10
9. Dermatitis Kontak Iritan Akneiform
Disebut juga reaksi pustular atau reaksi akneiform. Biasanya dilihat setelah pajanan okupasional, seperti oli, metal, halogen, serta setelah
penggunaan beberapa kosmetik. Reaksi ini memiliki lesi pustular yang steril dan transien, dan dapat berkembang beberapa hari setelah pajanan.
Tipe ini dapat dilihat pada pasien dermatitis atopy maupun pasien dermatitis seboroik.
12,13
10. Dermatitis Asteatotik
Biasanya terjadi pada pasien-pasien usia lanjut yang sering mandi tanpa menggunakan pelembab pada kulit. Gatal yang hebat, kulit kering,
dan skuama iktiosiform merupakan gambaran klinik dari reaksi ini.
12,13
2.1.6. Diagnosis
Sebagai dasar diagnosis harus dilakukan anamnesis yang cermat dan pemeriksaan fisik yang teliti. Anamnesis yang cermat meliputi keluhan
subyektif, tempat awal keluhan, perjalanan penyakit, obat topikal yang digunakan, riwayat penyakit, dan pekerjaan maupun hobi.
4,6,7
Dalam hal pemeriksaan fisik, pentiing untuk memeriksa kulit secara menyeluruh. Pada lokasi dan distribusi dapat terlihat lesi awal yang sesuai
dengan tempat kontak dan batas lesi umumnya jelas sesuai dengan bentuk kontakan.
4,6
Gambaran klinis sering sulit dibedakan anatara DKI dan DKA. Perbedaan gejala klinis dermatitis kontak iritan dengan dermatitis kontak
alegrika, seperti yang terlihat pada tabel berikut :
4,6,16
11
Tabel 1. Perbedaan Gejala Klinis Dermatitis Kontak Iritan DKI dan Dermatitis Kontak Alergika DKA
DKI DKA
Subyektif Perih
Gatal
Obyektif :
Batas Lesi
Uji Tempel :
Batas Lesi
72 jam ½ konsentrasi
Tegas Oligomorfi
Tegas Oligomorfi
Dekresendo -
Kurang tegas Polimorfi
Kurang tegas Polimorfi
Kresendo +
Menurut kriteria Mathias, gejala klinis dermatitis kontak selalu harus dikaitkan dengan pekerjaan. Gambaran klinis sesuai dengan dermatitis
kontak: Terdapat pajanan dengan iritan atau alergen setempat
Lokasi lesi sesuai dengan daerah kontak Terdapat hungan antara waktu pajanan dengan terjadinya dermatitis
kontak Menyingkirkan adanya pajanan lain
Pada waktu penghindaran pajanan maupun saat cuti, penyakit mereda Uji tempelprovokasi sesuai pajanan.
Soebaryo RW, 1994
12
Diantara enam hal diatas, untuk menegakan diagnosis dermatitis kontak menurut kriteria Mathias adalah minimum empat harus positif.
4
2.1.7. Diagnosis Banding
Dermatitis atopik, dermatitis numularis, dermatitis seboroik, psoriasis.
15
2.1.8. Penatalaksanaan
Upaya pengobatan dermatitis kontak iritan yang terpenting adalah menyingkirkan pajanan bahan iritan, baik yang bersifat mekanik, fisik
maupun kimia. Bila hal itu dapat dilaksanakan dengan sempurna, dan tidak terjadi komplikasi, maka dermatitis iritan tersebut akan sembuh dengan
sendirinya tanpa pengobatan topikal, mungkin cukup dengan pelembab untuk memperbaiki kulit yang kering.
Apabila diperlukan, untuk mengatasi perdangan dapat diberikan kortikosteroid topikal, misalnya hidrokortisol, atau untuk kelainan yang
kronis bisa diawali dengan kortikosteroid yang lebih kuat. Penggunaan alat pelindung yang adekuat diperlukan bagi mereka yang bekerja dengan
bahan iritan, untuk mencegah kontak dengan bahan tersebut.
4
Hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan dermatitis kontak adalah upaya pencegahan kontak terulang kembali dengan alergen penyebab, dan
menekan kelainan kulit yang timbul. Kortikosteroid dapat diberikan dalam jangka pendek untuk mengatasi
peradangan pada dermatitis kontak alergi akut yang ditandai dengan eritem, edem, bula dan vesikel, serta eksudatif madidans, misalnya
prednison 30 mghari. Umumnya kelainan kulit akan mereda dalam beberapa hari. Kelainan kulitnya cukup dikompres dengan larutan garam
faal.
4,14
Dermatitis kontak alergi yang ringan, atau dermatitis akut yang telah mereda setelah mendapatkan pengobatan kortikosteroid sistemik, cukup
diberikan kortikosteroid topikal.
11,14
13
2.1.9. Prognosis