1 Seksio sesarea klasik 2 Seksio sesarea Profunda Faktor Sosiodemografi 1 Faktor Umur Ibu

23

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Jenis Seksio Sesarea 2.1.1 Pengertian Seksio Sesarea Istilah seksio sesarea berasal dari perkataan Latin caedere yang artinya memotong . Dalam hukum Roma terdapat hukum lex zaesarea. Dalam hukum ini menjelaskan bahwa prosedur tersebut dijalankan di akhir kehamilan pada seorang wanita yang sekarat demi untuk menyelamatkan calon bayi. 9 Seksio sesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat insisi pada dinding perut abdomen dan dinding rahim uterus. 9

2.1.2 Jenis Seksio Sesarea

Ada beberapa jenis seksio sesarea yang dikenal yaitu: a. Seksio sesarea transperitonealis

a.1 Seksio sesarea klasik

Pembedahan ini dilakukan dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira sepanjang 10 cm. Keuntungan tindakan ini adalah mengeluarkan janin lebih cepat, tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik dan sayatan bisa diperpanjang proksimal dan distal. Kerugian yang dapat muncul adalah infeksi mudah menyebar secara intraabdominal dan lebih sering terjadi ruptura uteri spontan pada persalinan berikutnya. 15

a.2 Seksio sesarea Profunda

Dikenal juga dengan sebutan low cervical yaitu sayatan pada segmen bawah rahim. Keuntungannya adalah penjahitan luka lebih mudah, kemungkinan ruptura 7 Ezra Marisi D Sinaga : Karakteristik Ibu Yang Mengalami Persalinan Dengan Seksio Sesarea Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang Tahun 2007, 2009 USU Repository © 2008 24 uteri spontan lebih kecil dibandingkan dengan seksio sesarea dengan cara klasik, sedangkan kekurangannya yaitu perdarahan yang banyak dan keluhan pada kandung kemih postoperative tinggi. 15 b. Seksio sesarea ekstraperitonealis, yaitu seksio sesarea berulang pada seorang pasien yang pernah melakukan seksio sesarea sebelumnya. Biasanya dilakukan di atas bekas luka yang lama. 9 Tindakan ini dilakukan dengan insisi dinding dan fasia abdomen sementara peritoneum dipotong ke arah kepala untuk memaparkan segmen bawah uterus sehingga uterus dapat dibuka secara ekstraperitoneum. Pada saat ini pembedahan ini tidak banyak dilakukan lagi untuk mengurangi bahaya infeksi puerperal. 15 2.2 Epidemiologi 2.2.1 Distribusi dan Frekuensi Pada tahun-tahun terakhir ini seksio sesarea meningkat tajam, sebagian besar karena meluasnya pengenalan gawat janin yang jelas maupun yang masih merupakan dugaan, yang makin dapat dipertegas. 16 Di Amerika Serikat proporsi seksio sesarea meningkat drastis dari 5,5 pada tahun 1970 menjadi 15 pada tahun 1978 dan menjadi 24,4 pada tahun 1987. Dengan pelbagai upaya, pada tahun 1996 angka tersebut dapat bertahan sekitar 22,8 dan terus diusahakan untuk ditekan, sehingga stabil pada angka 15-18. Peningkatan ini disebabkan oleh karena teknik dan fasilitas operasi bertambah baik, operasi berlangsung lebih asepsis, teknik anestesis bertambah baik, kenyamanan pasca operasi dan lama rawatan yang bertambah pendek. Di samping itu morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal dapat diturunkan secara bermakna. 9,17 Di Amerika Serikat pada tahun 1965 sampai dengan Ezra Marisi D Sinaga : Karakteristik Ibu Yang Mengalami Persalinan Dengan Seksio Sesarea Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang Tahun 2007, 2009 USU Repository © 2008 25 1978 dilaporkan bahwa angka kematian ibu akibat seksio sesarea adalah 1dari 1.635 operasi CFR=0,06. 9,16 Persalinan dengan seksio sesarea memiliki kemungkinan risiko lima kali lebih besar terjadi komplikasi dibandingkan persalinan normal. Faktor risiko paling banyak dari seksio sesarea adalah akibat tindakan anestesi, jumlah darah yang dikeluarkan oleh ibu selama operasi berlangsung. 11 Penyebab utama kematian ibu yang mengalami seksio sesarea di Rumah Sakit Pirngadi Medan tahun 1979 1983 adalah infeksi, disusul perdarahan, dan preeklampsia berateklampsia. 18 Peningkatan angka seksio sesarea juga terjadi di Indonesia. Meskipun diktum once a cesarean alwayas a cesarean di Indonesia tidak dianut, tetapi sejak dua dekade terakhir ini telah terjadi perubahan trend seksio sesarea di Indonesia. 18 Dalam 20 tahun terakhir ini terjadi kenaikan proporsi seksio sesarea dari 5 menjadi 20. Seksio sesarea ini terlalu sering dilakukan sehingga para kritikus menyebutnya sebagai panacea obat mujarab praktek kebidanan. 9,19 Angka kejadian seksio sesarea sejak tahun 1980 jelas meningkat. Di RS. Cipto Mangunkusumo Jakarta proporsi seksio sesarea pada tahun 1981 sebesar 15,35 dan pada tahun 1986 meningkat menjadi 23,23. 11 Di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2005 proporsi persalinan dengan seksio sesarea tercatat 36,22 yaitu sebanyak 293 kasus dari 809 persalinan, dengan indikasi medis 94,7 dan indikasi sosial 5,3. 14 Ezra Marisi D Sinaga : Karakteristik Ibu Yang Mengalami Persalinan Dengan Seksio Sesarea Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang Tahun 2007, 2009 USU Repository © 2008 26

2.2.2 Faktor Determinan Seksio Sesarea

Faktor determinan seksio sesarea adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan pengeluaran janin dengan cara pembedahan. Faktor-faktor tersebut antara lain: a. Faktor Sosiodemografi a.1 Faktor Umur Ibu Umur reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah antara 20 35 tahun, di bawah dan di atas umur tersebut akan meningkatkan risiko kehamilan dan persalinan. Pada usia muda organ-organ reproduksi seorang wanita belum sempurna secara keseluruhan dan perkembangan kejiwaan belum matang sehingga belum siap menjadi ibu dan menerima kehamilannya dimana hal ini dapat berakibat terjadinya komplikasi obstetri yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan perinatal. 20 Kehamilan di atas umur 35 tahun mempunyai risiko 3 kali lebih besar terjadinya persalinan seksio sesarea dibandingkan dengan umur di bawah 35 tahun. 21

a.2 Suku