Bank 1. Pengertian Bank Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara

Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara, 2010

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank Secara sederhana bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk pinjaman serta memberikan jasa perbankan lainnya. Menurut Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan SK Menteri Keuangan RI No. 792 tahun 1990 pengertian bank adalah : Bank merupakan suatu badan yang kegiatannya dibidang keuangan melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Menurut Pierson, seorang ahli ekonomi dari Belanda, bank merupakan badan yang menerima kredit, maksudnya adalah badan yang menerima simpanan masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito. Ada juga yang mengatakan bank adalah department store of finance, yang merupakan organisasi Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara, 2010 jasa atau pelayanan berbagai jasa keuangan. Selain itu, bank juga disebut sebagai suatu badan yang berfungsi sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana Sinungan, 1993:3

2.1.2. Jenis-Jenis Bank

Di dalam Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 yang menggantikan Undang-Undang sebelumnya yaitu Undang-Undang nomor 14 tahun 1967, terdapat beberapa perbedaan jenis perbankan yang dapat dilihat dari segi fungsi, kepemilikan, status dan dari segi menentukan harga. 1. Dilihat dari Segi Fungsinya Dalam Undang-Undang Pokok Perbankan nomor 14 tahun 1967 jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari: a. Bank Umum b. Bank Pembangunan c. Bank Tabungan d. Bank Pasar e. Bank Desa f. Lumbung Desa g. Bank Pegawai h. dan Bank jenis lainnya 2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara, 2010 Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki Bank yang bersangkutan. Jenis Bank dilihat dari segi kepemilikan adalah sebagai berikut: a. Bank milik pemerintah Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Yang termasuk dalam bank pemerintah adalah Bank BUMN dan bank-bank yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Contoh : Bank Negara Indonesia 1946 BNI 1946 Bank Rakyat Indonesia BRI Bank Tabungan Negara BTN b. Bank milik swasta nasional Bank swasta nasional adalah bank yang berbadan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia. Contoh : Bank Central Asia Bank Bukopin Bank Danamon c. Bank milik asing Bank asing merupakan kantor cabang dari suatu bank di luar Indonesia yang saat ini hanya diperkenankan beroperasi di Jakarta dan membuka kantor cabang pembantu di beberapa Ibukota provinsi selain Jakarta. Contoh : ABN AMRO Bank City Bank d. Bank milik campuran Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara, 2010 Istilah bank campuran sejak Undang - Undang No. 10 Tahun 1998 sudah ditiadakan, karena pada prinsipnya bank swasta nasional dapat dimiliki oleh pihak asing, sehingga penggunaan istilah bank campuran sudah tidak relevan lagi. Penghapusan istilah tersebut sekaligus menghilangkan perlakuan diskriminatif yang dilakukan otoritas moneter antara bank nasional dan bank campuran selama ini. 3. Dilihat dari Segi Status Pembagian jenis bank dari segi status merupakan pembagian berdasarkan kedudukan atau status yang menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanannya. a. Bank Devisa Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, travelers cheque dan transaksi luar negeri lainnya. b. Bank Non Devisa Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa jadi transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas suatu negara. 4. Dilihat dari segi menentukan harga Ditinjau dari segi menentukan harganya, bank dapat dibedakan menjadi: a. Bank yang berdasarkan prinsip konvesional b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah. Kasmir, 2000: 31 Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara, 2010 Kemudian menurut Undang-Undang Pokok Perbankan nomor 7 tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari dua jenis Bank yaitu: a. Bank Umum Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 adalah bank yang kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b. Bank Perkreditan Rakyat BPR Pengertian Bank Perkreditan Rakyat BPR menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvesional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dengan keluarnya Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tersebut mengakibatkan perubahan fungsi Bank Pembangunan dan Bank Tabungan menjadi Bank Umum. Kemudian Bank Desa, Bank Pasar, dan Lumbung Desa menjadi Bank Perkreditan Rakyat BPR. Kasmir, 2000: 20 .

2.1.3. Fungsi dan Tujuan Bank

Menurut UU Perbankan No 10 tahun 1998 bahwa fungsi utama bank adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Adapun tujuan bank adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Bank di dalam menjalankan fungsi dan tujuannya tersebut mempunyai usaha-usaha pokok sebagai berikut: Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara, 2010 a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi. b. Menciptakan uang melalui penyaluran kredit dan investasi. c. Menghimpun dana dan meyalurkannya kepada masyarakat. d. Menyediakan jasa – jasa pengelolaan dana dan trust atau perwakilan amanat kepada individu dan perusahaan. e. Menyediakan fasilitas untuk perdagangan internasional. f. Memberikan pelayanan penyimpanan untuk barang-barang berharga. g. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain misalnya, credit card, traveler’s check, transfer dana dan sebagainya.

2.1.4. Pengertian Bank Umum

Para ahli perbankan di negara-negara maju mendefinisikan bank umum sebagai institusi keuangan yang berorientasi laba. Untuk memperoleh laba tersebut bank umum melaksanakan fungsi intermediasi. Karena diizikan mengumpulkan dana dalam bentuk deposito, bank umum disebut juga sebagai lembaga keuangan depositori. Berdasarkan kemampuannya menciptakan uang giral, bank umum dapat juga disebut sebagai bank umum pencipta uang giral. Pengertian bank umum menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 : “Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.” Bank umum merupakan salah satu industri tertua yang bergerak dibidang keuangan yang pertama kali didirikan pada tahun 1782. Sifat jasa yang diberikan Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara, 2010 bank umum lebih luas, dalam arti memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu Negara karena bank umum merupakan sarana untuk menjalankan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam hal menaikkan dan menurunkan jumlah uang beredar untuk menghindari terjadinya inflasi dan deflasi agar tercipta kestabilan moneter.

2.1.5. Fungsi dan Peranan Bank Umum

Bank umum memiliki beberapa fungsi yang akan diuraikan di bawah ini yaitu : 1. Penciptaan uang Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan kliring. Kemampuan bank umum menciptakan uang giral menyebabkan posisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral. 2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang, Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara, 2010 penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik. 3. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit. 4. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barangjasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan transaksi antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing- masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak-pihak yang melakukan transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan murah. 5. Penyimpanan Barang-Barang Berharga Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang- barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak- Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara, 2010 kotak yang sengaja disediakan oleh bank untuk disewa safety box atau safe deposit box. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau surat-surat berharga. 6. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui atm, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa bank. Jasa-jasa ini amat memudahkan dan memberikan rasa aman dan nyaman kepada pihak yang menggunakannya. Manurung, 2004: 137. Berdasarkan bidang usaha yang luas, maka kedudukan bank umum dewasa ini memperoleh tempat yang sangat penting. Bank umum merupakan penghubung lalu lintas pembayaran dalam tata ekonomi modern. Beberapa kegiatan bank umum, meliput i : 1. Perkreditan Credit Perkreditan merupakan kegiatan paling utama yang memberikan kontribusi pendapatan yang paling besar bagi dunia perbankan. Pendapatan dari penyaluran kredit berupa bunga, komisi, dan lain – lain. 2. Pemasaran Marketing Pemasaran merupakan kegiatan yang menitikberatkan pada penghimpunan dana dari masyarakat dan lembaga – lembaga keuangan. Kegiatan pemasaran meliputi produk yang dipasarkan, tingkat bunga yang ditawarkan, tempat dimana Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara, 2010 produk dijual, teknik dan media yang dipakai bank dalam memperkenalkan produknya kepada nasabah. 3. Pendanaan Treasury Pendanaan merupakan kegiatan pengelolaan dana oleh para eksekutif bank. Tujuannya adalah untuk memperoleh kombinasi dana yang efisien serta mengalokasikan dana pada aktiva produktif secara efektif. 4. Operasi Operation Operasi merupakan kegiatan unit – unit bank yang membantu kegiatan utama bank. Kegiatannya dapat berupa administrasi pembukuan, penyusunan laporan keuangan, proses data elektronik, dan tenaga programming. 5. Sumber Daya Manusia Human Resources Sumber daya manusia merupakan kegiatan pengelolaan yang meliputi perencanaan, penarikan, seleksi, penempatan, pendidikan dan pelatihan, dan penilaian prestasi kerja. 6. Pengawasan Audit Pengawasan merupakan kegiatan pengawasan internal dan eksternal bank serta pengawasan Bank Indonesia. Pengawasan internal yang dilakukan oleh satuan kerja unit audit dan pengawasan eksternal dilakukan oleh akuntan publik. Serta pengawasan Bank Indonesia dilakukan secara berkala maupun secara tiba – tiba oleh Bank Indonesia.

2.1.6 Manajemen dana bank

Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara, 2010 Secara umum bahwa sasaran pokok manajemen adalah memaksimalkan nilai investasi dari pemilik bank. Oleh sebab itu, dalam upaya mencapai sasaran tersebut manajemen bank harus memperhatikan dan menguasai prinsip pengelolaan uang baik aktiva maupun kewajiban – kewajibannya. Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, terdapat beberapa sasaran yang ditargetkan oleh bank. Sasaran tersebut dapat dibedakan berdasarkan jangka waktunya, yaitu : a Sasaran Jangka Pendek Yang menjadi sasaran jangka pendek yaitu berkaitan dengan penggunaan waktu dalam operasional bank untuk tujuan jangka pendek, misalnya dalam pemenuhan likuiditas, menyediakan jasa – jasa lalu lintas pembayaran dan penanaman dana dalam bentuk surat – surat berharga jangka pendek atau instrument pasar uang. b Sasaran Jangka Panjang Yang menjadi sasaran jangka panjang yaitu bagaimana memperoleh keuntungan dan kegiatan bank untuk meningkatkan nilai perusahaan dan memaksimalkan kekayaan pemilik bank.

2.1.7 Resiko Usaha Bank

Resiko usaha bank merupakan tingkat ketidakpastian mengenai pendapatan yang diperkirakan akan diterima. Resiko usaha yang dapat dihadapi oleh bank antara lain : 1. Resiko kredit creditdefault risk, yaitu resiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara, 2010 dari bank beserta bunganya sesuai jangka waktu yang ditentukan atau dijadwalkan. 2. Resiko investasi investment risk, yaitu resiko yang berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian akibat suatu penurunan nilai porto folio surat-surat berharga, misalnya obligasi dan surat berharga lain yang dimiliki bank. 3. Resiko likuiditas liquidity risk, yaitu resiko yang dihadapi bank untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya dalam rangka memenuhi permintaan kredit dan semua penarikan dana oleh penabung pada suatu waktu. 4. Resiko operasional operating risk, yaitu resiko yang berkaitan dengan kemungkinan kerugian dari operasi bank seperti bila terjadi penurunan keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur biaya operasional bank dan terjadinya kegagalan atas jasa-jasa dan produk yang diperkenalkan. 5. Resiko penyelewengan froud risk, yaitu resiko yang berkaitan dengan kerugian yang dapat terjadi akibat ketidakjujuran, penipuan atau moral dan perilaku yang kurang baik dari pejabat, karyawan dan nasabah bank. 6. Resiko fidusia fiduciary risk, yaitu resiko yang mungkin timbul apabila bank dalam usahanya memberikan jasa dengan bertindak sebagai wali amanat baik untuk individu maupun badan usaha. 7. Resiko tingkat bunga interest risk, yaitu resiko yang timbul akibat berubahnya tingkat bunga sehingga menurunkan nilai pasar surat-surat berharga yang terjadi pada saat bank membutuhkan likuiditas. Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara, 2010 8. Resiko solvensi solvency risk, yaitu resiko yang terjadi disebabkan oleh ruginya beberapa aset yang pada gilirannya menurunkan posisi modal bank. 9. Resiko valuta asing foreign currency risk, yaitu resiko yang dapat dihadapi oleh bank-bank devisa yang melakukan transaksi yang berkaitan dengan valuta asing, baik dari sisi aktiva maupun pasiva kewajiban 10. Resiko persaingan competitive risk, yaitu resiko yang dihadapi bank dalam upaya bank memberi pelayanan kepada nasabah dimana bank akan bersaing dengan bank lain secara profesional dan paling baik untuk kelangsungan operasional bank itu sendiri.

2.1.8 Sumber Dana Bank

Pengertian sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana bagi masyarakat. Perolehan dana tergantung kepada bank itu sendiri apakah berasal dari masyarakat atau dari lembaga keuangan lainnya. Kemudian untuk membiayai operasinya, dana dapat diperoleh dengan menjual saham. Perolehan dana disesuaikan dengan penggunaan dana tersebut. Pemilihan sumber dana akan menentukan besarnya biaya yang harus ditanggung. Oleh karena itu pemilihan dana harus tepat. Secara garis besar sumber dana diperoleh dari : 1. Dana Pihak Kesatu dari bank itu sendiri 2. Dana Pihak Kedua dari pihak luar 3. Dana Pihak Ketiga dari masyarakat luas Kasmir, 2000: 46 Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara, 2010 2.2 Simpanan Masyarakat 2.2.1 Pengertian Simpanan Masyarakat