kategori cukup, sedangkan yang berpengetahuan rendah yang menerapkan SOP teknik menyuntik dengan kategori baik sebanyak 14 orang 77,8 dan kategori
cukup menerapkan SOP teknik menyuntik sebanyak 4 orang 22,2. Kalau dilihat dari nilai P ternyata didapatkan P = 0,025P 0,05 berarti ada
hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden dengan penerapan SOP teknik menyuntik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Responden Terhadap Penerapan SOP Teknik Menyuntik Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
Penerapan SOP No
Baik Cukup Total
Pengetahuan n N n
P
1 Tinggi
41 97,6 1 2,4 42 100 2
Rendah 14 77,8 4 22,2 18 100
Total 55 91,7 5 8,3 60 100
0,025
4.2.2. Hubungan Sikap Responden Terhadap Penerapan SOP Teknik
Menyuntik Di RSUD Arifin Acmad Pekanbaru
Hasil analisis bivariat memperlihatkan hubungan antara sikap responden dengan penerapan SOP teknik menyuntik. Responden dengan sikap kategori baik
yang menerapkan SOP teknik menyuntik dengan baik sebanyak 14 orang 87,5 sebanyak 2 orang 12,5 yang menerapkan SOP teknik menyuntik dengan cukup,
sedangkan untuk kategori sikap sangat baik yang menerapkan SOP teknik menyuntik
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur SOP Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
dengan baik sebanyak 41 orang 93,2 dan sebanyak 3 orang 6,8 yang menerapkan SOP teknik menyuntik dengan cukup.
Bila dilihat dari nilai P ternyata didapatkan P = 0,403 P 0,05 berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap responden dengan penerapan SOP teknik
menyuntik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini :
Tabel 4.6 Hubungan Sikap Responden Terhadap Penerapan SOP Teknik
Menyuntik Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
Penerapan SOP No
Baik Cukup
Total Sikap
n N n P
1 Baik 14 87,5 2 12,5 16 100
2 Sangat Baik
41 93,2 3 6,8 44
100 Total
55 91,7
5 8,3
60 100
0, 403
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur SOP Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Hubungan Pengetahuan Responden Terhadap Penerapan SOP Teknik
Menyuntik Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
Berdasarkan hasil analisis bivariat memperlihatkan hubungan antara pengetahuan responden dengan penerapan SOP teknik menyuntik. Responden dengan
pengetahuan tinggi yang menerapkan SOP teknik menyuntik dengan kategori baik sebanyak 41 orang 97,6, dan 1 orang 2,4 yang menerapkan SOP teknik
menyuntik dengan kategori cukup, sedangkan yang berpengetahuan rendah yang menerapkan SOP teknik menyuntik dengan kategori baik sebanyak 14 orang 77,8
dan kategori cukup sebanyak 4 orang 22,2. Kalau dilihat dari nilai P ternyata didapatkan P = 0,025 P 0,05 yang berarti bahwa ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan responden terhadap penerapan SOP teknik menyuntik. Dengan pengertian bahwa semakin tinggi pengetahuan responden maka semakin besar
kemungkinan dapat menerapkan SOP teknik menyuntik. Meskipun demikian dalam penelitian ini masih ditemukan responden memiliki pengetahuan rendah. Sehubungan
dengan hal tersebut maka responden dengan pengetahuan rendah perlu meningkatkan pengetahuannya dalam praktik keperawatan khususnya dalam tindakan menyuntik
sebagai upaya pencegahan infeksi. Sementara responden yang berpengetahuan tinggi tetap mempertahankan dan meningkatkan pengetahuannya agar dapat lebih
bertanggungjawab untuk menerapkan SOP praktik keperawatan dalam bekerja. 51
Idayanti: Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawatterhadap Penerapan Standar Operasional Prosedur SOP Teknik Menyuntik Dalam Upaya Pencegahan Infeksi Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, 2008.
USU e-Repository © 2008