penelitian, serta laporan-laporan yang dipublikasikan untuk mendapatkan masalah yang akan diteliti.
b. Tahap kedua dilakukan dengan mengumpulkan data-data sekunder
yang diperlukan berupa laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia BEI.
7. Teknik Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan
secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas. Penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan
menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi Sekaran, 2006.
b. Analisis Model VAIC™
Formulasi dan tahapan perhitungan VAIC™ adalah sebagai berikut Ulum, 2009:
Tahap I: Menghitung Value Added VA.
VA dihitung sebagai selisih antara output dan input Pulic, 1999 dalam Ulum, 2009.
VA = OUT – IN
Dimana: OUT =
Output: total penjualan dan pendapatan lain. IN =
Input: beban penjualan dan biaya-biaya lain selain beban karyawan.
Universitas Sumatera Utara
Value Added VA juga dapat dihitung dari akun-akun perusahaan sebagai berikut:
VA = OP + EC + D + A
Dimana: OP =
operating profit laba operasi EC =
employee costs beban karyawan D =
depreciation depresiasi A =
amortization amortisasi
Tahap II: Menghitung Value Added Capital Employed VACA.
VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap
unit dari CE terhadap value added organisasi Ulum, 2009.
CE VA
VACA =
Dimana: VACA =
Value Added Capital Employed: rasio dari VA terhadap CE. VA =
Value Added CE =
Capital Employment: dana yang tersedia ekuitas, laba bersih.
Tahap III: Menghitung Value Added Human Capital VAHU.
VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi
yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi Ulum, 2009.
Universitas Sumatera Utara
HC VA
VAHU =
Dimana: VAHU =
Value Added Human Capital: rasio dari VA terhadap HC. VA =
Value Added HC =
Human Capital: beban karyawan.
Tahap IV: Menghitung Structural Capital Value Added STVA.
Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam
penciptaan nilai Ulum, 2009.
VA SC
STVA =
Dimana: STVA =
Structural Capital Value Added: rasio dari SC terhadap VA. SC =
Structural Capital: VA – HC VA =
Value Added
Tahap V: Menghitung Value Added Intellectual Coefficient VAIC™.
VAIC™ mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI
Business Performance Indicator. VAIC™ merupakan penjumlahan dari tiga komponen sebelumnya, yaitu VACA,
VAHU, dan STVA Ulum, 2009.
VAIC™ = VACA + VAHU + STVA
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Mavridis 2004 dalam Ulum 2009 melakukan penelitian berjudul “The
Intellectual Capital Performance of The Japanese Banking Sector.” Penelitian dilakukan dengan menggunakan VAIC™ sebagai instrumen untuk mengukur
kinerja intellectual capital perusahaan pada sektor perbankan di Jepang. Dalam
penelitian ini, Mavridis menggunakan VAIC™ untuk melakukan perangkingan terhadap 141 bank yang terdiri dari:
city banks 9 bank, regional banks 64 bank,
members of the second association of regional banks 57 bank, trust banks 8 bank, dan
long-term credit banks 3 bank. Hasil perhitungan dengan menggunakan VAIC™ kemudian disebut sebagai
Business Performance Indicator BPI. Dalam konteks ini, kinerja bank dikelompokkan dalam 4 empat kategori,
yaitu: a.
“Top ten performers” BPI-1 mencakup 10 bank dengan nilai BPI 2,02 sampai dengan 7,48.
b. “Good performers” BPI-2 mencakup 91 bank dengan nilai BPI antara 1,04
sampai dengan 1,97. c.
“Common performers” BPI-3 mencakup 21 bank dengan nilai BPI antara 0,03 sampai dengan 0,97.
d. “Bad performers” BPI-4 mencakup 18 bank dengan nilai BPI negatif antara
-20,13 sampai dengan -28,47.
Universitas Sumatera Utara