Timbulnya Utang Pajak Asas Pemungutan Pajak dalam Undang-Undang

b. Subjek pajak badan dalam negeri; c. Penyelenggaraan kegiatan; d. Badan usaha tetap; e. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya; f. Orang pribai sebagai wajib pajak dalam negeri yang telah mendapat penunjukan dari Direktur Jenderal Pajak DJP untuk memotong PPh pasal 23 yang meliputi : 1. Akuntan, arsitek, dokter, notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT kecuali PPAT tersebut adalah camat, pengacara, dan konsultan yang melakukan pekerjaan bebas. 55 2. Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan.

7. Timbulnya Utang Pajak

Rochmat Soemitro mengibaratkan Pajak sebagai Utang dalam Hukum Perdata, akan tetapi menurutnya pajak atau utang pajak adalah utang dalam arti sempit yang mewajibkan wajib pajak untuk membayar suatu jumlah uang dalam kas negara kreditur, yang timbulnya secara khusus kepada negara kreditur terikat dan tidak dapat memilih secara bebas siapa yang akan dijadikan debiturnya, hal ini terjadi karena utang pajak hanya timbul karena suatu undang-undang dan tidak timbul karena 55 Yang dimaksud pekerjaan bebas adalah pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi yang mempunyai keahlian khusus sebagai usaha yang memperoleh penghasilan yang tidak terikat oleh suatu hubungan kerja. Lihat pasal 1 angka 25 UU Nomor 28 Tahun 2007. Universitas Sumatera Utara suatu perjanjian, hal mana yang sangat berbeda dengan yang ditentukan dalam pasal 1233 KUHPerdata yang menyatakan perikatan dapat timbul karena perjanjian atau karena undang-undang. 56 Utang pajak hanya timbul jika undang-undang yang menjadi dasar untuk pungutannya telah ada dan harus memenuhi syarat-syarat subjektif dan syarat-syarat objektif. Syarat objektif dipenuhi apabila tatbestand perbuatan, keadaan, dan peristiwa yang disebutkan dalam UU terpenuhi. Contoh : jika pada tahun 2000 telah ada UU Pajak Penghasilan, dan A pada tahun 2000 memiliki penghasilan yang melebihi Pendapatan Tidak Kena Pajak PTKP maka A memenuhi ketiga syarat dia atas untuk menjadi Wajib Pajak dan harus membayar Pajak Penghasilan. 57 a. Perbuatan-perbuatan,misalnya : pengusaha melakukan impor barang; Mengenai timbulnya utang pajak ada dua ajaran yang menjelaskan hal ini yaitu ajaran material dan ajaran formil. Ajaran material menyatakan bahwa utang pajak timbul dengan sendirinya tanpa adanya campur tangan atau perbuatan dari pejabar pajak fiskus karena pada saat yang ditentukan oleh UU sekaligus dipenuhi syarat subyektif dan juga obyektif. Perbuatan- perbuatan, keadaan-keadaan dan peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan utang pajak itu, seperti : 56 Rochmat soemitro,Asas dan Dasar Perpajakan 2, Refika Aditama : Bandung,Cetakan Kelima 1998,hal.2. 57 Ibid.hal.3. Universitas Sumatera Utara b. Keadaan-keadaan, misalnya : memiliki harta bergerak dan harta tidak bergerak; c. Peristiwa, misalnya : mendapat hadiah. 58 Ajaran Material ini menurut Mardiasmo diterapkan pada Self Assesment System 59 Timbulnya utang pajak mempunyai peranan dalam menentukan . Sedangkan ajaran formil menyatakan bahwa utang pajak timbul karena UU pada saat dikeluarkannya Surat Ketetapan Pajak oleh DJP selama belum dikeluarkan. Dengan demikian meskipun sudah syarat adanya tatbestand sudah terpenuhi, namun sebelum ada Surat Ketetapan Pajak, maka belum ada utang pajak. 60 a. Pembayaranpenagihan pajak; : b. Memasukkan surat keberatan; c. Penentuan bermula dan berakhirnya jangka waktu daluwarsa; d. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Tambahan.

8. Hapusnya Utang Pajak