III. METODE PENELITIAN
1. Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Kecamatan Medan Marelan, Kotamadya Medan. Terpilihnya daerah ini karena merupakan central
produksi tanaman sayuran dan daerah pengembangan agribisnis usahatani sayuran di Kotamadya Medan.
2. Metode Penentuan Sampel
Populasi petani sayur mayur di Kecamatan Medan Marelan 455 KK, Jumlah sampel petani sayur-mayur diambil sebesar 10 dari populasi yakni 46 kk. Distribusi
sampel untuk setiap jenis sayur-mayur ditentukan secara proporsional seperti pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3. Populasi dan Distribusi sampel Petani yang Melakukan Usahatani Sayuran Dataran Rendah di Kecamatan Medan Marelan.
No Sampel
Pola Usaha Tani Lokasi
Jumlah Populasi
Jumlah sampel
1 Petani -
Sawi -
Kangkung -
Bayam Desa Terjun
314 31
2 Petani -
Timun -
Terong -
K. Panjang -
Cabe Tanah 600
150 15
Jumlah 464 46
Sumber : Ketua Kelompok Tani Medan Marelan 2006
Kartika : Kajian Tingkat Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Sayuran Dataran Rendah Di Kawasan…, 2007 USU e-Repository © 2008
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat 314 KK populasi petani yang berlkasi di desa terjun menanam sayur pola tumpang gilir yaitu sawi,bayam,kangkung
sebanyak 31 KK dan populasi 150 KK petani sayur yang berlokasi di Tanah 600 denagn pola Monokultur sebanyak 15 KK.
3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan observasi langsung kepada
petani sampel dengan menggunakan daftar pertanyaan Kuisioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Dan data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian Kota
Medan dan literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.
4. Metode Analisi Data
1. Untuk hipotesis 1 dianalisis dengan analisis tabulasi sederhana. 2. Untuk hipotesis 2 , input produksi yang digunakan dianalisis secara deskriftif
berdasarkan survey di daerah penelitian. Untuk melihat pengaruh input produksi terlebih dahulu diketahiu model fungsi produksi yang digunakan. Model fungsi
produksi yang digunakan adalah fungsi Cobb Douglas, dimana variabel dependen Y adalah produksi dan variabel Independen X adalah Faktor produksi, dengan rumus
sebagai berikut : Y = aX
1 b1
X
2 b2
X
3 b3
X
4 b4
X
5 b5
X
6 b6
X
7 b7
X
8 b8
X
9 b9
X
10 b10
e
u
Fungsi Produksi tersebut diubah menjadi bentuk fungsi linier berganda dengan cara mentransformasikan persamaan tersebut ke dalam log-natural lon.
Bentuk persamaan fungsi produksi menjadi : LnY = ln bo + b
1
ln X
1
+ b
2
ln X
2
+ b
3
ln X
3
+ b
4
ln X
4
+ b
5
ln X
5
+ b
6
ln X
6
+ b
7
ln X
7
+ b
8
ln X
8
+ b
9
ln X
9
+ b
10
ln X
10
+ u ln e
Kartika : Kajian Tingkat Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Sayuran Dataran Rendah Di Kawasan…, 2007 USU e-Repository © 2008
Keterangan : Y
= Produksi sayuran ton X
1
= Luas lahan usahatani sayuran Ha X
2
= Penggunaan tenaga kerja HKP X
3
= Penggunaan bibit Kg X
4
= Penggunaan pupuk kandang Kg X
5
= Penggunaan pupuk Urea Kg X
6
= Penggunaan pupuk SP-36 Kg X
7
= Penggunaan pupuk KCL Kg X
8
= Penggunaan pupuk NPK Kg X
9
= Penggunaan herbisida ml X
10
= Penggunaan insektisida ml bo =
Intersep u
= Faktor pengganggu e
= logaritma natural, e = 2,718 bi
= Koefisien regresi Xi
= Variabel Independent Soekartawi,2002
Mengetahui variabel tersebut berpengaruh secara serempak maka digunakan uji F, yaitu :
F
hitung
= r
2
k 1-r
2
n-K-1 Ket :
r 2= Koefisien Determinasi n = Jumlah Sampel
Kartika : Kajian Tingkat Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Sayuran Dataran Rendah Di Kawasan…, 2007 USU e-Repository © 2008
k = Derajat Bebas Pembilang n-k-1 = Derajat Bebas Penyebut
Fhitung Ftabel 0,05 ………. Ho ditolak H1 diterima Fhitun Ftabel 0,05 ………. Ho diterima H1 ditolak Soekartawi,2002
Mengetahui secara parsial dilakukan melalui uji t, yaitu : t-hitung = bi
Sbi S
2
Y
123
= ∑Y-Y
2
n-K-1 Ket :
b = Parameter b I =1,2 n-k-1 = Derajat Bebas
S
2
bi = Standart error parameter b S
2
Y
123
= Standart error estimates t-hitung t-tabel………. Ho ditolak H1 diterima
t-hitun t-tabel………. Ho diterima H1 ditolak Soekartawi,2002 3.Untuk hipotesis 3 dianalisis dengan rumus sebagai berikut :
a Untuk mengukur keuntungan dihitung dengan rumus ∏ = R – C
Keterangan : ∏ = Keuntungan
R =
Penerimaan C
= Biaya
b Untuk melihat kelayakan usaha dihitung dengan rumus RC dimana : R = Penerimaan ; C = Biaya
Kartika : Kajian Tingkat Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Sayuran Dataran Rendah Di Kawasan…, 2007 USU e-Repository © 2008
Dimana : o
Jika RC 1, maka usaha tani sayuran tidak layak secara ekonomi o
Jika RC 1, maka usaha tani sayuran layak secara ekonomi o
Jika RC = 1, maka usaha tani sayuran layak secara ekonomi Selanjutnya untuk menganalisis efisiensi keuntungan usaha digunakan analisis
efisiensi penggunaan modal ROI ROI = Laba usaha tani x 100
Modal usaha tani Sedangkan untuk mengetahui titik impasl digunakan BEP Produksi, yaitu :
BEP produksi = biaya produksi Harga jual
4. Untuk hipotesis 4 dianalisis dengan analisis korelai
Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari munculnya kesalahpahaman dalam penelitian ini maka dibuat beberapa definisi dan batasan operasional sebagai berikut :
a. Petani sampel adalah petani yang mengusahakan usaha tani di lahan pertanaman sayur mayur sebagai pemilik dan penyewa.
b. Usahatani sayuran adalah usaha yang dilakukan diatas sebidang lahan usahatani dengan komoditi sawi, kacang panjang, cabe, terong, timun,
kangkung, bayam. c. Sistem usahatani adalah suatu penataan dimana petani mengolah usahataninya
berdasarkan tanggapan terhadap faktor lingkungan fisik, biologis dan sosial ekonomi sesuai dengan kemampuan petani
Kartika : Kajian Tingkat Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Sayuran Dataran Rendah Di Kawasan…, 2007 USU e-Repository © 2008
d. Sistem usahatani sayuran dataran rendah adalah pola tanam tumpang gilir yaitu pola tanam dengan penanaman beberapa jenis tanaman sayuran dilahan
yang sama. e. Biaya produksi adalah jumlah yang dikorbankan selama proses produksi
meliputi luas lahan, tenaga kerja, bibit, pupuk, obat-obatan yang dinilai dalam satuan rupiah per musim panen.
f. Luas lahan adalah total seluruh lahan yang dimiliki dan disewa di usahatani sayur mayur yang diukur dalam hektar ha
g. Biaya sarana produksi adalah biaya yang dikeluarkan patani untuk membeli benih, pupuk, obat-obatan, yang digunakan petani dalam proses produksi
usaha tani sayur mayur. h. Produktivitas lahan adalah produksi tanaman yang dihasilkan persatuan luas
lahan yang diukur dalam satuan Kg per Hektar . i. Pendapatan bersih usaha tani adalah jumlah penerimaan yang diperoleh petani
dari hasil usaha tani sayur mayur dikurangi seluruh biaya dalam usaha tani sayur mayur
j. Penerimaan usaha tani adalah total produksi yang dihasilkan oleh usahatani sayur mayur dikali harga jual.
Batasan Operasional
1. Daerah penelitian adalah Kecamatan Medan Marelan, Kotamadya medan.
2. Waktu penelitian adalah tahun 2006
3. Sampel penelitian adalah petani sayuran Dataran Rendah di Kecamatan
Medan Marelan.
Kartika : Kajian Tingkat Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Sayuran Dataran Rendah Di Kawasan…, 2007 USU e-Repository © 2008
IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Luas Kecamatan Medan Marelan