Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009
b. Melaksanakan kegiat an sosialisasi dan rekreasi yang bersif at edukat if. c. Memberikan pengamanan kepada korban selama di Shelt er.
d. Membuat laporan kepada koordinat or pimpinan PLT Shelt er. e. Memberikan pengawasan kepada korban dan memenuhi kebut uhan
domest ik korban, yang meliput i makan, peralat an mandi, dan perlengkapan sehari-hari.
f. Menyediakan sarana ibadah, rekreasi dan olah raga bagi korban. g. Menyediakan layanan perpust akaan mini.
h. Korban berada di Shelt er paling lama t iga bulan, sampai berkas perkaranya dilimpahkan ke Kej aksaan.
6. Bidang Hukum a.
Melakukan pendampingan kepada korban mulai dari pemeriksaan di kepolisian hingga ke t ingkat pengadilan.
b. Membuat laporan kepada koordinat or pimpinan PLT Shelt er.
2.4. 4 MITRA KERJA
Mit ra Kerj a adalah Lembaga Badan Organisasi yang berperan akt if menangani korban.
Peranan dari Mit ra Kerj a adalah; membant u bidang-bidang yang ada di Shelt er bidang pelayanan, hukum, dan bidang pengasuhan dalam memfasilit asi
korban. Penanggulangan Korban Perdagangan Orang Traf iking khususnya perempuan
dan anak akan j auh lebih konf rehensif j ika didukung dengan ket ersediaan dan kesiapan fasilit as dan dukungan dari pihak-pihak lain yang dapat dij adikan Mit ra
Kerj a. Mit ra kerj a ini diharapkan dapat memperkuat dukungan dalam hal; a. Koordinasi dalam meningkat kan j umlah korban perdagangan orang
Trafiking khususnya perempuan dan anak yang dapat menerima manfaat pelayanan baik layanan yang dikelola oleh Pemerint ah maupun yang
dikelola oleh Mit ra Kerj a; b. Saling t ukar menukar dat a, informasi dan Penget ahuan dalam rangka
meningkat kan pelayanan bagi korban perdagangan orang Trafiking khususnya perempuan dan anak;
c. Bersama–sama secara kemit raan memberikan pelayanan dan pedampingan bagi korban perdagangan orang Trafiking khsususnya perempuan dan
anak; d. Pencegahan prakt ek perdagangan orang Trafiking khususnya perempuan
dan anak melalui rangkaian kegiat an Sosialisasi dan Pemberdayaan Masyarakat dan Pendat aan;
Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009
e. Melakukan upaya Perlindungan hukum dan sosial pada korban dengan berbagai kegiat an; invest igasi, bant uan hukum, ruj ukan dukungan
kesehat an dan psikologi rumah aman shelt er, melalui program-program yang dimiliki oleh mit ra kerj a;
f. Mendukung upaya rehabilit asi dan reunifikasi korban perdagangan perempuan dan anak melalui program-program yang dimiliki oleh mit ra
kerj a;
2.4. 5 Mekanisme Penanganan korban Perempuan dan Anak.
Akt ivit as Penyelamat an meliput i; a. Menerima laporan pengaduan dari masyarakat t ent ang adanya kasus.
b. Melakukan penj emput an korban ant ara lain: a
Korban yang berada di dalam negeri Dalam Wilayah Indonesia, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
i Melakukan koordinasi dengan Pemerint ah Daerah, Kepolisian
dan LSM di wilayah dugaan keberadaan korban. ii
Kepolisian melakukan invest igasi t ent ang keberadaan korban. iii
Melakukan penj emput an dengan melibat kan st akehol ders, ant ara lain; Kepolisian, aparat ur pemerint ah, LSM dan keluarga
korban. iv
Melindungi korban dan dit empat kan di Drop In Cent er penyelamat an pert ama.
b Korban yang berada di Luar Negeri Luar Wil ayah Indonesia,
l angkah-l angkah yang harus dil akukan adal ah : i
Gugus t ugas Ket ua Tim Pelaksana Gugus Tugas melakukan koordinasi dengan KBRI, pihak kepolisian melakukan koordinasi
dengan Int erpol di negara t uj uan. ii
Melakukan penj emput an korban di penampungan KBRI set elah korban mendapat kan layanan konseling dan pemeriksaan medis
di KBRI. iii
Melindungi korban dan dit empat kan di Drop In Cent er penyelamat an pert ama.
c. Melakukan Invest igasi unt uk mengumpulkan dat a dan fakt a dalam mencari kebenaran informasi dan keberadaan si korban. Pelaksana dalam kegiat an
ini adalah kepolisian bersama dengan LSM pendamping. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:
Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009
a Mencari keberadaan keluarga korban dan memperoleh informasi,
at au dat a pelengkap dari kepala lingkungan set empat . b
Menelit i kebenaran dokumen-dokumen korban, sepert i; Akt e kelahiran, KTP, pasport , Ij azah, dan sebagainya.
d. Melakukan konseling di Drop In Cent er, dan pemeriksaan kesehat an di Rumah Sakit Pemerint ah unt uk menyelamat kan korban dan membuat
rekaman medis medical record. Langkah-l angkah yang perlu dilakukan adalah:
a Melakukan wawancara dengan korban, unt uk memperoleh gambaran
perasaan emosi korban saat ini. b
Memberi penguat an kepada korban t ent ang kasus yang sedang dialaminya.
c Keberadaan korban di Drop In Cent er paling lama 3 hari set elah it u
korban akan diruj uk ke shelt er. e. Membuat Pelaporan Pengaduan di Kepolisian, langkah-langkah yang
perlu dilakukan adalah: a
Pembuat an Laporan Pengaduan dan Berit a Acara Pemeriksaan oleh Penyidik di Kepolisian.
b Pengumpulan bahan bukt i dan saksi sebagai pendukung laporan
pengaduan. c
Melimpahkan berkas perkara ke Kej aksaan.
f. Memberikan Perlindungan bagi Korban. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:
a Melindungi dan memberi rasa aman bagi korban dari int imidasi
at aupun ancaman yang dat ang dari pihak ke t iga. b
Selama proses peradilan korban harus didampingi oleh seorang pengacara pendamping.
c Korban harus mendapat kan perlindungan dari kesaksian yang
diberikan. d
Dalam melakukan proses peradilan harus ramah dan t idak membuat korban merasa t ert ekan.
e Aparat penegak hukum harus menj amin bahwa korban t idak
dikenakan prosedur pidana at au sanksi at as pelanggaran yang berkait an dengan keadaan korban sebagai orang yang diperdagangkan
Trafiking.
Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009
g. Rekomendasi diperlukan apabila korban bukan penduduk Sumat era Ut ara di luar Sumat era Ut ara. Langkah-langkah yang perlu dilakukan:
a Melakukan kordinasi dengan pemerint ah daerah, kepolisan dan LSM
di daerah asal korban. b
Reint egrasi korban ke kampung halaman daerah asal. c
Membuat Berit a Acara Serah Terima Korban.
Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009
Skema : Mekanisme Penanganan dan Perlindungan Korban Kekerasan – Perdagangan Manusia
U PAYA PEN YELAMATAN
PASCA PEN YELAM ATAN
D ROP I N CEN TER
KASUS
- Kasus yang
dit angani -
Kasus yang t idak
t ertangani -
Kasus yang t idak m au
dit angani
1 2
3
I N FORM ASI KASUS
- Puskesm as
- Kepolisian
- I nstansi
t erkait -
LSM Masy -
Korban -
Keluarga
-
Pers Media
-
Dll
AKTI VI TAS PEN YELAMATAN
- Penj em put an
- I nvest igasi
- Pelaporan
- Koordinasi
- Penyadaran
- Proses
- Perlindungan
- Konseling
- dll
Pem berian Layanan Dasar:
1. Penerim aan Pengaduan
laporan 2. I dent ifikasi
korban kondisi kesehat an dan
m ent al korban kronologis
3. BAP 4. Pem eriksaan
Kesehat an 5. konseling
psikologis 6. Analisis dan
Rekom endasi 7. Pendam pingan
8. Konferensi Kasus
9. dll
4
KEM BALI KE KELUARGA
CON FI D EN TI AL CRI SI S SH ELTER
Pem berian Lay anan
a. Proses Just ica b. Bantuan Sosial
c. Pem binaan Lanj utan
d. Adaptasi konseli ng re-ent ry
unt uk korban dan keluarga
Pem berian Layanan a. Perlindungan
dan Layanan Hukum
b. Layanan Medis Psikologis
c. Rehabilit asi Ment al Sosial
Sprit ual d. Pem binaan,
Pelat ihan Keteram pilan
e. Re I ntegrasi f.
Monit oring Kasus
g. Bantuan Keluarga Social
Protect ion
REKOMENDASI
Adam Miraza : Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan Anak Arsitektur Perilaku, 2009. USU Repository © 2009
2.5 STUDI BANDING FUNGSI SEJENIS 1. Pusat Kaj ian dan Perlindungan Anak PKPA , Medan Sumatera Utara
Realita bahwa masih banyak anak yang dilanggar dan terbaikan haknya, dan menjadi korban dari berbagai bentuk tindak kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah,
diskriminasi, bahkan tindakan yang tidak manusiawi terhadap anak menunjukkan kurang memadainya perlindungan terhadap anak. Padahal, anak belum cukup mampu melindungi
dirinya sendiri. Anak membutuhkan perlindungan yang memadai dari keluarganya, masyarakat dan pemerintah.
Begitu pula halnya dengan kondisi kaum perempuan girl . Banyak praktek kehidupan sosial menempatkan perempuan dalam kondisi terjepit, subordinatif,
terdiskriminasi, termarjinalkan, dilecekan bahkan menjadi objek tindak kekerasan. Praktek-praktek semacam ini terus berlangsung dalam masyarakat dan dialami oleh
perempuan hampir disetiap belahan bumi baik itu praktek norma-norma budaya tertentu, religius atau karena faktor sosial-politik.
Menyikapi realita tersebut, sejumlah aktivis LSM, dosen dan mahasiswa di Medan pada tanggal 21 Oktober 1996 mendirikan PKPA; lembaga yang independent yang
memegang teguh prinsip pertanggungjawaban publik, mengedepankan peluang dan kesempatan partisipasi pada anak dan perempuan serta menghargai dan memihak pada
prinsip dasar hak anak dan perempuan serta pluralisme dan dalam memegang prinsip kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Penegakan hak-hak anak dan perempuan
sebagaimana dimaksud Konvensi Hak Anak KHA Konvensi Penghapusan Tindak Kekerasan Diskriminasi terhadap Perempuan KTP merupakan upaya terpenting
melandasi PKPA menyelamatkan masa depan bangsa Indonesia . Visi : Terwuj udnya kepent ingan t erbaik Anak.
Misi : Menegakkan hak-hak anak.
Program kegiat an yang dilakukan PKPA ant ara lain :
1. Layanan Hukum, yait u pendampingan yang diberikan baik secara lit igasi