BAB 4 TEKNIK PEMUTIHAN GIGI
4.1 Definisi
Teknik pemutihan gigi adalah prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan selama perawatan pemutihan gigi. Teknik perawatan yang digunakan tergantung
penyebab dan lokasi penyebab email atau dentin, bahan yang dipergunakan, prognosis perawatan dan rencana perawatannya.
3
Perawatan pemutihan gigi atau bleaching dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu bleaching secara internal atau intrakoronal seperti dilakukan pada gigi non vital
yang telah dilakukan perawatan saluran akar dan bleaching secara eksternal atau ekstrakoronal yang dilakukan pada gigi vital yang mengalami perubahan warna.
3,9
4.2 Teknik pemutihan gigi
4.2.1 Teknik intrakoronal
Indikasi pemutihan gigi intrakoronal pada gigi non vital adalah gigi nekrosis, pewarnaan gigi disebabkan faktor intrinsik, tidak ada kelainan periodontal, memiliki
ketebalan email dan dentin yang cukup. Metode bleaching yang umum dilakukan untuk gigi non vital ini adalah teknik walking bleach, termokatalitik dan teknik dengan
karbamid peroksida 10.
11
Teknik walking bleach memakai campuran superoxol hidrogen peroksida 30-35 dan natrium perborat. Pertama-tama, vaselin diaplikasi pada jaringan sekitar
gigi yang akan dirawat dan gigi diisolasi dengan rubberdam untuk menghindari iritasi.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian, kavitas dipreparasi serta dilakukan perawatan saluran akar. Gutaperca sebagai bahan pengisi saluran akar dikurangi dengan plugger panas sebanyak 2 mm ke arah
apikal. Rongga pulpa dibersihkan dengan xylene atau isopropil alkohol 70, kemudian dikeringkan dengan aliran udara. Pasta campuran natrium perborat dengan
superoxol diletakkan di dalam rongga pulpa, kemudian ditutup dengan tumpatan sementara seng oksida eugenol selama seminggu dan diamati perubahan warna yang
terjadi. Kunjungan berikutnya dilakukan 3-7 hari kemudian untuk mengevaluasi hasil perawatan dan dilakukan perawatan ulang jika perlu.
9,13
Teknik kedua yaitu teknik termokatalitik, dilakukan dengan bantuan cahaya dan panas untuk mempercepatkan proses oksidasi. Teknik ini menggunakan hidrogen
peroksida yang diletakkan di dalam pulpa dan bahan oksidator dipanaskan dengan alat pemanas listrik hingga menghasilkan oksigen bebas yang aktif. Prosedur awal yang
dilakukan adalah sama seperti teknik walking bleach yang membedakannya adalah pada teknik termokatalitik kapas yang dibasahi hidrogen peroksida 30-35 superoxol
diletakkan dalam rongga pulpa, permukaan labial gigi ditutup dengan kapas yang telah dibasahi bahan pemutih. Sumber panas berupa sinar halogen dari photo-flood lamp
diarahkan pada gigi selama 6-7menit dan kapas dibasahi lagi dengan hidrogen peroksida. Langkah ini diulang 4-5 kali pada hari yang sama sehingga hasil yang diinginkan
diperoleh.
11,13
Teknik ketiga adalah teknik pemutihan intrakoronal dengan karbamid peroksida 10 dilakukan dengan menggunakan tray yang berisi karbamid peroksida pada saluran
akar terbuka seperti terlihat pada gambar 8 dan digunakan pada saat pasien tidur. Dimana di awal pertemuan pasien akan diinstruksikan cara pemakaian. Pada pagi hari gigi akan
Universitas Sumatera Utara
diirigasi dan ditutup dengan cotton pallet. Proses ini diulang oleh pasien sehingga hasil warna yang dikehendaki dapat diperoleh. Pada kunjungan berikutnya ke praktek, gigi
pasien yang telah mengalami perubahan warna akan ditumpat sementara oleh dokter gigi dengan penumpatan komposit selama 2 minggu. Ini bertujuan untuk menghilangkan
oksigen yang terhasil selama proses pemutihan dan menstabilkan warna gigi yang diperoleh setelah perawatan. Adanya sisa oksigen dalam rongga pulpa akan
mengakibatkan penurunan kekuatan ikatan restorasi dan warna gigi yang tidak homogen.
3,13
Gambar 8: Teknik intrakoronal dengan karbamid peroksida.
11
Akses saluran akar dibiarkan terbuka pada malam hari semasa penggunaan tray.
4.2.2 Teknik ekstrakoronal