Abdul Ghani Salleh Basaria Talarosha
53 Morlok 1985 menyatakan bahwa fungsi
terminal transportasi antara lain memuat penumpangbarang ke atas kendaraan transpor
serta membongkar dan menurunkannya, menampung penumpangbarang dari waktu tiba
sampai waktu berangkat, kemungkinan untuk memproses barang, membungkus untuk diangkut,
menyediakan kenyamanan penumpang misal pelayanan makanan, menyiapkan dokumen
perjalanan, menimbang muatan, menyiapkan rekening, memilih rute, menjual tiket penumpang,
memeriksa pesanan tempat, menyimpan kendaraan dan komponen lainnya, memelihara dan
menentukan tugas selanjutnya, mengumpulkan penumpang dan barang di dalam grup-grup
berukuran ekonomis untuk diangkut misalnya untuk memenuhi kereta apipesawat udara dan
menurunkan mereka sesudah tiba di tempat tujuan.
Menurut Direktorat Bina Sistem Prasarana 1998, fungsi utama terminal antara lain sebagai traffic
concentration, prosessing, classification and sorting, loading and unloading, storage, traffic
interchange, service availability, dan maintenance, servicing and emergency.
2.4 Fasilitas Terminal Penumpang Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No
31 tahun 1995 tentang Terminal Transporasi Jalan, fasilitas yang harus dimiliki oleh sebuah
terminal penumpang meliputi fasilitas utama yaitu jalur pemberangkatankedatangan, tempat tunggu
kendaraan angkutan umum, tempat tunggu penumpang danatau pengantar, jalur lintasan,
kantor terminal, loket penjualan karcis, rambu- rambu dan papan informasi, tempat parkir
kendaraan pengantar dan taksi, sedangkan fasilitas penunjang terminal meliputi kamar
keciltoilet, musala, kioskantin, ruang pengobatan, ruang informasi dan pengaduan, serta telepon
umum dan taman. 2.5 Penyelenggaraan Terminal
Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 1995, penyelenggaraan terminal penumpang
meliputi kegiatan pengelolaan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pengoperasian
terminal, kegiatan pemeliharaan yaitu kegiatan yang menjamin agar terminal tetap bersih, teratur,
tertib, rapi serta berfungsi sebagaimana mestinya, dan penertiban terminal yaitu penertiban terhadap
penumpang, penggunaan fasilitas terminal sesuai peruntukannya, penertiban terhadap gangguan
pedagang asongan, pengemis, dan calo serta penertiban terminal dari gangguan keamanan.
2.6 Analisa Keputusan Menurut Mangkusubroto 1987 dalam Krishnomo
1998, teori keputusan adalah teori yang mempelajari bagaimana sikap pikir yang rasional
dalam situasi yang amat sederhana, tetapi mengandung ketidakpastian. Karena itu analisa
keputusan pada dasarnya adalah suatu prosedur logis dan kuantitatif, tidak hanya menerangkan
proses pengambilan keputusan tetapi merupakan suatu cara untuk membuat keputusan. Analisa
keputusan dalam penelitian ini meliputi pengambilan keputusan, menetapkan hierarki
tujuan, pemilihan responden dan penetapan kriteria efektivitas terminal.
2.7 Proses Analisa Hierarki Proses analisa hierarki dikembangkan oleh
Thomas L. Saaty pada tahun 1991. Metode ini memecahkan permasalahan dengan cara
menstruktur masalah sistem yang kompleks atas komponen-komponennya dalam susunan yang
bertingkat hierarki sehingga hubungan antar- komponen akan mudah dipelajari. Setiap hierarki
terdiri dari beberapa komponen yang apabila dipandang perlu, maka setiap komponen dapat
diuraikan menjadi sub-sub komponen yang lebih spesifik dan dapat diteruskan sampai diperoleh
komponen yang sudah dapat dikendalikan atau sudah operasional. Metode ini dipakai untuk
mencari bobot dari setiap struktur aktivitas atau kriteria yang bersifat hierarki sehingga dapat
dicari bobot setiap tingkat elemen secara hierarki. Menurut Kadarsyah dan Ramdhani 2000,
tahapan-tahapan metode analisa proses hierarki di dalam pemecahan suatu permalahan meliputi
pendefinisian masalah dan penentuan solusi yang diinginkan, menyusun struktur hierarki yang
diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan subtujuan-subtujuan, kriteria dan kemungkinan
alternatif-alternatif pada tingkatan yang paling
Universitas Sumatera Utara
54 bawah, membuat matrik perbandingan berpasangan
yang menggambarkan konstribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap setiap tujuan
atau kriteria yang setingkat di atasnya, melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh
judgement seluruhnya n x [n-12] buah, meng- hitung nilai eigen dan menguji konsistensinya,
menghitung vektor eigen dari setiap matrik perbandingan berpasangan, serta memeriksa
konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10 persen maka penilaian data judgement harus
diperbaiki.
3. METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Alat Penelitian