58 Tabel 2. Data Tindak Kriminal di Terminal Amplas
Jumlah Kasus No.
Jenis kejahatan 2004
2005 Keterangan
1. Pembunuhan -
- 2. Aniaya
berat 8
9 3 Aniaya
ringanbiasa -
- 4. Curat
1 4
5. Curas 3
1 6. Curan
1 -
7. Curi biasa
- 5
8. Pemkebakaran -
1 9. Narkotika
- -
10 Uang palsu
- -
11. Pemerasan 2
4 12. Perjudian
- -
13. Perzinahan -
- 14. Perkosaan
- -
15. Penculikan -
- 16. Perusakan
- 2
17. Penipuan 1
2 18. Penggelapan
- 1
19. Penadah -
- 20. Kesopanansusila
- -
21. Korupsi -
- 22. Ketertiban
umum -
- 23. Sajam
2 1
24. Lain-lainperasaan tidak senang
- 2
Jumlah 18 32
Sumber: Kepolisian Sektor Polsek Patumbak
4.2 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut: pengamatan langsung dokumentasi yang dilakukan pada lokasi-lokasi
yang mengambarkan tidak efektifnya fungsi Terminal Amplas antara lain persimpangan
Amplas, kondisi fasilitas utama dan pendukung terminal, lokasi-lokasi pool dan agen atau kantor
administrasi perusahaan angkutan yang digunakan sebagai tempat menaikkan dan menurunkan
penumpang. Wawancara tidak terstruktur dilakukan sebagai survai pendahuluan yang digunakan
untuk memperoleh data kriteria-kriteria yang menjadi dasar dalam penyusunan kuesioner
wawancara terstruktur, serta wawancara terstruktur yang merupakan wawancara langsung kepada
responden dengan menggunakan panduan-panduan dalam memperoleh data secara terstruktur melalui
koesioner yang instrumennya telah diperoleh melalui hasil survai wawancara tidak terstruktur.
4.3 Pengolahan
Data
Berdasarkan konsep penyusunan hierarki yang telah diuraikan di atas maka dapat dinyatakan
bahwa prioritas kriteria-kriteria yang menyebabkan tidak efektifnya fungsi Terminal Amplas
merupakan hasil pembobotan otoritas komponen, pembobotan prioritas kriteria, dan penentuan
prioritas lokal. Pembobotan otoritas komponen dilakukan dari
hasil wawancara, kuesioner, dan penentuan komponen sesuai dengan tujuan studi yaitu
kepada pejabat pemerintah yang memiliki kewenangan dengan efektivitas terminal. Dari
data hasil wawancara kuesioner diperoleh data matrik berpasangan untuk masing-masing responden,
selanjutnya dihitung bobot masing-masing komponennya untuk mendapatkan nilai eigen
maksimumnya. Dari nilai eigen maksimum dihitung nilai konsistensinya dan diakhiri dengan
Universitas Sumatera Utara
Abdul Ghani Salleh Basaria Talarosha
59
Peta sepanjang Jl. SM Raja
menghitung rasio konsistensi CR di mana jika nilai rasio konsistensinya ≤ 0,1 maka jawaban
responden terhadap kuesioner yang diajukan dapat digunakan untuk analisa selanjutnya.
Pembobotan prioritas kriteria perhitungannya sama dengan perhitungan bobot otoritas komponen
hanya responden yang diwawancarai lebih banyak karena menyangkut komponen penumpang,
komponen operator, dan komponen pemerintah, dan yang diwawancarai merupakan kriteria-kriteria
faktor-faktor yang menyebabkan tidak efektifnya terminal meliputi kriteria tingkat pelayanan jalan,
aksesibilitas, kenyamanan lingkungan, keamanan lingkungan dan fasilitas terminal.
Penentuan prioritas lokal merupakan penilaian urutan kriteria-kriteriafaktor-faktor yang
menyebabkan tidak efektifnya Terminal Amplas. Penilaian ini dilakukan dengan mengalikan nilai
bobot otoritas komponen dan nilai bobot kriteria selanjutnya dibagi dengan jumlah resoponden
yang diwawancarai. 5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1 Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian
Gambar 5. Peta Lokasi Penelitian di Kecamatan Medan Amplas
Gambar 6.
Peta sepanjang Jl. SM Raja dan Persimpangan Amplas
Gambar
7. Jarak Lokasi Terminal Amplas dan
Persimpangan Amplas ± 500 m
5.2 Analisis Kriteria Efektivitas Analisis kriteria efektivitas ini merupakan