TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BETON UNTUK BANGUNAN GEDUNG BERDASARKAN SNI 2847

22

VI. TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BETON UNTUK BANGUNAN GEDUNG BERDASARKAN SNI 2847

• Bahan Semen Semen portland harus memenuhi SNI 15-2049-1994. Agregat Harus memenuhi SNI 03-2461-1991. Air Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan bahan merusak yang mengandung Oli, Asam, alkali, Garam, bahan organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan. Baja Tulangan Tulangan momen harus tulangan ulir. • Persyaratan Pendetailan Berdasarkan wilayah yang ditetapkan Bab V pada struktur beton pada bangunan ditetapkan sbb.: Wilayah Gempa WG1 dan 2Risiko Gempa RG Rendah - Tidak ada syarat khusus pendetailan - Hanya perlu memenuhi persyaratan desain SNI 2847 pasal 3 s.d. 20 Wilayah Gempa WG3 dan 4Risiko Gempa RG Menengah - Harus memenuhi persyaratan pendetailan menengah di kolom Wilayah Gempa WG5 dan 6Risiko Gempa RG Tinggi - Semua komponen struktur harus memenuhi persyaratan pendetailan • Sistem Struktur Dasar sistem struktur yang tercantum didalam SNI-1726 Tabel 3 didefinisikan sbb.: - Sistem Dinding Penumpu didefinisikan Dinding Struktural DS, disebut juga Shear Wall Johannes Tarigan: Kajian Struktur Bangunan Di Kota Medan Terhadap Gaya Gempa Di Masa Yang Akan Datang, 2007. USU e-Repository © 2008 terhadap Gaya Gempa di Masa yang Akan Datang 23 - Sistem Rangka Pemikul Momen SRPM, ada 3 jenis SRPMK K=Khusus, SRPMM M=Menengah, SRPMB B=Biasa - Sistem Ganda, gabungan antara DS dengan SRPM Dalam SNI-2847 sistem struktur diatas ada ditentukan persyaratannya maupun detailing-nya. Berdasarkan SNI-2847 Medan termasuk dengan Wilayah Gempa WG 3 dengan Risiko Gempa RG Menengah. Struktur yang dipilih adalah SRPMM. • Tulangan Jangkar antara Bata dan Kolom Menurut SKBI 1987 Untuk mendukung aksi komposit maka diharuskan membuat tulangan jangkar maximum setiap 10 lapis bata. Tulangan jangkar sangat jarang dijumpai dipasang di Medan ataupun daerah-daerah lainnya walaupun ada di SKBI 1987.. Padahal tulangan jangkar ini sangat membantu struktur utama agar terjadi aksi komposit. Tulangan jangkar juga berfungsi agar batu bata tidak terjatuh kebawah jika gempa ada, lihat Gambar VI.1 Kejadian tanpa tulangan jangkar banyak terjadi sewaktu gempa di Jogjakarta yang mana kolom tetap berdiri namun dinding bata jatuh karena tidak mempunyai tulangan jangkar. Tulangan jangkar Gambar VI.1: Tulangan Jangkar Johannes Tarigan: Kajian Struktur Bangunan Di Kota Medan Terhadap Gaya Gempa Di Masa Yang Akan Datang, 2007. USU e-Repository © 2008 24

VII. RISIKO GEMPA DI MEDAN