Latar Belakang Masalah PENUTUP

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Berkembangnya peradaban manusia dewasa ini ditandai dengan kemajuan pembangunan yang menuntut manusia untuk dapat memperoleh dan mempergunakan sumber daya alam secara efisien. Salah satu sumber daya alam yang besar manfaatnya untuk kebutuhan pembangunan adalah aluminium. Posisi aluminium ini sangat penting bagi pembangunan, karena aluminium banyak digunakan untuk pembuatan konstruksi mesin - mesin., bangunan, badan pesawat, dan alat rumah tangga. Ini disebabkan karena sifat aluminium yang tahan terhadap karat dan mempunyai berat yang lebih ringan dari jenis logam lainnya. Aluminium tidak dapat diperoleh dalam bentuk unsur atau langsung dalam bentuk aluminium yang biasa di kenal, tapi biasanya masih dalam bentuk senyawa oksida seperti Oksida Aluminium Al 2 O 3 . Sehingga untuk mengolahnya dibutuhkan suatu pabrik untuk mengolah bahan baku alumina tersebut sampai diperoleh aluminium yang siap diolah sesuai kebutuhan. PT. Indonesia Asahan Aluminium INALUM adalah salah satu pabrik peleburan aluminium seluas 200 Ha yang terletak di desa Kuala Tanjung, Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara. Dimana PT. INALUM dibagi 3 buah pabrik yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Carbon Plant Carbon Plant adalah tempat untuk produksi anoda untuk pot reduksi. Dimana Carbon Plant ini dibagi atas 3 bagian utama yaitu karbon mentah Green Plant, bagian pemanggangan Baking Plant, dan bagian penangkaian Rodding Plant. Blok-blok anoda mentah yang dihasilkan dibawa ke bagian pemanggangan dimana 106 unit pemanggangan terpasang. Kemudian anoda tersebut dibawa ke bagian penangkaian dan kemudian dipakai sebagai elektroda pada pot positif. 2. Reduction Plant Reduction Plant terdiri atas tiga gedung reduksi masing-masing berukuran panjang 640 m dan lebar 50 m. Dimana setiap gedung terdapat 170 unit tungku reduksi tipe anoda panggang Anode Prebaked 3. Casting Plant Pada gedung penuangan Casting Plant terdapat 1 unit Melting furnace berkapasitas 30 ton dan Holding furnace sebanyak 9 unit dengan kapasitas 30 tonunit dan 7 unit Casting machine berkapasitas 6-12 tonjam per unit. Aluminium cair yang diisap dari tungku reduksi dimasukkan kedalam metal ladle dan diangkut dengan metal transport car ke bagian penuangan Casting Plant. Dimana sebelum dicetak terlebih dahulu dimasukkan ke Holding furnace. Pada Holding furnace dilakukan beberapa proses mulai dari charging, fluxing, stiring, holding time, dan skimming off, dan kemudian casting. Aluminium yang dimasukkan ke dalam Holding furnace temperaturnya berkisar 840-860 o C yang kemudian diturunkan dan di tahan pada temperatur 730 o C. Temperatur aluminium yang bisa dicetak adalah paling rendah 690 o C dan paling Universitas Sumatera Utara tinggi 760 o C. Apabila aluminium dicetak pada temperatur 690 o C, maka ada kemungkinan aluminium itu akan membeku sebelum semuanya selesai dicetak, sedangkan apabila aluminium itu dicetak pada temperatur 760 o C, maka ada kemungkinan aluminium itu akan lengket pada cetakan sehingga menimbulkan masalah pada jalannya produksi.

I.2. Rumusan Masalah