c. Metode FIFO First in First Out
Menurut Zulian 2005:200, “dengan metode FIFO, biaya persediaan dihitung berdasarkan asumsi bahwa barang akan dijual atau dipaki sendiri dan
sisa dalam persediaan menunjukkan pembelian atau produksi yang terakhir”. Ikatan Akuntan Indonesia 2007:14.21 merumuskan metode FIFO sebagai
berikut, “formula MPKPFIFO mengasumsikan barang dalm persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga yang
tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian”. Sebagian perusahaan mengeluarkan barang sesuai dengan urutan
pembeliannya. Hal ini terutama untuk barang-barang yang tidak tahan lama dan produk-produk yang modelnya cepat berubah. Sebagai contoh, Toko bahan
pangan menyusun produk-produk susu dalam rak-rak berdasarkan tanggal kadaluarsanya. Begitu juga dengan toko pakian memajang pakaian sesuai dengan
musim. Pada akhir musim toko ini biasanya memberikan diskon untuk menjual pakaian yang musimnya sudah lewat atau ketinggalan mode . Jadi, Metode FIFO
dapat dikatakan konsisten dengan arus periodik atau pergerakan barang . Metode FIFOMTKP dibagi atas dua bagian, yakni:
1 sistem periodik
Menurut sistem FIFO yang berdasarkan atas metode periodik niali persediaan akhir ditentukan dengan cara saldo periodik yang ada dikalikan dengan
harga pokok per unit barang yang terakhir kali masuk. Bila saldo periodik ternyata lebih besar dari jumlah unit terakhir masuk, sisanya dipergunakan harga pokok
per unit yang masuk sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Contoh perhitungan metode FIFO sistem pencatatan periodik
Persediaan awal 200 unit pada 1 200
Ditambah pemebelian selama periode tersebut Harga pokok barang tersedia untuk dijual
1120 920
Dikurangi persediaan akhir perhitungan periodik persdiaan 100 unit 1,26 pembelian terbaru tgl 24
126 200 unit 1,16 pembelian terbaru berikutnya tgl 15
Total biaya persediaan akhir 232
Harga pokok penjualan 762
538
2 Sistem perpetual
Metode FIFO perpetual adalah suatu metode penilaian persediaan yang pencatatan persediaannya dilakukan terus menerus dalm kartu persediaan. Setiap kali ada
transaksi, baik pembelian maupun penjualan pemasukan dan pengeluaran barang, langsung dicatat dalam kartu persediaan. Harga pokok penjualan dicatat
berdasarkan harga pokok barang pertama masuk. Jumlah yang masih tersisa merupakan nilai persediaan akhir merupakan nilai persediaan akhir. Selama
periode inflasi atau kenaikan harga terus menerus, penggunaan metode FIFO akan menghasilkan kemungkinan laba tertinggi dibandingkan dengan metode-metode
Universitas Sumatera Utara
yang lain, karena perusahaan cenderung untuk menaikkan harga jualnya sesuai dengan perkembangan pasar tanpa memperhatikan kenyataan bahwa barang yang
terdapat dalam persediaan telah diperoleh sebelum terjadinya kenaikan harga. Kenaikan laba karena naiknya harga persediaan ini sering disebut sebagai laba
persediaan inventory profit atau laba semu ilusory profit. Dalam periode deflasi dimana terjadi penuruna harga, pengaruh yang terjadi adalh kebalikannya.
Metode FIFO akan menghasilkan kemungkinan laba bersih yang terendah. Kritik utama terhadap metode ini adalah adanya kecenderungan untuk lebih menambah
pengaruh kenaikan penurunan harga pada laba yang di laporkan.
Tabel 2.4 Kalkulasi Biaya Persediaan FIFO-Perpetual
Tanggal Pembelian
Penjualan pengeluaran Saldo Persediaan
unit biaya per unit total biaya
unit biaya per unit total biaya
unit biaya per unit
total biaya Jan
1 200 1.00
200 9 300
1,10 330
200 1.00 200
300 1,10
330 10
200 1,00
200 200
1,10 220
100 1,10
110 15 400
1,16 464
100 1,10 110
400 1,16
464 18
100 1,10
110 200
1,16 232
200 1,16
232 24 100
1,26 126
200 1,16
232 100
1,26 126
Persediaan Akhir 358
Harga pkok penjualan 762
Persediaan awal Sumber: Dyckman, Dukes, Davis 2000:395
Universitas Sumatera Utara
d. Metode Rata-Rata