Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara,
2010 disebabkan oleh karena tidak tersedianya dan kurang lengkapnya data mengenai
nilai produksi dan biaya antara. c. Pendekatan Pengeluaran
PDRB adalah jumlah seluruh pengeluaran yang dilakukan untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, pengeluaran
konsumsi pemerintah, pembentukan modal domestik bruto, perubahan inventori dan ekspor netto ekspor netto adalah ekspor dikurangi impor, didalam suatu
wilayahregion dalam periode tertentu, biasanya satu tahun. Dengan metode ini, penghitungan NTB bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa
yang diproduksi. Dipakainya istilah ekspor netto disini, karena yang akan dihitung hanya
nilai barang dan jasa yang berasal dari produksi dalam negeri saja, maka dari jumlah penyediaan diatas nilai impor perlu dikeluarkan kembali. Suryana,
2000: 10.
2.4 Suku Bunga 2.4.1 Pengertian Suku Bunga
Salah satu alasan mengapa nasabah menyimpan dana yang dimilikinya adalah dengan harapan mendapatkan bunga. Sedangkan bagi bank, bunga
merupakan merupakan hal yang penting dalam penarikan tabungan dan penyaluran kreditnya. Penarikan tabungan dan penyaluran kredit selalu
dihubungkan dengan tingkat suku bunganya. Bunga bagi bank bisa menjadi biaya cost of fund yang harus dibayar kepada penabung, tetapi dilain pihak, bunga
Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara,
2010 dapat juga merupakan pendapatan bank yang diterima dari debitur karena kredit
yang diberikan bank. Beberapa definisi mengenai pengertian bunga, yaitu :
- Menurut Samuelson dan Nordhaus 1998 Suku bunga adalah pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang.
- Menurut Kasmir 2002 : 12 Suku bunga dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah
yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah yang memiliki simpanan dengan
yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank nasabah yang memperoleh pinjaman.
- Menurut Sunariyah 2004 : 80 Suku bunga adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga
merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur dan harus dibayarkan kepada kreditur.
Dalam dunia perbankan, suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu penawaran tabungan dan permintaan investasi modal terutama
dari sektor bisnis. Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya pada berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat
bersedia menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi suku bunga, akan semakin tinggi pula minat
masyarakat untuk menabung, dan sebaliknya. Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga tabungan masyarakat.
Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara,
2010 Suku bunga dapat dibedakan menjadi dua yaitu suku bunga nominal dan
suku bunga riil. Dimana suku bunga nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan kembali dengan jumlah uang yang dipinjam. Sedang suku bunga
riil lebih menekankan pada rasio daya beli uang yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang dipinjam. Suku bunga riil adalah selisih antara suku
bunga nominal dengan laju inflasi. Ada dua jenis faktor yang menentukan nilai suku bunga , yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang beredar, dan inflasi. Sedang faktor eksternal merupakan suku bunga luar
negeri dan tingkat perubahan nilai valuta asing yang diduga. Jika suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan dananya di bank karena ia
dapat mengharapkan pengembalian yang menguntungkan. Dan pada posisi ini, permintaan masyarakat untuk memegang uang tunai menjadi lebih rendah karena
mereka sibuk mengalokasikannya ke dalam bentuk portofolio perbankan deposito dan tabungan. Seiring dengan berkurangnya jumlah uang beredar, gairah belanja
pun menurun. Selanjutnya harga barang dan jasa umum akan cenderung stagnant, atau tidak terjadi dorongan inflasi. Sebhaliknya jika suku bunga rendah,
masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpan uangnya di bank. Beberapa aspek yang dapat menjelaskan fenomena tingginya suku bunga
di Indonesia adalah tingginya suku bunga terkait dengan kinerja sektor perbankan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi perantara, kebiasaan masyarakat
untuk bergaul dan memanfaatkan berbagai jasa bank secara relatif masih belum cukup tinggi, dan sulit untuk menurunkan suku bunga perbankan bila laju inflasi
selalu tinggi.
Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara,
2010
2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga
Dalam menentukan besar kecilnya suku bunga terdapat faktor-faktor yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Kebutuhan dana Kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan. Jika bank mengalami
defisit dana, dimana pada saat itu permohonan pinjaman sedang meningkat maka yang dilakukan bank agar dana tersebut dapat dipenuhi adalah dengan
meningkatkan bunga simpanan agar nasabah terdorong untuk menyimpan uang nya pada bank tersebut. Namun apabila bank memiliki persediaan dana yang
banyak sementara permohonan pinjaman sedikit maka bank dapat menurunkan bunga simpanan.
2. Target laba yang dihasilkan Target ini dikhususkan pada bunga pinjaman. Hal ini dikarenakan laba
merupakan salah satu komponen dalam menentukan jumlah pinjaman. Jika laba yang ingin dicapai besar, maka bunga yang ditetapkan juga semakin besar dan
demikian pula sebaliknya. 3. Kebijaksanaan pemerintah
Kebijaksanaan ini meliputi baik suku bunga simpanan maupun suku bunga pinjaman yang ditetapkan oleh bank agar tidak melebihi batasan yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah. Dimana pemerintah memberi batasan maksimal dan minimal untuk suku bunga yang diizinkan dengan tujuan agar bank dapat bersaing
dengan sehat. 4. Kualitas jaminan
Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara,
2010 Kualitas jaminan dikhususkan pada bunga pinjaman, dengan maksud
semakin likuid jaminan yang diberikan maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan kepada debitur dan semakin tidak likuid jaminan yang diberikan maka
semakin besar pula bunga kredit yang dibebankan. Alasan ini berhubungan dengan pencairan jaminan apabila kredit yang diberikan bermasalah. Jaminan
yang likuid seperti sertifikat deposito atau rekening giro akan lebih mudah untuk dicairkan dibanding dengan jaminan tanah.
5. Jangka waktu Penetapan jangka waktu ditujukan baik untuk bunga simpanan maupun
bunga pinjaman. Semakin panjang jangka waktu pinjaman maka semakin tinggi tingkat suku bungannya, ini disebabkan besar nya resiko kerugian dimasa
mendatang atau kemungkinan terjadinya resiko kredit macet, dan demikian pula sebaliknya. Sedangkan untuk bunga simpanan, semakin besar jumlah tabungan
dan panjang waktu simpanan tersebut maka bunganya semakin tinggi, begitu juga sebaliknya.
6. Reputasi perusahaan Dalam hal ini bonafiditas suatu perusahaan akan menetukan suku bunga
pinjaman. Reputasi perusahaan yang baik sangat menetukan suku bunga yang akan dibebankan apabila perusahaan tersebut ingin memperoleh kredit. Semakin
bonafit suatu perusahaan maka akan semakin mudah memperoleh kredit dan mengatur bunganya karena biasanya perusahaan yang bonafit kemungkinan resiko
terjadinya kredit macet di masa yang akan datang relatif lebih kecil, begitu pula sebaliknya.
7. Produk yang kompetitif
Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara,
2010 Artinya produk yang akan dibayai tersebut adalah produk yang laku
dipasaran. Semakin kompetitif suatu produk, bunga yang dibebankan relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang atau tidak kompetitif.
8. Hubungan baik Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor kepercayaan pada
seseorang atau lembaga. Dalam prakteknya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama primer dan nasabah biasa skunder. Penggolongan ini
didasarkan pada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah primer biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak
bank sehingga dalam penetuan suku bunganya lebih istimewa dan berbeda dengan nasabah biasa.
9. Persaingan Dalam kondisi perebutan dana simpanan, tingkat persaingan antar bank
cukup tinggi. Sehingga untuk menarik dana masyarakat untuk menyimpan dananya di bank maka bank menerapkan bunga simpanan yang lebih tinggi dari
bank pesaing, dan apabila ingin melakukan ekspansi kredit dapat diusahakan dengan melakukan penurunan suku bunga pinjaman. Hal ini dapat dilakukan
dengan syarat tidak boleh melewati batas yang telah ditentukan oleh pemerintah. 10. Jaminan pihak ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberi jaminan kepada penerima kredit, biasanya jika pihak yang memberikan kredit bonafit, baik dari segi kemampuan
membayar, nama baik, maupun loyalitas terhadap bank maka bunga yang ditetapkan juga berbeda. Kasmir, 2000: 40
Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara,
2010
2.4.3 Fungsi Tingkat Suku Bunga
Menurut Nopirin 1992: 176 fungsi tingkat suku bunga dalam perekonomian yaitu alokasi faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa
yang dipakai sekarang dan dikemudian hari. Adapun fungsi tingkat suku bunga menurut Sunariyah 2004 :81 adalah :
a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan. Para penabung ini bisa terdiri dari individu, institusi, maupun
lembaga. b. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang
beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.
c. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka untuk mengendalikan permintaan dan penawaran uang yang beredar dalam suatu
perekonomian. d. Tingkat bunga dapat dipergunakan sebagai alat kontrol bagi pemerintah
terhadap dana langsung atau investasi pada sektor-sektor ekonomi. e. Pemerintah dapat memanipulasi tingkat bunga untuk mengendalikan produksi,
sebagai akibatnya tingkat bunga dapat digunakan untuk mengontrol tingkat inflasi.
2.4.4 Jenis – jenis Suku Bunga Bank
Dalam operasi perbankan sehari-hari dapat ditemukan berbagai jenis suku bunga. Jenis suku bunga ini dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
a. Suku Bunga Dasar Bank Rate
Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara,
2010 Suku Bunga Dasar Bank Rate adalah tingkat suku bunga yang ditentukan oleh
bank sentral atau kredit yang diberikan oleh perbankan, dan tingkat suku bunga yang ditetapkan bank sentral untuk mendiskonto surat-surat berharga yang ditarik
atau diambil oleh bank sentral. Dasar perhitungan tingkat suku bunga ini juga dipakai oleh bank komersial untuk menghitung suku bunga kredit yang dikenakan
kepada nasabahnya. b. Suku Bunga Efektif Effective Rate
Suku Bunga Efektif Effective Rate adalah tingkat suku bunga yang dibayar atau harga beli suatu obligasi BOND. Semakin rendah harga pembelian obligasi
dengan tingkat bunga nominal tertentu, maka semakin tiggi tingkat bunga efektifnya, dan semakin tinggi harga pembelian obligasi dengan tingkat bunga
nominal tertentu, maka semakin rendah tingkat bunga efektifnya. Jadi ada hubungan terbalik antara harga yang dibayar untuk obligasi dengan tingkat bunga
efektifnya. c. Suku Bunga Nominal Nominal Rate
Suku Bunga Nominal Nominal Rate adalah tingkat suku bunga yang dibayar tanpa dilakukan penyesuaian terhadap akibat-akibat inflasi.
d. Suku Bunga Padanan Equivalent Rate Suku Bunga Padanan Equivalent Rate adalah suku bunga yang besarnya
dihitung setiap hari bunga harian, setiap minggu bunga mingguan, setiap bulan bunga bulanan, dan setiap tahun bunga tahunan, untuk sejumlah pinjaman atau
investasi selama jangka waktu tertentu, yang apabila dihitung secara anuitas bunga berbunga akan memberikan penghasilan bunga dalam jumlah yang sama.
Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara,
2010
2.4.5 Teori Suku Bunga
Berikut adalah beberapa teori yang berkaitan dengan Tingkat Suku Bunga, yaitu :
a. Pendapat Kaum Klasik Mengenai Tingkat Suku Bunga Menurut teori klasik tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga
dimana pergerakan tingkat bunga pada perekonomian akan mempengaruhi jumlah tabungan saving yang terjadi. Berarti keinginan masyarakat untuk menabung
sangat tergantung pada tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin besar keinginan masyarakat untuk menabung atau masyarakat terdorong untuk
mengorbankan pengeluarannya guna menambah tabungan. Jadi tingkat suku bunga menurut kaum klasik adalah balas jasa yang diterima seseorang karena
menabung atau hadiah yang diterima seseorang karena menunda konsumsinya. Investasi merupakan tingkat bunga, semakin tinggi tingkat bunga, semakin
kecil keinginan masyarakat untuk melakukan investasi. Karena keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih dari tingkat bunga biaya penggunaan pinjaman
tersebut.
Gambar 2.1
Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara,
2010
Kurva Pendapat Kaum Klasik Tentang Suku Bunga
Tingkat keseimbangan bunga berada pada i
o,
dimana tingkat suku bunga sama dengan tingkat investasi. Bila tingkat bunga naik berpindah dari i
o
ke i
i
, maka keinginan untuk melakukan investasi akan berkurang. Kondisi yang terjadi
pada tingkat bunga i
i
dananya mereka akan bersaing menawarkan tingkat bunga pada i
i
akan bergerak turun atau kembali pada tingkat bunga i
o.
Apabila tingkat bunga i
o
bergerak turun pada tingkat bunga i
2
, para investor akan bersaing untuk memperoleh dana tabungan yang jumlahnya kecil
dibandingkan keinginan untuk investasi. Saling rebutan diantara pengusaha untuk mendapatkan dana untuk investasi ini akan mendorong tingkat bunga kembali
pada tingkat i
o.
Tingkat bunga keseimbangan terjadi di pasar sama dengan interaksi antara penawaran dan permintaan suatu barang. Sejalan dengan proses terjadinya harga
pasar suatu barang, maka tingkat bunga pun ditentukan antara keseimbangan penawaran tabungan dan permintaan tabungan. Jadi tingkat bungalah yang
menjadi penggerak antara keseimbangan tabungan dan investasi. Pendapat kaum klasik tentang tingkat suku bunga didasarkan kepada
Hukum Say Pendapat Baptis Say bahwa penawaran akan menciptakan permintannya sendiri. Dengan bertitik tolak dari Hukum Say ini maka setiap
tabungan akan otomatis sama dengan investasi. Tingkat bunga yang mengalami penurunan dan kenaikan atau bergerak
naik turun dari titik keseimbangan, maka pergerakan naik turunnya tingkat suku bunga akan bersifat sementara. Bila terjadi tarik menarik penawaran dan
Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara,
2010 permintaan atau bekerjanya mekanisme harga, tingkat suku bunga keseimbangan
akan tercipta kembali. b. Pendapat Keynes Mengenai Tingkat Suku Bunga
Keynes mengatakan bahwa tingkat bunga adalah balas jasa yang diterima seseorang karena orang tersebut tidak menimbun uang atau balas jasa yang
diterima seseorang karena orang tersebut mengorbankan Liquidity Preferencenya. Makin besar Liquidity Preference seseorang makin besar keinginan seseorang
tersebut untuk menahan uang tunai, maka makin besar tingkat suku bunga yang diterima orang tersebut bila dia meminjamkan uang tersebut kepada orang lain.
Pendapat Keynes ini berbeda dengan pendapat aliran klasik, dimana tingkat suku bunga menurut klasik adalah premi yang diterima karena menunda
konsumsinya pada masa yang akan datang. Permintaan uang mempunyai hubungan yang negatif dengan tingkat suku
bunga. Hubungan negatif antara permintaan uang dengan tingkat suku bunga ini dapat diterangkan oleh Keynes, Keynes mengatakan bahwa masyarakat
mempunyai pendapat tentang adanya suku bunga nominal natural rate. Bila tingkat bunga turun dari tingkat bunga normal, dalam masyarakat ada suatu
keyakinan bahwa suku bunga akan naik di masa yang akan datang. Bila masyarakat memegang obligasi surat berharga pada saat suku bunga naik harga
obligasi akan mengalami penurunan pemilik obligasi akan mengalami kerugian Capital Loss. Untuk menghindari kerugian ini, tindakan yang dilakukan adalah
dengan menjual obligasinya, dengan sendirinya akan mendapat uang kas, dan uang kas ini yang dipegang pada saat suku bunga naik. Hubungan inilah yang
Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara,
2010 disebut motif spekulasi permintaan uang kas, karena masyarakat akan melakukan
spekulasi tentang obligasi di masa yang akan datang. Tanggapan Keynes yang kedua adalah berhubungan dengan ongkos
harga memegang uang kas, karena makin tinggi tingkat bunga makin besar ongkos memegang uang kas sesuai dengan tingkat bunga yang diperoleh karena
kekayaan dinyatakan dalam bentuk uang kas. Hal ini akan menyebabkan keinginan memegang uang kas juga akan menurun. Bila tingkat bunga turun
berarti ongkos memegang uang kas akan semakin rendah sehingga permintaan uang kas naik.
Gambar 2.2 Kurva Pendapat Keynes Tentang Suku Bunga
Permintaan uang ini akan menentukan tingkat bunga. tingkat bunga keseimbangan pada i
o
terjadi apabila jumlah kas yang ditawarkan uang beredar sama dengan yang diminta. Bila terjadi peningkatan suku bunga diatas i
o
masyarakat akan menginginkan uang kas lebih sedikit dengan membeli obligasi tingkat bunga turun sampai kembali pada tingkat keseimbangan.
Poppy Marieskha : Analisis Pengaruh PDRB, Suku bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Simpanan Masyarakat Pada Bank-Bank Umum Di Sumatera Utara,