Tujuan Pendidikan Akhlak Konsep Pendidikan Akhlak

2 Berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang akan ditanampkan kepada peserta didik, sehingga tanpa sengaja menjadi teladan bagi peserta didik. b. Metode Nasihat Nasihat menurut Abdurrahman An-Nahlawi adalah penjelasan kebenaran dan kemaslahatan dengan tujuan menghindarkan orang yang dinasihati dari bahaya serta menunjukkannya ke jalan yang mendatangkan kebahagiaan dan manfaat. 31 Dalam metode ini pendidik mempunyai kesempatan yang luas untuk memberikan nasihat-nasihat tentang kebaikan kepada peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Di antaranya dengan menggunakan kisah-kisah baik kisah Qurani maupun pengalaman-pengalaman yang dialami oleh peserta didik yang dapat dijadikan pelajaran. Dalam Alquran juga dijelaskan tentang metode nasihat, seperti dalam surat An-Nahl ayat 125 yang berbunyi:                           “Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada manusia agar menyeru kepada jalan Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik. 31 Ibid., h. 289 c. Metode Pembiasaan Pembiasaan merupakan “proses penanaman kebiasaan. Sedangkan kebiasaan habit ialah cara-cara bertindak yang persistent, uniform dan hampir-hampir otomatis hampir tidak disadari oleh pelakunya. 32 Pembiasaan dilakukan untuk membiasakan tingkah laku, keterampilan, dan pola pikir. Pembiasaan ini dilakukan untuk mempermudah seseorang dalam melakukannya. Karena seseorang yang telah terbiasa melakukan sesuatu akan mudah dan senang hati melakukan hal tersebut dibandingkan dengan seseorang yang tidak terbiasa. Maka pembiasaan kegiatan yang positif seperti ibadah, etika dan lain-lain hendaknya dilakukan sedini mungkin agar menjadi kebiasaan yang baik. Misalnya, jika seorang anak sejak usia dini telah dibiasakan oleh orang tuanya untuk shalat lima waktu, maka setelah dewasa ia akan dengan mudah menjalankan kewajibannya dan sangat berat untuk meninggalkannya karena sudah menjadi kebiasaan. Akan tetapi seballiknya, jika seorang anak tidak pernah dibiasakan untuk shalat lima waktu, maka setelah dewasa ia akan berat untuk menjalankan kewajibannya tersebut. d. Metode Targhib dan Tarhib “Targhib berasal dari kata kerja raggaba yang berarti menyenangi, menyukai dan mencintai. Kemudian kata ini diubah menjadi kata benda targib yang bermakna suatu harapan untuk memperoleh kesenangan, kecintaan dan kebahagiaan yang mendorong seseorang sehingga timbul harapan dan semangat untuk memperolehnya.” 33 Dari pengertian tersebut targhib dapat diartikan sebagai motivasi. Metode motivasi akan menjadi sangat efektif apabila pendidik dapat meyakinkan peserta didik dengan bahasa yang menarik. Pemberian motivasi ini sangat penting agar peserta didik semangat untuk mencapai apa yang dicita-citakannya. 32 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, Cet. I, h. 134 33 Syahidin, Metode Pendidikan Qurani: Teori dan Aplikasi, Jakarta: Misaka Galiza, 1999, Cet. I, h. 121