Jenis-Jenis Novel Konsep Novel

k. Fiksi Ilmiah Fiksi ilmiah berkenaan dengan penggambaran ilmu pengetahuan modern, terutama perjalanan antarplanet dan dunia luar angkasa. Ia merupakan genre yang sedang merebak dan akan terus berkembang. 53 l. Novel Baru Nouveau Roman Roman baru merupakan suatu perkembangan yang relatif baru, yang bermula dari Perancis. Dalam novel jenis ini konveksi-konveksi penulisan fiksi yang sudah mapan secara sengaja disimpangkan atau diperlakukan sedemikian rupa untuk membingungkan pembaca dan untuk mencapai efek tertentu yang berbeda. 54 m. Metafiksi Secara literal metafiksi berarti fiksi tentang fiksi. Novel jenis ini merujuk pada suatu novel atau cerpen yng secara sengaja mengoyak ilusi fiktif dan mengomentari secara langsung hakikat fiktifnya sendiri atau proses penulisannya. 55 n. Faksi Istilah ini bermakna suatu karya yang keberadaannya ada di antara fakta dan fiksi, yang utamanya berurusan dengan peristiwa atau tokoh nyata, tetapi dengan menggunakan rincian rekaan untuk meningkatkan tingkat keterpecayaan dan keterbacaannya. 56

3. Unsur-unsur Novel

Unsur-unsur pembangun sebuah novel dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Kedua unsur inilah yang sering digunakan para kritikus dalam mengkaji dan membicarakan novel atau karya sastra pada umumnya. 57 Adapun penjelasannya sebagai berikut: 53 Ibid., h.30 54 Ibid., h. 30 55 Ibid., h. 31 56 Ibid., h.31 57 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2010, Cet. VIII, h. 23 a. Unsur Intrinsik Unsur intrinsik adalah unsur yang secara langsung membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang secara faktual akan dijumpai oleh pembaca saat membaca karya sastra. Kepaduan antarunsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud. 58 Unsur intrinsik dalam novel terdiri dari: tema, alur, penokohan, latar, dan sudut pandang. 1 Tema Tema adalah gagasan sentral dalam suatu karya sastra. Dalam novel, tema merupakan gagasan utama yang dikembangkan dalam plot. Hampir semua gagasan yang ada dalam hidup ini bisa dijadikan tema, yang paling sering diambil adalah tema percintaan, kesetiaan, keagamaan, dan sebagainya. 59 2 Alur Plot Alur adalah suatu urutan cerita atau peristiwa yang teratur dan terorganisasi. Alur dalam pengertian ini dapat dijumpai dalam novel bukannya dalam kehidupan nyata. Hidup memiliki cerita, tetapi novel memiliki cerita dan plot. 60 3 Penokohan Istilah penokohan lebih luas cakupannya dari pada tokoh. Sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh dalam cerita, bagaimana perwatakannya, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Masalah penokohan sekaligus menyaran pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita utuh. 61 4 Latar atau Setting Latar berkaitan dengan elemen-elemen yang memberikan kesan abstrak tentang lingkungan, baik tempat maupun waktu di mana para tokoh 58 Ibid., h. 23 59 Opcit., h. 75 60 Ibid., h. 68 61 Opcit., h. 166 menjalankan perannya. Latar ini biasanya diwujudkan dengan menciptakan kondisi-kondisi yang melengkapi cerita. Baik dalam dimensi waktu maupun tempatnya, suatu latar bisa diciptakan dari tempat dan waktu imajiner ataupun faktual. 62 5 Sudut pandang Sudut pandang menyaran pada cara sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara atau pandangan yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk karya fiksi kepada pembaca. 63 Secara garis besar, sudut pandang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sudut pandang persona pertama gaya “aku” dan persona ketiga gaya “dia” b. Unsur Ekstrinsik Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. 64 Secara khusus unsur ekstrinsik adalah unsur yang mempengaruhi cerita namun tidak menjadi bagian di dalamnya. Namun demikian, unsur ekstrinsik cukup berpengaruh dalam cerita. Oleh karena itu, unsur ekstrinsik dalam sebuah novel harus tetap dipandang sebagai sesuatu yang penting. Bagian yang termasuk dalam unsur ekstrinsik yaitu keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang kesemuanya itu akan mempengaruhi karya yang ditulisnya.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Bagian ini berisi hasil kajian review dari laporan hasil-hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan masalah atau tema pokok yang diajukan peneliti. 62 Opcit., h. 74 63 Ibid., h. 248 64 Ibid., h. 23 Dengan adanya kajian hasil penelitian relevan ini penelitian seseorang dapat diketahui keasliannya. Setelah penulis melakukan tinjauan di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penulis tidak menemukan judul skripsi yang sama dengan yang penulis kaji. Penulis menemukan beberapa judul yang hampir sama. Maka untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti mencontek hasil karya orang lain, penulis perlu mempertegas perbedaan di antara masing-masing judul dan masalah yang akan dibahas sebagai berikut: 1. “Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman el- Shirazy”. Skripsi ini disusun oleh Arief Mahmudi, mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2011. Persamaan penelitian Arief Mahmudi dengan penelitian ini terletak pada pengarang yaitu Habiburrahman El-Shirazy dan aspek kajian yang dikaji yaitu nilai-nilai pendidikan akhlak. Sedangkan perbedaannya terletak pada objek kajian yang dikaji. Penelitian Arief Mahmudi menggunakan objek kajian novel Ketika Cinta Bertasbih, sedangkan penelitian ini penulis menggunakan objek kajian novel Bumi Cinta. 2. “Nilai Moral dalam Novel Ketika Cinta Bertasbih Karya Habiburrahman El- Shirazy”. Skripsi ini disusun oleh Hena Khaerunnisa, mahasisiwi Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2011. Persamaan penelitian Hena Khaerunnisa dengan penelitian ini terletak pada pengarang yang sama yaitu Habiburrahman El-Shirazy. Sedangkan perbedaannya terletak pada aspek kajiannya. Penelitian Hena Khaerunnisa mengkaji aspek moral yang menggunakan tolok ukur norma Pancasila, sedangkan dalam penelitian ini penulis mengkaji aspek pendidikan akhlak yang menggunakan tolok ukur ajaran Islam yang berdasarkan Alquran dan hadis. Dengan demikian, penelitian ini jelas berbeda dengan penelitian yang penulis sebutkan di atas. Meskipun sama-sama mengkaji sebuah novel dari