9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebijakan Publik
Kebijakan adalah suatu istilah yang menunjukkan adanya proses, karena merupakan hasil keputusan atau perbuatan yang mempunyai sifat untuk dilaksanakan.
Kebijakan merupakan hasil perbuatan atau pemikiran seseorang, maka mengandung berbagai macam kegiatan dan keputusan lainnya yang berkaitan dengan terealisirnya
tujuan kebijakan itu. Oleh karenanya kebijakan mempunyai sifat yang dinamis dynmic concept.
Menurut Wojowasito 2003 : 35 mengartikan kebijakan sebagai : skill keterampilan, ability kemampuan, capability kecakapan, insight kemampuan
memahami sesuatu. Dari uraian di atas maka jelas bahwa sifat ”bijak” adalah sifat-sifat
character yang melekat pada manusianya dan ”bijaksana” adalah sifat-sifat yang melekat pada sikap, tingkah laku dan perbuatannya. Dengan demikian, maka dalam
membuat suatu kebijakan yang baik haruslah bersifat rasional, institusional, kondisional, dan situasional dengan suatu proses sebagai berikut :
1. Rasional, maksudnya pengambilan keputusan itu benar-benar
mempergunakan data-data dan informasi-informasi yang selengkap- lengkapnya. Data diolah dengan seksama untuk menjadi informasi yang
penting, sedang informasi dikumpulkan selengkap mengkin dari ilmu-ilmu
Syafrida Fitrie: Pengelolaan Keuangan daerah Perspektif Permendagri No. 13 Tahun 2006 Pada Pemerintah Kota Binjai, 2008. USU e-Repository © 2008
10
pengetahuan dan pengalaman-pengalaman, baik pengalan sendiri, mapun pengalaman orang lain.
2. Institusional, maksudnya pengambilan keputusan harus senantiasa dengan
mengingat tujuan organisasi serta memperhatikan pula hak-hak dan kewenagannya.
3. Kondisional, maksudnya harus selalu ingat bhwa suatu kejadian, masalah,
peristiwa itu tidak akan lepas dari lingkungannya, baik lingkungan alam natural environment, lingkungan fisik pysical environment, maupun
lingkungan sosial social environment. 4.
Situasional, maksudnya bahwa keputusan yang diambil itu haruslah sesuai dan dapat terselenggara dalam situasi yang hidup pada waktu itu. Suatu
keputusan yang benar, namun tidak dapat dilaksanakan, maka tentulah tidak ada manfaatnya; keputusan yang demikian merupakan keputusan yang tidak
baik. Sehubungan dengan itu, menurut Michael Howlet dan M. Ramesh 1995: 11
menyatakan bahwa proses kebijakan publik terdiri dari lima tahapan sebagai berikut : 1.
Penyusunan agenda agenda setting, yaitu suatu proses agar suatu masalah bisa mendapat perhatian dari pemerintah.
2. Formulasi kebijakan policy formulation, yaitu proses perumusan pilihan-
pilihan kebijakan oleh pemerintah.
Syafrida Fitrie: Pengelolaan Keuangan daerah Perspektif Permendagri No. 13 Tahun 2006 Pada Pemerintah Kota Binjai, 2008. USU e-Repository © 2008
11
3. Pembuatan kebijakan decision making, yaitu proses ketika pemerintah
memilih untuk melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan.
4. Implementasi kebijakan policy implementation, yaitu proses untuk
melaksanakan kebijakan supaya mencapai hasil. 5.
Evalusi kebijakan policy evalution, yaitu proses untuk memonitor dan menilai hasil atau kinerja kebijakan.
2.2 Implementasi Kebijakan