Jaringan Usaha Kinerja Usaha Terkini prosedur Penerimaan Kas Perum Bulog Divre Sumut Prosedur Penerimaan Kas Perum Bulog Divre Sumut

26 1 Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan kegiatan audit internal dalam bidang pelayanan publik. 2 Melaksanakan koordinasi dengan Komite Audit maupun Auditor Eksternal sebagai mitra kerja. 3 Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan audit internal dalam kasus-kasus khusus dan investigasi.

b. Kasi Pengawasan Administrasi Keuangan

1 Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan kegiatan audit internal dalam bidang Keuangan; 2 Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan kegiatan audit internal dalam bidang SDM dan Umum; 3 Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pelayanan administrasi dan keuangan di lingkungan unit kerja Satuan Pengawasan Intern; 4 Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan audit internal dalam kasus-kasus khusus dan investigasi.

c. Kasi Pengawasan Perencanaan Pengembangan Usaha

1 Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan kegiatan audit internal dalam bidang Pengembangan dan IT. 2 Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan kegiatan audit internal dalam kasus-kasus khusus dan investigasi.

D. Jaringan Usaha

27 Perum bulog terus berusaha untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kemitraan serta jaringan usaha pemasaran hasil pangan gabah, Beras dan Jagung, Kadivre menekankan bahwa pengadaan GabahBeras dilayani setiap hari nahkan pada hari libur sekalipun.

E. Kinerja Usaha Terkini

Kegiatan usaha terkini perum Bulog adalah: 1. Publik Service Obligation PSO.  Penyaluran beras berdasarkan perintah logistik prinlog. a Beras untuk Bina Tuna Warga BTW atau Lembaga Pemasyarakatan. b Beras untuk TNI POLRI Pendidikan, dll. c Beras Transmigrasi.  Penyaluran beras NonPrinlog. a Melaksanakan operasi pasar beras ketika diperlukan. b Mendistribusikan beras kepada masyarakat miskin raskin atas surat permintaan alokasi SPA dari pemerintah. 2. Komersial  Perdagangan komoditi bahan pokok beras, gula pasir, minyak goreng, mentega, dan lain-lainnya melalui Bulog Mart.  Perdagangan komoditi palawija beras, gula pasir, jgung, kopi, cabai merah bila diperlukan melalui bidang komersil Perum Bulog.

F. Rencana Usaha

28 Kegiatan Bidang Perncanaan Pengembangan Usaha PPU pada tahun 2014 dilaksanakan melalui usaha perdagangan, usaha industri dan usaha jasa.

1. Perdagangan

Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang besar membutuhkan berbagai komoditi pangan, yang tidak semuanya dapat dipenuhi dari produk-produk dalam negeri. Di sisi lain, potensi sumber daya komoditi yang dihasilkan oleh daerah, maupun kebutuhan daerah akan komoditi yang harus dipasok dari luar merupakan peluang usaha perdagangan yang dapat dikembangkan pada tingkat Divisi Regional maupun Sub Divisi Regional. Tidak dapat dipungkiri, bahwa perdagangan komoditi merupakan aktifitas bisnis dengan daya tarik pasar yang tinggi. Hal ini tergambar dalam banyaknya jumlah pemain dalam bisnis ini.

2. Industri

Kegiatan industri dibagi dalam 3 kategori yaitu : Industri berbasis beras, industri pendukung, dan industi pangan lain. a. Industri berbasis beras adalah, adalah industri yang merupakan integrasi proses manufaktur perberasan, sebagaimana yang terangkai dalam Rice Processing ComplexRRC b. Industri pendukung, adalah industri yang yang menghasikan produk-produk pendukung diluar proses manufaktur perberasan karung, packaging, dan lain- lain . 29 c. Industri pangan lain, adalah industri pangan yang menghasilkan produk turunan dari beras down-stream product, maupun industri pangan primer dan sekunder lainnya gula berbasis jagung, dan lain-lain. Bagi Perum BULOG, industri perberasan merupakan kompetensi dasar yang telah dimiliki, walaupun masih terbatas pada produksi beras Raskin dan sebagian beras Golongan Anggaran TNI, PNS. Secara khusus untuk industri perberasan. UB-PGB masih mengalami keterbatasan dalam kapasitas produksi, penyebaran UB-PGB maupun efisiensi biaya yang menyebabkan harga jual yang tidak kompetitif.

3. Jasa

Usaha Jasa adalah salah satu kegiatan usaha pada Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha meningkatkan pendapatan revenue perusahaan, yang terdiri atas jasa pemberdayaan aset seperti gudang, gedung, tanah kosong, rumah dinas, dan aset lainnya . Jasa survey, perawatan kualitas dan pemberantasan hama dan jasa angkutan melalui anak perusahaan PT. JPL BULOG . Sasaran Divisi Jasa adalah terlaksananya kegiatan usaha jasa dan menjamin kelancaran penyebaran komoditas pangan yang dikelola oleh Perum BULOG. Diperlukan persediaan yang cukup dan tersebar maka sejak terbitnya Peraturan Direksi No. PD-13DS0001013 tentang Pedoman Pengadaan Jasa Angkutan Barang dalam Negeri di Lingkungan Perusahaan Umum BULOG, penyebaran stok nasional dapat dipercepat dan pengadaan jasa angkutannya dapat dilakukan baik di Divre maupun kantor pusat. 30

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KAS

PADA PERUM BULOG DIVRE SUMUT

A. Pengendalian Internal Kas 1. Pengertian Kas

Dalam suatu perusahaaninstansi, maju mundurnya suatu perusahaaninstansi tersebut sangat bergantung pada cara pengelolaan manajemen yang diterapkan. Sedangkan berhasil tidaknya manajemen dalam menjalankan tugasnya akan tercermin dalam laporan keuangan yang disajikan, dalam hal ini pengendalian merupakan salah satufungsi manajemen untuk menyelenggarakan seluruh rencana kegiatan yang telah ditetapkan agar dapat berjalan dengan baik. Setiap instansiperusahan memerlukan kas dalam menjalaknkan aktivitas usahanya baik sebagai alat tukar dalam memperoleh barang atau jasa maupun sebagai investasi di dalam sebuah instansi perusahaan tersebut. Menurut PSAK No. 2 hal 2.2 dan 2.3 revisi 2009 kas dan setara kas. Kas terdiri dari saldo kas dan rekening giro. Sedangkan setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek, dan dengan cepat kas dapat dijadikan dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki resiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi ataupun tujunan yang lain. Kas adalah aktiva lancar yang paling liquid yang terdiri dari bagian yang bertindak sebagai alat pertukaran serta memberikan dasar untuk perhitungan akuntansi. Kas merupakan komponen aktiva yang sangat penting dan sngat 31 mempengaruhi semua transaksi yang terjadi karena sebagai alat tukar dalam perekonomian kita. Kas terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam hampir semua transaksi usaha. Kas merupakan harta yang paling lancar dalam perusahaan yang sangat menarik dan mudah untuk diselewengkan. Selain itu banyak transaksi perusahaan yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran kas. Karena itu, untuk memperkecil atau menghindari terjadinya kecurangan ataupunpenyelewengan yang menyangkut uang kas perusahan, diperlukan adanya pengendalian internal yang baik terhadap kas.

2. Pengertian Pengendalian Internal

Definisi pengendalian intern yang dikemukakan oleh para ahli berbeda antara satu dengan yang lainnya, akan tetapi pada hakekatnya mempunyai tujuan yang sama. Secara umum pengendalian intern diartikan sebagai suatu proses pengarahan atau pengontrolan suatu aktivitas organisasi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan secara optimal. Pengendalian berarti mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja apabila perlu, menerapkan tindakan- tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana. Sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar. James Hall, 2001 Pengendalian internal merupakan tanggung jawab tim didalam perusahaan. Namun kenyataannya sering kali direksi menganggap bahwa sistem pengendalian internal hanya merupakan tanggung jawab bagian akuntansi sehingga bagian tersebut diberi tanggung jawab untuk merancang sistem pengendalian internal. Direksi bahkan mungkin menganggap bahwa sistem 32 pengendalian inernal tersebut merupakan tanggung jawab direktur keuangan atau bahkan satuan pengawas internal.hal ini tidaklah benar. Direksi harus secara penuh mendukung perancangan sistem pengendalian internal karena sistem ini merupakan salah satu lat yang dipakai oleh pihak direksi untuk mencapai tujuan perusahaan. Pengendalian internal berisi rencana organisasi dan semua metode yang terkoordinasi dan pengukuran yang diterapkan di perusahaan untuk mengamankan aset , memeriksa akurasi dan keandalan data akutansi, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang telah ditetapkan. Tunggal, 2013 : 31 Pengendalian internal adalah semua rencana organisasional, metode, dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha untuk mengamankan harta kekayaan, mengecek keakuratan dan keandalan data akutansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendukung dipatuhinya kebijakan manajerial yang ditetapkan. Anastasia, 2011 : 82 Jenis pengendalian internal yang dapat diterapkan dalam suatu perusahaaninstansi, yaitu pengendalian internal rutin, pengendalian internal program, dan pengendalian internal khusus. Pengendalian internal rutin dilakukan pada setiap bagian yang meliputi kegiatan umum, bagian dana kas umum, dan bagian pembukuan. Pengendalian internal program dilakukan setiap program yang diadakan diperusahaan meliputi pengeluaran dan pemasukan kas, evaluasi program, dan pengendalian administrasi program. Pengendalian internal khusus dilakukan atas perintah khusus dari pimpinan direksi untuk melakukan pengendalian khusus pada bidang tertentu dengan waktu yang telah ditentukan. 33 Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi usaha yang disajikan akurat dan meyakinkan bahwa hukum serta peraturan telah dipatuhi sebagaimana mestinya. Warren, Reeven, Fess, 2008 :208 Sistem pengendalian inernal adalah suatu sistem yang terdiri dari kebijakan prosedur yang ditetapkan untuk memastikan bahwa tujuan tertentu suatu satuan usaha dapat dicapai. Menurut Americn Institute of Certificate Public Accountants AICPA, definisi dari sistem pengendalian internal adalah “Sistem pengendalian yang meliputi struktur dan semua metode serta ketentuan yang terkoordinasi yang dianut oleh perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, serta memeriksa ketelitian dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, dapat mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan”. Ritonga, 2010 Dari defenisi yang telah dipaparkan oleh beberapa pengarang, maka penulis menarik kesimpulan bahwa sistem yang menjadi alat pengendalian internal merupakan penekanan pada penggunaan, maka dari itu pengendalian internal merupakan hal penting bagi perusahaan.adapun tujuannya adalah sebagai berikut: 1. Melindungi harta atau aktiva perusahaan, 2. Memeriksa kecermatan dan seberapa jauh keandalan data akutansi yang disajikan dapat dipercaya keabsahannya 3. Meningkatkan efisiensi kerja karyawan, 4. Mendorong dipatuhinya kebijaksanaan perusahaan yang telah ditetapkan. 34 Sistem pengendalian internal dapat dievaluasi oleh auditor internal dengan menentukan kesesuaiannya dengan kriteria yang ditetapkan. Sebuah sistem yang dapatditerima memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Tepat Waktu Pengendalian seharusnnya mendekati penyimpangan aktual dan ptensial sejak awal untuk menghindari tindakan perbaikan yang memakan biaya. Pengendalian juga harus tepat waktu mesipun efektivitas biaya juga harus dipertimbangkan. b. Ekonomis Pengendalian harus membarikan keyakinan yang wajar dalam mencapai hasil yang diinginkan dengan biaya minimum dan dengan efek samping yang paling rendah. Sehingga penggunaan biaya pada pengendalian dapat diminimalisirkan. c. Akuntabilitas Pengedalian juga haris bisa membantu karyawan dalam mempertanggungjawaban tugas yang diberikan, sehingga karyawan dapat terbantu dengan pengendaliannya. d. Penerapan Pengendalian haruss ditetapkan pada saat yang paling efektif, yaitu:  Saat satu tahap operasi berakhir dan tahap yang baru dimulai  Saat tahap korektif paling mudah untuk dilakukan  Jika akuntabilitas untuk sumber daya berubah e. Fleksibilitas keadaan bisa berubah sewaktu-waktu. Rencana dan prosedur hampir pasti berubah seiring berjalannya waktu. Pengendalian yang akan mengakomodasi perubahan seperti ini tanpa harus berubah lebih disukai untuk menghindari kebutuhan akan adanya perubahan. 35 f. menentukan penyebab tindakan korektif yang diambil segera bisa dilakukan bila pengendalian tidak hanya mengidentifikasi masalahtetapi juga penyebabnya. g. kelayakan pengendalian harus bisa memenuhi kebutuhan manajemen. Pengendalian tersebut harus membanu dalam pencapaina tujuan dn rencana manajemen dan juga harus sesuai dengan karyawan dan struktur organisasi dari operasi. h. Masalah dengan pengendlian Pengendalian yang berlebihan dapat menyebabkan kebingungan dan frrustai. Begitu pengendalian mencapai titik tertentu, maka efektivitasnya sebenarnya bisa menurun sehingga biaya yang harus ditanggung menjadi lebih besar dibandingkan manfaat yang semula diinginkan. Pengendalian meskipun dibuat dengan cermat, tidak selalu mencapai tujuan yang diinginkan. Meskipun pengendalian dirancang untuk membvantu manajemen melakukan pekerjaannya dengan lebih baik, banyak manajemen memandang pengendalian sebagai ancaman, sebuah tantangan yang harus sitasi. Efek yang disfungsional ini merupakan gabungn dari proses teknis, perilaku, dan administratif, seperti:  Perbedaan pribadi  Pengendalian yang berlebihan  Tujuan yang paling bertentangan  Dampak terhadap kekuatan dan status  Penekanan yang salah pada sistem pengendalin 36

B. Tujuan dan Fungsi Pengendalian Intern Kas 1. Tujuan Sistem Pengendalian Intern Kas

Pada umumnya transaksi yang terjadi di perusahaan selalu melibatkan kas, maka pengendalian intern terhadap kas sangat diperlukan guna menghindari terjdinya penyelewengan yang dilakukan terhadap kas. Pada dasarya tujuan pengendalian intern kas adalah: a. Menjaga kekayaan organisasi b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntani c. Mendorong efisiensi suatu data d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manjemen Pengendalian terhadap kas dapat diterapkan dengan cara sebagai berikut: a. Pengendalian terhadap penerimaan ks prosedur penerimaan kas dalam perusahaan perlu dirancang sedemikian rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak diterimanya uang yang seharusnya diterima dapat dikurangi menjadi sekecil mungkin. Prosedur penerimaan kas perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:  Terdapat pemisahan tugas antara yang mrnyimpan, yang menerima dan yang mencatat penerimaan uang  Setiap penerimaan uang langsung disetor ke bank sebagaimana adanya. b. Pengendalian terhadap pengeluaran kas seperti halnya penerimaan kas, proseur pengeluaran kas perlu dirancang sedemikian rupa sehingga hanya pengeluaran-pengeluaranyang telah disetujui dan benar-benar untuk kegiatan perushahan saja yang dicatat dalam pembukuan perusahaan. Pengendalian Internal berperan penting dalam berjalannya prosedur- 37 prosedur yang ada, sehingga kas yang mengalir keluar bisa dimanfaatkan dengan baik. Pada dasarnya untuk dapat menghasilkan sisem pengendalian yang baik, prosedur pengeluaran kas harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:  Semua pengeluaran dilakukan dengan cek. Pengeluaran-pengeluaran dalam jumlh kecil dilakukan melalui dana kas kecil.  Semua pengeluaran kas terlebih dahulu harus memperoleh persetujuan dari yang berwenang.  Terdapat pemisahan tugas antar yang berhak menyetujui pengeluaran kas, yang menyimpan uang kas dan melakukan pengeluaran serta yang mencatat pengeluaran kas.

2. Fungsi Sistem Pengendalian Intern

Fungsi pengendalian internal kas secara umum antara lain adalah untuk menjamin terselenggaranya pencatatan kas yang akurat, tersimpannya kas dengan aman dan adanya pengeluaran kas yang dilakukan dan disahkan oleh personil dan yang berwenang dengan jumlah yang benar. Ciri-ciri dasar dari sebuah pengendalian internal kas adalah sebagai berikut: a. secara khusus menetapkan tanggung jawab pengelolaan penerimaan kas, pemisahan pengelolaan dan pencatatan penerimaan kas, mendepositokan seluruh kas yang diterima setiap hari, sistem voucher untuk mengendalikan pembayaran kas, pemeriksan internal dalam interval waktu yang tidak terduga. Terdapat tujuh macam fungsi struktur pengendalianinternal kas secara rinci yang harus terpenuhi untuk mencegah setiap kesalahan yang mungkin terjadi 38 didalam pencatatan. Struktur pengendalian internal kas tersebut harus memberikan kepastian pada: a. setiap transaksi yang dicatat adalah sah struktur pengendalian internal kas tidak dapat memberikan transaksi fiktif, dan yang sebenarnya tidak terjadi didalam catatan akuntansi lainnya. b. Setiap transaksi diotorisasi dengan tepat Dalam hal ini, jika suatu transaksi tidak diotorisasi, maka dapat mengakibatkan kecurangan pada otorisasi. c. Setiap transaksi yang terjadi harus dicatat Hal ini dilakukan untuk mencegah hilangnya setiap transaksi dari catatan. d. Setiap ransaksi harus dinilai dengan cepat dan tepat Pengklasifikasian perkiraan yang tepat sesuai dengan kode perkiraan klien harus dicatat dalam jurnal. e. Transaksi yang terjadi dicatat pada waktu yang tepat Setiap transaksi dimasukkan dengan tepat kedalam catatan tambahan dan diikhtisarkan dengan benar. C. Unsur-unsur Pengendalian Intern Kas 1. Struktur organisasi yang memiahkan tangung jawab fungsional secara tegas Struktur organisasi merupakan erangka pembagian tanggung ajwab fungsional kepada unit-unit orgnisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung ajwab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip- prinsip sebagai berikut: a. harus dipisahkan antara fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi, sehingga dapat menangani masalh yang ada. 39 Adapun fungsinya sebagai berikut:  Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan.  Fungsi penyimpanan dalah fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan dalam hal ini kas.  Fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan. b. suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi. Karena dapat menggangu konsentrasi pegawai untuk menyelesaikan tahapannya. 2. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Memberikan Perlindungan yang Cukup Terhadap Kekayaan, Utang, Pendapatan dan Biaya Sistem wewenang dan prosedur pembukuan dalam suatu perusahaan merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan pengendalian terhadap operasi dan transaksi-transaksi yang terjadi dan juga untuk menghasilkan data keuangan yang tepat.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap organisasi.

Adapun cara yang ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah penggunaan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus diprtanggung jawabkan oleh yang berwenang, yaitu: a. Setiap transksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh suatu organisasi tanpa ada campur tangan dari organisasi lain. 40 b. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. c. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektifitas unsur-unsur sistem pengawasan internal kas.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya

Tingkat kecakapan pegawai mempengaruhi sukses atau tidaknya suatu sistem pengendalian internal. Apabila sudah disususn struktur organisasi yang tepat, prosedur-[rosedur yang baik, tetapi tingkat kecakapan pegawai tidak memenuhi syarat-syarat yang diminta, bisa dipastikan bahwa sistem pengendalian tidak akan berhasil dengan baik.

D. PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PERUM BULOG DIVRE SUMUT

Pengendalian internal kas sangat penting karena kas adalah salah satu aktiva yang paling lancar dan dapat digunakan sebagai alat tukar saat dibutuhkan. Pada umumnya setiap transaksi yang diterima selalu berhubungan dengan kas, baik penerimaan maupun pengeluaran. Pada dasranya penerimaan kas pada Perum Bulog Divre Sumut itu merupakan anggaran yang dianggarkan dari kantor pusat yang berada di Jakarta. Anggaran tersebutlah yang menjadi alat pembayaran dan penunjang operasional bagi Perum Bulog Divre Sumut. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu pengawasan inter kas yang baik terhadap transaksi yang baehubungan dengan kas. Tujuan dari pengendalian internal atas penerimaan kas adalah sebagai baerikut: 41 a. Menjamin bahwa seluruh penerimaan kas benar-benar diterima dan diamankan sebagai bilik pengawasan internal kas b. Menciptakan manfaat yang besar dari jumlah kas yang diterima dan dimiliki pengawasan intern kas Sistem akuntansi penerimaan kas yang ditetapkan oleh Perum Bulog Divre Sumut dapat dikatan baik, karena: 1. Diadakan pemisah fungsi pengurusan kad sengan fungsi pengeluaran kas 2. Terciptanya kerjasama yang baik antara bagian yang berhubungan dengan penerimaan kas 3. Diadakan pengawasan yang ketat pada fungsi penerimaan dan pencatatan kas 4. Harus ditunjuk dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas harus dicatat. Faktor-faktor yang mendukung seperti struktur organisasi, sistem otorisasi dan lain-lain. Bila ditinjau dari cara prosedur penerimaan kas yang dilakuakn perusahaan sehingga dapat dikatakan baik, karena: 1. Formulir-formulir dan catatan yang digunakan oleh Perum Bulog Divre Sumut memenuhi persyartan yang diterapkan dan tercantum dalam aspek pengawasan. 2. Penggunaan bukti-bukti yang telah dirancang dengan baik dan digunakan oleh perum bulog divre sumut untuk merekam penerimaan kas dalam bentuk sederhana sehingga mudah dimengerti cara pemakaiannya. Namun masing-masing formulir mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda. 42 3. Pencatatan bukti dengan sepanjang penerimaan kas tersebut telah dibuktikan dengan bukti-bukti, maka mencatatnya kedalam pembukuan dilakukan segera oleh bendahara untuk diproses lebih lanjut.

1. Pengendalian Internal Penerimaan Kas Perum Bulog Divre Sumut

Pengendalian internal kas yang baik harus dapat menjamin penerimaan dicatat apa adanya. Untuk mengawasi peneriaam kas, Perum Bulog Divre Sumut menerapkan: 1. Tugas dan tanggung jawab dalam menangani kas harus tegas, jelas dan pasti, 2. Transaksi harus dicatat dengan segera, 3. Pemakaian kwitansi yang bernomor urut harus dicatat secara uptudate, 4. Penanganan atasb fisik kas hanya dilakukan oleh satu orang, 5. Memuat arsip untuk menyimpandokumen-dokumen sebagai tanda terima uang, 6. Memeriksa keabshan penerimaan kas, misalnya dibayar oleh siapa dan diterima oleh siapa 7. Untuk membutktikan kebenaran buku kas, bukti-buktipendukung kas serta saldo uangkas yang akan diperiksa, 8. Perusahaan harus menyimpan sejumlaah kas yang cukup untuk kebutuhan perusahaan sehari-hari, selebihnya dibuku kan ke buku kas umum.

2. Pengendalian Internal Pengeluaran Kas Perum Bulog

Pengendalian internal terhadap pengeluaran kas juga harus dilakukan sedemikian rupa, agar tidak terjadi kesalahan dan kecurangan yang 43 mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Sistem penerapan pengendalian yang memuaskan akan memberi kepastian bahwa pengeluaran yang dilakukan ada hubungannya dengan aktivitas perusahaan yang telah dibukukan serta mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang. Pengendalian internal terhadap pengeluaran kas antara lain: q. pengendalian menerapkan bagian-bagian tertentu yang berwenang untuk menandatangani kwitansi, cek, giro dan alat pembayaran lainnya dalam jumlah terentu. b. semua cek yang akan dibayar mempunyai nomor yang umumnya telah ditetapkan oleh bank.. c. tanggal cek harus sama dengan nama yang dictat dalam buku kas. d. nama dari penerima harus sama dengan nama yang dicatat dalam buku kas e. jumlah uang yang tertulis dicek harus sama dengan jumlah uang yangdicatat dalam buku kas f. seluruh bukti pengeluaran kas dan bank ditandatangani oleh manager keuangan dan administrasi sebagai bukti bahwa pengeluaran diketahui dan disetujui oleh perusahaan. g. seluruh transaksi harus dicatat segera tepat waktu. Dalam hal pengeluaran kas selalu terbuka kesempatan untuk berbuat kecurangan dengan cara menggunakan data secara tidak wajar tidak benar, untuk itu pengeluaran kas harus selalu dikelola dengan baik agar tidak merugikan perusahaan. Oleh sebab itu suatu sistem pengendalian internal kas sedapat mungkin dapat mencegah memperkecil penyelewengan terhadap kas. 44

D. prosedur Penerimaan Kas Perum Bulog Divre Sumut Prosedur Penerimaan Kas Perum Bulog Divre Sumut

Pada setiap perusahaan prosedur penerimaan kas merupakan hal yang sangat penting arena kas merupakan salah satu faktor utama jalannya kegiatan perusahaan. Prosedur penerimaan kas melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan agar transaksi kas tidak terpusat pada satu bagian saja. Hal ini erlu agar dapat memenuhi prinsip-prinsip pengendalian internal kas. Sebelum melihat prosedur penerimaan kas yang dilakukan oleh Perum Bulog Divre Sumut, terlebih dahulu penulis menguraikan yang menjadi sumber penerimaan kas, yaitu: a. APBN Anggaran Pendapatan Belanja Negara b. PNBP Pendapatan Negara Bukan Pajak Prosedur penerimaan yang dilakukan oleh Perum Bulog Divre Sumut adalah sebagai berkut: a. Penerimaan kas harus selalu didukung dengan bukti penerimaan kas dan permintaan uang muka ke bendahara, b. Semua cek yang diterima harus atas nama perusahaan c. Penerimaan kas harus selalu dicatat langsung ke buku perbendaharaan dengan tepat waktu, hal ini dapat mencegah penyalahgunaan uang kas, d. Bagian pembukuan harus mencatat semua penerimaan kas berdasarkan bukti penerimaan kas yang ada, dengan menggunakan voucher buki pembayaran kas e. Semua penerimaan kas harus dicatat tepat pada waktunya. Pencatatan yang tepat pada waktunya terhadap penerimaan kas akan dapat memberikan pertanggungjawaban yang efektif terhadap jumlah yang diterima. 45

E. prosedur Pengeluaran Kas pada Perum Bulog Divre Sumut