Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia termasuk daerah yang memiliki aktifitas gempa yang tinggi. Hal ini disebabkan lokasi Indonesia yang terletak pada pertemuan
empat lempeng tektonik utama bumi yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia, Pasifik dan Philipine.
Oleh sebab itu, setiap perencanaan pembangunan di Indonesia, perlu juga memperhitungkan resiko – resiko yang disebabkan oleh terjadinya
gempa. Resiko – resiko tersebut, bukanlah hanya resiko terjadi pada kegagalan pada struktur bangunan saja, namun juga resiko kegagalan yang
akan terjadi pada struktur tanah yang mendukung menopang bangunan di atasnya.
Dalam tugas akhir ini, penulis akan membahas salah satu kegagalan yang terjadi pada struktur tanah sehingga menjadikan tanah tersebut tidak
memiliki kekuatan untuk mendukung menopang bangunan di atasnya yang disebut likuifaksi.
Likuifaksi adalah proses hilangnya kekuatan tanah akibat tegangan air pori yang timbul akibat beban siklis berulang. Sehingga tegangan tanah
total hampir seluruhnya digantikan oleh tegangan air pori Persamaan 1.1.
≈ −
=
µ σ
σ
v v
……………………………………….………………1.1 Dimana :
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009. v
= Tegangan vertikal efektif
v
= Tegangan vertikal total = Tegangan air pori
Perhitungan likuifaksi pada umumnya dilakukan pada tanah yang memiliki gradasi buruk seperti SP Sandy Poor atau yang disebut dengan
pasir lepas, karena pada tanah seperti ini lebih banyak berpotensi menyimpan air dibandingkan dengan tanah yang bergradasi baik.
Likuifaksi akan menyebabkan kerusakan pada struktur tanah antara lain Lateral Spreading ataupun Sand Boiling secara tiba – tiba saat
terjadinya gempa, sehingga struktur di atas tanah tersebut umumnya tidak dapat dipergunakan lagi.
1.2. Permasalahan
Secara umum Indonesia di bagi menjadi 6 wilayah gempa. Wilayah tersebut terbagi menurut tingkat aktifitas gempa yang terjadi. Kota Medan
Provinsi Sumatera Utara terletak pada wilayah 4, dimana percepatan gempa standar di permukaan tanah pada wilayah ini adalah 0.25 g 1g = 9.8ms.
Namun nilai percepatan ini tidak dapat digunakan di seluruh tanah di Kota Medan, sebab nilai ini sangat dipengaruhi oleh sifat – sifat lapisan tanah.
Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan kembali terhadap nilai percepatan tanah di permukaan tanah, sebab hal ini sangat berpengaruh
terhadap pembangunan fisik yang akan dilaksanakan pada Kota Medan, termasuk pembangunan bangunan strutur pada Bandar Udara Medan Baru di
Desa Kuala Namu.
Muhammad Mabrur : Analisa Potensi Likuifaksi Pada Area Apron Bandar Udara Medan Baru, 2009.
Pada masa lampau wilayah Desa Kuala Namu merupakan wilayah lautan, namun lama kelamaan permukaan air laut mengalami penurunan,
sehingga daerah tersebut menjadi sebuah daratan dan akhirnya menjadi sebuah pedesaan. Hal ini terbukti dengan ditemukannya fosil kerang pada
saat dilakukan investigasi tanah di lokasi ini. Selain itu, dari hasil investigasi yang telah dilakukan juga dapat disimpulkan bahwa tanah yang terdapat di
lokasi apron Bandar Udara Medan Baru adalah tanah berjenis SP Sandy poor atau tanah pasir yang bergradasi buruk.
Oleh karena itu, secara teoritis dapat disimpulkan bahwa wilayah pembangunan apron Bandar Udara Medan Baru adalah wilayah yang
berpotensi terjadinya likuifaksi. Namun karena hal tersebut masih merupakan teori, maka melalui tugas akhir ini akan diperhitungkan potensi
terjadinya likuifaksi secara analitis.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian