Ketentuan Standard Indonesia Rubber SIR

terjadi jika dipanaskan terlalu lama pada suhu tinggi PRI rendah. Jadi pengeringan suhu tinggi yang terlalu lama harus selalu dihindarkan dengan menjaga secara cermat keadaan dryer termasuk pengatur suhu rekorder. f. Perendaman dan Penggilingan Lump mangkok dan skrep biasanya direndam untuk membersihkan kotoran. Pada perendaman itu ternyata bukan hanya kotoran yang terbuang tetapi anti oksidantnya juga tercuci. Oleh karena itu sangat perlum dijaga agar perendaman lump atau skrep tidak lebih dari 3 hari agar PRI tideak terlalu rendah. g. Perlakuan dengan bahan kimia Jika dianggap perlu, PRI dapat diperbaiki dengan cara merendam yang telah dibutirkan dalam suatu larutan bahan kimia. Bahan kimia yang dapat digunakan untuk menaikkan PRI antara lain : asam fosfat, asam oksalat, dan thiorea. Tabel 2.3. Pengaruh perendaman dalam bahan kimia terhadap PRI: Remahan di rendam dalam : PRI Air 45 H 3 PO 4 0,5 70 COOH 2 82 Thiourea 72 4

2.9. Ketentuan Standard Indonesia Rubber SIR

Ketentuan tentang SIR pada mulanya didasarkan di Jakarta, dimana Mentri Perindustrian dan Perdagangan dengan SK-nya No. 143 KP V 69 yang berlaku mulai 18 Juni 1969 secara efektif pada tanggal 1 Januari 1970 telah menetapkan ketentuan – ketentuan SIR sebagai berikut : 1. Standard Indonesia Rubber SIR adalah karet alam yang dikeluarkan dari daerah – daerah yang termasuk dalam lingkungan Negara Republik Indonesia. 2. Standard Indonesia Rubber SIR yang diperdagangkan dalam bentuk bongkahan block dengan ukuran 28 x 6,5 inci. Bongkahan – bongkahan yang telah dibungkus dengan plastic polyetilen, tebal 0,03 mm, dengan titik pelunakan kurang dari 180 C, berat jenis 0,92 dan bebas dari segala macam bentuk pelapis Coating. Pengepakan selanjutnya dapat dilakukan dalam kantung kertas kraft 4 ply atau dalam bentuk pallet seberat ½ ton atau 1 ton. 3. Mutu untuk SIR ditetapkan berdasarkan spesifikasi teknis, berbeda dengan cara visual yang konvensional sebagaimana tercantum dalam “International Standard Of Quality And Packing For Natural Rubber The Green Book “ 4. Standard Indonesia Rubber terdiri dari atas empat jenis mutu dengan spesifikasi te knis SIR 5, SIR 10, dan SIR 20. Semua jenis Karet yang diperdagangkan dalam bentuk SIR harus disertai dengan penetapan nilai Plasticity Retention Index PRI dengan menggunakan tanda huruf : “ H “ untuk PRI lebih besar atau sama dengan 80 “ M “ untuk PRI antara 60 – 79 “ S “ untuk PRI antara 30 – 59 Karet ang mempunyai nilai PRI lebih rendah dari 30 tidak dipekenankan dimasukkan dalam SIR. 5. Warna karet tidak menjadi bagian dalam spesifikasi teknis. 6. Setiap produsen dari SIR dengan mutu apapun diwajibkan untuk mendaftarkan pada Departemen Perdagangan. Oleh Departemen Perdagangan akan diberikan Tanda Pengenal Produsen kepada setiap produsen karet bongkah, untuk setiap pabrik yang diusahakannya. 7. Setiap mutu SIR diwajibkan untuk menyerahkan contoh – contoh hasil produksi kepada Balai Penelitian Bogor atau Balai Penelitian Perkebunan Medan, sesuai dengan ketentuan – ketentuan yang ditetapkan oleh kedua balai tersebut, untuk mendapatkan Surat Penetapan Jenis Mutu Produksi. 8. Setiap ekspor karet SIR wajib disertai dengan sertifikat kualitas yang dikeluarkan disahkan oleh Badan Lembaga Penelitian Perindustrian. 9. Setiap pembungkus bongkah dari SIR harus diberi tanda dengan lambing SIR dan menurut ketentuan – ketentuan yang diberikan oleh Departemen Perdagangan. 10. Ekspor dari karet bongkah yang tidak memenuhi syarat – syarat SIR diatas, akan dilarang. 6 Proses Pengolahan Pallet SIR 20 I. Raw Material Pertama – tama bahan baku getah karet yang telah digumpalkan diangkut dari lapangan menuju pabrik. Kemudian bahan baku tersebut diletakkan di dalam tempat penampungan bin dan disortir ataupun dipisahkan antara Slab,C 1 , dan C 2 . detelah bahan baku disortir, maka dilakukan proses Precleaning. Adapun tahap – tahap proses mesin precleaning adalah sebagai berikut : 1 Pemotongan bahan Slab Cutter Memotong bahan baku menjadi ukuran yang lebih kecil dengan menggunakan slab cutter. 2 Pencucian bahan Washing Settling Tank 1 Bahan yang telah dipotong dari slab cutter masuk ke dalam tangki yang berisi air untuk mencuci bahan dari pengaruh kontaminasi dan dilakukan blending bahan. 3 Mencincang bahan Prebreaker Kemudian bahan ditransfer ke prebreaker untuk dilakukan pencincangan bahan menjadi ukuran yang lebih halus. 4 Pencucian bahan Washing Settling Tank 2 Selanjutnya bahan ditransfer ke prebreaker untuk dilakuka pencincangan ulang dan kemudian bahan diblending kembali. 5 Mencincang bahan Hammer Mill Setelah bahan dicuci kembali, lalu bahan dicincang kembali menjadi ukuran yang lebih kecil dengan menggunakan Hammer Mill. Hasil yang diperoleh dari proses pencincangan ini, akan ditampung di dalam sebuah tangki besar dan kemudian diangkut dengan menggunakan truk ke tempat penampungan Bin. Bahan ini dikeringkan selama 2 hari, yang selanjutnya akan diolah pada proses wet dan dry processing.

II. Wet and Dry Processing 1.

Blending Bahan C 1 dan C 2 Cyclone Tank Blending bahan di dalam Cyclone yang berisi air dengan menggunakan Mesin Mixer.

2. Mencincang Bahan Prebreaker I

Mencincang bahan dengan menggunakan Prebreaker I.

3. Blending Bahan Cyclone Tank

Blending bahan dengan menggunakan peralatan mesin mixer dan menghilangkan kontaminasi dari kotoran dengan menggunakan pipa sirkulasi air berbentuk limas, dimana proses pemisahan kontaminasi kotoran dari bahan berdasarkan berat jenis.

4. Mencincang Bahan Prebreaker II

Mencincang bahan dengan menggunakan Prebreaker II.

5. Blending Bahan Washing Settling Tank 1

Blending bahan di dalam tangki 1 yang berisi air dengan menggunakan mesin mixer, dan menyaring bahan dari kontaminasi dengan menggunakan wadah pembatas diantara penyekat pada dinding tangki yang terdapat di dalam tangki 1. kemudian bahan ditransfer ke tangki 2 dengan menggunakan Screw Conveyor.

6. Blending Bahan Washing settling Tank 2

Blending bahan di dalam tangki 2 yang berisi air dengan menggunakan mesin mixer, dan menyaring bahan dari kontaminasi dengan menggunakan mesin Blower. Kemudian bahan ditransfer ke tangki 3 dengan menggunakan mesin Screw Conveyor dan akan melewati Hammer Mill.

7. Mencincang Bahan Hammer Mill

Mencincang bahan agar lebih halus dengan mesn Hammer Mill.

8. Blending Bahan Washing Settling Tank 3

Blending bahan di dalam tangki 3 yang berisi air dengan menggunakan mesin Blower.Kemudian bahan ditransfer ke tangki 4 dengan menggunakan mesin Screw Conveyor dan akan melewati Extruder.

9. Mencincang Bahan Extruder

Mencincang bahan agar lebih halus dengan menggunakan Extruder I sehingga menjadi partikel-partikel yang lebih kecil dengan ketebalan sekitar 6 mm.

10. Blending Bahan Washing Settling 4

Blending bahan di dalam tanki 4 yang berisi air dengan menggunakan mesin mixer, dan menyaring bahan dari kontaminasi dengna menggunakan mesin Blower. Kemudian bahan ditransfer ke dalam extruder II.

11. Mencincang Bahan dan Menyaring bahan dari kontaminasi Extruder II

Mencincang bahan agar lebih halus dengan menggunakan Extruder II sehingga menjadi partikel-partikel karet yang halus dengan ketebalan sekitar 2 mm dan kemudian menyaring bahan dari kontaminasi dengan menggunakan gas cyclone berdasarkan tekanan udara yang dialirkan melalui pipa-pipa blower.

12. Air Classifier

Partikel – partikel karet yang telah didorong dengan menggunakan tekanan udara melalui pipa blower menuju trolley. Setiap satu trolley terdiri dari 28 kotak yang dibatasi oleh sekat yang terbuat dari stanless steel. Kemudian trolley ditempatkan di depan dryer di atas pusher untuk menunggu waktu disorong masuk.

13. Drying

Proses Drying dilakukan dalam 2 tahapan, dimana setiap tahapan membutuhkan waktu selama 13 menit. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut : - Tahap I Pengeringan Partikel – partikel karet dikeringkan dalam Jangka waktu 13 menit 40 detik. - Tahap II Pemasakan Setelah dilakukan pengeringan,selanjutnya dilakukan pada jangka waktu 3 menit 40 detik. Pada proses drying ini, pertikel – partikel karet tidak langsung bersentuhan dengan api, tetapi hanya menggunakan panas api yang dihembuskan melalui Fan. Fan ini juga berfungsi melakukan pendinginan setelah proses pemasakan.

14. Penimbangan

Lalu bale tersebut ditimbang sebanyak 35 kg, 1 bale = 35 kg, dan 1 pallet = 36 bale.

15. Pengambilan Sampel

Beberapa bagian bale tersebut dipotong – potong untuk dijadikan sample yang akan dianalisa dalam laboratorium Quality Control.

16. Pengepresan

Setelah itu, dilakukan proses pengepresan untuk memadatkan bale.

17. Deteksi logam

Bale yang telah dipress, dilewatkan melalui mesin detector yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan logam yang terdapat pada bale.

18. Pengemasan

Setelah bale dideteksi, lau bale dikemas dengan plastic dan disusun dalam 1 pallet dan dikirim ke gudang penyimpanan untuk dilakukan proses packing. PROSES PAKING 1. Pengecekan Forklit diperiksa sebelum melakukan aktifitasnya.

2. Penyortiran Metal Box

- Pemeriksaan metal box yang layak dan tidak untuk kemasan - Membersihkan kaki metal box yang ada kontaminan

3. Pendistribusian Metal Box yang bagus ke pabrik

- Pentransferan Metal Box kosong ke masing – masing pabrik - Metal box dilapisi dengan Top Layer sebagai tempat untuk menyimpan pallet

4. Pentransferan pallet dari pabrik ready process

- Pallet – pallet dari masing – masing dilangsir ke gudang - Pallet di check dan ditimpa dengan batu penimpa untuk merapatkan pallet dengan metal box, agar termuat dengan rapi.

5. Pengepakan Pengemasan pallet

- Pallet dikemas dengan alat pengepak yang berupa plastic Cover. - Plastik Cover dikompor atau direkatkan pada metal box dengan menggunakan Shrink Gun. - Pengecekan ulang label marking dengan deklarasi terakhir diterima.

6. Penimpaan dan penyususunan pallet ready export

- Pallet selesai dikemas, ditimpa dan disusun dengan teratur di dalam gudang - Formasi susunan pallet 1 – 24 untuk baris 1 dan 25 – 48 pada baris kedua. 7. Pengiriman Pallet - Pengiriman berdasarkan DO dari raffik. - Pemeriksaan label marketing - Pemeriksaan air di pallet dengan kertas test - Pemeriksaan kaki metal box dan kebersihan kemasan.

BAB III METODE PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat - Wallace Plastimeter - Lab. Mill - Wallace Punch - Kertas TST - Talam Aluminium - Thickness gauge - Gunting - Oven

3.1.2. Bahan

- Karet SIR 20

3.2. Prosedur Untuk SIR 20

- Pastikan alat PoPRI dalam keadaan layak dan aman untuk digunakan - Ditimbang sample ex blending sebanyak 30 gram ditipiskan sebanyak 3 pass dengan Thickness 1,7 ± 0,1 mm - Dipotong – potong menjadi enam bagian dengan menggunakan Wallace stry Sebanyak 6 butir 3 butir untuk Po dan 3 butir untuk Pa - Masukkan sample dalam plastimeter

Dokumen yang terkait

Pengendalian Kualitas Pada Proses Produksi Crumb Rubber Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate

52 291 167

Perlakuan Pengeringan Bahan Baku Karet Remah Untuk Mendapatkan Nilai Pri Sesuai Dengan Parameter Mutu Karet Sir 10 Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate - Dolok Merangir

7 54 44

Penentuan Viskositas Pada Waktu Pemanasan 1 Menit Dan Setelah 4 Menit Terhadap SIR 20CV Di PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir

2 38 55

Analisis Konsistensi Mutu Crumb Rubber di Pabrik Karet PT.Bridgestone Sumatra Rubber Estate

17 61 75

Pengaruh Pengeringan Bahan Baku Karet Remah Terhadap Nilai ASHT Sesuai Dengan Mutu Karet SIR 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber estate Dolok Merangir

10 93 52

Pengaruh Kombinasi Komposisi Bahan Olah Karet Terhadap Tingkat Konsistensi Plastisitas Retension Indeks (Pri) Karet Remah Sir 20 Di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Dolok Merangir

3 58 55

Analisa Kadar Kotoran (Dirt Content) Dan Kadar Abu (Ash Content) Pada Karet Remah Sir 20 Pt.Bridgestone Sumatra Rubber Estate, Tbk Dolok Melangir – Serbelawan

22 182 63

Analisis Economic Value Added Sebagai Tolok Ukur Penciptaan Nilai Perusahaan Pada Pt Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir

0 34 82

Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun

5 88 103

Manajemen penyadapan karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Dolok Merangir Estate, PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate, Simalungun, Sumatera Utara

0 28 83