Mencari Invers Matriks LANDASAN TEORI

, 1 11 11 1 1 11 M M K = − = + , 1 12 12 2 1 12 M M K − = − = + , 1 13 13 3 1 13 M M K = − = + dan seterusnya. Dengan menggunakan contoh diatas diperoleh: , 13 13 12 12 11 11 M a M a M a A + − = 13 13 12 12 11 11 K a K a K a + + = Dari hasil tersebut, dapat diturunkan sifat-sifat dibawah ini: Hari determinan suatu matriks A tingkat n sama dengan jumlah hasil ganda setiap elemen suatu baris kolom dari A dengan kofaktor yang bersesuaian, jadi: nj nj j j j j K a K a K a A + + + = ... 2 2 1 1 yang disebut ekspansi Laplance menurut kolom j.

2.4 Mencari Invers Matriks

Misalkan A matriks kuadrat tingkat n, dimana A tidak singular. Dari Aadj A = n I A terdapat: n I A A adjA A A • = − − 1 1 , memberikan : A adjA A 1 = − yang ditulis lengkap dengan: Universitas Sumatera Utara ⎟⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ = − A K A K A K A K A K A K A K A K A K A mn n n n n 2 1 2 22 12 1 21 11 1 L M M M M L L ⎟⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ = − mn n n n n K K K K K K K K K A A L M M M M L L 2 1 2 22 12 1 21 11 1 1

2. 5 Persamaan polinomial dengan metode Bairstow

Secara umum polinomial dituliskan dalam bentuk: f n x= a x n +a 1 x 1 − n +a 2 x 2 − n +a 3 x 3 − n + ......+ n a .......................... 1 Dalam rencana judul skripsi ini yang akan dibahas adalah polinomial rill, yakni polinomial yang semua koefisiennya 1 a , 2 a ,..., n a terdiri dari bilangan rill. Polinomial ril ini bisa saja mempunyai akar-akar rill : Suatu polinomial berderajat n mamiliki sifat-sifat sebaai berikut: 4. Terdapat polinomial berderajat n buah akar, ril atau kompleks. 5. Jika n ganjil dan semua koefisien ril, terdapat paling sedikit sebuah akar ril 6. Jika semua koefisien ril dan polinomial mengandung akar kompleks, akar-akar kompleks ini muncul dalam pasangan konjungsi. Metode Bairstow mencari akar-akar ril dari persamaan polinomial 1 didasarkan atas pembagian polinomial dengan suatu faktor kuadrat 2 v ux x + + bisa mempunyai akar rill maupun kompleks tergantung dari harga-harga u dan v. Agar Universitas Sumatera Utara akar-akar ril dapat dievaluasi tentu saja harga-harga taksiran u dan v harus diberikan terlebih dahulu. Harga-harga u dan v akan di perbaruhi secara sistematis. Setelah dibagi sehingga persamaan dapat ditulis sebagai berikut: f n x= sisa b x b x b x v ux x n n n n + + + + + + − − − − ...... 2 4 2 3 1 2 2 ..................2 dengan sisa pembagian : S= x+u n n b b + −1 Untuk melakukan pembagian dengan faktor kuadrat, harga-harga koefisien b 1 , b 2 ,b 3 ,....,b 1 + n dihitung dengan relasi berulang sebagai berikut : b = a 1 b = 1 a - u 2 b = 2 a - u b 1 - v 3 b = 3 a - u b 2 - v b 1 4 b = 4 a - u b 3 - v b 2 . . . 1 − n b = 1 − n a - u b n 2 − - v b n 3 − n b = n a - u b n 1 − - v b n 2 − Universitas Sumatera Utara Akar-akar kompleks dapat dievaluasi apabila sisa S=0, dengan kata lain apabila 1 − n b = n b =0. Hal ini hanya mungkin apabila harga taksiran u dan v yang diberikan adalah harga yang sebenarnya. Koreksi terhadap u dan v dapat dihtung dari relasi berikut : - n b = u c n Δ −1 + v c n Δ −1 - 1 − n b = u c n Δ −2 + v c n Δ −3 dimana n c , 1 − n c dan 2 − n c adalah turunan parsial n b dan 1 + n b terhadap u dan v n c = u b n ∂ ∂ −1 ; 1 − n c = v b n ∂ ∂ −1 = u b n ∂ ∂ ; 2 − n c = v b n ∂ ∂ Harga-harga c tersebut dihitung dari : c = b 1 c = 1 b - u 2 c = 2 b - u c 1 - v 3 c = 3 b - u c 2 - v c 1 4 c = 4 b - u c 3 - v c 2 Universitas Sumatera Utara . . . n c = n b - u c n 1 − - v c n 2 − Harga-harga u dan v diperbaharui masing-masing dengan u Δ dan v Δ sehingga : - n u = 1 − n u + n u Δ - n v = 1 − n v + n v Δ n = 1, 2,3,… u Δ = 3 2 2 1 3 1 2 − − − − − − − n n n n n n n n c c c c c b c b v Δ = 3 2 2 1 1 2 1 − − − − − − − n n n n n n n n c c c c b c b c Universitas Sumatera Utara

2.6 Turunan Parsial