Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
ANALISIS KOMPERATIF PENGARUH PERUBAHAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERKEMBANGAN KREDIT DAN PEMBIAYAAN PADA
BANK KONVESIONAL DAN BANK SYARIAH DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
SUDIRMAN 050523060
EKONOMI PEMBANGUNAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
2009
(2)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
FAKULTAS EKONOMI MEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
Nama : Sudirman
Nim : 050523060
Departemen : Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi : Perbankan
Judul Skripsi : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvensional Dan Bank Syariah Di Indonesia.
Tanggal... Pembimbing,
( Prof.Dr.H.Sya’ad Afifuddin, SE. M.Ec. ) NIP. 130905127
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
(3)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
MEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
Hari :
Tanggal :
Nama : Sudirman
Nim : 050523060
Departemen : Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi : Perbankan
Judul Skripsi : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvensional Dan Bank Syariah Di Indonesia.
Ketua Departemen, Pembimbing,
(Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec.) ( Prof.Dr.H.Sya’ad Afifuddin, SE. M.Ec. ) NIP. 132206574 NIP. 130905127
Penguji I, Penguji II,
(Drs. Rahmat Sumanjaya Hsb.,CAE,M.Si.) ( Drs.Arifin Siregar, M.SP ) NIP. 131937215 NIP. 010068695
(4)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
Nama : Sudirman
Nim : 050523060
Departemen : Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi : Perbankan
Judul Skripsi : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvensional Dan Bank Syariah Di Indonesia.
Tanggal………. Ketua Departemen,
(Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec.) NIP. 132206574
Tanggal………. Dekan,
(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec.) NIP.131285985
(5)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan akibat adanya perubahan tingkat suku bunga bank terhadap perkembangan kredit pada bank konvensional dan perkembangan pembiayaan pada bank syariah. (2) Untuk mengetahui pengaruh mana yang lebih besar terhadap perubahan tingkat suku bunga, apakah bunga terhadap kredit atau bunga terhadap pembiayaan.
Untuk proses analisis, dibutuhkan data sekunder yang diambil dari Bank Indonesia sebagai sumber data perbankan di Indonesia dan Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah pertama di Indonesia. Dalam proses analisis, digunakan metode OLS (Ordinary Least Square) dan dengan software E-Views 4.1 dilakukan pengujian data.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa baik kredit maupun pembiayaan ikut terpengaruh akibat adanya perubahan tingkat suku bunga bank, perubahan yang timbulkan dari perubahan tingkat suku bunga bank terhadap perkembangan kredit perbankan konvensional lebih besar dibandingkan pengaruh yang ditimbulkan akibat perubahan tingkat suku bunga bank terhadap perkembangan pembiayaan.
Hal tersebut dikarenakan perubahan yang ditimbukan akibat perubahan tingkat suku bunga yang meningkat tidak hanya membuat nasabah kreditur menahan diri untuk melakukan pinjaman tapi juga berupa melakukan pelunasan kredit akibat besarnya biaya bunga yang timbul akibat naiknya bunga bank. Berbeda dengan perbankan syariah, dimana para nasabah krediturnya hanya berupa menahan diri dari melakukan pinjaman untuk berjaga-jaga dan tidak berupa untuk melakukan pelunasan karena kewajiban nasabah kreditur pada bank syariah sudah jelas ditetapkan diawal pada saat akad pembiayaan.
Rekomendasi peneliti adalah semakin tumbuh dan berkembangnya bank syariah di Indonesia, akan mendorong semakin meningkatnya usaha masyarakat baik sektor usaha kecil, menengah maupun sektor usaha besar. Yang efeknya akan semakin meningkatkan dan menstabilkan perekonomian suatu negara.
(6)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga terhadap Perkembangan Kredit dan Pembiayaan pada Bank Konvensional dan Bank Syariah di Indonesia”, diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak. Karenanya penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof.Dr.Sya’ad Afifuddin, SE, M.Ec, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu penulis dalam pengarahan penulisan skripsi ini mulai dari awal penulisan hingga penulisan ini selesai dengan baik
4. Bapak Drs. Rahmat Sumanjaya Hasibuan, CAE, MSi, dan Bapak Drs. Arifin Siregar, M.SP selaku Penguji I dan Penguji II yang telah membantu penulis dalam pengarahan perbaikan untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.
(7)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
5. Khusus kepada Kedua Orang Tua (Ibunda Alm. Roslaina dan Ayahanda Sabri) dan Mertua (Ibunda Suwarni dan Ayahanda H.Bgd.Bakri) tercinta yang telah memberikan motivasi serta do’a untuk penyelesaian penulisan skripsi ini.
6. Teristimewa juga penulis ucapkan untuk isteri tersayang (Yuniariti, SE) dan Kedua Ananda (Khodijah Khoirunnisa dan Maryam Hafizunnisa) yang telah memberikan motivasi, do’a dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Kepada Adinda Muhammad Sutrisno yang telah memberikan do’anya.
8. Seluruh Staff Dosen dan Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bimbingan dan bantuan selama penulis menjalankan masa pendidikan di Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
9. Seluruh Jajaran Pimpinan beserta Staf Bank Indonesia yang telah memberikan bantuan data guna penyusunan skripsi ini.
10. Seluruh Jajaran Pimpinan dan Staf Bank Muamalat Indonesia yang juga telah membantu data guna penyusunan skripsi ini.
11. Seluruh teman-teman di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara atas
kebersamaannya selama ini.
12. Seluruh rekan kerja di PT Bank Syariah Mandiri atas segala bantuan dan doa yang diberikan.
13. Seluruh pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik secara moril maupun konkrit guna penyelesaian penyusunan skripsi ini.
(8)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
Akhirnya pada Allah jualah tempat kita berserah diri karena tiada satu pun dapat terjadi melainkan atas segala kehendak dan kekuasaan serta izin dari-Nya. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi yang membaca serta bagi yang membutuhkannya.
Medan, 5 Mei 2009 Penulis
(9)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ……….. i
KATA PENGANTAR ………... ii
DAFTAR ISI ………. v
DAFTAR TABEL ……… viii
DAFTAR GAMBAR ……….... ix
BAB I PENDAHULUAN ………. 1
1.1 Latar Belakang ……… 2
1.2 Perumusan Masalah ………... 5
1.3 Hipotesis ………. 6
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
BAB II URAIAN TEORITIS ... 8
2.1 Pengertian Bank ... 8
2.2 Sejarah Perbankan di Indonesia ... 9
2.3 Sejarah Perbankan Syariah di Indonesia ... 12
2.4 Perbedaan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah ... 13
2.5 Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil ... 18
(10)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
BAB III METODE PENELITIAN ... 22
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 22
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 22
3.3 Pengolahan Data ... 23
3.4 Model Analisis Data ... 24
3.5 Uji Kesesuaian Test ... 25
3.6 Definisi ... 28
BAB IV PEMBAHASAN ... 22
4.1 Perkembangan Perbankan ... 30
4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Tingkat Suku Bunga Bank ... 33
4.3 Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Perkembangan Kredit ... 37
4.4 Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Perkembangan Pembiayaan ... 38
4.5 Uji Kesesuain Test ... 40
BAB V KESIMPULAN ... 50
5.1 Kesimpulan ... 50
(11)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
DAFTAR PUSTAKA ... 53 LAMPIRAN
(12)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil ………. 19
Tabel 4.1 Perkembangan Kredit Bank Konvensional ……… 31
Tabel 4.2 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah ……… 32
Tabel 4.3 Perubahan Tingkat Suku Bunga Perbankan ……… 35
Tabel 4.4 Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit ….. 37
(13)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Proses Intermediasi Keuangan ………. 21
Gambar 4.1 Uji t-statistik Variabel Kredit …………..……… 42
Gambar 4.2 Uji t-statistik Variabel Pembiayaan ……… 43
Gambar 4.3 Uji F-statistik untuk Kredit …….……… 45
Gambar 4.4 Uji F-statistik untuk Pembiayaan ……… 46
Gambar 4.5 Daerah Uji Durbin Watson untuk Kredit ……….. 48
(14)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan bank merupakan hal yang penting dalam dunia usaha. Keterkaitan antara dunia usaha dengan lembaga keuangan bank memang tidak bisa dilepaskan apalagi dalam pengertian investasi dan kredit.
Pihak bank akan menyalurkan kredit berupa kredit investasi dan modal kerja yang dibutuhkan oleh pihak dunia usaha. Dalam hal inilah pihak bank terus mengembangkan kompetensi yang lain di bidang kredit untuk menggalang pertumbuhan kredit yang berkesinambungan sekaligus menjalankan fungsinya sebagai jasa intermediasi keuangan.
Dalam menjalankan aktivitasnya bank membutuhkan biaya yang cukup besar untuk membiayai operasionalnya sehingga bank Sebagian para bankir memiliki persepsi bahwa
“hidup atau matinya suatu bank bisa bermula dari kredit”.
Hal ini dapat terlihat dimana bank-bank konvensional di Indonesia masih mengandalkan pendapatan dari penyaluran kredit kegiatan penyaluran kredit, bahkan penyaluran kredit tersebut menjadi motor penggerak perekonomian, sampai-sampai melaju tidaknya roda perekonomian di negeri ini bisa sangat bergantung pada kredit bank.
(15)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
Sebagaimana umumnya negara berkembang, sumber utama investasi dan modal kerja di Indonesia masih didominasi oleh penyaluran kredit perbankan. Namun krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997 yang menyebabkan peningkatan suku bunga kredit dituding sebagai salah satu penyebab ikut membantu runtuhnya perekonomian Indonesia.
Bank - bank konvensional mengalami goncangan hebat yang pada akhirnya sebagian besar di antaranya ditutup (dilikuidasi), karena mengalami negative spread, sedangkan sebagian lainnya masuk bengkel BPPN.
Sementara itu pada tahun 1992 Sistem ekonomi Syariah, atau adakalanya disebut “ekonomi Islam”, mulai tumbuh, yaitu dengan berdirinya satu bank yang menjalankan bisnis perbankan dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah yang diberi nama dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI).
Namun perkembangan Bank Syariah sejak tahun 1992 – 1998 masih terhitung lamban mengingat selama enam tahun perkembangan Bank Muamalat Indonesia masih merupakan satu-satunya Bank Syariah yang berdiri di Indonesia.
Perkembangan yang pasif pada sistem perekonomian syariah dikarenakan banyaknya kalangan melihat Islam dengan sistem nilai dan tatanan normatifnya sebagai faktor penghambat pembangunan. Penganut paham liberalisme dan pragmatisme sempit ini menilai bahwa kegiatan ekonomi dan keuangan akan semakin meningkat dan berkembang bila dibebaskan dari nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).
(16)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
Ketidakseimbangan ekonomi global, dan krisis ekonomi yang melanda Asia khususnya Indonesia pada tahun 1997/1998, adalah suatu bukti bahwa asumsi diatas salah total bahkan ada sesuatu yang tidak beres dengan sistem yang kita anut selama ini. Hal ini terlihat dari kenyataan sejumlah besar bank ditutup, ditake-over, dan sebagian besar lainnya harus direkapitulasi dengan biaya ratusan trilliun rupiah dari uang negara.
Kejadian tahun 1997 telah membuka mata para bankir, dimana Bank Muamalat dan
sejumlah BPR Syari’ah yang menerapkan sistem bagi hasil selamat dari bagai krisis tersebut. Hal ini disebabkan karena bank syari’ah menerapkan sistem bagi hasil Penerapan bagi hasil di bank syari`ah, membuat bank-bank syari`ah lebih tangguh dan tahan dari pengaruh gejolak moneter, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal ini disebabkan karena bank syari`ah tidak dibebani membayar bunga simpanan nasabah. Bank syari`ah hanya membayar bagi hasil yang jumlahnya sesuai dengan tingkat keuntungan perbankan syari`ah. Dengan sistem bagi hasil tersebut, maka jelas bank-bank syari`ah selamat dari negative spread.
Para praktisi ekonomi Islam yang mulai merintis sistem ekonomi syariah merasa bahwa sekaranglah momentum yang tepat untuk membuktikan bahwa muamalah syariah dengan filosofi utama “kemitraan” dan “kebersamaan” (sharing) dalam profit dan risk dapat mewujudkan kegiatan ekonomi yang lebih adil dan transparan.
Sejak saat itu mulailah sistem perekonomian syariah semakin populer di Indonesia. Ini ditandai dengan makin banyaknya beroperasi bank-bank yang menerapkan konsep syari'ah diantaranya Bank Syariah Mandiri, Unit Bank Jabar Syariah, Unit Bank Negara Indonesia Syariah dan Beberapa bank lainnya.
(17)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
Perkembangan ini pun didukung oleh munculnya berbagai aktivitas usaha dan organisasi yang menjalankan dan mengembangakan sistem perekonomian syariah seperti Asuransi-asuransi Syariah dan terbentuknya Komunitas Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).
Sementara itu pemerintah melihat kejadian tersebut mencoba mengambil pelajaran berharga bahwa perbankan syariah cukup baik untuk dikembangkan di Indonesia. Dengan disahkannya Undang undang Perbankan No. 10 tahun 1998 telah memberikan landasan yang cukup luas bagi berdirinya perbankan syariah di Indonesia. Dalam undang-undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah.
Undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah sebagaimana yang tercantum dalam penjelasan Undang-Undang Pasal 6 huruf m.
Dari Undang-undang tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem perbankan syariah dikembangkan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak menerima konsep bunga, sehingga mobilitas dana masyarakat dapat dilakukan secara lebih luas terutama dari segmen yang selama ini belum dapat tersentuh oleh sistem perbankan konvensional yang menerapkan sistem bunga.
(18)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
2. Membuka peluang pembiayaan bagi pengembangan usaha berdasarkan prinsip
kemitraan. Dalam prinsip ini, konsep yang diterapkan adalah hubungan antar investor yang harmonis. Sementara dalam bank konvensional konsep yang diterapkan adalah hubungan debitor-kreditor.
3. Memenuhi kebutuhan akan produk dan jasa perbankan yang memiliki beberapa
keunggulan komperatif berupa peniadaan pembebanan bunga yang berkesinambungan, membatasi kegiatan spekulasi yang tidak produktif, pembiayaan ditujukan kepada usaha-usaha yang lebih memperhatikan unsur moral.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka ada rumusan masalah yang dapat diambil sebagai kajian dalam penelitian yang akan dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam penulisan skripsi ini. Selain itu rumusan masalah ini diperlukan sebagai suatu cara untuk mengambil keputusan dari akhir penulisan skripsi, antara lain :
1. Bagaimana pengaruh perubahan tingkat suku bunga bank dengan perkembangan kredit pada Bank Konvensional.
2. Bagaimana pula pengaruh perubahan tingkat suku bunga bank dengan perkembangan pembiayaan pada Bank Syariah.
3. Bagaimana perbandingan antara pengaruh yang ditimbulkan dari perubahan tingkat suku bunga terhadap perkembangan kredit dan pembiayaan baik pada Bank konvensional maupun Bank Syariah.
(19)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
4. Apa manfaat dan kerugian yang ditimbulkan akibat pengaruh perubahan tingkat suku bunga tersebut.
1.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada, dimana kebenarannya masih perlu dikaji dan diteliti melalui data-data yang terkumpul.
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut :
1. Perubahan tingkat suku bunga bank berpengaruh negatif terhadap perkembangan kredit pada Bank Konvensional.
2. Perubahan tingkat suku bunga bank berpengaruh positif terhadap perkembangan pembiayaan pada Bank Syariah.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perubahan tingkat suku bunga kredit perbankan dari tahun ke tahun. 2. Untuk mengetahui perkembangan kredit bank konvensional dan pembiayaan bank
(20)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan terhadap perkembangan kredit dan pembiayaan akibat adanya perubahan tingkat suku bunga perbankan.
4. Langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi adanya perubahan tingkat suku bunga.
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang pengaruh yang ditimbulkan dari adanya perubahan tingkat suku bunga perbankan terhadap perkembangan kredit dan pembiayaan bagi konvensional maupun bank syariah.
2. Untuk menambah Wawasan penulis tentang perbankan syariah dan perbedaan sistem yang diterapkan antara bank syariah dan bank konvensional.
3. Sebagai bahan studi dan literatur bagi Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi khususnya Departemen Pembangunan.
4. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi masyarakat dan mahasiswa/i yang ingin mengembangkan penelitian ini selanjutnya.
(21)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
BAB II
URAIAN TEORITIS
1.5 Pengertian Bank
Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan dana ini, bank sering juga sering disebut dengan lembaga kepercayaan.
Berbeda halnya dengan perusahaan lain, transaksi usaha bank senantiasa berkaitan dengan uang, karena memang komoditi usaha bank adalah uang. Sejalan dengan karakteristik usahanya tersebut, maka bank merupakan suatu segmen usaha yang kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah.
Pengaturan secara ketat oleh penguasa moneter terhadap kegiatan perbankan ini tidak terlepas dari perannya dalam pelaksanaan kebijaksanaan moneter yang dijalankan oleh pemerintah. Dalam kegiatannya, bank dapat mempengaruhi jumlah uang beredar yang merupakan salah satu sasaran pengaturan oleh penguasa moneter dengan menggunakan berbagai piranti kebijaksanaan moneter.
Pengertian bank menurut undang-undang No.7 tahun 1992 yang kemudian disempurnakan oleh undang-undang No.10 tahun 1998 adalah sebagai berikut :
(22)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Definisi bank pada point 1 memberikan tekanan bahwa bank dalam menjalankan usahanya terutama menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana bank. Demikian pula dari segi penyaluran dananya, hendaknya bank tidak semata-mata memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemilik bank tapi juga kegiatannya itu harus pula diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat.
Sedangkan definisi bank pada point 2 merupakan penekanan pada fungsi tambahan bank umum baik itu yang dikelola secara konvensional maupun secara syariah dimana bank umum akan memberikan pelayanan atau jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran.
1.6 Sejarah Perbankan di Indonesia
Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda. Pada masa tersebut terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada itu antara lain:
(23)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
1. De Javasce NV. 2. De Post Poar Bank. 3. Hulp en Spaar Bank.
4. De Algemenevolks Crediet Bank. 5. Nederland Handles Maatscappi (NHM). 6. Nationale Handles Bank (NHB).
7. De Escompto Bank NV.
Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan orang-orang asing seperti dar
1. Bank Nasional Indonesia. 2. Bank Abuan Saudagar. 3. NV Bank Boemi.
4. The Chartered Bank of India. 5. The Yokohama Species Bank. 6. The Matsui Bank.
7. The Bank of China. 8. Batavia Bank.
Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada di zaman awal kemerdekaan antara lain:
(24)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
1. Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang dikenal dengan BNI '46.
2. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini berasal dari De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko.
3. Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di
4. Bank Indonesia di
5. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di
6. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di
Amerta.
7. NV Ban
8. Bank Dagang Indonesia NV di
Pasifik.
9. Bank Timur NV d
dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.
Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan.
Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa
Sampai dengan saat ini ada sebanyak 1 unit Bank Sentral, 128 unit Bank Umum dan 1.833 BPR yang tersebar diseluruh Indonesia. Masing-masing bentuk lembaga bank tersebut memiliki perbedaan karakteristik dan fungsinya.
(25)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
1.7 Sejarah Perbankan Syariah Di Indonesia
Berkembangnya bank-bank syariah di Negara-negara Islam berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan. Para tokoh yang terlibat dalam kajian tersebut adalah Karnaen A.Perwaatmadja, M.Dawam Raharjo, A.M.Saefuddin, M.Amien Azis dan lain-lain. Beberapa uji coba pada skala yang relative terbatas telah diwujudkan. Diantaranya adalah Baitut Tamwil-Salman Bandung, yang sempat tumbuh mengesankan. Di Jakarta juga dibentuk lembaga serupa dalam bentuk koperasi, yakni koperasi Ridho Gusti.
Akan tetapi, prakarsa lebih khusus untuk mendirikan bank Islam di Indonesia baru dilakukan pada tahun 1990. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990 menyelenggarakan Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua, Bogor-Jawa Barat.
Hasil lokakarya tersebut dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasional IV MUI yang belangsung di Hotel Sahid Jaya Jakarta pada tanggal 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan amanat Munas IV MUI, dibentuk kelompok kerja yang disebut Tim Perbankan MUI untuk mendirikan bank Islam di Indonesia.
Hasil kerja Tim Perbankan MUI, pada tanggal 1 November 1991 ditandatanganilah Akte Pendirian PT Bank Muamalat Indonesia. Pada saat penandatangan akte tersebut berhasil terkumpul komitmen pembelian saham sebanyak Rp 84 milyar.
(26)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
Pada tanggal 3 November 1991, dalam acara silaturrahmi Presiden di Istana Negara Bogor, dapat dipenuhi tambahan total komitmen modal disetor awal sebesar Rp 106 milyar. Dengan terkumpulnya modal awal tersebut, pada tanggal 1 Mei 1992 PT Bank Muamalat Indonesia mulai beroperasi sebagai bank Islam pertama di Indonesia.
Saat ini telah berdiri 3 Bank Syariah di Indonesia (Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri dan Bank Syariah Mega Indonesia), serta puluhan unit syariah dari Bank Konvensional (diantaranya : BNI Syariah, BTN Syariah, Bukopin Syariah, dan lain-lain). Seriusnya Bank Indonesia untuk mengembangkan perbankan Syariah di Indonesia, BI menargetkan perbankan syariah pada tahun 2011 harus tumbuh menjadi sebesar 5% dari total perbankan di Indonesia.
2.4. Perbedaan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah
Dalam beberapa hal, bank konvensional dan bank syariah memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan dan sebagainya.
Akan tetapi terdapat banyak perbedaan mendasar diantara keduanya. Perbedaan itu menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja.
a. Akad dan Aspek Legalitas
Pada prinsipnya Aspek legalitas hukum yang digunakan bank konvensional hanya berdasarkan hukum positif, berbeda halnya dengan bank syariah dimana aspek utama yang
(27)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
diterapkan pada aspek legalitas tidak hanya bersumber dari hukum posisif semata namun lebih mengkedepankan hukum agama yakni hukum Islam.
Dalam bank syariah, akad yang dilakukan memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam. Seringkali nasabah berani melanggar kesepakatan/perjanjian yang telah dilakukan bila hukum itu hanya berdasarkan hukum positif belaka, tapi tidak demikian bila perjanjian tersebut memiliki pertanggungjawaban hingga yaumil qiyamah nanti.
Setiap akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang, pelaku transaksi maupun ketentuan lainnya, harus memenuhi ketentuan akad, seperti hal-hal berikut :
1. Rukun
Seperti :
- Penjual, - Pembeli - Barang, - Harga,
- Akad/ijab-qabul. 2. Syarat
(28)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
- Barang dan jasa harus halal sehingga transaksi atas barang dan jasa yang haram menjadi batal demi hukum syariah.
- Harga barang dan jasa harus jelas.
- Tempat penyerahan (delivery) harus jelas karena akan berdampak pada biaya transportasi.
- Barang yang ditransaksikan harus sepenuhnya dalam kepemilikan tidak boleh menjual sesuatu yang belum dimiliki atau dikuasai seperti yang terjai pada transaksi short sale dalam pasar modal.
b. Lembaga Penyelesaian Sengketa
Berbeda dengan perbankan konvensional, jika pada perbankan syariah terdapat perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabahnya, kedua belah pihak tidak menyelesaikannya dipengadilan negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai tata cara dan hukum materi syariah.
Lembaga yang mengatur hukum materi dan atau berdasarkan prinsip syariah di Indonesia dikenal dengan nama Badan Arbitrase Muamalat Indonesia atau BAMUI yang didirikan secara bersama oleh Kejaksaan Republik Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia.
c. Struktur Organisasi
Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang amat membedakan antara bank konvensional dan bank syariah adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang
(29)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
bertugas mengawasi operasional bank syariah dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah.
Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat Dewan Komisaris pada setiap bank. Hal ini untuk menjamin efektivitas dari setiap opini yang diberikan oleh Dewan Pengawas Syariah. Karena itulah biasanya penetapan anggota Dewan Pengawas Syariah dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional.
d. Bisnis dan Usaha yang dibiayai
Dalam perbankan syariah suatu pembiayaan tidak akan disetujui sebelum dipastikan beberapa hal pokok, diantaranya sebagai berikut :
1. Apakah objek pembiayaan halal atau haram.
2. Apakah proyek menimbulkan kemudharatan untuk masyarakat. 3. Apakah proyek berkaitan dengan perbuatan mesum/asusila. 4. Apakah proyek berkaitan dengan perjudian.
5. Apakah usaha itu berkaitan dengan industri senjata yang ilegal atau berorientasi pada pengembangan senjata pembunuh massal.
6. Apakah proyek dapat merugikan syiar Islam, baik secara langsung maupun tidak langsung.
(30)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
e. Peruntukan Investasi
Pada prinsipnya dana yang ditempatkan pada bank syariah harus bersumber dari yang halal, begitu pula dengan investasi yang akan ditempatkan oleh bank syariah harus pada sektor-sektor usaha yang halal, sedangkan bank konvensional mengabaikan sumber dana dan alokasi investasi dana yang akan ditempatkan tanpa memperhitungkan halal atau haram.
f. Prinsip Operasional
Prinsip operasional konvensional dalam penghimpunan dana dan menyalurkan kredit dari dan kepada masyarakat dengan menggunakan sistem perhitungan bunga dari jumlah dana yang ditempatkan atau pun yang disalurkan. Sedangkan bank syariah dalam penghimpunan dana menggunakan sistem perhitungan bagi hasil dan hibah (bonus) sedangkan dalam penyaluran dana ke masyarakat menggunakan sistem perhitungan bagi hasil (untuk investasi), margin (untuk transaksi jual beli), dan ujrah (untuk sewa dan gadai).
g. Tujuan bisnis
Tujuan bisnis dari bank konvensional semata-mata hanya profit oriented (hanya semata-mata mengejar keuntungan), sedangkan bank syariah selain profit oriented juga mencari falah oriented (kesejahteraan bersama).
h. Lingkungan Kerja dan Corporate Culture
Lingkungan kerja di bank syariah seyogyanya sejalan dengan prinsip-prinsip syariah seperti Siddiq (senantiasa berkata benar), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (mampu
(31)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
melaksanakan tugas secara team work dimana fungsi informasi merata diseluruh fungsional organisasi) dan Fathonah (memiliki ketrampilan dan profesional dibidangnya) dan banyak akhlak baik lainnya.
2.5. Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil
Satu hal lagi yang sangat membedakan antara bank konvensional dan bank syariah, yaitu dari cara pandang masing-masing bank dalam memaknai keuntungan atas pengelolan uang nasabah, bila bank konvensional menyebutnya dengan bunga, sedangkan bank syariah menyebutnya dengan bagi hasil.
Disisi lain Adanya pandangan praktisi perbankan konvensional yang menyatakan bahwa penerapan bunga merupakan justifikasi dari elemen resiko dalam pinjaman yang dibebankan oleh kreditor kepada debitor. Sementara praktisi perbankan syariah memandang bahwa elemen resiko tidak dapat dijadikan dasar sebagai penetapan bagi hasil, namun nilai kerja yang menjadi dasar sebagai penetapan bagi hasil. Sehingga profit dalam pandangan perbankan konvensional dapat menggaransi pendapatan tetap tanpa melihat hasil yang dicapai aktivitas usaha, berbeda halnya dengan bank syariah yang menekankan seberapa besar profit yang diperoleh dalam menjalankan usaha.
(32)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
Adapun perbedaan antara bunga dan bagi hasil tertera dalam tabel berikut ini :
Tabel 2.1 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
No. Bunga Bagi Hasil
1. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung
Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemuungkinan untung rugi.
2. Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan
Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh.
3. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.
Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.
4. Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat sekalipun jumlah keuntungan yang berlipat atau ekonomi sedang mengalami kondisi yang tidak menentu.
Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan.
5. Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama, termasuk Islam
Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.
Sumber : Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Syafii Antonio
2.6. Peran Bank dalam Perekonomian
Bank dalam perekonomian memiliki tempat yang teramat penting sebagai lembaga yang dapat mempengaruhi kegiatan perekonomian. Bank merupakan aktor dalam pelaksanaan kebijaksanaan moneter pemerintah.
Bank sentral dalam menjalankan kebijakan moneter mempergunakan berbagai instrumen moneter, bank-bank umumlah yang menjadi mediator dalam mempengaruhi jumlah uang beredar yang merupakan suatu sasaran kebijakan moneter sesuai dengan instrumen yang
(33)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
digunakan oleh penguasa moneter tersebut. Kenyataan ini menyebabkan bank-bank sangat berbeda dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya dalam sistem keuangan.
Keistimewaan bank-bank umum tersebut antara lain : Pertama, bank umum memiliki kemampuan dalam menciptakan suatu jenis tabungan yang dapat diambil atau ditarik dengan menggunakan instrumen yang disebuk cek atau bilyet giro. Penarikan tersebut dapat dilakukan sewaktu-waktu tanpa perlu pemberitahuan sebelumnya kepada bank yang bersangkutan. Instrumen penarikan tersebut disebut dengan uang giral yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran atas suatu transaksi.
Pembuatan instrument ini hanya dapat dilakukan oleh bank umum dan tidak dapat dilakukan oleh lembaga keuangan lainnya bahkan bank perkreditan rakyat sekalipun. Kedua, bank umum memiliki kemampuan meningkatkan atau mengurangi daya beli (purchasing power) dalam perekonomian.
Kemampuan tersebut akan dapat mempengaruhi jumlah uang beredar dalam masyarakat melalui pemberian kredit kepada para nasabah. Namun pemberian kredit tersebut tidak dapat menggunakan sepenuhnya dana dari tabungan yang diterima dari masyarakat. Sebagian dari tabungan yang dihimpun tersebut harus disimpan pada bank sentral sebagai cadangan likuiditas atau alat likuid yang jumlahnya ditentukan oleh penguasa moneter.
Karena perannya tersebut juga bank sering disebut juga sebagai lembaga intermediasi keuangan.
(34)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
Bank sebagai lembaga intermediasi keuangan tergambar dalam skema dibawah ini :
Gambar 2.1 Proses Intermediasi Keuangan
Keterangan :
Kelebihan dana yang dimiliki oleh unit surplus ditempatkan dibank untuk dapat dikelola secara profesional, dana yang tersedia di bank sebagian disalurkan kepada unit defisit dalam bentuk penyaluran kredit maupun pembiayaan dan sebagian lainnya ditempatkan sebagai reserve requirement (cadangan wajib minimum) dan penempatan pada sisi aktiva lainnya. Atas penggunaan dana tersebut, unit defisit memberikan imbalan jasa berupa bunga, margin keuntungan kepada bank. Dan bank membagikan sebagian imbalan tersebut kepada unit surplus dan sebagian lainnya untuk keperluan operasional bank.
(35)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data dan informansi dalam memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan akibat adanya perubahan tingkat suku bunga kredit rata-rata yang disalurkan oleh perbankan terhadap perkembangan kredit yang disalurkan oleh bank konvensional dan pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah di Indonesia untuk jangka waktu 15 tahun yakni selama kurun waktu 1992 – 2006.
Penelitian ini juga bertujuan untuk membuktikan benarkah ada relevansi antara pengaruh perubahan tingkat suku bunga dengan keruntuhan bank-bank konvensional dan tumbuhnya bank syariah di Indonesia..
3.2 Jenis dan Sumber Data
Dalam sebuah penelitian dibutuhkan data-data untuk membuktikan kebenaran dalam penelitian tersebut. Data yang diperlukan pada dasarnya berasal dari dua sumber yaitu data primer dan data sekunder.
(36)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
Data primer adalah data yang diambil langsung dari lapangan, sedangkan data sekunder adalah data yang diambil dari hasil kajian atau publikasi suatu lembaga. Adapun Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berbentuk data runtun waktu (time series) selama kurun waktu lima belas tahun mulai periode tahun 1992 – 2006.
Sumber data diperoleh melalui laporan statistik perkembangan kredit perbankan yang diolah dan dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia (data dari Bank Muamalat merupakan laporan keuangan dari tahun 1992 – 1998, mengingat pada tahun tersebut Bank Indonesia hanya mempunyai data 1 unit bank yang menerapkan prinsip syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia) serta data-data lainnya yang relevan dengan penelitian ini.
3.3 Pengolahan Data
Untuk mendapatkan hasil dari data-data yang diperoleh, setiap peneliti akan melakukan proses pengolahan data dengan menggunakan ilmu ekonometrika yaitu salah satu cabang ilmu ekonomi yang menggabungkan tiga disiplin ilmu yakni matematika, statistika dan ilmu ekonomi.
Mengingat rumitnya perhitungan data-data dalam sebuah penelitian, beberapa pakar ekonometrika telah menciptakan beberapa software computer yang dapat membantu setiap peneliti untuk mengolah data penelitian, diantaranya yaitu seperti TSP, SPSS, Microfit, SAS, Shazam, Minitab, Stata, Limpdep dan Eviews.
Saat ini untuk memperoleh hasil dari data-data perkembangan tingkat suku bunga, perkembangan kredit dan perkembangan pembiayaan, penulis lebih memilih menggunakan program komputer e-Views 4.1 untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini. Penggunaan software komputer ini dikarenakan data yang dihasilkan cukup lengkap, disamping itu juga mudah dalam pengoperasian penggunaannya.
(37)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
3.4 Model Analisis Data
Model analisis yang digunakan dalam menganalisa data adalah model ekonometrika. Teknik analisa yang digunakan adalah model kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square atau yang disingkat dengan OLS). Hal pertama yang dilakukan yaitu dengan regresi sederhana dimana akan dilakukan pengestimasian regresi dua variabel yang terdiri dari 1 (satu) variabel terikat dan 1 (satu) variabel bebas.
Pada penelitian ini yang disebut dengan varibel bebas adalah tingkat suku bunga sedangkan perkembangan kredit dan pembiayaan merupakan varibel terikat. Untuk hal tersebut fungsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Y = f(x) ……….(1)
Untuk mengetahui pengujian hipotesa atau mencari koefisien regresi melalui rumus : Y1 = 0 + 1X1 +
Y2 = 0 + 1X1 +
Dimana :
Y1 = Kredit yang disalurkan oleh Bank Konvensional
Y2 = Pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah
X1 = Tingkat suku bunga bank
= Variabel lain yang mempengaruhi kredit maupun pembiayaan
Disamping itu perhatikan pula persamaa error berikut : = t-1 + t
(38)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
Persamaan diatas menunjukkan bahwa koefisien mengindikasikan seberapa kuat pengaruh tersebut, yang besarnya -1 < < 1, dimana = -1 menunjukkan korelasi negatif yang sempurna = 1 menunjukkan korelatif positif yang sempurna dan = 0 menunjukkan tidak adanya korelasi.
3.5 Uji Kesesuian Test
1. Koefisien Determinasi (R-Square)
Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel independen secara bersamaan mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen (terikat). Dimana jika R2 = 0, artinya variabel-variabel bebas tidak dapat menerangkan hubungan terhadap variabel terikat. Sedangkan jika R2 = 1, artinya variabel-variabel bebas mampu menerangkan hubungan terhadap variabel terikat.
2. Uji t-Statistik
Uji t-Statistik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen, dengan menganggap variabel dependen lainnya konstan.
Pengaruh variabel independen yaitu bunga terhadap kredit maupun pembiayaan yang dilakukan pada tingkat kepercayaan 95 %. Nilai t hitung dapat diperoleh melalui rumus berikut
ini :
(
)
j j j hitung
Sb b
(39)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
dimana :
bj = Koefisien variabel bebas ke-j, dimana j = 0,1,2,...,k (koefisien slope)
j
β = Nilai hipotesis nol
Sbj = Simpangan baku dari variabel bebas ke j
Berdasarkan Uji t, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Ho : j = 0
Ha : j ≠ 0
Dengan kriteria sebagai berikut : Ho diterima jika t hitung < t tabel
Artinya ada variabel bebas (bunga) yang tidak secara nyata mempengaruhi variabel terikat (kredit dan pembiayaan).
Ho ditolak jika t hitung > t tabel
Artinya ada variabel bebas (bunga) yang secara nyata mempengaruhi variabel terikat (kredit dan pembiayaan).
3. Uji F-Statistik
Uji F-Statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap dependen variabel. Pengujian ini juga dilakukan pada tingkat kepercayaan 95 %. Nilai F hitung dapat diperoleh melalui rumus berikut ini :
(40)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
( )
(
)
(
)
k n R k R Fhitung − − − = 2 2 1 1 dimana :R2 = Koefisien determinan k = Jumlah variabel bebas n = Jumlah sampel
Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut : Ho : 1 = 2 = 3 = … = k = 0
Ha : 1 = 2 = 3 = ….= k ≠ 0 (paling sedikit satu variabel)
Dengan kriteria sebagai berikut : Ho diterima jika F hitung≤ F tabel
Artinya seluruh variabel bebas (bunga) tidak secara nyata mempengaruhi variabel terikat (kredit maupun pembiayaan).
Ho ditolak jika F hitung > F tabel
Artinya seluruh variabel bebas (bunga) secara nyata mempengaruhi variabel terikat (kredit dan pembiayaan).
4. Uji Durbin-Watson
Uji Durbin Watson digunakan untuk mendeteksi adanya otokorelasi. Durbin Watson test dapat dirumuskan sebagai berikut :
(41)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
(
)
∑
∑
= = − − = n t t n t t t e e e d 1 2 2 2 1Di dalam pengujian autokorelasi ini, maka terlebih dahulu harus ditentukan besarnya nilai kritis dari dU dan dL berdasarkan jumlah pengamatan dan variabel bebasnya.
Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut : H0 : = 0, tidak ada gejala autokorelasi
Ha : ≠ 0, ada gejala autokorelasi
Dengan kriteria sebagai berikut : H0 diterima jika (dU < d < 4 – dU),
Artinya data pengamatan tidak terdapat gejala autokorelasi. H0 ditolak jika (d < dL) atau (d > 4 – dL),
Artinya data pengamatan memiliki gejala autokorelasi.
Tidak ada kesimpulan jika (dL≤ d ≤ dU) atau (4 – dU≤ d ≤ 4 – dL),
Artinya Uji Durbin-Watson tidak dapat memberikan kesimpulan yang pasti terhadap ada atau tidaknya gejala autokorelasi pada data pengamatan.
3.6 Definisi
• Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
(42)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
• Pembiayaan adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu-lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah.
• Suku Bunga adalah biaya yang harus dibayar borrower (peminjam) atas pinjaman yang diterima dan imbalan lender atas investasinya.
(43)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Perkembangan Perbankan
Masyarakat banyak menaruh harapan kepada bank untuk menjadi tempat penyimpanan dana yang aman bagi perusahaan, badan-badan pemerintah dan swasta maupun perorangan. Bank juga diharapkan bisa melakukan kegiatan perkreditan dan berbagai jasa keuangan yang dapat melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian.
Disamping itu juga Bank ternyata memiliki peran sebagai pemasok dari sebagian besar uang yang beredar yang digunakan sebagai alat tukar atau alat pembayaran, sehingga diharapkan dapat mendukung berjalannya mekanisme kebijakan moneter.
Berbagai pihak telah mengakui bahwa bank-bank di Indonesia telah gagal memainkan peran fungsi dasarnya, fungsi dasar tersebut adalah memobilisasi tabungan domestik dan asing, serta menyalurkan dana-dana tersebut secara efektif ke kegiatan-kegiatan usaha yang paling produktif atau yang paling menguntungkan secara financial.
Kegagalan perbankan tidak terlepas dari ketergantungan bank terhadap perubahan tingkat suku bunga. Etika bisnis meraih nasabah funding yang hanya menggunakan cara memberikan harapan dengan tingkat suku bunga yang tinggi tanpa dibarengi dengan
(44)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
profesionalitas dalam penyaluran kredit akan lebih membuat dunia perbankan semakin terpuruk.
Kegagalan ini dapat terlihat dari tabel 4.1 yang memperlihatkan adanya penurunan secara nominal maupun pertumbuhan kredit akibat krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998.
Tabel 4.1 Perkembangan Kredit Bank Konvensional (Dalam Milyar Rupiah)
Periode Kredit Pertumbuhan 1992 78,919 -1993 121,129 42,210 1994 152,738 31,609 1995 188,876 36,138 1996 234,490 45,614 1997 261,534 27,044 1998 313,118 51,584 1999 140,527 (172,591) 2000 227,936 87,409 2001 202,616 (25,320) 2002 271,850 69,234 2003 342,027 70,177 2004 438,880 96,853 2005 566,445 127,565 2006 639,151 72,706
Sumber : Bank Indonesia
Kehadiran bank Islam pada tahun 1992 telah membuktikan bahwa Bank Muamalat Indonesia yang merupakan satu-satunya bank yang berdasarkan prinsip Islam beserta beberapa Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang juga menggunakan prinsip-prinsip Islam dalam menjalankan operasional perbankannya tetap sehat selama krisis tahun 1997 yang mendera perekonomian di Indonesia.
(45)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
Perkembangan perbankan syariah yang sehat selama masa krisis tidak terlepas dari perkembangan pembiayaan yang disalurkan terlihat jelas dalam tabel 4.2 yang memperlihatkan bahwa bank syariah tetap mengalami pertumbuhan negative, namun hal itu dikarenakan banyak nasabah maupun investor yang menahan diri untuk melakukan pinjaman dan tidak berupaya untuk melunasi pinjaman dikarenakan beban pinjaman yang diterima nasabah tidak mengalami perubahan bahkan dapat mengalami penurunan.
Tabel 4.2 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah (Dalam Milyar Rupiah)
Periode Pembiayaan Pertumbuhan 1992 56 -1993 102 46 1994 178 76 1995 216 38 1996 312 96 1997 459 147 1998 462 3 1999 432 (30) 2000 1,261 829 2001 2,045 784 2002 3,104 1,059 2003 5,352 2,248 2004 11,185 5,833 2005 14,791 3,606 2006 20,498 5,707
Sumber : Bank Indonesia dan BMI
Realita ini mengundang beberapa pertanyaan sampai sejauh mana relevansi bank Islam dengan upaya bangsa Indonesia untuk memulihkan dan membangun kembali perekonomian indoonesia.
(46)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
Pada tahun 1998 Bank Indonesia mengeluarkan peraturan perbankan No.10 tahun 1998 yang isinya memberikan keleluasaan kepada Bank Syariah untuk lebih dapat berkembang sebagaimana berkembangnya Bank Konvensional. Hal ini bertujuan dengan harapan semakin berkembangnya Bank Syariah di Indonesia diharapkan mampu menjadi benteng perekonomian Indonesia bilamana krisis perekonomian kembali mendera sehingga pembangunan dapat terus berjalan dengan seimbang.
4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Tingkat Suku Bunga Bank
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 secara umum bukan disebabkan karena lemahnya fundamental ekonomi, namun dikarenakan merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika.
Utang luar negeri swasta jangka pendek sejak awal 1990-an telah terakumulasi sangat besar yang sebagian besar tidak dihedging (dilindungi nilainya terhadap mata uang asing). Hal inilah yang kemudian menambah tekanan terhadap nilai tukar rupiah, karena tidak tersedia cukup devisa untuk membayar hutang jatuh tempo beserta bunganya.
Kondisi ini semakin diperparah dengan terjadinya inflasi yang sudah mencapai angka dua digit yaitu sekitar 11,05 persen yang merupakan dampak dari krisis ekonomi tersebut, dimana harga-harga barang pada saat tersebut naik secara tajam (absolute).
(47)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
Krisis ini mengakibatkan beban hutang perusahaan terutama hutang-hutang yang pembiayaannya tergantung dari bank menjadi besar karena bank sendiri mengalami kesulitan menyediakan likuiditas operasional sehari-hari. Akibat lebih lanjut, timbul Non Performing Loans (NPL) atau kredit macet yang secara langsung dan tidak langsung akan mengganggu (dalam jumlah yang besar bahkan akan menghentikan) operasional bank.
Tingginya angka NPL secara langsung akan menyebabkan turunnya kualitas aset pada neraca perbankan, disamping bertambahnya beban perbankan untuk menyisihkan dananya sebagai dana cadangan penghapusan kredit macet (allowance for doubtfull account). Dampak selanjutnya adalah rendahnya Capital Adequacy Ratio (Ratio kecukupan modal sebagai hasil bagi antara aset dan modal).
Dengan semakin kecilnya CAR, sebagian perbankan tidak bisa lagi menjalankan kegiatan operasionalnya. Rendahnya CAR secara langsung akan menyebabkan corporate value dari perbankan menurun di pasar bursa. Agregasi dari hal ini akan menyebabkan sentimen yang kurang baik pada pasar yang secara umum akan membawa perekonomian kearah resesi.
Sangat wajar jika kemudian para investor lebih memilih untuk memegang mata uang asing terutama dollar Amerika dibandingkan rupiah karena disamping memiliki risiko yang relatif kecil juga terdapat sejumlah return yang menguntungkan.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa para investor begitu apresiatif dengan perbedaan tingkat bunga bank yang begitu besar di dalam negeri dengan bunga luar negeri. Hal ini terkait dengan persepsi mereka yang melihat bahwa perbedaaan tingkat suku bunga yang cukup besar yang terjadi pada periode setelah krisis, dipandang sebagai tempat
(48)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
penanaman investasi yang menguntungkan dan memiliki corporate value yang baik karena menawarkan tingkat keuntungan yang besar bagi mereka. Hal inilah yang kemudian mendorong terjadinya rush dan pelarian modal ke luar negeri (capital flight) secara besar-besaran.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah dengan menekan uang beredar baik dalam arti sempit (M1) maupun arti luas (M2) atau likuiditas perekonomian. Efek dari kebijakan ini, bank-bank swasta maupun bank-bank pemerintah berlomba-lomba menaikkan suku bunga. Berikut perubahan tingkat suku bunga perbankan dari tahun 1992 – 2006 akibat kebijakan Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas moneter di Indonesia untuk menekan inflasi.
Tabel 4.3 Perubahan Tingkat Suku Bunga Perbankan (dalam persentase)
Periode
Tingkat Suku Bunga 1992 17.50 1993 17.26 1994 16.33 1995 17.08 1996 17.70 1997 19.66 1998 27.72 1999 25.91 2000 17.51 2001 18.98 2002 18.76 2003 16.48 2004 14.68 2005 16.24 2006 15.92
(49)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
Bunga yang diberikan oleh bank-bank pada masyarakat merupakan daya tarik yang utama bagi masyarakat untuk melakukan penyimpanan uangnya dibank, sedangkan bagi bank, semakin besar dana masyarakat yang bisa dihimpun, akan meningkatkan kemampuan bank untuk membiayai operasional aktivanya yang sebagian besar berupa pemberian kredit pada masyarakat, tidak jarang bank-bank menetapkan suku bunga terselubung, yaitu suku bunga simpanan yang diberikan lebih tinggi dari yang diinformasikan secara resmi melalui media massa dengan harapan tingkat suku bunga yang dinaikkan akan menyebabkan jumlah uang yang beredar akan berkurang karena orang lebih senang menabung daripada memutarkan uangnya pada sektor-sektor produktif atau menyimpannya dalam bentuk kas dirumah.
Sebaliknya, jika tingkat suku bunga terlalu rendah, jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah karena orang akan lebih senang memutarkan uangnya pada sektor-sektor yang dinilai produktif.
Suku bunga yang tinggi akan mendorong investor untuk menanamkan dananya di bank daripada menginvestasikannya pada sektor produksi atau industri yang memiliki tingkat risiko lebih besar. Sehingga dengan demikian, tingkat inflasi dapat dikendalikan melalui kebijakan tingkat suku bunga.
Namun ternyata kebijakan ini dapat menimbulkan dampak negatif pada kegiatan ekonomi. Kebijakan uang ketat disatu sisi memang menunjukkan indikasi yang baik pada nilai tukar yang secara bertahap menunjukkan kecenderungan menguat namun disisi lain kebijakan uang ketat yang mendorong tingkat suku bunga tinggi ternyata dapat menyebabkan cost of money menjadi mahal.
(50)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
Hal yang demikian akan memperlemah daya saing ekspor dipasar dunia sehingga dapat membuat dunia usaha tidak bergairah melakukan investasi dalam negeri, produksi akan turun, dan pertumbuhan ekonomi menjadi stagnan.
4.3. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Perkembangan Kredit
Pada analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan metode Ordinary Least
Squares (OLS), diperoleh hasil pengaruh fluktuasi tingkat suku bunga perbankan terhadap
perkembangan kredit bank konvensional sebagai berikut :
Tabel 4.4 Pengaruh tingkat suku bunga terhadap perkembangan kredit
Uraian Hasil
Standar Error 4.369,646
t Statistic -2,642
R2 0,368
Adjusted R2 0,315
F Statistic 6,978
Prob (F-Statistic) 0,021
Durbin Watson 3,013
Berdasarkan hasil pengujian pengaruh bunga terhadap perkembangan kredit diatas dapat diiterprestasikan sebagai berikut :
(51)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
1. Nilai koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0,3676. Artinya variabel bunga dapat menjelaskan variabel kredit sebesar 36,76%. Sedangkan sisanya sebesar 63,24% dijelaskan oleh variabel lainnya.
2. Koefisien bunga negatif (sebesar -115425,961) , artinya ada pengaruh negatif antara bunga dengan kredit. Semakin besar peningkatan tingkat suku bunga akan mendorong mempengaruhi penurunan perkembangan kredit tersebut.
3. Nilai t-statistik dari variabel adalah -2,64 dengan probabilitinya sebesar 0,021 menunjukkan bahwa variabel bunga secara secara signifikan mempengaruhi variabel kredit pada tingkat signifikansi 5%.
4. Nilai DW yang lebih besar dari 3,01 memperlihatkan bahwa adanya autokorelasi dari regresi model tersebut.
4.4. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Perkembangan Pembiayaan
Pada analisis regresi linier sederhana dengan menggunakan metode Ordinary Least
Squares (OLS) yang sama, diperoleh hasil pengaruh fluktuasi tingkat suku bunga perbankan
terhadap perkembangan pembiayaan bank syariah sebagai berikut :
Tabel 4.5 Pengaruh tingkat suku bunga terhadap perkembangan pembiayaan
Uraian Hasil
Standar Error 139,370
(52)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
R2 0,260
Adjusted R2 0,198
F Statistic 4,219
Prob (F-Statistic) 0,062
Durbin Watson 0,589
Berdasarkan hasil pengujian pengaruh bunga terhadap perkembangan pembiayaan diatas dapat diiterprestasikan sebagai berikut :
1. Nilai koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0,2601. Artinya variabel bunga dapat menjelaskan variabel kredit sebesar 26,01%. Sedangkan 73,99% dapat dijelaskan oleh variabel lainnya.
2. Koefisien bunga negatif (sebesar -286,284) , artinya ada pengaruh negatif antara bunga dengan kredit. Semakin besar perubahan tingkat suku bunga akan mempengaruhi penurunan perkembangan kredit tersebut.
3. Nilai t-statistik dari variabel adalah -2,05 dengan probabilitinya sebesar 0,062 menunjukkan bahwa variabel bunga secara secara signifikan mempengaruhi variabel kredit pada tingkat signifikansi 10%.
4. Nilai DW yang lebih besar dari 0,58 memperlihatkan bahwa adanya autokorelasi dari regresi model tersebut.
Bila kedua interprestasi diatas yaitu pengaruh perubahan tingkat suku bunga terhadap perkembangan kredit dan pembiayaan, dapat dijelaskan bahwa :
(53)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
1. Berdasarkan nilai koefisien determinasi (R2) yang masing-masing adalah sebesar 0,3676 dan sebesar 0,2601 menjelaskan bahwa pengaruh variabel bunga terhadap perkembangan kredit lebih besar dibandingkan pengaruh variabel bunga terhadap perkembangan pembiayaan .
2. Koefisien negatif yang dihasilkan dari perubahan tingkat suku bunga terhadapt kredit maupun pembiayaan menjelaskan bahwa perubahan tingkat suku bunga akan ikut mendorong perubahan negatif terhadap perkembangan kredit dan perkembangan pembiayaan. Namun pengaruh negatif lebih besar mempengaruhi kredit dibandingkan pengaruhnya terhadap pembiayaan. Bila setiap 1% peningkatan suku bunga akan mempengaruhi penurunan kredit sebesar Rp 115.425,- milyar, maka kenaikan 1% suku bunga hanya mempengaruhi penurunan pembiayaan sebesar Rp 286 milyar.
3. Variabel bunga secara signifikan mempengaruhi varibel kredit dan pembiayaan masing-masing pada tingkat signifikansi 5% dan 10%.
4. Untuk kredit tidak ditemukan adanya autokorelasi dari regresi model tersebut, sedangkan untuk pembiayaan adanya autokorelasi dari regresi model tersebut.
4.5. Uji Kesesuian Test
5. Koefisien Determinasi (R-Square)
Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) secara bersamaan mampu memberikan penjelasan mengenai variabel dependen (Y). Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0) artinya variasi dari Y tidak dapat
(54)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila koefisien determinasi sama dengan 1 (R2 = 1) artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X.
Pada hasil pengujian diperoleh nilai R2 untuk kredit dan pembiayaan masing-masing sebesar 0,3676 dan 0,2601 berarti koefisien determinasi berada diatara nilai 0 dan 1 variasi X mampu menjelaskan variabel Y sebagian, dan sebagian lainnya diterangkan oleh varibel lainnya.
6. Uji t-Statistik
Uji t-Statistik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen (Kredit = Y1 serta
Pembiayaan = Y2), dengan menganggap variabel dependen lainnya konstan.
a. Variabel Kredit (Y1)
Hipotesa : Ho : 1 = 0
Ha : 1≠ 0
df = n – k – 1 = 15 – 1 – 1 = 13
(55)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
Kriteria pengambilan keputusan Terima Ho jika : t-statistik < t-tabel
Terima Ha jika : t-statistik > t-tabel
Keputusan
Terima Ha, karena t-statistik > t-tabel yaitu -2,160 > -2,641
Artinya variabel bunga berpengaruh secara signifikan terhadap kredit pada tingkat kepercayaan 95 %.
Gambar
Gambar 4.1 Uji t-statistik Variabel Kredit
b. Variabel Pembiayaan (Y2)
Hipotesa : Ho : 1 = 0
Ha : 1≠ 0
0 Ho diterima
Ha diterima Ha diterima
-2,16 2,16 2,64
(56)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
df = n – k – 1 = 15 – 1 – 1 = 13
= 10 % t-tabel = -2,054 t-statistik = -1,771
Kriteria pengambilan keputusan Terima Ho jika : t-statistik < t-tabel
Terima Ha jika : t-statistik > t-tabel
Keputusan
Terima Ha, karena t-statistik > t-tabel yaitu -1,771 > -2,054
Artinya variabel bunga berpengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan pada tingkat kepercayaan 90 %.
Gambar
Gambar 4.2 Uji t-statistik Variabel Pembiayaan
0 Ho diterima
Ha diterima Ha diterima
-1,77 1,77 2,05
(57)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
7. Uji F-Statistik
Uji F-Statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap dependen variabel (Kredit = Y1 serta Pembiayaan = Y2).
a. Variabel Kredit (Y1)
Hipotesa : Ho : 1 = 0
Ha : 1≠ 0
V = n – k V = 15 – 1 = 14
= 5 % F-tabel = 4,54 F-statistik = 6,97
Kriteria pengambilan keputusan Terima Ho jika : F-statistik < F-tabel
Terima Ha jika : F-statistik > F-tabel
Keputusan :
(58)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
Artinya variasi dari perubahan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap perkembangan Kredit.
Gambar
Gambar 4.3 Uji F-statistik untuk Kredit
b. Variabel Pembiayaan (Y2)
Hipotesa : Ho : 1 = 0
Ha : 1≠ 0
V = n – k V = 15 – 1 = 14
0
Ho diterima
Ha diterima
(59)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
= 10 % F-tabel = 3,14 F-statistik = 4,21
Kriteria pengambilan keputusan Terima Ho jika : F-statistik < F-tabel
Terima Ha jika : F-statistik > F-tabel
Keputusan :
Terima Ha, karena F-statistik > F-tabel yaitu 4,21 > 3,14
Artinya variasi dari perubahan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap perkembangan Pembiayaan.
Gambar
Gambar 4.4 Uji F-statistik untuk Pembiayaan
0
Ho diterima
Ha diterima
(60)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
8. Uji Durbin-Watson
Uji Durbin Watson digunakan untuk mendeteksi adanya otokorelasi. Dari hasil analisis regresi kredit diperoleh nilai statistik Durbin Watson (Dw) sebesar 3,013397, sedangkan dari hasil analisis regresi pembiayaan diperoleh nilai statistik Durbin Watson (Dw) sebesar 0,589943.
a. Variabel Kredit (Y1)
Hipotesa : H0 : 1 = 0
H1 : 1≠ 0
n = 15, k = 1
= 5 % DWU = 1,361 DWL = 1,077 DWstatistik = 3,013
Kriteria pengambilan keputusan
- Bila DW < dL; berarti ada korelasi yang positif atau kecenderungannya = 1.
- Bila dL < DW < dU; tidak ada kesimpulan apapun.
- Bila dU < DW < 4 - dU; berarti tidak ada korelasi positif maupun negatif.
- Bila 4 – dU < DW < 4 – dL; berarti tidak ada kesimpulan apapun
(61)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
Keputusan
ada korelasi negatif pada variabel bunga terhadap variabel kredit karena 3,013 > 2,923.
Gambar
Gambar 4.5 Daerah Uji Durbin Watson
b. Variabel Pembiayaan (Y2)
Hipotesa : H0 : 1 = 0
H1 : 1≠ 0
n = 15, k = 1
= 5 % DWU = 1,361 DWL = 1,077 DWstatistik = 0,589
Korelasi
4 – du 4 - dl
dl du
2,63 2,92
1,07 1,36
Korelasi
Tidak ada
(62)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
Kriteria pengambilan keputusan
- Bila DW < dL; berarti ada korelasi yang positif atau kecenderungannya = 1.
- Bila dL < DW < dU; tidak ada kesimpulan apapun.
- Bila dU < DW < 4 - dU; berarti tidak ada korelasi positif maupun negatif.
- Bila 4 – dU < DW < 4 – dL; berarti tidak ada kesimpulan apapun
- Bila DW > 4 – dL; berarti ada korelasi negatif.
Keputusan
ada korelasi positif pada variabel bunga terhadap variabel pembiayaan karena 0,589 < 1,077.
Gambar
Gambar 4.6 Daerah Uji Durbin Watson
Dengan demikian telah teruji bahwa baik itu kredit maupun pembiayaan terletak di daerah autokorelasi baik positif maupun negatif karena DW terletak di luar nilai dl dan 4-dl.
Korelasi
4 – 4 - dl du
2,6 2,9
1,0 1,3
Korelasi
Tidak ada
(63)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Beradasarkan pengolahan data dan hasil analisis data yang mengacu pada masalah dan tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
5. Berdasarkan uji koefisien determinasi variabel bunga hanya mampu menjelaskan variabel kredit dan varibel pembiayaan < 40% sedangkan ada faktor lain yang mempengaruhi perkembangan kredit maupun pembiayaan diantaranya perubahan kurs dan besarnya nilai inflasi.
6. Perubahan tingkat suku bunga perbankan berpengaruh negatif terhadap perkembangan kredit maupun pembiayaan. Artinya bila ada kenaikan tingkat suku bunga maka hal ini akan ikut mendorong penurunan pertumbuhan kredit maupun pembiayaan.
7. Perubahan negatif yang ditimbulkan akibat perubahan tingkat suku bunga lebih besar terhadap kredit dibandingkan pengaruh perubahan tingkat suku bunga terhadap pembiayaan. Dimana setiap kenaikan bunga sebesar 1% mampu mendorong penurunan pertumbuhan kredit sebesar Rp 11.542 milyar. Adapun perubahan negatif yang ditimbulkan akibat kenaikan 1% tingkat suku bunga akan mendorong penurunan pertumbuhan pembiayaan sebesar Rp 286 Milyar.
(64)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
8. Variabel bunga secara secara signifikan mempengaruhi variabel kredit dan variabel pembiayaan pada tingkat signifikansi kepercayaan 5%.
9. Nilai DW yang dihasilkan oleh kredit maupun pembiayaan menunjukkan bahwa
perubahan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap perkembangan kredit dan pembiayaan, begitu pula sebaliknya perkembangan kredit mapun pembiayaan juga dapat mempengaruhi perubahan tingkat suku bunga.
5.2 Saran
1. Bank-bank di Indonesia harus bisa mengubah dari sistem floating rate (tingkat suku bunga yang berubah) menjadi fix rate (bunga tetap) untuk jangka waktu kredit. Karena akibat dari perubahan tingkat suku bunga yang tinggi seperti yang terjadi pada tahun 1997 – 1998 telah mengakibatkan banyaknya pengusaha yang usahanya hancur karena harus menanggung beban biaya tinggi yang tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh (biaya produksi dan biaya bunga dari pinjaman).
2. Bank sebagai lembaga keuangan yang menjadi intermediasi keuangan antara unit surplus dan unit defisit akan lebih stabil jika tidak bergantung kepada perubahan tingkat suku bunga seperti yang telah dialami oleh Bank Muamalat Indonesia. Oleh karena itu sudah selayaknya Pemerintah memberikan dorongan lebih untuk berkembangnya perbankan yang menerapkan pola-pola operasional perbankan seperti yang dijalankan oleh bank syariah.
(65)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
3. Mengubah persepsi masyarakat bahwa bank syariah tidak hanya dimanfaatkan oleh Umat Islam semata, namun juga untuk seluruh masyarakat tanpa memandang agama, suku dan ras tertentu.
4. Peneliti menyarakan kepada peneliti lain agar dapat mengembangkan indikator-indikator lain yang ada pada setia variabel dan menambah sample penelitian sehingga dapat menghasilkan nilai dan model yang lebih baik.
(66)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, M. Syafi’i. 2001. Bank Syariah : Dari Teori ke Praktek. Gema Insani Press. Jakarta
Arifin, Zainul. 1999. Memahami Bank Syariah : Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek. AlvaBet. Jakarta.
Ash Shadar, Muhammad Baqir. 2008. Buku Induk Ekonomi Islam. Zahra. Jakarta
Bank Indonesia. 2002. Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia. Bank Indonesia. Jakarta.
Boediono. 1990. Ekonomi Moneter. Edisi Ketiga. BPFE-UGM. Yogyakarta
Chapra, Muhammad Umer. 2001. The Future of Economics : An Islamic Perspective. Shariah Economic and Banking Institute. Jakarta
Dahlan, Siamat. 1995. Manajemen Lembaga Keuangan. Intermedia. Jakarta
Lepi T. Tarmidi. 1999. Krisis Moneter Indonesia : Sebab, Dampak, Peran IMF dan Saran. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol. 1. No 4, Maret 1999.
Nachrowi. D. Nachrowi. Msc. MPhil. AppSc. PhD. dan Hardius Usman. Ssi. Msi. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. LPUI. Jakarta.
(67)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
Sudarsono. H. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi. Penerbit Ekonisia : Yogyakarta.
Tajul Khalwaty. 2000. Inflasi dan Solusinya. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Wahyu. A. Pratomo. dan Paidi Hidayat. 2007. Pedoman Praktis Penggunaan Eviews dalam Ekonometrika. USU Press. Medan.
(1)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Beradasarkan pengolahan data dan hasil analisis data yang mengacu pada masalah dan tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
5. Berdasarkan uji koefisien determinasi variabel bunga hanya mampu menjelaskan variabel kredit dan varibel pembiayaan < 40% sedangkan ada faktor lain yang mempengaruhi perkembangan kredit maupun pembiayaan diantaranya perubahan kurs dan besarnya nilai inflasi.
6. Perubahan tingkat suku bunga perbankan berpengaruh negatif terhadap perkembangan kredit maupun pembiayaan. Artinya bila ada kenaikan tingkat suku bunga maka hal ini akan ikut mendorong penurunan pertumbuhan kredit maupun pembiayaan.
7. Perubahan negatif yang ditimbulkan akibat perubahan tingkat suku bunga lebih besar terhadap kredit dibandingkan pengaruh perubahan tingkat suku bunga terhadap pembiayaan. Dimana setiap kenaikan bunga sebesar 1% mampu mendorong penurunan pertumbuhan kredit sebesar Rp 11.542 milyar. Adapun perubahan negatif yang ditimbulkan akibat kenaikan 1% tingkat suku bunga akan mendorong penurunan pertumbuhan pembiayaan sebesar Rp 286 Milyar.
(2)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
8. Variabel bunga secara secara signifikan mempengaruhi variabel kredit dan variabel pembiayaan pada tingkat signifikansi kepercayaan 5%.
9. Nilai DW yang dihasilkan oleh kredit maupun pembiayaan menunjukkan bahwa perubahan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap perkembangan kredit dan pembiayaan, begitu pula sebaliknya perkembangan kredit mapun pembiayaan juga dapat mempengaruhi perubahan tingkat suku bunga.
5.2 Saran
1. Bank-bank di Indonesia harus bisa mengubah dari sistem floating rate (tingkat suku bunga yang berubah) menjadi fix rate (bunga tetap) untuk jangka waktu kredit. Karena akibat dari perubahan tingkat suku bunga yang tinggi seperti yang terjadi pada tahun 1997 – 1998 telah mengakibatkan banyaknya pengusaha yang usahanya hancur karena harus menanggung beban biaya tinggi yang tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh (biaya produksi dan biaya bunga dari pinjaman).
2. Bank sebagai lembaga keuangan yang menjadi intermediasi keuangan antara unit surplus dan unit defisit akan lebih stabil jika tidak bergantung kepada perubahan tingkat suku bunga seperti yang telah dialami oleh Bank Muamalat Indonesia. Oleh karena itu sudah selayaknya Pemerintah memberikan dorongan lebih untuk berkembangnya perbankan yang menerapkan pola-pola operasional perbankan seperti yang dijalankan oleh bank syariah.
(3)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
3. Mengubah persepsi masyarakat bahwa bank syariah tidak hanya dimanfaatkan oleh Umat Islam semata, namun juga untuk seluruh masyarakat tanpa memandang agama, suku dan ras tertentu.
4. Peneliti menyarakan kepada peneliti lain agar dapat mengembangkan indikator-indikator lain yang ada pada setia variabel dan menambah sample penelitian sehingga dapat menghasilkan nilai dan model yang lebih baik.
(4)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, M. Syafi’i. 2001. Bank Syariah : Dari Teori ke Praktek. Gema Insani Press. Jakarta
Arifin, Zainul. 1999. Memahami Bank Syariah : Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek. AlvaBet. Jakarta.
Ash Shadar, Muhammad Baqir. 2008. Buku Induk Ekonomi Islam. Zahra. Jakarta
Bank Indonesia. 2002. Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia. Bank Indonesia. Jakarta.
Boediono. 1990. Ekonomi Moneter. Edisi Ketiga. BPFE-UGM. Yogyakarta
Chapra, Muhammad Umer. 2001. The Future of Economics : An Islamic Perspective. Shariah Economic and Banking Institute. Jakarta
Dahlan, Siamat. 1995. Manajemen Lembaga Keuangan. Intermedia. Jakarta
Lepi T. Tarmidi. 1999. Krisis Moneter Indonesia : Sebab, Dampak, Peran IMF dan Saran. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol. 1. No 4, Maret 1999.
Nachrowi. D. Nachrowi. Msc. MPhil. AppSc. PhD. dan Hardius Usman. Ssi. Msi. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. LPUI. Jakarta.
(5)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
Sudarsono. H. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi. Penerbit Ekonisia : Yogyakarta.
Tajul Khalwaty. 2000. Inflasi dan Solusinya. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Wahyu. A. Pratomo. dan Paidi Hidayat. 2007. Pedoman Praktis Penggunaan Eviews dalam Ekonometrika. USU Press. Medan.
(6)
Sudirman : Analisis Komperatif Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Perkembangan Kredit Dan Pembiayaan Pada Bank Konvesional Dan Bank Syariah Di Indonesia, 2009.
LAMPIRAN
Hasil pengujian pengaruh perubahan tingkat suku bunga terhadap perkembangan kredit maupun pembiayaan.
Dependent Variable: KREDIT Method: Least Squares Date: 03/29/09 Time: 22:56 Sample(adjusted): 1993 2006
Included observations: 14 after adjusting endpoints
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 254575.491964 82734.3940505 3.07702129067 0.00959085045167
BUNGA -11542.9615628 4369.646194 -2.64162384101 0.021509172105
R-squared 0.367694784112 Mean dependent var 40016.5714286
Adjusted R-squared 0.315002682788 S.D. dependent var 71181.1721462
S.E. of regression 58912.7872844 Akaike info criterion 24.9370675677
Sum squared resid 41648598067.4 Schwarz criterion 25.0283614719
Log likelihood -172.559472974 F-statistic 6.97817651739
Durbin-Watson stat 3.01339768906 Prob(F-statistic) 0.021509172105
Dependent Variable: PEMBIAYAAN Method: Least Squares
Date: 03/29/09 Time: 22:57 Sample(adjusted): 1993 2006
Included observations: 14 after adjusting endpoints
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 6781.56301194 2638.81691637 2.56992554879 0.0245489414897
BUNGA -286.284756435 139.370045887 -2.05413404734 0.0624144152676
R-squared 0.260148299973 Mean dependent var 1460.14285714
Adjusted R-squared 0.198493991638 S.D. dependent var 2098.84007736
S.E. of regression 1879.02578439 Akaike info criterion 18.0464581157
Sum squared resid 42368854.7806 Schwarz criterion 18.13775202
Log likelihood -124.32520681 F-statistic 4.21946668443