INSTALASI LAMPU ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS APP KWH METER DAN PRINSIP KERJANYA

Lampu SON T 250 Watt LINE N F C Trafo BSN 250 W IGNITOR SN 58  Indeks Perubahan Warna – 1 – 2  Suhu Warna - Hangat  Umur Lampu – 24.000 jam  Pemanasan – 10 menit, pencapaian panas – dalam waktu 60 detik  Mengandung 1-6 mg sodium dan 20mg merkuri  Gas pengisinya adalah Xenon. Dengan meningkatkan jumlah gas akan menurunkan merkuri, namun membuat lampu jadi sulit dinyalakan.  Arc tube tabung pemacar cahaya di dalam bola lampu mempunyai lapisan pendifusi untuk mengurangi silau.

2.7. INSTALASI LAMPU

PENERANGAN JALAN UMUM KOTA MEDAN Instalasi lampu penerangan jalan umum di kota Medan dapat dilihat pada Gambar 2.18. Gambar 2.18. Instalasi Lampu Penerangan Jalan Umum Kota Medan Universitas Sumatera Utara

2.8. ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS APP

6 Untuk mengetahui besarnya tenaga listrik yang digunakan oleh pemakai pelanggan listrik untuk keperluan rumah tangga, sosial, usahabangunan komersial, gedung pemerintah dan instansi, maka perlu dilakukan pengukuran dan pembatasan daya listrik. APP merupakan bagian dari pekerjaan dan tanggung jawab pengusaha ketenagalistrikan PT. PLN, sebagai dasar dalam pembuatan rekening listrik. Pada sambungan tenaga listrik tegangan rendah, letak penempatan APP dapat dilihat pada Gambar 2.19. berikut ini : Gambar 2.19. Diagram Satu Garis Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Menengah Keterangan: GD : Gardu Distribusi TR : Jaringan tegangan Rendah SLP : Sambungan Luar Pelayanan SMP : Sambungan Masuk Pelayanan APP : Alat Pengukur dan Pembatas PHB : Papan Hubung Bagi SLTR : Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah IP : Instalasi Pelanggan Universitas Sumatera Utara Seperti telah dijelaskan di muka bahwa pengukuran yang dimaksud adalah untuk menentukan besarnya pemakaian daya dan energi listrik. Sedangkan yang dimaksud dengan pembatasan adalah pembatasan untuk menentukan batas pemakaian daya sesuai dengan daya tersambung. Gambar 2.20., 2.21.,dan 2.22. berikut ini contoh gambar alat ukur KWH meter. Gambar 2.20. KWH Meter Satu Fasa Analog dan Digital Gambar 2.21. KWH Meter Tiga Fasa Analog dan Digital Universitas Sumatera Utara Gambar 2.22. KWH Meter Tiga Fasa Dalam Panel Box

2.9. KWH METER DAN PRINSIP KERJANYA

8 Watt jam meter merupakan alat ukur untuk mengukur energi listrik dalam orde KWH. Karena energi merupakan perkalian antara daya dengan waktu, maka watt jam meter membutuhkan kedua faktor ini. Pada prinsipnya, watt jam meter mempunyai kecepatan sebanding dengan daya yang melaluinya. Total putaran dalam suatu waktu sebanding dengan total energi, atau watt-jam, yang dikonsumsi selama waktu tersebut. Alat ukur watt jam tidak sering digunakan di laboratorium tetapi banyak digunakan untuk pengukuran energi listrik komersil. Kenyataannya adalah bahwa di Universitas Sumatera Utara semua tempat di manapun, perusahaan listrik menyalurkan energi listrik ke industri dan pemakai setempat domestik. Alat ini bekerja berdasarkan prinsip kerja induksi. Elemen alat ukur watt jam satu fasa ditunjukkan pada Gambar 2.23. dalam bentuk skema. Kumparan arus dihubungkan seri dengan jala-jala, dan kumparan tegangan dihubungkan paralel. Kedua kumparan yang dililitkan pada sebuah kerangka logam dengan desain khusus melengkapi dua rangkaian magnet. Sebuah piringan aluminium ringan digantung di dalam senjang udara medan kumparan arus yang menyebabkan arus pusar mengalir di dalam piringan. Reaksi arus pusar dan medan kumparan tegangan membangkitkan sebuah torsi aksi motor terhadap piringan dan menyebabkannya berputar. Gambar 2.23. Watt Jam Meter Elektromagnet Satu Fasa dan Hubungannya Torsi yang dibangkitkan sebanding dengan kuat medan kumparan tegangan dan arus pusar di dalam piringan yang berturut-turut adalah fungsi kuat medan kumparan arus. Berarti jumlah putaran piringan sebanding dengan energi yang telah dipakai oleh beban dalam selang waktu tertentu, dan diukur dalam kilowatt-jam kWh, kilowatt jam. Poros yang menopang piringan aluminium dihubungkan Universitas Sumatera Utara melalui susunan roda gigi ke mekanisme jam dipanel alat ukur, melengkapi suatu pembacaan kWh yang terkalibrasi dalam desimal. Redaman piringan diberikan oleh dua magnet permanen kecil yang ditempatkan saling berhadapan pada sisi piringan. Bila piringan berputar, magnet- magnet permanen menginduksi arus pusar di dalamnya. Arus-arus pusar ini bereaksi dengan medan magnet dari magnet-magnet permanen kecil dan meredam gerakan piringan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 2.24. Gambar 2.24. Konstruksi Watt Jam Meter Sebuah alat ukur watt jam satu fasa ditunjukkan pada Gambar 2.25. Gambar 2.25. Mekanik Meter Induksi Elektromekanik Universitas Sumatera Utara Keterangan : 1 Kumparan tegangan, yang dihubungkan paralel dengan beban 2 Kumparan arus, dihubungkan seri dengan beban 3 Stator 4 Piringan Aluminium Rotor 5 rotor brake magnets 6 spindle dengan worm gear 7 Display dial : 110, 10,1000 , 1, 100 dan 10000. Dials berputar searah jarum jam Pengukuran energi dalam sistem tiga fasa dilakukan oleh alat ukur watt jam fasa banyak. Kumparan arus dan kumparan tegangan dihubungkan dengan cara yang sama seperti wattmeter tiga fasa. Masing-masing fasa alat ukur watt jam mempunyai rangkaian magnetik dan piringan tersendiri, tetapi semua piringan dijumlahkan secara mekanis dan putaran total permenit dari poros sebanding dengan energi total tiga fasa yang dipakai. Cakram aluminium dilengkapi dengan sebuah spindle yang mempunyai worm-gear untuk menggerakkan register. Register seri dengan dial yang berfungsi untuk merekam jumlah energi yang digunakan. Dial termasuk tipe cyclometer, yaitu sebuah display seperti odometer yang menampilkan setiap dial digit tunggal lewat jendela pada permukaan meter, atau tipe pointer dimana sebuah pointer menunjukkan setiap digit. Pointer biasanya berputar dalam arah berlawanan dengan mekanik ulir. Jumlah energi yang dipergunakan ditunjukkan oleh putaran cakram, dinotasikan dengan simbol KWh yang diberikan dalam unit watt jam per putaran. Dengan mengetahui nilai KWh, seorang pelanggan dapat menentukan konsumsi daya Universitas Sumatera Utara yang dipergunakan dengan cara menghitung putaran cakram dengan stopwatch. Jika waktu yang dibutuhkan cakram dalam detik untuk menyelesaikan satu putaran adalah t, dan daya dalam watt adalah P=3600xKWht. Contoh, jika KWh=7.2 dan satu putaran membutuhkan waktu 14.4 detik, maka dayanya adalah 1800 watts. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan konsumsi daya dari peralatan rumah tangga. KWH Meter berarti Kilo Watt Hour Meter dan kalau diartikan menjadi n ribu watt dalam satu jamnya. Jika membeli sebuah KWH Meter maka akan tercantum x putaran per KWH, artinya untuk mencapai 1 KWH dibutuhkan putaran sebanyak x kali putaran dalam setiap jamnya. Contohnya jika 1200 putaran per KWH maka harus ada 1200 putaran setiap jamnya untuk dikatakan sebesar satu KWH. Jumlah KWH itu secara kumulatif dihitung dan pada akhir bulan dicatat oleh petugas besarnya pemakaian lalu dikalikan dengan tarif dasar listrik TDL ditambah dengan biaya abodemen dan pajak menghasilkan jumlah tagihan yang harus dibayarkan setiap bulannya. Sebagian besar meter listrik domestik masih dicatat secara manual, dengan cara perwakilanutusan dari perusahaan listrik atau oleh pelanggan. Universitas Sumatera Utara

BAB III ATURAN DAN PERUNDANGAN YANG BERKAITAN

DENGAN PENERANGAN JALAN UMUM

1, 3, 4, 5, 12

3.1. SNI 7391:2008

1 Standar penerangan jalan umum kawasan perkotaan telah diatur oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Republik Indonesia dan telah dibuat menjadi Standard Nasional Indonesia SNI oleh Badan Standardisasi Nasional BSN dalam bentuk SNI 7391:2008 tentang Spesifikasi Penerangan Jalan di Kawasan Perkotaan, dimana bagian-bagian pentingnya sudah dimuat pada Bab II.

3.2. TARIF DASAR

LISTRIK

3, 12

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka mempertahankan kelangsungan penyediaan tenaga listrik baik di perkotaan, di pedesaan, maupun untuk mendorong kegiatan ekonomi dan peningkatan pelayanan kepada konsumen, perlu menetapkan kembali harga jual tenaga listrik yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan PERSERO PT Perusahaan Listrik Negara, sehingga secara bertahap mencapai nilai keekonomian; b. Bahwa dalam menetapkan harga jual tenaga listrik, Pemerintah mempertimbangkan keadilan, kemampuan daya beli masyarakat, biaya produksi dan efisiensi pengusahaan, skala pengusahaan dan interkoneksi sistem yang dipakai; Universitas Sumatera Utara