Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia bisnis telah berkembang pesat ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terus- menerus. Dalam rangka dapat bertahan, dengan cepat perusahaan-perusahaan mengubah bisnis yang berdasarkan labor based business bisnis berdasarkan tenaga kerja ke arah knowledge based business bisnis berdasarkan pengetahuan, dengan karakteristik utamanya adalah ilmu pengetahuan. Seiring dengan perubahan ekonomi yang memiliki karakteristik berbasis ilmu pengetahuan dengan penerapan manajemen pengetahuan knowledge management maka keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada suatu penciptaan transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri Sawarjuwono dan Kadir, 2003. Kemampuan perusahaan untuk dapat terus berinovasi dan dapat mencapai tujuannya terwujud jika perusahaan tersebut secara efektif menggunakan sumber daya pengetahuan atau intellectual capital Roos et al.,1997 dalam Sangkala 2006. Stewart 2002 menjelaskan bahwa intellectual capital dapat dipahami dalam tiga hal. Pertama, keseluruhan dari apapun yang seseorang ketahui di dalam perusahaan yang dapat memberikan keunggulan bersaing. Kedua, materi intelektual – pengetahuan, informasi, intellectual property, pengalaman – yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan. Ketiga, paket pengetahuan yang Universitas Sumatera Utara bermanfaat. Kelebihan dari perspektif intellectual capital adalah menyediakan kerangka kerja untuk menjelaskan proses penciptaan nilai value creation process dalam kaitannya antara sumber daya dengan shareholders value. Selain itu intellectual capital memberikan pandangan menyeluruh mengenai perusahaan dan lebih bersifat praktik daripada konseptual, artinya intellectual capital sangat praktis dan dapat dilakukan dari pendekatan manajerial Sangkala, 2006. Fenomena intellectual capital mulai berkembang di Indonesia terutama setelah munculnya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.19 revisi 2000 tentang aktiva tidak berwujud Ulum, 2009. Menurut PSAK No.19, aktiva tidak berwujud adalah aktiva nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif IAI, 2002 dalam Ulum, 2009. Salah satu pengukuran kinerja intellectual capital adalah Value Added Intellectual Coeficient - VAIC™. Metode VAIC™ dikembangkan oleh Ante Pulic pada tahun 1997 yang didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari aset berwujud tangible asset dan aset tidak berwujud intangible assets yang dimiliki perusahaan Ulum, 2009. Komponen utama dari VAIC™ dapat dilihat dari sumber daya perusahaan – physical capital, human capital, dan structural capital. Penggunaan model Pulic VAIC™ menunjukkan bagaimana kemampuan perusahaan dalam mengelola dan memaksimalkan kekayaan intelektualnya untuk menciptakan nilai value creation bagi perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk Universitas Sumatera Utara menciptakan value added VA. VA adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan dalam penciptaan nilai value creation suatu perusahaan Ulum, 2008. Penelitian ini mengukur kinerja intellectual capital pada perusahaan perbankan dan kemudian membuat peringkat bank berdasarkan Business Performance Indicator BPI yang diukur menggunakan VAIC™. VAIC™ dapat juga dianggap sebagai BPI Business Performance Indicator. Menurut Ulum 2008, hasil perhitungan kinerja intellectual capital berdasarkan model VAIC™ masing-masing bank selanjutnya diklasifikasikan ke dalam empat kategori yang didasarkan pada skor VAIC™ masing-masing bank, yaitu: 1 Top Performers – skor VAIC™ di atas 3; 2 Good Performers – skor VAIC™ antara 2,0 sampai dengan 2,99; 3 Common Performers – skor VAIC™ antara 1,5 sampai dengan 1,99; 4 Bad Performers – skor VAIC™ di bawah 1,5. Perusahaan perbankan secara langsung terkena dampak dari krisis global. Mengingat agar perusahaan dapat tetap bertahan dalam kondisi tersebut, peran intellectual capital sangat penting. Pengelolaan intellectual capital secara maksimal dapat meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian sebelumnya maka dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Intellectual Capital Terhadap Estimasi Rangking Bank Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Universitas Sumatera Utara

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

11 139 103

Analisis Kinerja Intellectual Capital Terhadap Estimasi Ranking Bank Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 33 90

KORELASI INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KAUANGAN PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

0 15 16

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN NILAI PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

3 14 126

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

2 12 33

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 2 15

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 5 16

PENDAHULUAN Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 2 10

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

1 7 38

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011.

0 0 37