Persediaan Berdasarkan Metode Laba Kotor

Tabel 2.7 Penentuan Persediaan Dengan Metode Eceran Harga pokok Harga eceran Persediaan barang dagang, 1 Januari 19,400 36,000 Pembelian Bulan Januari Bersih 42,600 64,000 Barang yang tesedia untuk dijual 62,000 100,000 Rasio biaya trhadap harga eceran= 62.000 = 62 100.00 Penjualan bulan Januari bersih 70,000 Pesediaan barang dagang 31 Januari pada eceran 30,000 Pesediaan barang dagang 31 Januari pada estimasi biaya 30.000x62 18,600 Sumber: Warren, Reeve, Fess 2005:460

d. Persediaan Berdasarkan Metode Laba Kotor

Soemarso 2002:394 menyatakan bahwa, ”metode laba bruto atau metode laba kotor gross profit method: metode penetapan harga pokok persediaan secara taksiran yang didasarkan atas hubungan, yang terdapat dalam periode yang lalu, antara laba bruto dengan harga jual”. Metode laba kotor menggunakan estimasi laba kotor yang direalisasi selama periode dimaksud untuk mengestmasi persediaan pada akhir periode. Laba kotor biasanya diestimsikan dari tahun Universitas Sumatera Utara sebelumnya, disesuaikan dengan setiap perubahan yang terjadi dengan harga pokok dan harga jual selama periode berjalan. Dengan menggunakan tingkat laba kotor, penjualan untuk suatu periode dapat dibagi dalam dua komponen: laba kotor dan harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan dapat dikurangkan dari harga pokok barang tersedia untuk dijual guna mendapat estimasi persediaan akhir barang dagang. Metode laba kotor sangat berguna dalam mengistemasi persediaan untuk laporan keuangan bulanan atau triwulan daam system persediaan periodik. Metode ini juga berguna dalam mengistemasi harga pokok barang dagang yang rusak akibat kebakaran atau bencana lainnya. Tabel 2.8 Estimasi Persediaan dengan Metode Laba Kotor Persediaan barang dagang, 1 Januari 57,000 Pembelian Bulan Januari Bersih 180,000 Barang yang tesedia untuk dijual 237,000 Penjualan bulan Januari bersih 250,000 Dikurangi: estimasi laba kotor 30x 250.000 75,000 Estimasi harga pokok penjualan 175,000 Estimasi persediaan barang dagang, 31 Januari 62,000 Sumber: Warren, Reeve, Fess 2005:461 Universitas Sumatera Utara

E. Penyajian Terhadap Laporan Keuangan

Laporan yang dibuat perusahaan harus memberikan informasi yang cukup bagi pihak-pihak didalam dan diluar perusahaan. Sehingga baik manajemen dan pihak luar yang berkepentingan dapat mengambil keputusan yang informatif. Perusahaan harus dapat melaporkan informasi mengenai kegiatan usahanya secara relevan dapat dipercaya dan dapat diperbandingkan. Dan kaitannya dengan persediaan perusahaan harsu mengungkapkan metode-metode pencatatan dan penilaian yang dipakai perusahaan secara konsisten. Penilain persediaan yang diterakan harus diungkapkan dalam suatu penjelasan laporan keuangan yang menguraikan secara garis besar semua kebijakan akuntansi yang di ikuti basis penilaian seperti metode harga pokok FIFO, LIFO, Average harus dijelaskan. Pada laporan neraca persedian disajikan sebagai harta lancar Pada Laporan aba rugi, metode penilaian persediaan berpengaruh dalam penentuan nilai persediaan awal, persediaan akhir harga pokok penjualan dan penentuan laba kotor. Pengaruh pada laba rugi kadang-kadang sulit dievaluasi karena adanya perbedaan atau selisih yang dapat dipengaruhi oleh suatu kesalahan. Suatu penetpan persediaan awal yang terlalu tinggi overstatement akan mengakibatkan overstatement barang yang tersedia dijual dan harga pokok pennjualan. Selanjutnya penetapan harga pokok penjualan terlalu renah understatement akan menyebabkan laba bersih yang terlalu rendah. Universitas Sumatera Utara