Upacara Appanai Leko Caddi menaikkan sirih kecil Upacara Appanai Leko Lompo upacara menaikkan sirih besar

Sunrang ialah pemberian dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang dikawininya. Sunrang dapat berupa uang maupun barang. b. Do E’ balanja Do’E balanja juga berarti uang belanja. Besarnya uang belanja ini tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak. Selain uang belanja ada juga yang disebut dengan ”cingkara” yaitu pemberian hadiah dari keduabelah pihak kepada bakal menantu masing-masing. Biasanya hadiah itu berupa perhiasan emas. ”Cingkara” akan mejadi harta bawaan bagi kedua orang suami istri.

3.2.1.1. Upacara Appanai Leko Caddi menaikkan sirih kecil

Pihak laki-laki yang sedang mengundang sanak keluarganya kemudian pergi bersama-sama ke rumah pihak keluarga perempuan untuk mengantarkan ”loko caddi” sirih kecil. Pihak perempuan pun mengundang sanak keluarganya untuk bersama-sama menantikan tamunya dalam rangka peresmian waktu perkawinan. Selain keluarga keduabelah pihak hadir pula dalam acara ini penghulu adat untuk menyaksikan peresmian tersebut. ” Leko caddi” dibawa oleh pihak laki-laki. Yang membawa leko caddi terdiri dari laki-laki dan perempuan yang berpakaian adat lengkap. Biasanya acara loke caddi sering digandengkan dengan membawa ” Cincing Passikok” cincin pengikat dan uang belanja. Setelah fase-fase peminangan dilalui dan kedua belah pihak telah sepakat tentang penentuan waktu perkawinan, maka dimulailah acara ”Abbarita” penyampaian berita. Pada acara ini keluarga dari kedua belah pihak lalu mendatangi seluruh sanak saudara dan memberitahukan rencana perkawinan yang akan dilaksanakan.

3.2.1.2. Upacara Appanai Leko Lompo upacara menaikkan sirih besar

Tujuh atau tiga hari sebelum hari perkawinan ”leko lompo” sirih besar diantarkan dari rumah pihak laki-laki ke rumah pihak perempuan. Dalam acara ini barang yang diantar adalah : a. Sirih pinang lengkap. Terdiri dari daun sirih beberapa ikat, pinang, tembakau, gambir, dan kapur secukupnya. Oni Utami Damanik : Minami Sulawesi No Makasaruzoku No Kekkon Shiki, 2007 USU e-Repository © 2009 b. Gula merah beberapa biji, beberapa tandan kelapa, beberapa tandan pisang, beberapa buah nanas, jeruk dan , beberapa jenis buah-buahan lain yang dibawa dalam usungan anyaman bambu yang berbentuk segi empat. c. Berbagai macam kue tradisional seperti lobo, kue bugis, kue lapis dan bermacam kue lainnya. Setiap usungan dibawa oleh seorng yang berpakaian adat. Yang besar dan berat dibawa oleh laki-laki dan yang ringan biasanya dibawa oleh perempuan. Arak-arakan sirih pinang ini di meriahkan oleh bunyi-bunyian yang terdiri dari gandrang, gong, dan pui-pui. Dewasa ini di samping bunyi-bunyian tersebut dimeriahkan pula oleh musik. Setibanya di rumah pengantin perempuan, seseorang sebagai pemimpin pihak laki-laki menyerahkan secara resmi segala antara yang diterima pihak perempuan. Selanjutnya ditentukanlah waktu kedatangan pihak laki-laki untuk menikahi pihak perempuan secara resmi. Selesai dijamu, pihak keluarga laki-laki minta diri. Sebelum pihak laki- laki pulang, pihak perempuan menyerahkan antara balasan isinya adalah perlengkapan untuk pengantin laki-laki sebagai imbalan barang yang telah diterimanya. Tiga hari sebelum upacara perkawinan calon mempelai laki-laki atau perempuan melakukan upacara ”abarumbung” mandi uap. Upacara ini bertujuan agar pengantin mempunyai kondisi fisik yang prima pada saat upacara perkawinan. Selain mandi uap, kedua calom pengantin melakukan upacara ”akkorongtigi” yaitu memberi warna merah pada kuku calon pengantin dengan ramuan daun pacar.

3.2.2. Upacara Perkawinan