Pengaruh Potongan Penjualan terhadap Volume Penjualan pada PT Everbight Battery Factory-Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH POTONGAN PENJUALAN TERHADAP VOLUME

PENJUALAN PADA PT EVERBRIGHT BATTERY

FACTORY-MEDAN

Oleh :

NAMA : YETTY NOVA

NIM : 050503166

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

MEDAN 2009


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Potongan Penjualan terhadap Volume Penjualan pada PT Everbight Battery Factory-Medan” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul ini belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 23 Maret 2009

Yang Membuat Pernyataan,

Yetty Nova


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan hormat kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena atas berkat dan kuasaNya saya mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini berjudul Pengaruh Potongan Penjualan terhadap Volume Penjualan pada PT Everbright Battery Factory-Medan, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, saya banyak memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si., Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Fahmi Natigor Nst, SE, M.Acc, Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak. selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan dan arahan Bapak dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak. selaku Dosen Penguji I dan Ibu Dra. Naleni Indra, MM, Ak. selaku Dosen Penguji II atas segala masukan dan saran yang telah diberikan.

5. Kedua orang tua saya, M.T. Nababan dan R. br. Nanggolan. Terima kasih banyak untuk kasih sayang, didikan, dan dukungan berupa nasehat, doa dan materi yang diberikan kepada saya.


(4)

Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya. Amin.

Medan, 11 Maret 2009 Penulis

Yetty Nova NIM 050503166


(5)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh potongan penjualan secara empiris terhadap volume penjualan pada PT Everbright Battery Factory-Medan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data yang diobservasi adalah data potongan penjualan dan volume penjualan kredit dari tahun 2006 sampai 2008 per bulan. Teknik pengumpulan data meliputi teknik dokumentasi dan teknik wawancara. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear sederhana dengan melakukan uji asumsi klasik, analisis korelasi, analisis regresi, dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel potongan penjualan berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan pada PT Everbright Battery Factory-Medan.


(6)

ABSTRACT

The purpose of this research is to empirically study the effect of sales discount on sales volume at PT Everbrght Battery Factory-Medan. This research is classified as causal research and replication of former researches. Two kinds of data being used were primary and secondary data. Data that was observed is data of sales discount and credit sales volume from 2006 until 2008 per-month. The analysis method that used were documentation and interview method and the statistic method being used is simple linear regression with the model being tested previously in classic assumptions. The result indicates that sales discount variable has significantly influenced sales volume at PT Everbright Battery Factory.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Batasan Penelitian ... 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 6

1. Potongan Penjualan ... 6

a. Pengertian Potongan Penjualan ... 6

b. Jenis-jenis Potongan Penjualan ... 7

2. Penjualan ... 8

a. Pengertian Penjualan ... 8


(8)

3. Volume Penjualan ... 10

4. Hubunga Potongan Penjualan dengan Volume Penjualan ... 12

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 12

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 16

B. Jenis Data ... 16

C. Teknik Pengumpulan Data ... 16

D. Identifikasi Variabel Penelitian ... 17

E. Definisi Operasional ... 18

F. Metode Analisis Data ... 18

G. Jadwal Penelitian ... 25

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 26

B. Statistik Deskriptif ... 51

C. Pengujian Asumsi Klasik ... 40

D. Analisis Regresi ... 45

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 51

B. Keterbatasan Penelitian ... 51

C. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53


(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 22

Gambar 4.1 Histogram ... 39

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 40


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman Tabel 4.1 Data Volume Penjualan dan Potongan Penjualan

PT Everbright Battery ... 38

Tabel 4.2 Descriptive Statistics ... 39

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ... 41

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 44

Tabel 4.5 Analisis Hasil Regresi ... 46

Tabel 4.6 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 48


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Struktur Organisasi PT Everbright Battery Factory-Medan ... 55

Lampiran 2 Data Volume Penjualan dan Potongan Penjualan PT Everbright Battery Factory-Medan ... 56

Lampiran 3 Statistik Deskriptif ... 57

Lampiran 4 Hasil Uji Normalitas ... 58

Histogram ... 59

Grafik Normal P-Plot ... 60

Lampiran 5 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 61

Lampiran 6 Hasil Uji Autokorelasi ... 62


(12)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh potongan penjualan secara empiris terhadap volume penjualan pada PT Everbright Battery Factory-Medan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data yang diobservasi adalah data potongan penjualan dan volume penjualan kredit dari tahun 2006 sampai 2008 per bulan. Teknik pengumpulan data meliputi teknik dokumentasi dan teknik wawancara. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear sederhana dengan melakukan uji asumsi klasik, analisis korelasi, analisis regresi, dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel potongan penjualan berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan pada PT Everbright Battery Factory-Medan.


(13)

ABSTRACT

The purpose of this research is to empirically study the effect of sales discount on sales volume at PT Everbrght Battery Factory-Medan. This research is classified as causal research and replication of former researches. Two kinds of data being used were primary and secondary data. Data that was observed is data of sales discount and credit sales volume from 2006 until 2008 per-month. The analysis method that used were documentation and interview method and the statistic method being used is simple linear regression with the model being tested previously in classic assumptions. The result indicates that sales discount variable has significantly influenced sales volume at PT Everbright Battery Factory.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi menyebabkan akses perdagangan antar negara semakin terbuka lebar sehingga persaingan antar perusahaan dalam merebut pangsa pasar pun akan semakin ketat. Untuk dapat memenangkan persaingan, perusahaan harus memiliki daya saing yang tinggi serta kemampuan dalam mengubah ancaman menjadi peluang emas. Oleh karena itu, strategi dan kebijakan yang efektif dan efisien diperlukan untuk mendukung kesuksesan perusahaan dalam mencapai laba yang optimal. Strategi diferensiasi produk, minimalisasi biaya, serta strategi fokus telah banyak diterapkan oleh perusahaan. Strategi-strategi tersebut memberikan kontribusi yang cukup besar bagi tercapainya tujuan perusahaan, tetapi kontribusi tersebut dapat lebih optimal apabila perusahaan mampu mengkombinasikannya dengan kebijakan yang tepat. Kebijakan yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan laba perusahaan berupa kebijakan dalam meningkatkan volume penjualan maupun kebijakan dalam meminimalkan biaya-biaya. Salah satu kebijakan yang dapat meningkatkan volume penjualan adalah kebijakan potongan penjualan. Kebijakan perusahaan dalam memberikan potongan penjualan kepada pembeli akan menarik minat pembeli untuk melakukan pembeliaan terhadap produk yang dijual oleh perusahaan karena jumlah yang akan dibayarkan oleh pembeli akan semakin rendah dari jumlah yang seharusnya. Hal ini tentunya akanmenberikan manfaat bagi perusahaan karena selain meningkatkan volume penjualan, laba yang diperoleh juga akan semakin meningkat.

Kebijakan potongan penjualan dilakukan oleh bagian penjualan untuk meningkatkan volume penjualan, namun kebijakan ini harus terlebih dahulu


(15)

mempertimbangkan biaya-biaya yang terkait dengan pembuatan hingga penjualan produk sehingga perusahaan tidak akan mengalami kerugian yang diakibatkan oleh tingginya persentase potongan penjualan yang ditetapkan oleh bagian penjualan. Persentase potongan penjualan yang tepat akan meningkatkan volume penjualan yang diiringi dengan peningkatan jumlah laba yang diterima.

PT Everbright Battery Factory merupakan sebuah perusahaan swasta yang memproduksi dan menjual berbagai jenis baterai. Penjualan tersebut dilakukan, baik secara tunai maupun kredit. PT Everbright Battery Factory memiliki manajer pemasaran yang membawahi tiga kepala bagian yakni: kepala bagian promosi, kepala bagian penjualan, dan kepala bagian distribusi. Salah satu tugas dan tanggung jawab kepala bagian penjualan pada perusahaan ini adalah menetapkan syarat-syarat penjualan. Pada syarat-syarat penjualan tercantum besarnya persentase potongan penjualan dan tenggang waktu pembayaran. Hal ini berarti bahwa kepala bagian penjualan juga menetapkan besarnya persentase potongan penjualan yang digunakan.


(16)

Tabel 1.1

Data penjualan PT Everbright Battery Factory tahun 2008 (dalam Rp 000)

Periode Volume Penjualan

Kredit

Potongan Penjualan

Januari 999.425.500 99.625.020

Februari 2.038.978.983 310.151.737

Maret 2.853.845.316 445.415.500

April 3.332.335.449 374.664.549

Mei 4.808.38.066 467.869.261

Juni 12.684.036.200 1.110.590.078

Juli 2.627.585.798 154.085.889

Agustus 1.668.685.133 261.520.967

September 5.604.347.783 650.872.034

Oktober 8.456.080.631 949.520.442

November 1.264.055.933 142.704.808

Desember 4.068.027.599 528.197.200

Sumber: PT Everbright Battery Factory Medan

Secara teoritis, kebijakan potongan penjualan dapat meningkatkan volume penjualan bila dibandingkan dengan periode sebelumya. Namun, dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada bulan April volume penjualan meningkat sebesar 17,77% meskipun potongan penjualan diturunkan sebesar 15,88%. Selanjutnya, pada bulan Agustus dapat dilihat bahwa volume penjualan menurun sebesar 36,49% ketika potongan penjualan dinaikkan sebesar 69,72%. Kebijakan potongan penjualan dapat digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan. Namun, variabel tersebut bukan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi peningkatan volume penjualan.


(17)

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Potongan Penjualan Terhadap Volume Penjualan Pada PT Everbright Battery Factory-Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah “Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara potongan penjualan terhadap volume penjualan pada PT Everbright Battery Factory-Medan”

C. Batasan Penelitian

Agar penelitian menjadi terfokus, maka peneliti membuat batasan penelitian sebagai berikut:

1. Potongan penjualan dalam penelitian ini adalah potongan penjualan yang diberikan perusahaan apabila pembayaran dilakukan lebih cepat dari jangka waktu yang telah ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama antara penjual dan pembeli.

2. Volume penjualan dalam penelitian ini adalah jumlah penjualan bruto secara kredit.

3. Periode penelitian yang diamati adalah tahun 2006-2008.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk membuktikan: “Apakah potongan penjualan berpengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan pada PT Everbright Battery Factory Medan.”


(18)

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi peneliti, untuk mengetahui dan memahami pengaruh potongan penjualan terhadap volume penjualan.

b. Bagi perusahaan, untuk dijadikan masukan dan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan khususnya dalam kebijakan potongan penjualan.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Potongan Penjualan

a. Pengertian Potongan Penjualan

Transaksi perdagangan selalu melibatkan dua pihak yaitu pihak pembeli sebagai pihak penerima barang dan penjual sebagai pihak yang menyerahkan barang. Sebelum transaksi terjadi kedua belah pihak harus mencapai kesepakatan mengenai harga dari barang-barang yang diperjualbelikan beserta syarat-syarat lainnya, termasuk di dalamnya mengenai potongan penjualan. Potongan penjualan merupakan salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk menarik minat pembeli untuk melakukan transaksi pembelian.

Soemarso (2002:162) juga menjelaskan bahwa Potongan penjualan atau potongan tunai (cash discount) adalah potongan harga yang diberikan apabila pembayaran dilakukan lebih cepat dari jangka waktu kredit. Di lain pihak Simamora (2000:154) mengemukakan bahwa Potongan penjualan adalah potongan tunai (cash discount) yang ditawarkan kepada para pelanggan yang membeli barang-barang dagangan secara kredit.” Menurut Ismaya (2005:252): Potongan penjualan adalah potongan terhadap harga penjualan yang telah disetujui apabila pembayaran dilakukan dalam jangka waktu yang lebih cepat dari jangka waktu kredit, potongan penjualan adalah potongan tunai dipandang dari sudut penjual.”


(20)

Penjualan yang tercantum dalam laba rugi pada dasarnya adalah penjualan kotor sebelum dikurangi potongan penjualan. Setelah dikurangi dengan retur penjualan serta potongan penjualan maka didapatkan nilai penjualan yang sebenarnya atau dalam hal ini adalah penjualan bersih. Penjualan bersih inilah yang akan diakui sebagai pendapatan yang akan mempengaruhi besar kecilnya penghasilan perusahaan.

b. Jenis-Jenis Potongan Penjualan

Dalam praktek dunia usaha saat ini, terdapat berbagai macam potongan penjualan atau diskon yang digunakan oleh perusahaan untuk menarik minat pelanggan dan merangsang adanya pembelian dan pembayaran dengan segera. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler (2005 :162), potongan penjualan antara lain terdiri dari :

1) Diskon Tunai, yaitu penurunan harga bagi pembeli yang segera membayar tagihan. Contoh yang lazim adalah, “2/10, neto 30”, yang berarti bahwa pembayaran akan jatuh tempo dalam 30 hari dan bahwa pembeli tersebut dapat mengurangkan 2 persen dengan membayar tagihan tersebut dalam 10 hari.

2) Diskon Kuantitas, yaitu penurunan harga bagi orang yang membeli dalam jumlah besar. Contoh yang lazim adalah “$10 per unit dibawah 100 unit; $9 per unit untuk 100 unit atau lebih”. Diskon kuantitas harus ditawarkan sama untuk pelanggan dan tidak boleh melebihi penghematan biaya yang diperoleh penjual. Diskon tersebut dapat ditawarkan untuk masing-masing pesanan yang dilakukan atau untuk jumlah unit yang dipesan selama kurun waktu tertentu.

1. Diskon Fungsional, diskon (juga disebut diskon dagang), ditawarkan produsen kepada anggota-anggota saluran perdagangan jika mereka melakukan fungsi tertentu, seperti menjual, menyimpan, atau melakukan pencatatan. Produsen harus menawarkan diskon fungsional yang sama dalam masing-masing saluran.

2. Diskon Musim, yaitu penurunan harga untuk orang yang membeli barang atau jasa di luar musim. Hotel, motel, dan perusahaan penerbangan menawarkan diskon musim pada masa-masa penjualan yang lambat.

3. Potongan Harga, yaitu pembayaran ekstra yang dirancang untuk memperoleh partisipasi penjual ulang (reseller) dalam program khusus. Potongan harga tukar tambah (trade-in allowance) diberikan kepada orang yang mengembalikan barang lama ketika membeli barang yang baru. Potongan harga promosi (promotional allowances) memberikan kepada penyalur imbalan karena berperan serta dalam program pengiklanan dan dukungan penjualan.


(21)

2. Penjualan

a. Pengertian Penjualan

Secara umum penjualan adalah kegiatan tukar menukar yang dilakukan oleh pembeli dan penjual. Biasanya penjual menyerahkan barang atau jasa dan setelah diadakan kesepakatan harga, pembeli telah menerima dengan terlebih dahulu mengeluarkan sejumlah uang. Penjualan menurut pandangan umum hanya terbatas bagaimana suatu perusahaan dapat mengadakan pertukaran barang atau jasa sebanyak mungkin, yang diajukan untuk dijual secara menguntungkan tanpa memperhatikan kepentingan konsumen.

Dalam hal ini ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai istilah penjualan. Menurut Nur (2003:286): “Penjualan adalah pemindahan hak milik atas barang atau pemberian jasa yang dilakukan penjual kepada pembeli dengan harga yang telah disepakati bersama.”

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2005:23.1) mengemukakan bahwa: “Penjualan merupakan salah satu sebutan untuk pendapatan yaitu penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan. Maksud dari pengertian ini adalah penjualan merupakan pendapatan perusahaan yang didapat dari transaksi dan peristiwa ekonomi yaitu penjualan barang atau jasa”.

Lebih lanjut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi sebagai berikut ini diakui:

1) Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli.

2) Perusahan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual.

3) Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal.

4) Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang menghubung kan dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut.

5) Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal.


(22)

Lebih jelasnya Skousen (2001:290) mengemukakan : “Penjualan adalah kegiatan pembelian persediaan untuk dijual kembali, mengadakan dan membayar untuk biaya-biaya yang diperlukan berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan.”

b. Jenis-Jenis Penjualan

Secara umum terdapat dua jenis penjualan, yaitu penjualan secara tunai (cash) dan penjualan secara kredit, dimana :

1) Penjualan tunai (cash) adalah penjualan dimana uang hasil penjualan diterima langsung ketika transaksi jual beli terjadi, penjualan ini membantu perusahaan untuk memperoleh dana kas dengan cepat guna membiayai kegiatan operasional perusahaan.

2) Penjualan kredit adalah penjualan dimana barang yang dijual diterima terlebih dahulu oleh pembeli dan pembayarannya dilakukan dikemudian hari sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan sesuai dengan perjanjian jual beli antara penjual dan pembeli. Penjualan ini dimaksudkan untuk meningkatkan volume penjualan perusahaan, sebab dengan adanya penjualan semacam itu pembeli merasa diuntungkan karena diberi kelonggaran jangka waktu pembayarannya misalnya satu bulan.

3. Volume Penjualan

Tujuan dari didirikannya suatu perusahaan baik dalam bidang industri, barang konsumsi, properti atau perumahan dan lain sebagainya tidak terlepas dari kegiatan penjualan. Untuk mengetahui penjualan produk itu mengalami peningkatan atau tidak, dapat dilihat pada volume penjualan yang diterima.


(23)

Dengan melihat volume penjualan pada suatu perusahaan dapat diketahui adanya peningkatan atau penurunan penjualan atas produk yang ditawarkan atau diperjualbelikan kepada konsumen. Namun besar kecilnya volume penjualan yang diterima dari waktu ke waktu tidaklah tetap, adakalanya naik atau turun yang disebabkan oleh faktor ekstern maupun faktor intern. Dan seiring perkembangan jaman dan ketatnya persaingan mengakibatkan penjualan mengalami pasang surut sehingga menjadi tidak mudah bagi perusahaan untuk meningkatkan volume penjualannya.

Menurut Keown (2001:500) : “Volume Penjualan adalah jumlah penjualan (dalam nilai mata uang) yaitu harga per unit barang dikalikan jumlah barang yang terjual.”

Pernyataan di atas didukung oleh apa yang diungkapkan oleh Swastha (2005:37): “ Perusahaan yang memiliki tingkat efektifitas yang lebih tinggi akan mendapatkan hasil volume penjualan dalam persentase yang lebih besar, jadi manajemen harus berusaha memanfaatkan sumber produknya seefektif mungkin disamping juga tingkat pengeluarannya.”

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi volume penjualan antara lain: 1) Kualitas barang

Turunnya mutu barang dapat mempengaruhi volume penjualan, jika barang yang diperdagangkan mutunya menurun dapat menyebabkan pembelinya, yang sudah menjadi pelanggan, dapat merasakan kecewa sehingga mereka bisa berpaling kepada barang lain yang mutunya lebih baik.

2) Selera konsumen

Selera konsumen tidaklah tetap dan dapat berubah setiap saat, bilamana selera konsumen terhadap barang-barang yang dijual berubah maka volume penjualan akan menurun.


(24)

3) Servis terhadap pelanggan

Servis terhadap pelanggan merupakan faktor penting dalam usaha memperlancar penjualan. Servis yang baik terhadap para pelanggan akan meningkatkan volume penjualan.

4) Persaingan menurunkan harga jual

Tujuan dari kebijakan potongan harga yakni agar volume penjualan dan keuntungan perusahaan meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya. Potongan harga tersebut dapat diberikan kepada pihak tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula.

4. Hubungan Potongan Penjualan dengan Volume Penjualan

Dilihat dari berbagai pengertian di atas maka semakin jelaslah hubungan antara variabel potongan penjualan dengan volume penjualan. Perusahaan senantiasa melakukan berbagai strategi dan kebijakan dalam meningkatkan voleme penjualan. Salah satu kebijakan yang merupakan faktor yang mampu meningkatkan volume penjualan adalah potongan penjualan. Melalui potongan penjualan yang diberikan oleh perusahaan, pembeli akan merasa tertarik untuk melakukan pembelian karena jumlah yang akan mereka bayarkan semakin rendah daripada jumlah yang semestinya. Dengan adanya peningkatan volume penjualan, diharapkan keuntungan perusahaan dapat meningkat pula.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Untuk dapat membandingkan keakuratan, kebenaran, dan kejelasan suatu penelitian, maka diperlukan suatu alat perbandingan. Penelitian yang dilakukan oleh


(25)

Imam Pirmansyah (2004), mahasiswa UNIKOM mengenai peranan pemberian potongan harga (diskon) dalam meningkatkan volume penjualan kaos sepakbola adidas pada PT Vilour Promo Bandung. Peneliti menyimpulkan bahwa pemberian potongan harga yang dilakukan pada PT Vilour Promo Bandung mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam meningkatkan volume penjualan kaos sepakbola adidas.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Penulis dengan peneliti terdahulu terletak pada:

1. Objek penelitian

Objek penelitian yang dilakukan oleh Penulis adalah pada PT Everbright Battery Factory, sedangkan peneliti terdahulu meneliti pada PT Vilour Promo Bandung. 2. Tahun penelitian

Peneliti melakukan penelitian pada tahun 2009, sedangkan peneliti terdahulu melakukan penelitian pada tahun 2004.

3. Variabel yang diteliti

Penulis membatasi variabel volume penjualan yakni volume penjualan kredit dan variabel potongan penjualan yakni diskon tunai. Sedangkan peneliti terdahulu menggunakan variabel volume penjualan berupa keseluruhan penjualan baik secara tunai maupun kredit, dan variabel potongan penjualan berupa keseluruhan jenis potongan penjualan.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual


(26)

Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Keterangan :

Variabel X : Potongan Penjualan Variabel Y : Volume Penjualan

Kebijakan potongan penjualan yang diberikan oleh perusahaan pada umumnya akan meningkatkan volume penjualan. Hal ini disebabkan karena kebijakan potongan penjualan, dapat merangsang para konsumen untuk melakukan pembelian dalam jumlah yang lebih besar. Pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut, akan diakui perusahaan sebagai penjualan.

2. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan secara jelas di atas, maka Penulis dapat mengajukan hipotesis sebagai berikut :

Ha : “Potongan penjualan berpengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan pada PT Everbright Battery Factory-Medan”.


(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

B. Desain Penelitian

Peneliti menggunakan desain kausal yang berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. (Umar, 2003:63).

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan oleh Penulis berupa data primer dan data sekunder. Data-data tersebut berupa sejarah singkat, struktur organisasi, dan laporan keuangan PT Everbright Battery Factory-Medan. Data yang diperoleh Penulis merupakan data time series dengan sifat kuantitatif.

C.. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh Penulis adalah: 1. Teknik dokumentasi

Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data-data mengenai faktur-faktur dan surat-surat PT Everbright Battery Factory-Medan yang berhubungan dengan objek yang diteliti yaitu potongan penjualan dan volume penjualan.


(28)

2. Teknik Wawancara

Teknik wawancara dilakukan dengan wawancara langsung kepada pihak-pihak yang terkait dalam penyediaan informasi yang diperlukan, khususnya bagian penjualan.

D. Identifikasi dan Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen (bebas)

Menurut Sugiyono (2006:3) “Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat).” Variabel

independen dalam penelitian ini adalah potongan penjualan. Pengukuran terhadap variabel potongan penjualan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Potongan penjualan = % potongan x harga jual 2. Variabel Dependen (terikat)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006:3). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah volume penjualan. Pengukuran terhadap variabel volume penjualan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Volume penjualan = harga per unit x jumlah barang yang terjual

E. Definisi Operasional 1. Potongan Penjualan


(29)

Potongan penjualan yang dimaksud Penulis dalam penelitian ini adalah angka potongan penjualan atau diskon yang tercantum dalam laporan penjualan perusahaan yang dibuat perbulan sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, dengan jumlah observasi sebanyak 36.

Data variabel X dalam penelitian ini diukur berdasarkan perubahan nilai potongan penjualan tersebut yaitu berdasarkan peningkatan atau penurunan nilai potongan penjualan dalam rupiah pada suatu periode sebelumnya.

2. Volume Penjualan

Dalam penelitian ini yang dimaksud sebagai volume penjualan adalah nilai penjualan bruto yang tercantum dalam laporan penjualan perusahaan yang dibuat pertriwulan sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 sebelum dikurangi dengan potongan penjualan itu sendiri dalam satuan rupiah.

Data variabel Y yang digunakan dalam penelitian ini diukur berdasarkan perubahan nilai penjualan tersebut yaitu berdasarkan peningkatan atau penurunan nilai penjualan yang terjadi pada suatu periode terhadap periode sebelumnya.

F. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, data yang terkumpul akan dianalisis untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat. Dengan analisis data, Penulis dapat mencoba memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian serta temuan-temuan yang dapat dijadikan masukan bagi perusahaan. Di dalam analisis data, Penulis akan menggunakan program SPSS Ver 15.0.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengujian Asumsi Klasik


(30)

Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah di atas dan di bawah rata-rata adalah sama, demikian juga dengan simpangan bakunya (Sugiyono, 2006:70). Sebelum menentukan menggunakan teknik statistik parametris maka uji normalitas data harus dilakukan. Menurut Sugiyono (2006:69): “bila data tidak normal, maka teknik statistik parametris tidak dapat digunakan untuk alat analisis”. Pada penelitian ini, normalitas data diuji dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dimana data yang berdistribusi normal akan memiliki nilai yang lebih besar dari 0,05. Uji normalitas dapat juga dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot.

b. Uji Heteroskedastisitas

Salah satu syarat lain atas regresi linear adalah bahwa tidak terjadi adanya heteroskedastisitas, tentu yang diharapkan adalah terjadinya homokedastisitas. Menguji apakah dalam sebuah model regresi telah terjadi ketidaksamaan varian dari residual atas suatu pengamatan lainnya adalah penting. Jika yang terjadi bahwa variancenya tetap, maka ia disebut berada dalam kondisi homokedastisitas (Umar, 2003:137).

Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heterokedastisitas, antara lain:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan terjadi heterokedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. c. Uji Autokorelasi


(31)

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi ini muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtun waktu (time series) karena “gangguan” pada seseorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya.

Dengan menggunakan program SPSS, deteksi adanya problem autokorelasi adalah dengan melihat besaran DURBIN-WATSON, yaitu panduan mengenai angka D-W (Durbin-Watson) pada tabel D-X. Mengacu pada pendapat Santoso, Singgih (2002), secara umum dapat diambil patokan

sebagai berikut:

1) angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif

2) angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi 3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif

Autokorelasi bisa diatasi dengan berbagai cara, misalnya dengan melakukan transformasi data dan menambah data observasi.

2. Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual. Analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan dengan menaikkan dan menurunkan keadaan variabel independen.

a. Persamaan Regresi

Dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel independen, yaitu potongan penjualan dan satu variabel dependen, yaitu volume penjualan yang diduga mempunyai hubungan interaktif (saling mempengaruhi) antara kedua variabel


(32)

tersebut, sehingga penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah sebagai berikut :

Y = β0 + β1 X + e

Keterangan :

Y : Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan β0 : Konstanta atau harga Y bila X = 0

β1 : Koefisien regresi

X : Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu e : error atau variabel penganggu

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1.

Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.


(33)

Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan uji signifikansi regresi linear. Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji signifikansi regresi linear adalah sebagai berikut:

a. Menentukan Ho dan Ha,

b. Menghitung nilai t dengan uji statistik (t hitung),

c. Membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel, dimana ditetapkan taraf kesalahan sebesar 5% untuk uji dua pihak,

d. Menarik kesimpulan atas hasil ujui regresi dengan kriteria sebagai berikut: H0 diterima, Ha ditolak jika –t(2;n-2) < thitung<t(2;n-2)

H0 ditolak, Ha diterima jika thitung < -t(2;n-2) atau thitung > t(2;n-2)


(34)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan a. Sejarah Singkat Perusahaan

PT Everbright Battery Factory-Medan merupakan sebuah perusahaan swasta yang memproduksi dan menjual berbagai jenis baterai. Perusahaan ini merupakan salah satu pelopor industri batu baterai dengan pemegang saham sebanyak 14 orang dan mempunyai pegawai sebanyak 100 orang. PT Everbright Battery Factory-Medan didirikan untuk 75 tahun lamanya, berdasarkan akte No. 4, tanggal 5 Mei 1959 di Medan. Perusahaaan ini berkantor di Jalan Rasak No. 7 Medan. Mengingat keadaan lokasi perusahaan tersebut sempit dan berada di tengah kota, maka tidak memungkinkan untuk melakukan pengembangan usaha. Pada tahun 1981 perusahaan tersebut diperluas dengan memindahkan bagian produksi dan pemasarannya ke Jalan Binjai Km 9,5 dengan luas area lebih dari dua hektare. Di lokasi ini, pengembangan usaha dilakukan dengan menambah jenis produknya yaitu batu baterai jenis UM-III. Melalui perluasan lokasi dan penambahan jenis produk, maka jumlah tenaga kerja bertambah menjadi 1.100 orang.


(35)

Adapun tujuan didirikannya perusahaan ini adalah:

1) Menjalankan usaha industri, terutama industri berbagai jenis batu baterai.

2) Berdagang berbagai jenis batu baterai, termasuk perdagangan ekspor dan antar pulau, baik untuk perdagangan sendiri maupun secara komisi atas perhitungan pihak lain.

3) Mengusahakan perwakilan atau keagenan perusahaan-perusahaan dan/atau perseroan terbatas.

4) Menjalankan usaha-usaha lainnya yang bermanfaat untuk memajukan dan mencapai usaha tersebut.

PT Everbright Battery Factory-Medan menerapkan sistem pengendalian mutu terpadu yang lengkap dalam proses produksi. Sistem kendali mutu ini sudah diterapkan sejak awal proses produksi yaitu penentuan penyuplai yang dapat dipercaya serta seleksi yang ketat atas bahan baku dan bahan penolong. Perusahaan ini juga menerapkan Safety Environment Policy yang ketat di pabrik, dengan tujuan untuk mencegah pencemaran udara, air, maupun tanah sesuai dengan ambang batas kesehatan lingkungan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

PT Everbright Battery Factory-Medan memasarkan produknya berdasarkan segmentasi pasar secara geografi. Pendistribusian dilakukan dengan menugaskan salesman untuk membagi produk kepada pedagang eceran yang terdapat di daerah-daerah, berdasarkan permintaan kepada perusahaan. Adapun daya serap pasar terhadap produk yang dijual perusahaan berdasarkan segmentasi geografi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Daya Serap Produk PT Everbright Battery Factory-Medan Secara Geografis


(36)

1 Medan 37,82

2 Aceh 27,73

3 Nias 3,44

4 P. Siantar 5,50

5 Kisaran 15,64

6 P. Sidempuan 9,86

Dalam mendistribusikan baterai kepada konsumen akhir, PT Everbright Battery Factory-Medan melakukan penjualan secara langsung. Dalam hal ini perusahaan mengunakan saluran disribusi yang pendek. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah penyamapaian produk dari pedagang eceran, langsung kepada konsumen akhir. Saluran distribusi batu baterai tersebut dilakukan dengan 3 cara, yakni:

1) PT EBF-Medan Key Dealer Konsumen

2) PT EBF-Medan Grosir/Supermarket Konsumen 3) PT EBF-Medan Konsumen

b. Struktur Organisasi Perusahaan

Pihak-pihak yang mengelola perusahaan diatur sedemikian rupa dalam suatu struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan hasil dari proses pengorganisasian. Struktur organisasi merupakan suatu kerangka dasar tertentu yang menunjukkan hubungan satuan organisasi dan individu-individu yang berada di dalam suatu


(37)

organisasi. Melalui struktur organisasi maka tugas-tugas, wewenang, dan tanggung jawab setiap pejabat dapat diketahui dengan jelas dan tegas, sehingga diharapkan setiap satuan-satuan organisasi dapat bekerja bersama-sama secara harmonis.

Struktur organisasi perusahaan yang merupakan salah satu unsur yang menentukan sukses tidaknya perusahaan mencapai tujuan yang diharapkan. Struktur organisasi yang baik harus mampu berfungsi sebagai alat pengukur maupun pengawas usaha pelaksanaan pencapaian tujuan perusahaan, sehingga usaha-usaha yang dilakukan dapat berjalan secara efisien dan efektif.

Struktur organisasi perusahaan yang disusun dengan baik dan jelas akan mencerminkan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan yang digerakkan untuk mencapai tujuan dari suatu perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari bagan organisasi juga dengan mudah dapat dilihat banyak organisasi, jenjang dari masing-masing bagian, garis komando, dan informasi yang dihubungkan bagian organisasi tersebut.

Struktur organisasi penting mengingat pembentukan struktur organisasi yang akan membantu melaksanakan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan tegas antara suatu bagian dengan bagian lainnya, baik pada tingkat manajemen atas, menengah maupun tingkat bawah. Suatu perusahaan harus mempunyai struktur organisasi yang sesuai dengan sifat dan jenis kegiatan usaha.

Struktur organisasi harus sederhana dari sudut pandang ekonomis dan harus flexibel sehingga bila ada perluasan tidak mengganggu secara serius susunan-susunan bagian yang telah ada. Struktur tersebut juga harus memungkinkan pekerjaan semua bagian terintegrasi dan terkoordinasi dengan baik.

PT Everbright Battery Factory-Medan dipimpin oleh seorang direktur. Dalam melaksanakan tugasnya, direktur dibantu oleh seorang wakil direktur. Demikian pula


(38)

wakil direktur, dibantu oleh seorang internal audit dan seorang sekretaris. Struktur Organisasi perusahaan dapat dilihat pada lampiran I.

Berikut ini pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing departemen dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Departemen Keuangan dan Administrasi

Departemen ini dipimpin oleh seorang Manajer Keuangan dan Administrasi. Manajer Keuangan dan Administrasi dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Wakil Direktur. Tugas Manajer Keuangan dan Administrasi adalah: a) Menerima atau menolak permohonan pembelian barang atau bahan-bahan

kepentingan perusahaan, baik pembelian dalam negeri maupun pembelian luar negeri (impor).

b) Mengatur jadwal pesanan barang atau bahan-bahan ke luar negeri.

c) Menangani urusan bank yang berkaitan dengan urusan ekspor maupun impor. d) Menentukan atau menunjuk perusahaan lain dalam mengurus pengeluaran barang

atau bahan-bahan yang diimpor dari gudang pelabuhan sampai gudang perusahaan.

e) Mengurus anggaran pembelanjaan perusahaan.

f) Menyortir dan memeriksa dokumen-dokumen yang telah diterima untuk selanjutnya dibukukan serta menyimpan bukti-bukti keuangan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Manajer Keuangan dan Administrasi dibantu oleh bagian pembelian. Tugas dari Manajer Keuangan dan Administrasi adalah:

a) Mengurus pembelian peralatan pabrik dan peralatan lainnya.

b) Bertanggung jawab kepada Manajer Keuangan dan Administrasi atas pembelian yang dilakukan.


(39)

c) Membantu Manajer Keuangan dan Administrasi dalam melakukan tugasnya sehari-hari jika diperlukan.

Manajer Keuangan dan Administrasi membawahi tiga kepala bagian , antara lain: a) Kepala Bagian Umum

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Umum adalah:

(1) Menyusun rencana mengenai jumlah dan komposisi pegawai. (2) Menerima, menempatkan, dan memberhentikan pegawai. (3) Membuat dan menyimpan arsip-arsip dalam hal kepegawaian.

(4) Mengadakan penilaian terhadap pegawai atas tugas yang dibebankan. (5) Membuat dan menghitung daftar gaji dan upah pegawai.

(6) Bertanggung jawab terhadap keamanan perusahaan. b) Kasir

Tugas dan tanggung jawab kasir:

(1) Bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran kas. (2) Membuat daftar penerimaan dan pengeluaran kas.

(3) Melaksanakan penagihan piutang.

(4) Melaksanakan pembayaran gaji dan upah pegawai sesuai daftar gaji dan upah. c) Kepala Bagian Akuntansi

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Akuntansi: (1) Membukukan semua penerimaan dan pengeluaran kas.

(2) Mengumpulkan dan mencatat transaksi-transaksi yang dilaksanakan oleh perusahaan.

(3) Membuat jurnal dan memposting ke buku besar. (4) Menyusun laporan keuangan.


(40)

2) Departemen Pabrik

Di dalam melaksanakan tugasnya, Manajer Pabrik dibantu oleh pengawas kualitas dan tata usaha. Manajer Pabrik mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a) Mengawasi pegawai pabrik, terutama mengenai kesejahteraan pegawai.

b) Mengawasi kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

c) Bertanggung jawab atas penjagaan mesin produksi serta peralatan lainnya.

d) Mengambil kebijaksanaan sehubungan dengan arah dan tujuan perusahaan yang ditetapkan sebelumnya.

Manajer Pabrik membawahi tiga kepala bagian yaitu: (1) Kepala Bagian Gudang

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Gudang:

(a) Mengurus penyimpanan bahan baku, spare part, bahan pembantu, dan bahan pembungkus.

(b) Mencatat semua penerimaan dan pengeluaran bahan baku, spare part, bahan pembantu, dan bahan pembungkus.

(c) Bertanggung jawab kepada bagian produksi atas keselamatan bahan-bahan yang disimpan di gudang.

(2) Kepala Bagian Produksi

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Produksi:

(a) Bertanggung jawab atas segala aktivitas di dalam pelaksanaan kegiatan produksi.

(b) Mengangkat da memberhentikan mandor. (c) Mengawasi pekerjaan mandor.


(41)

(e) Menetapkan dan mengawasi volume produksi perusahaan. (f) Mengawasi para pegawai yang melaksanakan kegiatan produksi. (g) Menentukan harga pokok produksi dari produk yang dihasilkan.

(3) Kepala Bagian Bengkel

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Bengkel:

(a) Mengawasi dan mengadakan perbaikan terhadap pemakaian mesin yang mengalami kerusakan.

(b) Mengawasi dan mengadakan perbaikan terhadap alat-alat angkutan yang mengalami kerusakan.

3) Manajer Pemasaran

Di dalam melaksanakan tugasnya, Manajer Pemasaran dibantu oleh beberapa orang Supervisor yang bertugas dan bertanggung jawab untuk mengawasi salesman dan salesgirl dalam memasarka hasil produksi perusahaan. Tugas dan tanggung jawab Manajer Pemasaran sebagai berikut:

a) Bertanggung jawab atas pemasaran hasil produksi perusahaan.

b) Mengambil kebijakan dalam rangka menggairahkan para konsumen maupun distributor.

Manajer Pemasaran membawahi tiga kepala bagian, yaitu: a) Kepala Bagian Promosi

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Promosi:

(1) Mengadakan iklan-iklan mengenai hasil produksi perusahaan pada daerah-daerah yang belum mengenal produk perusahaan.


(42)

(2) Menentukan kebijakan dalam rangka menggalakkan pemasaran produk perusahaan, seperti pemberian hadiah/bonus.

(3) Mencari ide yang dapat meningkatkan volume penjualan perusahaan. (4) Memberikan informasi daerah penjualan baru kepada bagian penjualan. b) Kepala Bagian Penjualan

Di dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Bagian Penjualan dibantu oleh Bagian Administrasi Penjualan. Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Penjualan adalah:

(1) Mengurus dan mengawasi penjualan tunai maupun kredit.

(2) Menetapkan syarat-syarat penjualan serta segala hal yang berhubungan dengan penjualan produk perusahaan.

(3) Menyusun laporan penjualan dan diserahkan kepada manajer pemasaran. (4) Mengumpulkan informasi tentang situasi pasar dan perkembangannya.

c) Kepala Bagian Distribusi

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Distribusi:

(1) Bertanggung jawab atas penyimpanan produk perusahaan.

(2) Mengurus pengiriman produk kepada konsumen ataupun penyalur.

2. Potongan Penjualan (Variable X)

Setiap perusahaan dalam menentukan besarnya potongan penjualan yang diberikan dapat bervariasi dan disesuaikan dengan keadaan dan kebijaksanaan dari tiap-tiap perusahaan tersebut. Potongan penjualan yang diberikan oleh PT Everbright Battery Factory-Medan meliputi:


(43)

Diskon kuantitas diberikan oleh perusahaan ketika pembeli melakukan pembelian dalam jumlah besar. PT Everbright Battery Factory-Medan menentukan besarnya persentase diskon kuantitas berdasarkan batas jumlah pembelian produk sehingga besarnya persentase diskon kuantitas menjadi beragam.

b) Diskon Tunai

Diskon tunai diberikan oleh perusahaan apabila pembeli melakukan pelunasan atas produk yang dibeli secara kredit, lebih cepat dari jangka waktu yang telah ditentukan pada syarat-syarat penjualan. Besarnya potongan penjualan merupakan besarnya persentase diskon dikalikan dengan harga jual produk baterai.

c) Diskon Fungsional

Diskon jenis ini diberikan oleh perusahaan kepada key dealer yang dapat memenuhi target penjualan yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Dari ketiga jenis potongan penjualan yang diberlakukan oleh PT Everbright Battery Factory-Medan, diskon tunai merupakan jenis potongan yang berpengaruh langsung pada volume penjualan penjualan kredit. Oleh karena itu, diskon tunai digunakan Penulis untuk membuktikan apakah potongan penjualan berpengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan pada PT Everbright Battery Factory-Medan. Data potongan penjualan diperoleh dari laporan penjualan perusahaan yang dibuat perbulan sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 atau sebanyak 36 periode.

Dalam Penelitian ini potongan penjualan merupakan variabel bebas yang dinyatakan dengan simbol X. Berdasarkan data penjualan PT Everbright Battery Factory-Medan (lihat lampiran 1), terdapat variasi jumlah potongan penjualan dari satu periode ke periode berikutnya.


(44)

Dari data yang ada, potongan penjualan yang terjadi lebih banyak mengalami kenaikan daripada penurunan. Potongan penjualan tertinggi terjadi pada bulan Juni tahun 2008 yaitu sebesar Rp 1.110.590.078.000, 00 dan potongan potongan penjualan terendah terjadi pada bulan Januari tahun 2006 yaitu sebesar Rp 77.518.910.000, 00.

3. Volume Penjualan (Variabel Y)

Penjualan merupakan kegiatan utama PT Everbright Battery Factory-Medan. Volume penjualan yang baik mampu mendukung kelangsungan hidup perusahan agar tetap eksis dalam kancah perdagangan.

Kegiatan penjualan PT Everbright Baterry Factory-Medan dilakukan dengan dua cara yaitu secara tunai (cash) dan kredit, dimana:

(a) Penjualan Tunai

Dalam penjualan tunai (cash), salesman maupun tenaga kanvaser langsung menawarkan barang kepada langganan dengan sistem cash and carry yaitu penyerahan barang oleh salesman maupun tenaga kanvaser langsung disertai dengan penerimaan uang dari langganan.

(b) Penjualan kredit

Dalam penjualan kredit, pelanggan melakukan pemesanan produk melalui salesman yang dicatat dalam nota pesanan. Kemudian nota pesanan diserahkan kepada bagian administrasi penjualan untuk menetapkan syarat-syarat penjualan dan memperoleh persetujuan kredit dari Manajer Pembelian. Besarnya volume penjualan merupakan besarnya penjualan bruto yang terjadi setiap bulannya. Data volume penjualan diperoleh dari laporan penjualan yang dibuat perbulan selama 3 tahun, yaitu sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 yakni sebanyak 36 periode. Dalam


(45)

Penelitian ini volume penjualan merupakan variabel terikat yang dinyatakan dengan simbol Y.

Berdasarkan data yang ada (lihat lampiran 1), diketahui bahwa volume penjualan PT Everbright Battery Factory mengalami variasi jumlah antara satu periode ke periode berikutnya. Jumlah terbesar terjadi pada bulan Juni tahun 2008 sebesar Rp 12.684.036.200.000, 00 sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada bulan Januari tahun 2006 sebesar Rp. 736.452.120.000, 00.

Tabel 4.2

Data Volume Penjualan dan Potongan Penjualan PT Everbright Battery Factory

Periode 2006 sampai dengan 2008 (dalam ribuan)

Tahun Bulan

Volume Penjualan

(Y)

Potongan Penjualan

(X)

2006 Januari Rp 736.452.120,00 Rp 77.518.910,00 Februari Rp 1.901.599.793,00 Rp 289.717.635,00 Maret Rp 2.379.983.654,00 Rp 391.073.796,00 April Rp 3.267.115.403,00 Rp 479.634.721,00


(46)

Mei Rp 3.965.431.579,00 Rp 443.526.895,00 Juni Rp 7.689.524.301,00 Rp 854.762.937,00 Juli Rp 2.905.784.377,00 Rp 279.588.304,00 Agustus Rp 1.719.573.025,00 Rp 185.260.017,00 September Rp 4.369.754.117,00 Rp 5.857.63.219,00 Oktober Rp 7.937.822.443,00 Rp 869.371.022,00 November Rp 2.354.899.012,00 Rp 198.273.118,00 Desember Rp 3.219.843.119,00 Rp 501.193.278,00 2007 Januari Rp 835.513.869,00 Rp 89.567.134,00 Februari Rp 2.023.546.222,00 Rp 301.457.692,00 Maret Rp 2.567.693.854,00 Rp 432.568.927,00 April Rp 3.345.987.312,00 Rp 482.356.921,00 Mei Rp 4.125.345.603,00 Rp 469.875.643,00 Juni Rp 802.554.127,00 Rp 889.974.523,00 Juli Rp 2.706.986.514,00 Rp 254.316.903,00 Agustus Rp 1.659.842.325,00 Rp 183.642.092,00 September Rp 4.389.654.351,00 Rp 561.327.884,00 Oktober Rp 7.685.996.336,00 Rp 850.664.138,00 November Rp 2.534.664.311,00 Rp 221.035.226,00 Desember Rp 3.021.653.998,00 Rp 487.913.256,00 2008 Januari Rp 999.425.500,00 Rp 99.625.020,00 Februari Rp 2.038.978.983,00 Rp 310.151.737,00 Maret Rp 2.853.845.316,00 Rp 445.415.500,00 April Rp 3.332.335.449,00 Rp 374.664.549,00 Mei Rp 4.808.318.066,00 Rp 467.896.261,00 Juni Rp 12.684.036.200,00 Rp 1.110.590.078,00 Juli Rp 2.627.858.798,00 Rp 154.085.889,00 Agustus Rp 1.668.685.133,00 Rp 261.520.967,00 September Rp 5.604.347.783,00 Rp 650.872.034,00 Oktober Rp 8.456.080.631,00 Rp 949.520.442,00 November Rp 1.264.955.933,00 Rp 142.702.808,00 Desember Rp 4.068.027.599,00 Rp 528.197.200,00 Sumber: PT Everbright Battery Factory Medan

B. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen.

Tabel 4.3

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation POT_PENJUALAN 36 77518910.00 1110590078.00 440989629.8889 265690599.49549 PENJUALAN 36 736452120.00 12684036200.00 3771531032.1112 2617573479.87977


(47)

Valid N (listwise) 36

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa baik variabel potongan penjualan maupun volume penjualan kredit memiliki nilai minimum, nilai maksimum dan nilai rata-rata yang positif karena baik potongan penjualan maupun volume penjualan kredit nilainya adalah positif. Berikut ini adalah perincian data deskriptif yang telah diolah:

1. Variabel potongan penjualan memiliki nilai minimum sebesar Rp 77.518.910,00, nilai maksimum sebesar Rp 1.110.590.078,00, nilai rata-rata sebesar Rp 440.989.629,89, dan standar deviasi sebesar Rp 265.690.599,49 dengan jumlah sampel sebanyak 36.

2. Variabel Volume Penjualan Kredit memiliki nilai minimum sebesar Rp 736.452.120,00, nilai maksimum sebesar Rp 12.684.036.200,00, nilai rata-rata sebesar Rp 3.771.531.032,11, dan standar deviasi sebesar Rp 2.617.573.47,88 dengan jumlah sampel sebanyak 36.

C. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik yang akan dilakukan adalah uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual


(48)

berdistribusi normal adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal H1 : Data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima dan sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak atau H1 diterima.

Tabel 4.4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

36 .0000005 796007478.6 .099 .099 -.073 .596 .869 N Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal karena kedua variabel mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 yang berarti bahwa H0 diterima. Setelah data terdistribusi secara


(49)

normal, maka dilajutkanlah uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini dilampirkan grafik histogram dan grafik p-plot data yang telah berdistribusi normal:

Gambar 4.1 4 3 2 1 0 -1 -2

Regression Standardized Residual

10 8 6 4 2 0 Fr equen cy

Mean = 5.59E-16 Std. Dev. = 0.986 N = 36 Dependent Variable: PENJUALAN

Histogram

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Observed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Expected Cum Prob

Dependent Variable: PENJUALAN

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi


(50)

homoskedastisitas. Dalam model regresi dinyatakan telah terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur. Dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik yang ada tidak membentuk pola tertentu yang teratur dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

3 2

1 0

-1

Regression Standardized Predicted Value 4 3 2 1 0 -1 -2 Re gr essi on Stu d ent iz e d Res idual

Dependent Variable: PENJUALAN Scatterplot

Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk mengetahui jumlah peningkatan volume penjualan pada PT Everbright Battey Factory-Medan dengan variabel independen potongan penjualan.


(51)

3. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada data yang tersusun, baik berupa data cross sectional atau time series. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.

Pada data time series sering ditemukan adanya masalah autokorelasi. Pada penelitian ini, autokorelasi diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). (1) Jika angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

(2) Jika angka DW di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. (3) Jika angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Berikut ini hasil uji Durbin Watson dengan menggunakan program SPSS versi 15:

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

.953a .908 .905 807628640 1.536

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), POT_PENJUALAN a.

Dependent Variable: PENJUALAN b.

Melalui tabel hasil uji autokorelasi di atas, dapat dilihat bahwa angka DW adalah 1,536 yaitu berada di antara -2 sampai +2. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model regresi yang telah dibuat.


(52)

D. Analisis Regresi

Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi.

1. Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh Potongan Penjualan (X1) terhadap Volume Penjualan Kredit (Y).

Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.6 Analisis Hasil Regresi

Coefficientsa

-4E+008 3E+008 -1.394 .172

9.385 .514 .953 18.266 .000

(Constant) POT_PENJUA Model

1

B Std. Error

Unstandardized Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: PENJUALAN a.

Model regresi berdasarkan hasil analisis di atas adalah sebagai berikut: Y = β0 + β1 X + e

Volume Penjualan Kredit = β0 + β1 PP + e

keterangan:


(53)

β1 (koefisien regresi) = 9.385

maka didapat persamaan:

Volume Penjualan Kredit = 4E+008 + 9.385 PP + e Interpretasi dari persamaan di atas adalah sebagai berikut: a. β0 = 4E+008

Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel Potongan Penjualan (X=0), maka Volume Penjualan Kredit yang terbentuk adalah 4E+008. b. β1 = 9.385

Koefisien regresi β1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel Potongan Penjualan

meningkat sebesar satu satuan, maka Volume Penjualan Kredit akan meningkat sebesar 9.385 satuan.

2. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Tabel 4.7

Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Model Summaryb

.953a .908 .905 807628640 1.536

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson Predictors: (Constant), POT_PENJUALAN

a.

Dependent Variable: PENJUALAN b.

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.953 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel volume penjualan kredit dengan variabel independennya (potongan penjualan) adalah kuat dengan didasarkan pada nilai R yang berada di atas 0.5.


(54)

Angka koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah 0.905. Hal ini berarti 90,5% variasi dari volume penjualan kredit dijelaskan oleh variasi dari variabel independen (potongan penjualan), sedangkan sisanya 9,5% lagi dijelaskan oleh variasi atau faktor lainnya.

3. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t (t test). Adapun hipotesis untuk uji t adalah sebagai berikut:

Ha : Volume penjualan kredit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap potongan penjualan.

Uji t ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ketentuan: − Jika thitung < ttabel pada α 0.05, maka Ha ditolak.

− Jika thitung > ttabel pada α 0.05, maka Ha diterima.

Tabel 4.8 Hasil Uji t

Coefficientsa

-4E+008 3E+008 -1.394 .172 9.385 .514 .953 18.266 .000 (Constant)

POT_PENJUALAN Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: PENJUALAN a.

Dari uji t yang telah dilakukan, maka diperoleh nilai signifikansi untuk variabel independen yaitu potongan penjualan adalah 0.000 dan nilai ini jauh lebih kecil dari 0.05 yang berarti bahwa Ha diterima. Selain itu, dari uji t di atas, diperoleh nilai t


(55)

hitung untuk potongan penjualan adalah 13.053. Sementara t tabel yang dihitung dengan ketentuan  = 5% dan derajat kebebasan (n – 2) = 34 menghasilkan t2 (n – 2) =

t0, 025 (31) = 2.0322. Nilai t hitung (13.053) ini lebih besar dari nilai t tabel (2.0322).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Ha diterima atau potongan penjualan berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan kredit.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan secara statistik, dapat dilihat bahwa potongan penjualan mempunyai pengaruh terhadap volume penjualan kredit dan pengaruh tersebut teruji signifikan. Hal ini didasarkan pada hasil analisis koefisien korelasi dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.953 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel volume penjualan kredit dengan variabel independennya (potongan penjualan) adalah kuat, serta hasil analisis koefisien determinasi (Adjusted R Square) dengan nilai 0.905 yang berarti 90,5% variasi dari harga saham dijelaskan oleh variasi dari variabel independen (potongan penjualan), sedangkan sisanya 9,5% dijelaskan oleh faktor lainnya yakni kualitas barang, selera konsumen, servis terhadap pelanggan, maupun jenis potongan penjualan lainnya yang tidak disertakan dalam penelitian ini.

Selanjutnya, hasil peneltian ini diperkuat lagi dengan uji t dimana variabel potongan penjualan mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.000, nilai ini jauh lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05 dan nilai t hitung yang lebih besar daripada t tabel yang berarti bahwa Ha ( hipotesis bahwa potongan penjualan berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan kredit) diterima.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, dimana potongan penjualan berpengaruh terhadap


(56)

volume panjualan. Hasil ini mengindikasikan bahwa setiap kenaikan potongan penjualan turut meningkatkan volume penjualan kredit sehingga dapat disimpulkan bahwa potongan penjualan terbukti merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan para konsumen untuk melakukan pembelian yang selanjutnya mempengaruhi volume penjualan kredit.


(57)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa hasil penelitian ini menunjukkan variabel potongan penjualan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu volume penjualan kredit pada PT Everbright Battery Factory-Medan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yaitu penelitian Imam Pirmansyah (2004) yang menghasilkan kesimpulan bahwa pemberian potongan penjualan yang dilakukan pada PT Vilour Promo Bandung mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam meningkatkan volume penjualan kaos sepakbola adidas.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran bagi pihak perusahaan, investor serta peneliti selanjutnya.

1. Dalam usaha meningkatkan volume penjualan, salah satu strategi yang dapat digunakan oleh pihak manajemen yaitu dengan menetapkan kebijakan potongan penjualan.

2. Peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian terhadap faktor-faktor lain, seperti kualitas barang, selera konsumen, servis terhadap pelanggan, maupun jenis potongan penjualan lainnya yang tidak disertakan dalam penelitian ini, yang memberikan pengaruh lebih besar terhadap volume penjualan sehingga dapat diketahui faktor mana yang paling berpengaruh dalam upaya meningkatkan volume penjualan.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ismaya, Sunjana. (2005). Kamus Akuntansi. Jakarta. CV. Pustaka Grafika.

Keown, A.J. (2001). Dasar-dasar Manajemen Keuangan, alih bahasa. H. Munandar. Jakarta. Salemba Empat.

Kotler, P. (2005). Manajemen Pemasaran, JIlid 2, Edisi 11. Jakarta. PT Indeks Kelompok Gramedia.

Marbun, B.N,. (2005). Kamus Manajemen. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan. Nur, B.S. (2003). Kamus Akuntansi. Jakarta. Majalah Keuangan.

Pirmansyah, Imam. 2004. Peranan Pemberian Potongan Haga (DISKON) Dalam Meningkatkan Volume Penjualan, (Skripsi Online), <http://digilib.itb.ac.id>..

Sarwono, Jonathan (2006). Panduan Cepat dan Mudah SPSS Ver 14. Yogyakarta. Andi.

Simamora, Henry. (2000). Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid 1, Cetakan Pertama. Jakarta. Salemba Empat.

Skousen, K.F. (2001). Akuntansi Keuangan: Konsep dan Aplikasi. Jakarta. Salemba Empat.

_______Stice, Earl k, & Stice, James D. (2001). Akuntansi Keuangan Menengah. Jakarta. Dian Mas Cemerlang.

S.R, Soemarso. (2002). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta. Salemba Empat. Sugiyono (2005). Metode Penelitian Bisnis. Bandung. CV Alfabeta.

_______ (2006). Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabetha.

Supranto, J (2002). Statistik : Teori dan Aplikasi, jilid 1 (6th .ed). Jakarta. Erlangga. ________ (2001). Statistik: Teori dan Aplikasi, jilid 2 (6th .ed). Jakarta. Erlangga.


(59)

Swastha, Basu (2005). Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta. Liberty.

Umar, Husein (2005). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Waren,C.S. Revee. J.M & Fess. P.E (2005). Pengantar Akuntansi (21st,ed), alih bahasa A. Farahmita, Amanugrahani, T.Hendrawan. Jakarta. Salemba Empat. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Jurusan Akuntansi, 2004. Buku

Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi. Medan. Ikatan Akuntan Indonesia (2005). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta. Salemba

Empat.

Situs web:

dunia-kampus.blogspot.com/2008/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-volume.html - 66k


(60)

Lampiran STRUKTUR ORGANISASI PT. EVERBRIGHT BATTERY FACTORY 51 MEDAN

D I R E K T U R

Wakil Direktur

Internal Audit Sekertaris Manajer Keuangan

dan Administrasi Manajer Pabrik Manajer Pemasaran Pembelian Pengawas

Kualitas

Tata Usaha Supervisor

Kabag Umum

Kasir Kabag Akuntansi Kabag Gudang Kabag Produksi Kabag Bengkel Kabag Promosi Kabag Penjualan Kabag Distribusi Personalia Rumah tangga Humas Keamanan Kas Kecil Perbankan Akun. Umum Akun. Biya Pajak Asuransi Bahan Baku Spare Part Bahan Pembantu Bahan Pembungkus Laboratorium Mandor Quality Control Petugas Mesin Bangunan Listrik / Diesel Kendaraan Iklan Hadiah / Bonus Kap.Perwakilan D.I Aceh Kap.Perwakilan Sumut Kap.Perwakilan Sumbar Kap.Perwakilan Riau Kap.Perwakilan Kep.Batam Kap.Perwakilan Jambi Kap.Perwakilan Gudang barang jadi Pengiriman


(61)

Lampiran 2

Data Volume Penjualan dan Potongan Penjualan PT Everbright Battery Factory

Periode 2006 sampai dengan 2008 (dalam ribuan)

Tahun Bulan

Volume Penjualan (Y) Potongan Penjualan (X)

2006 Januari Rp 736.452.120,00 Rp 77.518.910,00 Februari Rp 1.901.599.793,00 Rp 289.717.635,00 Maret Rp 2.379.983.654,00 Rp 391.073.796,00 April Rp 3.267.115.403,00 Rp 479.634.721,00 Mei Rp 3.965.431.579,00 Rp 443.526.895,00 Juni Rp 7.689.524.301,00 Rp 854.762.937,00 Juli Rp 2.905.784.377,00 Rp 279.588.304,00 Agustus Rp 1.719.573.025,00 Rp 185.260.017,00 September Rp 4.369.754.117,00 Rp 5.857.63.219,00 Oktober Rp 7.937.822.443,00 Rp 869.371.022,00 November Rp 2.354.899.012,00 Rp 198.273.118,00 Desember Rp 3.219.843.119,00 Rp 501.193.278,00 2007 Januari Rp 835.513.869,00 Rp 89.567.134,00 Februari Rp 2.023.546.222,00 Rp 301.457.692,00 Maret Rp 2.567.693.854,00 Rp 432.568.927,00 April Rp 3.345.987.312,00 Rp 482.356.921,00 Mei Rp 4.125.345.603,00 Rp 469.875.643,00 Juni Rp 802.554.127,00 Rp 889.974.523,00 Juli Rp 2.706.986.514,00 Rp 254.316.903,00 Agustus Rp 1.659.842.325,00 Rp 183.642.092,00 September Rp 4.389.654.351,00 Rp 561.327.884,00 Oktober Rp 7.685.996.336,00 Rp 850.664.138,00 November Rp 2.534.664.311,00 Rp 221.035.226,00 Desember Rp 3.021.653.998,00 Rp 487.913.256,00 2008 Januari Rp 999.425.500,00 Rp 99.625.020,00 Februari Rp 2.038.978.983,00 Rp 310.151.737,00 Maret Rp 2.853.845.316,00 Rp 445.415.500,00 April Rp 3.332.335.449,00 Rp 374.664.549,00 Mei Rp 4.808.318.066,00 Rp 467.896.261,00 Juni Rp 12.684.036.200,00 Rp 1.110.590.078,00 Juli Rp 2.627.858.798,00 Rp 154.085.889,00 Agustus Rp 1.668.685.133,00 Rp 261.520.967,00 September Rp 5.604.347.783,00 Rp 650.872.034,00 Oktober Rp 8.456.080.631,00 Rp 949.520.442,00 November Rp 1.264.955.933,00 Rp 142.702.808,00 Desember Rp 4.068.027.599,00 Rp 528.197.200,00


(62)

Lampiran 3

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation POT_PENJUALAN 36 77518910.00 1110590078.00 440989629.8889 265690599.49549 PENJUALAN 36 736452120.00 12684036200.00 3771531032.1112 2617573479.87977


(63)

Lampiran 4

Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

36 .0000005 796007478.6 .099 .099 -.073 .596 .869 N

Mean

Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.


(64)

Lampiran 4 (lanjutan)

4 3

2 1

0 -1

-2

Regression Standardized Residual

10

8

6

4

2

0

Frequency

Mean = 5.59E-16 Std. Dev. = 0.986 N = 36

Dependent Variable: PENJUALAN Histogram


(65)

Lampiran 4 (lanjutan)

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expected Cum Prob

Dependent Variable: PENJUALAN


(66)

Lampiran 5

Hasil Uji Heterokedastisitas

3 2

1 0

-1

Regression Standardized Predicted Value

4

3

2

1

0

-1

-2

Regressi

on St

udenti

z

ed

Residual

Dependent Variable: PENJUALAN Scatterplot


(67)

Lampiran 6

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

.953a .908 .905 807628640 1.536 Model

1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson Predictors: (Constant), POT_PENJUALAN

a.

Dependent Variable: PENJUALAN b.


(68)

Lampiran 7

Hasil Uji Hipotesis

Coefficientsa

-4E+008 3E+008 -1.394 .172 9.385 .514 .953 18.266 .000 (Constant)

POT_PENJUALAN Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: PENJUALAN a.


(1)

Lampiran 4

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

36 .0000005 796007478.6 .099 .099 -.073 .596 .869 N

Mean

Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.


(2)

Lampiran 4 (lanjutan)

4 3

2 1

0 -1

-2

Regression Standardized Residual

10

8

6

4

2

0

Frequency

Mean = 5.59E-16 Std. Dev. = 0.986 N = 36

Dependent Variable: PENJUALAN

Histogram


(3)

Lampiran 4 (lanjutan)

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expected Cum Prob

Dependent Variable: PENJUALAN


(4)

Lampiran 5

Hasil Uji Heterokedastisitas

3 2

1 0

-1

Regression Standardized Predicted Value

4

3

2

1

0

-1

-2

Regressi

on St

udenti

z

ed

Residual

Dependent Variable: PENJUALAN

Scatterplot


(5)

Lampiran 6

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

.953a .908 .905 807628640 1.536 Model

1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson Predictors: (Constant), POT_PENJUALAN

a.

Dependent Variable: PENJUALAN b.


(6)

Lampiran 7

Hasil Uji Hipotesis

Coefficientsa

-4E+008 3E+008 -1.394 .172

9.385 .514 .953 18.266 .000

(Constant)

POT_PENJUALAN Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: PENJUALAN a.