3.4.2 Pembuatan Larutan Uji Omefulvin
− Disediakan alat disolusi yang mempunyai 6 buah gelas disolusi.
− Dimasukkan 900 ml media disolusi na-lauril sulfat p pada masing-
masing gelas disolusi. Hidupkan alat disolusinya, ditunggu media disolusinya hingga suhu 37
o
± 0,5
o
C. −
Ke enam kaplet Omefulvin dimasukkan pada masing-masing gelas disolusi kemudian alat tersebut dijalankan dengan laju kecepatan 100 rpm
selama 60 menit. −
Setelah proses disolusi selesai lalu matikan alat disolusinya, saring hasilnya.
− Dipipet 1 ml filtratnya, dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml.
ditambahkan dengan larutan methanol:air 4:1 sampai tanda, kemudian dihomogenkan.
− Dipipet 1 ml larutan tersebut, dan masukkan ke dalam labu tentukur 10
ml. ditambahkan dengan larutan methanol:air 4:1 sampai tanda, kemudian dihomogenkan.
− Diukur absorbansi larutan uji B dengan alat spektrofotometer sinar
tampak merk HP8453 pada panjang gelombang 291 nm.
3.4.3 Cara Penetapan Serapan
Serapan larutan baku A dan larutan uji B dapat diukur dengan spektrofotometer sinar tampak. Larutan tersebut dituang secara perlahan ke dalam
kuvet lalu diukur serapannya dengan alat spektrofotometer sinar tampak merk HP8453 pada panjang gelombang serapan maksimum 291 nm.
Perhitungan kadar zat berkhasiat Griseofulvin yang larut dalam 60 menit dapat dilakukan dengan rumus
Dimana : Vm = Volume media disolusi
Universitas Sumatera Utara
Vb = Volume awal larutan baku Fu = Faktor pengenceran larutan uji
Fb = Faktor pengenceran larutan baku Au = Absorbansi larutan uji
Ab = Absorbansi larutan baku Bb = Bobot baku yang ditimbang mg
Ke = Kandungan Griseofulvin yang tertera pada etiket mg Perhitungan kadar zat berkhasiat dilanjutkan dengan pengujian sampai
tiga tahap kecuali hasil pengujian memenuhi kriteria penerimaan tahap pertama S1 atau tahap kedua S2. Kriteria penerimaan dapat dilihat pada Tabel 1
dibawah ini. Tabel 1. Tabel Penerimaan Uji Disolusi
Tahap Jumlah Kapsul
yang diuji Kriteria Penerimaan
S1 6
Tiap unit sediaan kurang dari Q + 5 S2
6 Rata-rata dari 12 unit S1 + S2 + S3 adalah sama
dengan atau lebih besar dari Q dan tidak satu unit sediaan yang lebih kecil.
S3 12
Rata-rata dari 24 unit S1 + S2 + S3 adalah sama dengan atau lebih besar dari Q, tidak lebih dari 2 unit
sediaan yang lebih kecil dari Q – 15 dan tidak satu unit pun yang lebih kecil dari Q – 25.
Keterangan : S1 = Tahap pertama
S2 = Tahap kedua S3 = Tahap ketiga
Q = Jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang tertera pada masing-masing monografi. Q = 70.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil