Kelayakan Usaha Tani Sayuran

3. Kelayakan Usaha Tani Sayuran

Kelayakan usaha dihitung dengan rumus RC dimana : R = Penerimaan ; C = Biaya Dimana : o Jika RC 1, maka usaha tani sayuran tidak layak secara ekonomi o Jika RC 1, maka usaha tani sayuran layak secara ekonomi o Jika RC = 1, maka usaha tani sayuran layak secara ekonomi R = 1166440000 C = 324412820 RC = 324412820 1166440000 = 3,59 Nilai RC = 3,59 ternyata lebih besar dari 1, maka dapat disebutkan bahwa secara ekonomi usaha tani sayuran layak diusahakan di Kecamatan Medan Marelan. Karena diduga memberi keuntungan bagi petani. Dalam menganalisis keuntungan dapat dilakukan dengan Efisiensi Penggunaan Modal ROI dan Titik Impas Pulang Modal BEP a. Efisiensi penggunaan Modal ROI Untuk mengetahui keuntungan usahatani dikaitkan dengan modal yang dikeluarkan dilakukan analisa Return of Investment ROI. Besar kecilnya nilai ROI ditentukan oleh keuntungan yang dicapai dan perputaran modal. 1. ROI Pola Sawi-bayam,Kangkung ROI = i usaha Modal i usaha Keuntungan tan tan x 100 Kartika : Kajian Tingkat Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Sayuran Dataran Rendah Di Kawasan…, 2007 USU e-Repository © 2008 = 602.155 139. 5 622.502.84 x 100 = 445,9 Nilai Roi sebesar 445,9 menggambarkan bahwa dari Rp 100 modal yang ditanam akan diperoleh keuntungan Rp 445,9, dengan demikian ROI dikategorikan tinggi dan usahatani pola sawi – bayam – kangkung adalah efisien. 2. ROI Pola Cabe – Kacang Panjang – Timun - Terong ROI = i usaha Modal i usaha Keuntungan tan tan x 100 = 280.822 184. 8 220.054.17 x 100 = 119,4 Nilai Roi sebesar 119,4 menggambarkan bahwa dari Rp 100 modal yang ditanam akan diperoleh keuntungan Rp 119,4, dengan demikian ROI dikategorikan rendah dan usahatani pola Cabe – Kacang Panjang – Timun - Terong kurang efisien. b. Titik Impas Pulang Modal BEP BEP volume produksi menggambarkan produksi minimal yang harus dihasilkan agar usahatani sayuran tidak mengalami kerugian. BEP Volume Produksi = Penjualan a H oduksi Biaya Total arg Pr 1. BEP Volume Produksi sawi BEP = 1000 67 1.437.144, = 1437 Kartika : Kajian Tingkat Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Sayuran Dataran Rendah Di Kawasan…, 2007 USU e-Repository © 2008 Hasil ini menunjukkan bahwa pada saat volume produksi sawi mencapai 1437 ikat titik impas tercapai, artinya usaha sawi tidak menguntungkan dan juga tidak merugikan. 2. BEP Volume Produksi Bayam BEP = 500 58 1.517.822, = 3.035 ikat Hasil ini menunjukkan bahwa pada saat volume produksi bayam mencapai 3.035 ikat titik impas tercapai, artinya usaha sawi tidak menguntungkan dan juga tidak merugikan. 3. BEP Volume Produksi Kangkung BEP = 500 16 1.546.745, = 3.093 ikat Hasil ini menunjukkan bahwa pada saat volume produksi bayam mencapai 3.093 ikat titik impas tercapai, artinya usaha sawi tidak menguntungkan dan juga tidak merugikan. 4. BEP Volume Produksi Cabe BEP = 7500 67 3.493.066, = 465,74 kg Hasil ini menunjukkan bahwa pada saat volume produksi cabe mencapai 465,74 kg titik impas tercapai, artinya usaha sawi tidak menguntungkan dan juga tidak merugikan. 5. BEP Volume Produksi Kacang Panjang BEP = 2500 33 3.634.007, = 1453,6 kg Hasil ini menunjukkan bahwa pada saat volume produksi kacang panjang mencapai 465,74 kg titik impas tercapai, artinya usaha sawi tidak menguntungkan dan juga tidak merugikan. Kartika : Kajian Tingkat Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Sayuran Dataran Rendah Di Kawasan…, 2007 USU e-Repository © 2008 6. BEP Volume Produksi Timun BEP = 2000 67 2.499.186, = 1249,59 kg Hasil ini menunjukkan bahwa pada saat volume produksi timun mencapai 1249,59 kg titik impas tercapai, artinya usaha sawi tidak menguntungkan dan juga tidak merugikan. 7. BEP Volume Produksi Kacang Panjang BEP = 3000 67 2.697.783, = 899,26 kg Hasil ini menunjukkan bahwa pada saat volume produksi terong mencapai 899,26 kg titik impas tercapai, artinya usaha sawi tidak menguntungkan dan juga tidak merugikan.

4. Hubungan Faktor Produksi dengan Pendapatan Petani Sayur