Perkawinan Ideal dan Pembatasan Jodoh

BAB III UPACARA PERKAWINAN SUKU MAKASAR DI SULAWESI SELATAN

3.1 Adat sebelum Perkawinan

Dalam kehidupan suku Makasar ada ungkapan yang berbunyi ”Tenapa Namgunnase’re tau punna nasi tutuk ulunna salanganna” yang berarti seseorang belum sempurna jikalau kepalanya belum berhubungan dengan bahunya. Arti dari ungkapan itu adalah manusia, menurut suku Makasar, baru dapat dikatakan sempurna jika mengikat sebuah hubungan rumahtangga. Begitu tingginya makna perkawinan menurut masyarakat suku Makasar hingga diibaratkan suami sebagai kepala dan isteri sebagai bahu. Perkawinan mempunyai arti penting karena perkawinan adalah suatu cara untuk melanjutkan keturunan yang didasari dengan cinta kasih. Perkawinan juga membina hubungan yang erat antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain, antara suku dengan suku yang lain, dan bangsa dengan bangsa yang lain.

3.1.1. Perkawinan Ideal dan Pembatasan Jodoh

Proses perkawinan dengan berbagai macam pelaksanaanya didalam masyarakat merupakan hal yang mendapat perhatian yang sangat penting di dalam keluarga. Oleh sebab itu maka sewajarnyalah seseorang yang akan memilih jodoh dan orangtua yang memilihkan jodoh untuk anaknya mempertimbangkan masak- masak tentang pasangan anaknya. Pertimbangan itu bertujuan agar sang anak memperoleh kehidupan berkeluarga yang bahagia. Pertimbangan lain dalam mencari jodoh adalah masalah kesepadanan dalam bahasa Makasar ”Kasiratangang”. Dalam kedudukan sosial, kasiratanggang adalah hubungan yang sejajar dan sepadan yang tidak akan menimbulkan masalah baru di dalam masyarakat. Dalam pandangan suku Makasar perkawinan yang ideal adalah perkawinan dalam lingkungan kerabat utamanya dalam kerabat yang berada dalam garis orizontal sebagai berikut : 1. Perkawinan antara Sampo Sikali sepupu sekali hubungan perkawinan ini Oni Utami Damanik : Minami Sulawesi No Makasaruzoku No Kekkon Shiki, 2007 USU e-Repository © 2009 disebut siallenang baji’na perjodohan yang paling baik 2. Perkawinan antara Sampo Pinruang sepupu dua kali hubungan perkawinan ini disebut Nipassikaluki 3. Perkawinan antara Sampo Pintalung sepupu tiga kali dan seterusnya. Hubungan perkawian ini disebut Nipakamani Bellaya yang jauh didekatkan Dalam adat Makasar perkawinan kerabat yang berada dalam lingkungan garis kekerabatan secara vertikal pun diperbolehkan. Tetapi ini bukanlah merupakan suatu perkawinan yang ideal. Perkawinan antara paman dan kemenakan, perkawinan antara bibi dan kemenakan bukanlah sebuah perkawinan yang ideal karena adanya hubungan vertikal ke atas dan ke bawah. Ada juga perkawinan yang disebut dengan salimarak. Salimarak merupakan sebuah perkawinan yang tidak wajar karena salimarak adalah hubungan perkawinan yang terjadi dalam lingkungan kekerabatan yang masih mempunyai pertalian darah yang sangat dekat. Dalam istilah antropolgi Salimarak disebut ”incest”. Perkawinan itu dilarang apabila terjadi dengan : - Ibu Kandung - Bapak kandung - Ibu dari ibu kandung nenek - Bapak dari bapak kandung kakek - Anak laki-laki atau perempuan - Saudara baik laki-laki maupun perempuan - Saudara dari ibu - Anak saudara - Cucu saudara - Ibu tiri - Bapak tiri - Mertua Dari istri atau saudara - Menantu suami dari istri atau anak Oni Utami Damanik : Minami Sulawesi No Makasaruzoku No Kekkon Shiki, 2007 USU e-Repository © 2009 Pada zaman dahulu apabila terjadi perkawinan dalam golongan yang disebut di atas, pelakunya dihukum Niladung. Keduanya ditenggelamkan ke dalam air dengan tubuh diikat ke batu yang besar agar tenggelam.

3.1.2. Bentuk-bentuk Perkawinan