan inisiatif universitas mulai dapat memberikan solusi komprehensif.
Umpan balik dalam proses pembelajaran secara aktif telah dilakukan oleh berbagai jurusan baik dilakukan secara terkoordinasi oleh fakultas maupun oleh masingmasing jurusan.
Umpan balik dilakukan dengan evaluasi terhadap proses pembelajaran oleh mahasiswa. Evaluasi ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap proses pembelajaran sehingga
menjadi lebih baik. Berbagai aspek pembelajaran meliputi performansi pengajar, materi dan aspek lain masuk dalam proses evaluasi ini. Dengan sifat evaluasi yang terbuka isian anonym
memungkinkan mahasiswa secara obyektif memberikan penilaian. Kekurangan dari mekanisme yang bagus ini adalah masih belum adanya instrument yang dapat mengikat terhadap hasil
evaluasi ini, misalnya terkait dengan reward maupun penalty yang mungkin dapat diterapkan. Sehingga dampak hasil evaluasi ini lebih banyak tergantung pada masingmasing individu
dosen dalam menyikapinya. Keberhasilan dalam proses pembelajaran dan pola rekruitmen yang dilakukan dapat
dilihat dari nilai IPK lulusan. Secara ratarata IPK lulusan dari waktu ke waktu mengalami kenaikan dan sampai pada nilai IPK rerata di atas 3. Angka IPK ini secara statistik dapat
dipandang sudah dalam kondisi ideal dengan pola penilaian yang ada. Meskipun demikian masih terdapat sebaran dalam capaian IPK yang cukup lebar dengan rentang dari kurang dari
2.5 sampai dengan mendekati 4.0, sehingga pola pembelajaran, evaluasi dan pembimbingan mahasiswa perlu dilakukan disamping upaya peningkatan standar proses penerimaan.
Hasil monitoring PJM menyimpulkan bahwa secara umum kinerja pengajaran dan pendidikan yang telah dilakukan oleh UB adalah sangat baik. Beberapa ukuran kinerja yang
dapat menunjukkan indikasi keberhasilan pendidikan dan pengajaran adalah meningkatnya IPK lulusan dan angka efisiensi edukasi AEE, serta menurunnya lama studi. Ratarata lama studi
mahasiswa dapat dilihat pada Gambar 2.2. IPK lulusan pun juga meningkat Gambar 2.3.
Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi AIPT Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri
|
11
Dengan telah tercapainya kondisi yang baik pada capaian IPK maka fokus perbaikan
dilakukan pada upaya pemendekan lama studi mahasiswa. Dengan berbagai upaya
yang dilakukan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan menunjukkan
kecenderungan lama studi yang semakin pendek. Berbagai upaya yang dimaksud
antara lain: meningkatkan peran dosen Penasihat Akademik dan pembentukan Tim