viii
7. Astri Ikawati, A. Md,Kom, dan Rr. Sri Intan Fajarini, S.I.Kom, selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.
8. Ratna Widiastuti, A.Md selaku sekretariat Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.
9. Yth,. Direktur Utama Taman Mini “Indonesia Indah”, yang telah
membantu perizinan peneliti melakukan penelitian di TMII.
10. Yth. Drs. Jaya Purnawijaya .M.M, selaku Manajer Informasi Taman
Mini “Indonesia Indah” yang telah membantu perizinan peneliti melakukan penelitian di TMII.
11. Yth. Nuki J.A Ariffin, selaku General Manajer Skylift Taman “Mini
Indonesia” yang telah mengizinkan peneliti melakukan penelitian di Bagian Kereta Gantung Skylift TMII dan juga banyak memberikan
informasi penelitian kepada peneliti.
12. Seluruh Karyawan di Kereta Gantung Skylift, Pak Rudi Hudiarto, Pak
Sonnie Mandey, Pak Ferry E. Tangel, Ibu Fany. Dan BapakIbu karyawan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
13. Seluruh Karyawan Taman Mini “Indonesia Indah”, Pak Tomo
Gunawan, Pak Jerry, Pak Udin, Ibu Sunarsih, Ibu Fitri, Ibu Tri, Ibu Yayuk, Ibu Narti, Abah Asep, Pak Ruly, dan seluruh karyawan TMII,
terima kasih atas kehangatan kekeluargaan yang BapakIbu berikan selama peneliti melakukan penelitian di TMII.
ix
14. Kakakku tersayang ka Meta dan ka Tino terima kasih atas dukungan yang diberikan baik moril maupun materil. Adikku tersayang Arsika yang telah
banyak mendukung penulis selama melakukan penulisan skripsi. Dan seluruh keluarga besar yang tidak dapat dituliskan satu persatu.
15. Special People in My Life, Kiqien Afyatien, Gita Aulia, Duane Masaji, Helmi Riza, Imaddudin, Mutiah Fahmi dan Ayu Yustining yang sudah
memberikan dukungan kepada peneliti, terimakasih untuk canda, tawa, serta haru yang kita lewati bersama.
16. Sahabatku Mayang Arizona, Indriati Dewi, Iren, Monik, Jeff, Bustomi, yang sudah memberikan do’a kepada penulis.
17. Teman-teman IK 2 angkatan 2007, Sendhy, Bayu, Opik, Adi, Tommi, Friska, Abang, Rahma, Rensi, Dewi, Ita dan yang lainnya yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas saling mendukungnya dengan perjuangan kita bersama.
18. Rekan-rekan mahasiswa IKPR Angkatan 20092008, Alumni IKPR, HIMA 2010 UNIKOM, Uci Yolanda, Eko Adityo, yang sudah
memberikan dukungan semangat kepada penulis. 19. Teman-teman angkatan 2007 IK Humas-1, IK Humas-2, dan IK
Jurnalistik yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas saling mendukungnya kita semua dalam penyusunan skripsi ini.
20. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga kebaikannya dapat
dibalas oleh Allah SWT.
x
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada semua pihak yang memberikan segala bantuan tersebut di atas. Skripsi ini tentu saja
masih jauh dari sempurna, sehingga peneliti dengan senang hati menerima kritik demi perbaikan.
Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah turut serta membantu peneliti dalam melakukan penulisan laporan penelitian ini dan
semoga penulisan laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca umumnya. Semoga semua bantuan, dorongan dan bimbingan
yang telah diberikan itu akan mendapat balasan yang sepadan dari Allah SWT, Amien.
Wassalamualaikum Wr. Wb. Bandung, Juli 2011
Peneliti
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada era modernisasi ini baik pemerintah maupun perusahaan swasta khususnya yang bergerak dibidang industri pariwisata dalam menjalankan
kegiatannya mempunyai arah atau tujuan yang ingin dicapainya. Sebuah perusahaan merencanakan dengan matang dalam membentuk suatu program
pelayanan-pelayanan yang dapat mencirikan atau identitas suatu perusahaan yang membedakannya dengan perusahaan lainnya.
Perusahaan yang bergerak dibidang pariwisata terus meningkatkan kualitas pelayanan yang sudah ada, bahkan memberikan program-program baru dalam
pelayanannya. Dimana pelayanan merupakan kegiatan dari komunikasi eksternal yaitu suatu hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara perusahaan
dengan pengunjungnya. Seperti yang diungkapkan oleh Adrian Payne 2000, pelayanan adalah
“Rasa menyenangkan atau tidak menyenangkan oleh penerima pelayanan pada saat memperoleh pelayanan”. Payne juga mengatakan bahwa pelayanan kepada
pelanggan mengandung pengertian:
2
1. Segala kegiatan
yang dibutuhkan
untuk menerima,
memproses, menyampaikan dan memenuhi pesanan pelanggan dan untuk menindak lanjuti
setiap kegiatan yang mengandung kekeliruan. 2. Ketepatan waktu dan reliabilitas penyampaian jasa kepada pelanggan sesuai
dengan harapan mereka 3. Serangkaian kegiatan yang meliputi semua bidang bisnis yang terpadu untuk
menyampaikan produk-produk dan jasa tersebut sedemikian rupa sehingga dipersepsikan memuaskan oleh pelanggan dan merealisasikan pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan 4. Total pesanan yang masuk dan seluruh komunikasi dengan pelanggan.
Tjiptono, 2001:219
Sedangkan menurut Badiuw Craven “Pelayanan konsumen adalah suatu proses kegiatan yang menambah nilai kepada hubungan pembeli dan penjual,
prosesnya harus didefinisikan, dianalisis, dikelola, dengan tujuan untuk memperbaiki kepuasan konsumen.” Craven, 1998 : 220
Secara etimologis, Kamus Besar Bahasa Indonesia Dahlan, dkk., 1995:646 menyatakan pelayanan ialah ”usaha melayani kebutuhan orang lain”.
Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan kepada konsumen atau pelanggan yang dilayani, yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki.
3
Sejalan dengan hal tersebut, Normann 1991:14 menyatakan karakteristik pelayanan sebagai berikut:
a. Pelayanan bersifat tidak dapat diraba, pelayanan sangat berlawanan sifatnya dengan barang jadi.
b. Pelayanan pada kenyataannya terdiri dari tindakan nyata dan merupakan pengaruh yang bersifat tindakan sosial.
c. Kegiatan produksi dan konsumsi dalam pelayanan tidak dapat dipisahkan secara nyata, karena pada umumnya terjadi dalam waktu dan tempat bersamaan.
1
Karakteristik tersebut dapat menjadi dua dasar pemberian pelayanan terbaik. Pelayanan yang diberikan kepada pengunjung dapat berupa pelayanan
produk atau jasa. Biasanya pengunjung akan lebih tertarik berkunjung ke tempat wisata yang memberikan pelayanan terbaik.
Pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan harus lebih rapih dan teratur agar mereka mendapat dan menerima pelayanan merasa senang atas
pelayanannya. Penilaian akan kualitas layanan dikembangkan oleh Leonard L. Barry, A. Parasuraman dan Zeithaml “yang dikenal dengan service quality, yang
berdasarkan pada lima dimensi kualitas yaitu tangibles bukti langsung, reliability
1
Sumber: Zainuri. 2009. http:administrasidanmanajemen.blogspot.com200901pengertian-tujuan- dan-manfaat-pelayanan. 3 Mei 2011. pukul 11:00 WIB
4
kehandalan, responsiveness daya tanggap, assurance jaminan dan empathy empati”. Kotler, 1997:53.
2
Perusahaan atau organisasi mempertimbangkan bagaimana pelayanan akan diberikan, hal ini didasarkan bahwa konsumen tidak hanya melihat keragaman
jenis pelayanan saja, melainkan juga pelayanan itu sendiri. Pelayanan yang baik kepada pengunjung merupakan hal terpenting, jika pengunjung merasa tidak
nyaman karena pelayanan yang kurang baik, maka dari itu pengunjung adalah faktor penting dalam sebuah perusahaan terutama yang bergerak di bidang wisata,
sehingga perusahaan perlu memiliki identitas yang membedakan dengan perusahaan lain.
Identitas perusahaan dirancang untuk memiliki daya tarik yang dapat memberikan respon positif kepada masyarakat, identitas perusahaan memiliki
tujuan untuk memberikan kesan pertama dan kesan-kesan selanjutnya sebagai hal yang positif, baik, dan itu harus berlangsung secara konsisten baik
mempertahankan identitas lama atau baru. Menurut M. Linggar Anggoro 2000:280 “Identitas perusahaan corporate
identity adalah suatu cara atau suatu hal yang memungkinkan suatu perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaan-perusahaan lainnya”. Ia juga menyebutkan
2
Sumber: Wikipedia . 2011. http:idb4.wikispaces.comfileviewsm4007ANALISIS+PENGARUH+KUALITAS+PELAYANAN.
pdf. 17 April 2011. pukul 21:00 WIB
5
bahwa identitas perusahaan harus diciptakan melalui suatu rancangan desain khusus yang meliputi hal-hal unik atau khas tentang perusahaan yang
bersangkutan secara fisik.
Perusahaan atau organisasi menyadari perlunya identitas perusahaan yang membedaka perusahaan mereka. Identitas harus singkat tapi jelas, tidak asal-asalan
dibuat, asli buatan sendiri, sehingga tidak mudah dilupakan oleh konsumen atau pengunjung. Karyawan perusahaan harus mengetahui dan memahami identitas
perusahaan terutama bagi perusahaan yang bergerak di sektor jasa yang menjaga pelayanan, kreadibilitas, dan keramahan manusia di dalamnya.
Taman Mini “Indonesia Indah” TMII sebagai salah satu industri pariwisata di Indonesia yang akan selalu meningkatkan pelayanannya. Taman
Mini “Indonesia Indah” merupakan sebuah miniatur utuh yang di buat untuk menggambarkan Indonesia dalam bentuk mini. Diawali dari gagasan dan prakarsa
Ibu Tien Soeharto, pembangunan TMII dimulai pada tahun 1971 dan diresmikan pembukaannya pada tanggal 20 April 1975.
Taman Mini “Indonesia Indah” TMII merupakan sebuah proyek tumbuh yang semakin berkembang seiring dengan kebutuhan masyarakat. Bangunan fisik
dan fasilitas di TMII di upayakan untuk terus bertambah lengkap sehingga masyarakat dapat menimba pengalaman, pengetahuan dan informasi yang menarik
6
sekitar kehidupan berbagai aspek budaya, tradisi, adat istiadat, berbagai bentuk kesenian sampai pada pengenalan benda-benda budaya.
Taman Mini “Indonesia Indah” memiliki beragam isinya, yang terdiri dari wisata belanja, hiburan, dan pengetahuan. Terdapat Anjungan daerah dari seluruh
provinsi di Indonesia, Arsipel Indonesia, Pusat Peragaan Ilmu pengetahuan dan Teknologi, Istana Anak-Anak Indonesia, 11 Unit Taman, antara lain Taman
Burung, Taman Akuarium Air Tawar, Taman Bunga Keong Mas, Taman Kaktus. Adapula 16 Unit Museum antara lain Museum Indonesia, Museum Transportasi,
Museum Prangko, serta berbagai sarana hiburan untuk keluarga seperti Teater Imax Keong Mas, Kereta Gantung Skylift, Aeromovel, dan Kereta Api Mini.
3
Adapun maksud dan tujuan didirikannya Taman Mini “Indonesia Indah” sebagai berikut:
1. Membangun, mempertebal rasa cinta tanah air. 2. Memupuk, membina rasa kesatuan dan persatuan bangsa, meskipun tiap
daerah yang terdiri dari berbagai suku BHINEKA TUNGGAL IKA mempunyai cara hidup yang berbeda-beda.
3. Menghargai, menjungjung tinggi kebudayaan kita dengan jalan menggali dan menghidupkan kembali kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang kita
kepada kita.
3
Sumber: www.
tamanmini
.com. 17 Maret 2011. pukul 8:00 WIB
7
4. Memperkenalkan kebudayaan, kekayaan alam, dan lain sebagainya kepada sesama bangsa kita, di antar daerah-daerah.
5. Memanfaatkan untuk menarik wisatawan, dengan demikian meningkatkan kegiatan pariwisata; sebagai wahana promosi penjualan sales promotion
bagi tiap-tiap daerah seluruh tanah air, dan menghidupkan kerajinan rakyat di seluruh daerah, serta menampung dan mengatur pemasarannya.
6. Ikut aktif membantu pemerintah dalam pelaksanaan Pelita, dengan mempersembahkan suatu tempat rekreasi yang bersifat pendidikan kepada
masyarakat Indonesia, khususnya warga Ibukota. Semakin banyaknya industri pariwisata yang ada di Kota Jakarta dan
sekitarnya, memungkinkan pihak TMII harus bekerja keras dalam memberikan pelayanan terbaiknya kepada pengunjung. Dengan hal ini pihak TMII berusaha
meyakinkan masyarakat sebagai tempat pariwisata keluarga, dengan segala sarana yang lengkap untuk semua kategori umur di keluarga, dengan memberikan
pelayanan yang baik, salah satunya yaitu melalui wahana transportasi kereta gantung skylift yang mulai dioperasikan sejak tanggal 20 April 1975 bersamaan
dengan peresmian Taman Mini “Indonesia Indah”. Kereta gantung skylift merupakan sarana angkutan yang dapat digunakan untuk menikmati taman wisata
secara keseluruhan.
8
Seiring dengan peningkatan pengunjung setiap tahunnya, dimana wahana transportasi udara kereta gantung merupakan sarana yang paling diminati
pengunjung kawasan TMII karena memiliki sensasi yang berbeda dengan wahana transportasi lainnya saat menaikinya. Kereta gantung skylift TMII sekuat tenaga
memberi layanan sebaik-baiknya kepada para pemakai jasa angkutan wisata angkasa ini. Dari tahun ke tahun jumlah pemakaiannya berbanding antara satu dan
empat dengan jumlah pengunjung TMII. Berarti bahwa setiap lima orang pengunjung, seorang diantaranya melengkapi kunjungannya dengan naik kereta
gantung. Bertitik tolak dari kenyataan tersebut, serta berdasarkan asas melayani
kebutuhan pengunjung sebaik-baiknya sehingga kereta gantung skylift Taman Mini memberikan pelayanan sesuai dengan tag line pada senyum skylift pada logonya
yang berbentuk pin yaitu, aman, nyaman, kepercayaan, ramah, peduli, siap menolong, dan berkesinambungan, tag line tersebut merupakan nilai-nilai senyum
skylift yang menjadi komitmen karyawan untuk memberikan pelayanan prima kepada pengunjung. Senyum skylift menjadi identitas baru kereta gantung skylift
sejak Agustus 2010.
9
Senyum merupakan bentuk keramahan dari pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. “Senyum merupakan ekspresi wajah akibat bergeraknya atau
timbulnya suatu gerakan dibibir atau kedua ujungnya, atau pula di sekitar mata.”
4
Pelayanan dalam bentuk keramahan seperti senyum sapaan merupakan budaya perusahaan yang baik. Budaya perusahaan menurut Kotter dan Hasket,
1992 adalah nilai-nilai yang dimiliki oleh anggota-anggota di dalam suatu jelompok dan cenderung untuk menetap bahkan apabila anggota kelompok telah
berganti. Budaya menggambarkan pola perilaku atau gaya kerja di suatu perusahaan yang secara otomatis dianjurkan oleh karyawan senior untuk diikuti
oleh karyawan yang baru. Soegoto, 2009:313. Budaya senyum sapaan adalah sebuah contoh sederhana dari sebuah rekam
prosedural. Akan tetapi prosedur itu tidak ada batasan yang jelas. Oleh karena itu elemen-elemen senyum, salam, bertanya kabar, dan juga berhubungan dengan hal
lain. Rekam prosedural adalah sekumpulan hubungan diantara syaraf dalam sebuah jaringan tindakan yang sebagiannya adalah hubungan otomatis. Salam dan
sapaan secara nonverbal seperti anggukan kepala, senyum yang tulus, lambaian tangan, dan mempersilahkan duduk.
4
Sumber: Wikipedia. 2011. http:id.wikipedia.orgwikiSenyum. 16 Maret 2011. pukul 15:00 WIB
10
Senyum berfungsi sebagai rasa saling menghargai sesama manusia. Skylift salah satu wahana transportasi yang sudah lama berada di Taman Mini “Indonesia
Indah” terus meningkatkan pelayanan dan membentuk identitas dari kereta gantung skylift Taman Mini “Indonesia Indah” yaitu senyum skylift melalui logo
dalam bentuk pin yang disematkan di dada kanan pegawai kereta gantung skylift tanda gambar orang sedang tersenyum dan berbentuk bulat berwarna biru
menandakan langit yang biru dan warna putih yang berarti bersih, serta warna cerah oranye yang berarti penuh semangat.
Gambar 1.1 Logo Dalam Bentuk Pin Senyum Skylift
Sumber: Skylift TMII, 2011
11
Setiap orang perlu senyum tanpa senyum orang tidak akan tertarik maka itulah senyum skylift akan memberikan kenyamanan bagi pengunjung dan
ketentraman bathin yang tidak terlupakan bagi setiap orang. Senyum skylift merupakan salah satu pelayanan dalam bentuk keramahan kepada pengunjungnya.
Dalam berkomunikasi senyum merupakan suatu bentuk komunikasi nonverbal. Oleh sebab itu, Mark Knapp 1978 menyebut bahwa penggunakan kode
nonverbal dalam berkomunikasi memiliki fungsi untuk:
a. Meyakinkan apa yang diucapkannya repetition b. Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-
kata substitution c. Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya identity
d. Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum sempurna.
Dengan adanya senyum skylift sehingga akan merasakan keberadaan pengunjung, sehingga pengunjung semakin senang dengan pelayanan yang
ditampilkan melalui senyum skylift bagian dari pelayanan yang kaya akan keramahan para pegawainya. Intinya senyum dapat melayani pengunjung sebaik-
baikya. Pengunjung adalah faktor penting pada perusahaan yang bergerak dibidang jasa, dimana karyawan kereta gantung skylift TMII benar-benar harus
12
memperhatikan apa saja kebutuhan dan faktor-faktor lainnya yang dapat membuat pengunjung merasa puas.
Perusahaan penyediaan atau penjual jasa meski harus lebih hati-hati karena ketika pelanggan kecewa dengan pelayanan yang diberikan maka untuk
memberikan kepercayaan pengunjung sangat sulit dimana menyangkut keselamatan jiwa pengunjung, sehingga para karyawan memberikan pelayanan
yang baik untuk meyakinkan pengunjung bahwa menaiki kereta gantung skylift aman dan nyaman tanpa perlu rasa takut.
Untuk itu diharapkan dengan adanya senyum skylift sebagai bentuk pelayanan dari salah satu sarana transportasi yang ada di Taman Mini “Indonesia
Indah” TMII Jakarta, akan memberikan pelayanan yang dapat memuaskan masyarakat umumnya dan khususnya di kalangan internalnya sendiri, dan
pelayanan perusahaan pun waktu demi waktu akan semakin ditingkatkan, agar keberadaan dan fungsi TMII sebagai tempat pariwisata di Indonesia semakin
diminati untuk di kunjungi oleh masyarakat luas sebagai salah satu industri pariwisata Taman Mini “Indonesia Indah” mempunyai arti penting sebagai salah
satu proyek untuk menggambarkan Indonesia yang lengkap dengan segala isinya dalam bentuk mini.
13
Bertitik tolak pada uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Pelayanan Kereta Gantung Skylift Taman Mini “Indonesia
Indah Melalui Senyum Skylift Sebagai Identitas Barunya Suatu Deskripsi Tentang Pelayanan Taman Mini “Indonesia Indah” Melalui Senyum Skylift Sebagai
Identitas Baru Pelayanan Staf Skylift Pada Pengunjungnya, dari latar belakang penelitian diatas tersebut, maka peneliti menarik rumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana Pelayanan Kereta Gantung Skylift Taman Mini “Indonesia
Indah” Melalui Senyum Skylift Sebagai Identitas Baru Pelayanan Karyawan
Skylift Pada Pengunjungnya?”
14
1.2 Identifikasi Masalah
Dari rumusan masalah yang masih bersifat umum dan luas, maka agar penelitian ini memiliki alur pikir yang jelas dan terarah, maka disusun identifikasi
masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kegiatan yang dilakukan karyawan kereta gantung skylift Taman
Mini “Indonesia Indah” melalui senyum skylift sebagai identitas baru pelayanan karyawan skylift pada pengunjungnya?
2. Bagaimana pesan yang disampaikan karyawan kereta gantung skylift Taman Mini “Indonesia Indah” melalui senyum skylift sebagai identitas baru
pelayanan karyawan skylift pada pengunjungnya? 3. Bagaimana harapan Taman Mini “Indonesia Indah” melalui senyum skylift
sebagai identitas baru pelayanan karyawan skylift pada pengunjungnya? 4. Bagaimana pelayanan oleh karyawan kereta gantung skylift Taman Mini
“Indonesia Indah” melalui senyum skylift sebagai identitas baru pelayanan karyawan skylift pada pengunjungnya?
15
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan pelayanan kereta gantung skylift Taman Mini “Indonesia Indah” melalui senyum
skylift sebagai identitas baru pelayanan karyawan skylift pada pengunjungnya.
1.3.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan karyawan kereta gantung skylift Taman Mini “Indonesia Indah” melalui senyum skylift sebagai identitas baru
pelayanan karyawan skylift pada pengunjungnya. 2. Untuk mengetahui pesan yang disampaikan karyawan kereta gantung skylift
Taman Mini “Indonesia Indah” melalui senyum skylift sebagai identitas baru pelayanan karyawan skylift pada pengunjungnya.
3. Untuk mengetahui harapan Taman Mini “Indonesia Indah” melalui senyum skylift sebagai identitas baru pelayanan karyawan skylift pada pengunjungnya.
4. Untuk mengetahui pelayanan oleh karyawan kereta gantung skylift Taman Mini “Indonesia Indah” melalui senyum skylift sebagai identitas baru
pelayanan karyawan skylift pada pengunjungnya.
16
1.4 Kegunaan Penelitian
Dalam suatu penelitian diharapkan dapat memberikan suatu manfaat atau kegunaan yang dapat digunakan oleh masyarakat luas, adapun kegunaan yang
dapat dilihat dari segi teoritis dan praktis, yaitu sebagai berikut:
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Kegunaan penelitian ini secara teoritis diharapkan berguna bagi pengembangan Ilmu Komunikasi secara umum, sedangkan kegunaan teoritis
secara khusus diharapkan dapat meningkatkan pengembangan ilmu tentang bentuk pelayanan perusahaan kepada pengunjungnya.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Adapun hasil penelitian ini secara praktis, diharapkan dapat memberikan suatu masukan atau referensi tambahan yang dapat diaplikasikan dan menjadi
pertimbangan. Dan kegunaan secara praktis pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Kegunaan untuk peneliti
penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi sebuah pengetahuan dan pengalaman serta penerapan ilmu yang diperoleh dan menambah wawasan peneliti
dalam bidang Ilmu Komunikasi konsentrasi Humas, khususnya mengenai pelayanan kepada pengunjung.
17
b. Kegunaan untuk program studi
Penelitian ini diharapkan sebagai literature bagi mahasiswa Unikom secara umum dan mahasiswa Ilmu Komunikasi secara khusus, yang dapat dijadikan sebagai
literature dan referensi tambahan terutama bagi yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.
c. Kegunaan untuk perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan pengembangan dalam perencanaan dan evaluasi bagi Kereta Gantung Skylift
Taman Mini “Indonesia Indah” TMII dalam memberikan pelayanan kepada pengunjungnya.
1.5 Kerangka Penelitian 1.5.1 Kerangka Teoritis
Penelitian ini didasari pada pemikiran kerangka teoritis, adapun fokus dari judul penelitian ini adalah pelayanan, pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam
berbagai usaha atau kegiatan yang bersifat jasa. Seperti yang diungkapkan oleh Adrian Payne 2000, pelayanan adalah rasa
menyenangkan atau tidak menyenangkan yang oleh penerima pelayanan pada saat memperoleh pelayanan. Payne juga mengatakan bahwa pelayanan kepada
pelanggan mengandung pengertian:
18
1. Segala kegiatan
yang dibutuhkan
untuk menerima,
memproses, menyampaikan dan memenuhi pesanan pelanggan dan untuk menindak lanjuti
setiap kegiatan yang mengandung kekeliruan. 2. Ketepatan waktu dan reliabilitas penyampaian jasa kepada pelanggan sesuai
dengan harapan mereka 3. Serangkaian kegiatan yang meliputi semua bidang bisnis yang terpadu untuk
menyampaikan produk-produk dan jasa tersebut sedemikian rupa sehingga dipersepsikan memuaskan oleh pelanggan dan merealisasikan pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan 4. Total pesanan yang masuk dan seluruh komunikasi dengan pelanggan.
Tjiptono, 2001:219 Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa seseorang dapat memberikan
serangkaian kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Pelayanan yang baik berupa produk
ataupun jasa memiliki andil yang sangat besar dalam memberikan kepuasan kepada pengunjung.
19
Dalam memberikan pelayanan kepada pengunjung beberapa identifikasi masalah yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Adanya suatu kegiatan dimana perusahaan melakukan prosesnya seperti apa, untuk mencapai tujuan bukan hanya jangka pendek, menengah, dan jangka
panjang. 2. Kondisi yang harus dipenuhi adalah suatu pesan yang disampaikan kepada
pengunjung, Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien, menarik dan meyakinkan convicing.
3. Harapan apa yang ingin dicapai oleh perusahaan melalui pelayanannya kepada pengunjung.
Melalui pelayanan yang baik pengenalan suatu produk atau jasa akan berjalan dengan lancar. Acuan lima C dalam pelayanan, yaitu:
a. Clean : Bersih dalam pakaian dan penampilan.
b. Careful : Perhatian.
c. Charming : Mempesona atau simpatik.
d. Cheer : Menyambut dengan gembira, baik.
e. Chummy : Akrab. Rahmayanty, 2010:119
20
Pelayanan melalui identitas yang terwujud dalam perilaku perusahaan kepada publik hanya dapat diketahui oleh mereka yang mengalami kontak
antarpribadi dengan perusahaan mayoritas dari publik membentuk persepsinya mengenai perusahaan melalui identitas visual perusahaan seperti logo, warna
perusahaan, slogan, pelayanan dan lain-lain.
5
Menurut M. Linggar Anggoro 2000:280 dalam bukunya Teori dan Profesi Kehumasan serta Aplikasinya di Indonesia “Identitas perusahaan
corporate identity adalah suatu cara atau suatu hal yang memungkinkan suatu perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaan-perusahaan lainnya”. Bahwa
identitas perusahaan harus diciptakan melalui suatu rancangan desain khusus yang meliputi hal-hal unik atau khas tentang perusahaan yang bersangkutan secara fisik.
1.5.2 Kerangka Konseptual
Pelayanan haruslah seragam dan saling melengkapi. Komponen perilaku dan visual dari identitas mencakup banyak hal yang dapat berbeda antar
perusahaan. komponen perusahaan seperti pelayanan yang baik kepada pengunjung agar pengunjung merasa puas.
Pelayanan yang di berikan karyawan kepada pengunjung memegang peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Terutama perusahaan yang
5
Sumber: http:digital_124634-SK-Kom 001 2008 Man S-Sikap khalayak-Literatur.pdf3 April 2011pukul 14:30 WIB
21
bergerak dibidang pariwisata kontak antarpribadi yang terjadi merupakan hal terpenting yang perlu diperhatikan, karena menimbulkan persepsi pada setiap
pengunjung, maka pengunjung dapat dipengaruhi dengan pelayanan seperti apa yang dimiliki perusahaan, maka tujuan yang diinginkan perusahaan akan tercapai.
Dalam pelayanan skylift Taman Mini “Indonesia Indah” memperhatika hal- hal berikut :
1. Skylift Taman Mini “Indonesia Indah” memiliki suatu kegiatan untuk
memberikan pelayanan senyum skylift, dimana perusahaan menyusun kegiatan yang dirancang untuk memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada
pengunjung. 2.
Skylift Taman Mini “Indonesia Indah” menyampaikan pesan yang menarik dan membedakan dengan wahana lainnya melalui program senyum skylift,
dimana pesan yang ingin disampaikan yaitu berupa keramahan dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengunjung.
3. Harapan kereta gantung skylift Taman Mini “Indonesia Indah” melalui idenya
dengan menambahkan pelayanan senyum skylift sebagai identitas barunya untuk memuaskan dan memberikan kepercayaan kepada pengunjungnya.
Pelayanan yang diberikan Kereta Gantung Skylift Taman Mini “Indonesia Indah” memiliki andil dan pengaruh yang sangat besar kepada pengunjung. Dapat
dilihat bagimana pelayanan yang berasal dari karyawan kereta gantung Skylift
22
TMII diorganisasikan dan mempengaruhi respon pengunjung Skylift Taman Mini “Indonesia
Indah”. Terutama
dalam pelayanannya
karyawan skylift
memperhatikan acuan lima C dalam pelayanan, yaitu:
a. Clean : pakaian seragam karyawan kereta gantung skylift yang
bersih dengan warna oranye dan biru . b.
Careful : Perhatian yang diberikan karyawan kereta gantung skylift mengenai kebutuhan pengunjung
c. Charming : Karyawan skylift memberikan tampilan yang
mempesona dan simpatik. d.
Cheer : Karyawan skylift menyambut dengan gembira, dan baik setiap pengunjung yang akan menggunakan jasa transportasi kereta gantung
skylift . e.
Chummy : Akrab, dimana karyawan skylift memberikan keramahan kepada pengunjung.
23
1.6 Pertanyaan Penelitian a. Pertanyaan Informan Utama
b. Apa kegiatan yang dilakukan kereta gantung skylift Taman Mini “Indonesia Indah” melalui senyum skylift sebagai identitas baru pelayanan karyawan
skylift pada pengunjungnya. 1. Apa kegiatan yang dilakukan pada pelayanan kereta gantung skylift Taman
Mini “Indonesia Indah” melalui senyum skylift sebagai identitas baru pelayanan karyawan skylift pada pengunjungnya?
2. Apa tujuan yang hendak dicapai pada pelayanan kereta gantung skylift Taman Mini “Indonesia Indah” melalui senyum skylift sebagai identitas
baru pelayanan karyawan skylift pada pengunjungnya? 3. Sejak kapan pelayanan kereta gantung skylift Taman Mini “Indonesia
Indah” melalui senyum skylift sebagai identitas baru pelayanan karyawan skylift pada pengunjungnya di laksanakana?
b. Bagaimana pesan yang disampaikan kereta gantung skylift Taman Mini “Indonesia Indah” melalui senyum skylift sebagai identitas baru pelayanan
karyawan skylift pada pengunjungnya 1. Seperti apakah isi pesan yang disampaikan pada pelayanan kereta gantung
skylift Taman Mini “Indonesia Indah” melalui senyum skylift sebagai identitas baru pelayanan karyawan skylift pada pengunjungnya?
24
2. Seperti apakah bentuk pesan yang disampaikan pada pelayanan kereta gantung skylift Taman Mini “Indonesia Indah” melalui senyum skylift
sebagai identitas baru pelayanan karyawan skylift pada pengunjungnya? 3. Apakah senyum skylift merupakan pelayanan utama kereta gantung skylift
Taman Mini “Indonesia Indah”? 4. Apakah makna yang ingin diperoleh oleh kereta gantung skyift Taman
Mini “Indonesia Indah” melalui pelayanan senyum skylift sebagai identitas barunya?
c. Bagaimana harapan kereta gantung skylift Taman Mini “Indonesia Indah” melalui senyum skylift sebagai identitas baru pelayanan karyawan skylift pada
pengunjungnya. 1. Hal seperti apa yang diharapkan kereta gantung skylift Taman Mini
“Indonesia Indah” melalui senyum skylift sebagai identitas baru pelayanan karyawan skylift pada pengunjungnya?
2. Target apa yang ingin dicapai kereta gantung skylift Taman Mini “Indonesia Indah” melalui senyum skylift sebagai identitas baru pelayanan
karyawan skylift pada pengunjungnya d. Bagaimana pelayanan kereta gantung skylift Taman Mini “Indonesia Indah”
melalui senyum skylift sebagai identitas baru pelayanan karyawan skylift pada pengunjungnya.
25
1. Seperti apakah pelayanan yang diberikan karyawan skylift kepada pengunjungnya melalui senyum skylift?
2. Apakah pelayanan kereta gantung skylift Taman Mini “Indonesia Indah” melalui senyum skylift sebagai identitas baru pelayanan karyawan skylift
pada pengunjungnya telah berperan dengan baik? 3. Apakah pelayanan senyum skylift melalui identitas baru sudah tepat bagi
kereta gantung skylift Taman Mini “Indonesia Indah”?
b. Pertanyaan Informan Kunci
1. Sudah berapa kalikah anda mengunjungi TMII? 2. Sudah berapa kalikah anda menaiki kereta gantung skylift TMII?
3. Apa yang membuat anda tertarik menaiki kereta gantung skylift TMII? 4. Apa manfaat yang anda dapat dari menaiki kereta gantung skylift TMII?
5. Apakah anda mengetahui pelayanan skylift melalui senyum skylift sebagai identitas barunya?
6. Sudah tepatkah pelayanan yang di berikan oleh kereta gantung skylift melalui senyum skylift kepada pengunjung?
7. Apakah menurut anda karyawan skylift sudah cukup baik dalam memberikan pelayanan kepada pengunjung?
8. Apakah menurut anda pelayanan yang sekarang diberikan karyawan skylift sudah bisa menjadi identitas baru, seperti apakah pelayanan yang diberikan
menurut anda?
26
9. Bagaimana menurut anda fasilitas yang diberikan oleh skylift TMII? 10. Harapan seperti apa yang anda inginkan melalui pelayanan karyawan skylift
TMII kepada pengunjung? 11. Apakah pesan yang disampaikan oleh karyawan skylift TMII bermanfaat bagi
anda? 12. Apakah ada pesan atau masukan dari anda untuk kereta gantung skylift TMII?
1.7 Subyek dan Informan Penelitian 1.7.1 Subyek Penelitian
“Subyek penelitian adalah sesuatu baik makhluk hidup, benda ataupun lembaga instansi, yang sifat dan keadaannya atributnya akan diteliti. Dengan
kata lain subyek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian”. Tatang M : 2009. Subjek penelitian ini adalah
pimpinan dan karyawan Kereta Gantung Skylift Taman Mini “ Indonesia Indah” Jakarta.
1.7.2 Informan Penelitian
“Informan adalah seseorang yang mengetahui informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang
latar penelitian”. Moleong : 90. Sedangkan menurut Websters New Colleagiate Dictionary seorang informan adalah “seorang pembaca asli yang berbicara dengan
27
mengulang kata-kata, frasa, dan kalimat dalam bahasa atau dialeknya sebagai model instansi atau sumber informasi”. Spradley,2006 : 36.
Informan dijadikan sumber informasi yang mengetahui tentang masalah penelitian yang sedang diteliti oleh peneliti, dengan pertimbangan bahwa
merekalah yang paling mengetahui informasi yang akan diteliti.
Tabel 1.1 Informan Penelitian
No Nama
Jabatan 1.
Nuki J.A Ariffin General Manager Skylift TMII
2. Rudy Hudiarto
Marketing Skylift TMII
3 Sonnie Mandey
Karyawan Skylift TMII Sumber : analisis peneliti, 2011
Untuk melengkapi penelitian ini, peneliti menambahkan uji keabsahan data dengan pendekatan triangulasi data. Menurut Moleong dalam bukunya Metodologi
Penelitian Kualitatif, “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain”. Teknik triangulasi data menurutut Denzin
1978 membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, penyidik dan teori.
28
Dalam penelitian ini pun terdapat key informan yaitu pengunjung Kereta Gantung skylift Taman Mini “Indonesia Indah”.
Tabel 1.2 Key Informan
No Nama
Keterangan 1.
Ali Munajar Karyawan
2. Hamid
Mahasiswa
3 Mayang
Ibu Rumah Tangga Sumber : analisis peneliti, 2011
1.8 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, metode penelitian dengan metode deskriptif yaitu suatu metode
penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan proses atau peristiwa yang sedang berlaku pada saat ini di lapangan yang dijadikan objek penelitian,
kemudian data atau informasinya di analisis sehingga diperoleh suatu pemecahan masalah. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan Winarno Surachmad 1982
: 139 yang mengatakan:
“Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang yang mencakup berbagai teknik diantaranya adalah
penyelidik yang menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan penyelidik dengan teknik survey, interview, angket, observasi, studi kasus,
29
studi komparatif, studi waktu dan gerak, analisis kuantitatif, studi kooperatif atau operasional”.
Jadi metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif karena pada penelitian ini hanya bertujuan untuk melukiskan atau
mendeskripsikan secara faktual dan cermat. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya
penerapan pendekatan kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan bekemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Data-data yang
dimaksud tersebut mungkin berasal dari wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.
Menurut Jane Richie, “Penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi
dan persoalan tentang manusia yang diteliti”. Kembali pada definisi di sini dikemukakan tentang peranan penting dari apa yang seharusnya diteliti yaitu
konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti.
1.9 Teknik Pengumpulan Data
Untuk dapat menghasilkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperlukan suatu teknik yang sesuai, dan dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik-teknik pengumpulan data sebagai berikut :
30
1. Wawancara mendalam Menurut Lexy J. Moleong 2007 wawancara adalah “percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban
atas pertanyaan itu”. Moleong 2007:186. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan fakta dan data yang akurat
mengenai Senyum Skylift Taman Mini “Indonesia Indah”. Teknik ini di lakukan dengan cara bertatap muka langsung dan tanya jawab langsung secara
lisan. Yang menjadi narasumber adalah orang-orang yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, yaitu karyawan dan pengunjung Taman
Mini “Indonesia Indah”, karena mereka ini yang merupakan sumber informasi dari Senyum Skylift Taman Mini “Indonesia Indah” sebagai bentuk identitas
baru pelayanan kepada pengunjung. 2. Observasi atau pengamatan
Adalah “Kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan pancaindera lainnya”.
Bungin, 2005:133.
31
3. Dokumentasi Catatan peristiwa yang sudah berlalu. “Dokumen dapat berupa tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal
dokumen sebagai sumber data dpat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan”. Moleong, 2000: 161.
4. Studi Pustaka Yaitu suatu teknik yang menelaah teori-teori, pendapat-pendapat, khususnya
yaitu dengan membaca buku-buku, melihat kembali catatan perkuliahan dan bahan referensi lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
5. Internet Searching atau pencarian secara online Merupakan “Pencarian dengan menggunakan komputer yang dilakukan
melalui internet dengan alat atau software pencarian tertentu pada server- server yang tersambung dengan internet yang tersebar diberbagai penjuru
dunia”. Sarwono, 2005; 229. Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan secara online dengan
mencari dan mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan penelitian yang sedang diteliti. Diantaranya melalui alamat-alamat website seperti
www.google.com, www.yahoo.com, www.geocities.com, dan lain-lain.
32
Dokumentasi sendiri ataupun yang didapatkan dari orang lain merupakan salah satu sumber pengumpulan data dimana sumber dokumentasi ini
diperoleh dari beberapa datadokumen, laporan, buku, surat kabar dan juga beberapa bacaan yang mendukung penelitian ini.
1.10 Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif Bogdan dan Biklen, 1982 adalah “Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting
dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”.
Teknik analisis data dilakukan sepanjang proses penelitian sejak penelitian memasuki lapangan untuk mengumpulkan data. Tahap-tahap teknik analisis data
diperlukan untuk memudahkan peneliti menganalisis data. Tahap teknik analisis data, akan dijabarkan sebagai berikut :
1. Penyeleksian Data Penyeleksian data yakni memilah data yang didapatkan untuk dijadikan
sebagai bahan laporan penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan penelitian dan dianggap relevan untuk
dijadikan sebagai hasil laporan penelitian. Data yang diperoleh kemungkinan
33
tidak sejalan dengan tujuan penelitian sebelumnya, oleh karena itu penyeleksian data yang dianggap layak sangat dibutuhkan.
2. Klasifikasi Data Klasifikasi data yakni mengkategorikan data yang diperoleh berdasarkan
bagian-bagian penelitian yang telah ditetapkan. Klasifikasi data ini dilakukan untuk memberikan batasan pembahasan dan berusaha untuk menyusun
laporannya secara tersistematis menurut klasifikasinya. Klasifikasi ini juga membantu penulis dalam memberikan penjelasan secara lebih detail dan jelas.
3. Merumuskan hasil penelitian Semua data yang diperoleh kemudian dirumuskan menurut pengklasifikasian
data yang telah ditentukan. Rumusan hasil penelitian ini memaparkan beragam hasil yang didapat di lapangan dan berusaha untuk menjelaskan
dalam bentuk laporan yang terarah dan sistematik. 4. Menganalisis hasil penelitian
Tahap yang terakhir adalah menganalisis hasil penelitian yang diperoleh dan berusaha membandingkannya dengan berbagai teori atau model atau
penelitian sejenis lainnya dengan data yang diperoleh secara nyata di lapangan. Menganalisa hasil penelitian dilakukan untuk dapat memperoleh
jawaban atas penelitian yang dilakuakan dan berusaha untuk membuahkan suatu kerangka pikir atau menguatkan yang ada.
Tahapan-tahapan analisis data di atas merupakan bagian yang tidak saling terpisahkan, sehingga saling berhubungan antara tahap yang satu dengan tahap
34
yang lain. Analisis dilakukan secara kontinyu dari awal sampai akhir penelitian, untuk mengetahui Pelayanan Kereta Gantung Skylift Taman Mini “Indonesia
Indah” Melalui Senyum Skylift Sebagai Identitas Baru.
1.11 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.11.1 Lokasi Penelitian
Pada penelitian deskriptif mengenai senyum skylift ini, peneliti melakukan penelitian di Taman Mini “Indonesia Indah” Jln. Raya Taman Mini Pondok Gede
Jakarta 13560. Telepon: 021-8409270-8409237-8409210-8409236, Fax: 021- 8400709, Website: www.tamanmini.com
1.11.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Juli 2011, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut:
35
Tabel 1.3 Waktu Penelitian
2011
No Kegiatan
Bulan Februari
2011 Maret
2011 April
2011 Mei
2011 Juni
2011 Juli
2011 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan
Judul 2.
Penulisan Bab I
Bimbingan 3.
Seminar UP 4.
Penulisan Bab II
Bimbingan 5.
Pengumpulan Data
Lapangan 6.
Penulisan Bab III
Bimbingan
36
7. Penulisan
Bab IV Bimbingan
8. Penulisan
Bab V Bimbingan
9. Penyusunan
Skripsi 10.
Sidang kelulusan
11. Revisi Skripsi
Sumber : Analisa Peneliti, 2011
37
1.12 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran penelitian ini secara sistematika, peneliti membagi susunan skripsi kedalam lima bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, pertanyaan penelitian,
metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, lokasi
dan waktu penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisikan tinjauan permasalahan dari aspek teoritis, yaitu tinjauan tentang komunikasi, tinjauan tentang komunikasi organisasi, tinjauan tentang
komunikasi non verbal, tinjauan tentang pelayanan, tinjauan tentang identitas, tinjauan tentang staf karyawan, tinjauan tentang pengunjung.
BAB III OBYEK PENELITIAN
Pada bab ini peneliti memberikan gambaran tentang tempat peneliti melakukan penelitian, yaitu Taman Mini “Indonesia Indah”. Dimulai dari
sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan gambaran tentang pelayanan TMII, Skylift TMII.
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan mengenai hasil dari wawancara dengan informan. Didalamnya berisikan data informan, analisis penelitian dan pembahasan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini, peneliti memberikan kesimpulan dari hasil pembahasan yang ada pada identifikasi masalah dan juga peneliti memberikan saran-saran
kepada perusahaan dan kepada peneliti selanjutnya.
39
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Komunikasi
Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan
sesamanya sudah ada sejak dahulu. Sifat manusia untuk menyampaikan keinginnannya dan untuk mengetahui hasrat orang lain, merupakan awal
keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis melalui lambang-lambang isyarat, kemudian disusul dengan kemampuan untuk memberi arti setiap lambang-
lambang itu dalam bentuk verbal.
2.1.1 Definisi Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama di sini maksudnya sama makna. Joseph A. Devito 1996 mengemukakan komunikasi adalah “Tansaksi.
Dengan transaksi dimaksudkan bahwa komunikasi meupakan suatu proses di mana
40
komponen-komponennya saling terkait, dan bahwa para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan”.
Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah “Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta
pembentukan pendapat dan sikap”. Definisi Hovland di atas menunjukan bahwa yang dijadikan objek studi
ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum public opinion dan sikap publik public attitude yang dalam
kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasinya
sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain communication is the process to modify the behavior of other
individuals.
Sebuah definisi singkat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanya “Siapa
yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.
Menurut Harold Laswell cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut “Who Says What In
41
Which Channel To Whom With What Effect?” Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan pengaruh Bagaimana?.
Definisi Lasswell, secara eksplisit dan kronologis menjelaskan tentang lima komponen yang terlibat dalam komunikasi, yaitu :
a. Siapa pelaku komunikasi pertama yang mempunyai inisiatif atau sumber
b. Mengatakan apa isi informasi yang disampaikan c. Kepada siapa pelaku komunikasi lainnya yang dijadikan sasaran
penerima d. Melalui saluran apa saluran atau alat apa yang digunakan dalam
penyampaian informasi e. Dengan akibat atau hasil apa hasil yang terjadi pada diri
penerima
Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia human communication
bahwa: “Komunikasi adalah suatu tanskasi, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan 1 membangun hubungan antarsesama
manusia; 2melalui pertukaran informasi;
3untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; serta 4 berusaha
mengubah sikap dan tingkah laku itu”. Book, 1980.
42
Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika yang telah banyak member perhatian pada studi riset komunikasi, khususnya dalam hal
penyebaran inovasi membuat definisi bahwa ”Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud
untuk mengubah tingkah laku mereka”. Definisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrence
Kincaid 1981 sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa:
“Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama
lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang saling mendalam”
Menurut Shannon dan Weaver 1949 bahwa komunikasi adalah “Bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh memengaruhi satu sama lainnya, sengaja
atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan seni, dan teknologi”.
Oleh karena itu, jika kita berada dalam suatu situasi berkomunikasi, kita memiliki kesamaan dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa atau kesamaan arti
dari simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi.
43
Berikut ini adalah beberapa definisi komunikasi menurut para ahli: 1. William Albig
Komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang berarti individu-individu.
2. Wilbur Schramm Komunikasi adalah usaha seorang untuk mengadakan persamaan dengan
orang lain. 3. Sir Geral Barry
Berkomunikasi adalah berunding bahwa dengan berkomunikasi orang memperoleh pengetahuan informasi dan pengalaman, karena itu maka
orang saling mengerti percakapan, keyakinan, kepercayaan dan control sangat diperlukan. Catatan Pengantar Ilmu Komunikasi.
Secara garis besar komunikasi berarti penyampaian pesan dari komunikator berarti penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan baik secara verbal
maupun non-verbal untuk tercapainya tujuan yaitu, perubahan sikap attitude change, perubahan pendapat opinion change, perubahan perilaku behavior
change, dan perubahan sosial sosial change. Catatan Pengntar Ilmu Komunikasi.
44
2.1.2 Proses Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses. Suatu kegiatan yang dilakukan secara kontinu. Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer
langsung dan secara sekunder tidak langsungmenggunakan media. a. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
symbol sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya
yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
b. Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan
oleh seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang
komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relative jauh
atau jumlahnya banyak. surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio,
45
televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
William G. Scott yang mengutip pendapat Babcock dalam Thoha 1977 mengatakan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi proses komunikasi:
1. The Act Perbuatan Perbuatan komunikasi menginginkan pemakaian lambang-lambang yang
dapat dimengerti secara baik dan hubungan-hubungan yang dilakukan oleh manusia. Pada umumnya lambang-lambang tersebut dinyatakan
dengan bahasa atau dalam keadaan tertentu tanda-tanda lain dapat pula dipergunakan.
2. The Scene Adegan Adegan sebagai salah satu faktor dalam komunikasi ini menekankan
hubungannya dengan lingkungan komunikasi. Adegan ini menjelaskan apa yang dilakukan, simbol apa yang digunakan dan arti apa yang
dikatakan. Dengan pengertian adegan ini merupakan apa yang dimaksudkan yakni sesuatu yang akan dikomunikasikan dengan melalui
simbol apa, sesuatu itu dapat dikomunikasikan.
46
3. The Agent Pelaku Individu-individu yang mengambil bagian dalam hubungan komunikasi
dinamakan pelaku-pelaku komunikasi. Pengirim dan penerima yang terlibat dalam hubungan komunikasi ini, adalah contoh dari pelaku-
pelaku komunikasi tersebut. Dan peranannya seringkali saling menggantikan dalam situasi komunikasi yang berkembang.
4. The Agency Perantara Alat-alat yang dipergunakan dalam komunikasi dapat membangun
terwujudnya perantara itu the agency. Alat-alat itu selain dapat terwujud komunikasi lisan, tatap muka, dapat muka, dapat juga alat komunikasi
tertulis, seperti surat perintah, memo, bulletin, nota, surat tugas dan lainnya yang sejenis.
5. The Purpose Tujuan Menurut Grace dalam Thoha 1997, ada empat macam tujuan tersebut
yaitu: a. Tujuan Fungsional The Functional Goals; ialah tujuan yang secara
pokok bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi atau lembaga.
47
b. Tujuan Manipulasi The Manipulative Goals; tujuan ini dimaksudkan untuk menggerakan orang-orang yang menerima ide-ide yang
disampaikan baik sesuai ataupun tidak dengan nilai dan sikapnya sendiri.
c. Tujuan Keindahan The Aesthetics Goals; tujuan ini bermaksud untuk mencipkatakan tujuan-tujuan yang bersifat kreatif. Komunikasi ini
dipergunakan untuk
memungkinkan seseoarang
mampu mengungkapkan perasaan tadi dalam kenyataan.
d. Tujuan Keyakinan The Cofidence Goals; tujuan ini bermaksud untuk meyakinkan atau mengembangkan keyakinan orang-orang pada
lingkungan.
2.1.3 Unsur –unsur Komunikasi
Perkembangan terakhir adalah munculnya pandangan dari Joseph de Vito, K. Sereno dan Erika Vora yang menilai faktor lingkungan merupakan unsur yang
tidak kalah pentingnya. Dalam mendukung terjadinya proses komunikasi. Unsur- unsur komunikasi yang dikemukakan di atas dilukiskan dalam gambar, kaitan
antara satu unsur dengan unsur lainnya dapat dilihat seperti berikut.
48
Gambar 2.1 Unsur Komunikasi
Sumber: Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori Praktek
1. Sumber, semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia,
sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut
pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggris disebut source, sender, atau encoder.
2. Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampikan dengan
cara tatap muka melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa
Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atau information.
SUM BER PESAN
M EDIA PENERIM A
EFEK
UM PAN BALIK
Lingkungan
49
3. Media yang dimaksud di sini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa
pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa
bermacam-macam bentuknya, misalnya
dalam komunikasi
antarpribadi pancaindera dianggap sebagai media komunikasi. Selain indera manusia, ada juga saluran komunikasi seperti telepon, surat,
telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi. 4. Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh
sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih bisa dalam bentuk kelompok, partai atau Negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai
macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah
dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber, pesan, atau saluran.
5. Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima
pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang De Fleur, 1982. Oleh karena itu, pengaruh bisa juga diartikan
perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.
6. Umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk dari pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga
50
berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. Misalnya sebuah konsep surat yang memerlukan
perubahan sebelum dikirim, atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai ke tujuan.
Hal-hal seperti itulah yang menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber.
7. Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat memengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas
empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.
2.1.4 Fungsi Komunikasi
Menurut Onong Uchajana Effendy dalam buku yang berjudul “Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, fungsi komunikasi adalah :
1. Menginformasikan To inform. Karena perilaku menerima informasi merupakan perilaku alamiah masyarakat.
Dengan menerima informasi yang benar masyarakat akan merasa aman tentram. Informasi akurat diperlukan oleh beberapa bagian masyarakat untuk
bahan dalam pembuatan keputusan. Informasi dapat dikaji secara mendalam sehingga melahirkan teori baru dengan demikian akan menambah
perkembangan ilmu pengetahuan. Informasi disampaikan pada masyarakat
51
melalui berbagai tatanan komunikasi, tetapi yang lebih banyak melalui kegiatan mass communication.
2. Mendidik To educate. Kegiatan komunikasi pada masyarakat dengan memberiakan berbagai
informasi tidak lain agar masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju, lebih berkembang kebudayaannya. Kegiatan mendidik masyarakat dalam arti luas
adalah memberikan berbagai informasi yang dapat menambah kemajuan masyarakat dengan tatanan komunikasi massa. Sedangkan kegiatan mendidik
masyarakat dalam arti sempit adalah memberikan berbagai informasi dan juga berbagai ilmu pengetahuan melalui berbagai tatanan komunikasi kelompok
pada pertemuan-pertemuan, kelas-kelas, dan sebagainya. Tetapi kegiatan mendidik masyarakat yang paling efektif adalah melalui kegiatan Komunikasi
Interpersonal antara penyuluh dengan anggota masyarakat, antara guru dengan murid, antara pimpinan dengan bawahan, dan antara orang tua dengan anak-
anaknya. 3. Menghibur To entertain.
Perilaku masyarakat menerima informasi selain untuk memenuhi rasa aman juga menjadi sarana hiburan masyarakat. Apalagi pada masa sekarang ini
banyak penyajian informasi melalui sarana seni hiburan.
52
4. Mempengaruhi To influence. Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat juga dapat
dijadikan sarana untuk mempengaruhi masyarakat tersebut ke arah perubahan sikap dan perilaku yang diharapkan. Misalnya mempengaruhi masyarakat
untuk mendukung suatu pilihan dalam pemilu dapat dilakukan melalui komunikasi massa dalam bentuk kampanye, propaganda, selebaran-selebaran,
spanduk dan sebagainya. Tetapi berdasarkan beberapa penelitian kegiatan mempengaruhi masyarakat akan lebih efektif dilakukan melalui Komunikasi
Interpersonal. Effendy, 2003 : 55
2.1.5 Tujuan Komunikasi
Menurut Onong Uchajana Effendy dalam buku yang berjudul “Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi”. Tujuan Komunikasi adalah :
a. Mengubah sikap To change the attitude. b. Mengubah opini To change the opinion
c. Mengubah Perilaku To change the opinion d. Mengubah masyarakat To change the society. Effendy, 2003 : 55
53
2.1.6 Konteks Komunikasi Menurut Deddy Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi suatu pengantar,
komunikasi tidak berlangsung dalam suatu ruang hampa sosial, melainkan dalam suatu konteks atau situasi tertentu. Secara luas, konteks komunikasi di sini berarti
semua faktor-faktor di luar orang-orang yang berkomunikasi yang terdiri dari : 1. Aspek bersifat Fisik, seperti : iklim, suhu, cuaca, bentuk ruangan, warna
dinding, tempat duduk, jumlah peserta komunikasi dan alat untuk penyampaian pesan.
2. Aspek Psikologis, seperti : sikap, kecenderungan, prasangka dan emosi para peserta komunikasi.
3. Aspek Sosial, seperti : norma kelompok, nilai sosial, dan karakteristik budaya. 4. Aspek Waktu, seperti : yaitu kapan berkomunikasi.
Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteks atau tungkatannya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam
komunikasi. sehingga dikenal adanya komunikasi dengan diri sendiri intrapersonal communication, komunikasi diadik dyadic communication,
komunikasi antarpribadi interpersonal communication, komunikasi kelompok kecil small group comminication, komunikasi public public
communication, komunikasi oraganisasi organization communication dan komunikasi massa mass communication. Mulyana, 2002 :69-70
54
2.1.7 Hambatan Komunikasi
Menurut Onong Uchajana Effendy dalam bukunya “Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi”, ada beberapa hal yang merupakan hambatan komunikasi
yang harus menjadi perhatian bagi komunikator bila ingin komunikasinya sukses, yaitu sebahai berikut :
1. Gangguan. 2. Kepentingan.
3. Motivasi terpendam. 4. Prasangka. Effendy, 2003 : 45
Menurut Onong Uchajana dalam buku yang berjudul “Dinamika Komunikasi”, faktor-faktor penghambatan komunikasi adalah :
1. Hambatan sosio-psikologis. 2. Hambatan semantis.
3. Hambatan makanis. Effendy, 2004 : 11
55
2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Organisasi
Komunikasi dalam organisasi menjadi sistem aliran yang menghubungkan dan membangkitkan kinerja antar bagian dalam organisasi sehingga menghasilkan
sinergi.
2.2.1 Definisi Komunikasi Organisasi
Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah: “Pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang
kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola,
komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan,
komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama leveltingkatnya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan
berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program”. Arni Muhammad, 2005:65.
Joseph A. Devito mendefinisikan komunikasi organisasi merupakan: “Pengiriman dan penerimaan berbagai pesan di dalam organisasi – di
dalam kelompok formal maupun informal organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
sifatnya berorientasi pada organisasi. Isinya berupa cara-cara kerja di dalam organisasi, produktivitas dan berbagai pekerjaan yang harus
dilakukan dalam organisasi: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Komunikasi informal adalah komunikasi
yang disetujui secara sosial. Orientasinya tidak pada organisasinya sendiri, tetapi lebih pada para anggotanya secara individual. Joseph
A. Devito, 1997:340.
56
2.2.2 Pendekatan Komunikasi Organisasi
Komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi akan dipaparkan beberapa pendekatan yaitu:
a. Pendekatan Makro Dalam pendekatan makro organisasi dipandang sebagai suatu srtuktur
global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam berinteraksi ini organisasi melakukan aktivitas tertentu seperti memproses informasi dari
lingkungan, mengadakan identifikasi, melakukan integrasi dan menentukan tujuan organisasi.
b. Pendekatan Mikro Pendekatan ini terutama memfokuskan kepada komunikasi dalam unit
dan sub-unit pada suatu organisasi. Komunikasi yang diperlukan dalam tingkat ini adalah antara anggota kelompok, komunikasi untuk pemberian
orientasi dan latihan, komunikasi untuk melibatkan anggota kelompok dalam tugas kelompok, komunikasi untuk menjaga iklim organisasi, komunikasi
dalam mensupervisi dan pengerahan pekerjaan dan komunikasi untuk mengetahui rasa kepuasan kerja dalam organisasi.
c. Pendekatan Individual Pendekatan individual berpusat kepada tingkah laku komunikasi
individual dalam organisasi. Semua tugas-tugas yang telah diuraikan kepada
57
kedua pendekatan yang sebelumnya akhirnya diselesaikan oleh komunikasi individual satu sama lainnya. Komunikasi individual ini ada beberapa
bentuknya di antaranya berbicara dalam kelompok kerja, mengunjungi dan berinteraksi dalam rapat, menulis dan mengonsep surat, memperdebatkan
suatu usulan dan sebagainya. d. Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah menganggap bahwa organisasi harus menggunakan metode-metode ilmiah untuk meningkatkan produktivitas. Dalam pandangan
ini produktivitas pada umumnya menyangkut masalah fisik dan psikologis.
e. Pendekatan Hubungan Antar Manusia Pendekatan hubungan antar manusia berkembang sebagai reaksi
terhadap perhatian eksklusif faktor-faktor fisik dalam mengukur keberhasilan organisasi. Salah satu asumsi prinsip dari pendekatan hubungan antarmanusia
adalah bahwa kenaikan kepuasan kerja akan mengakibatkan kenaikan produktivitas: seseorang karyawan yang bahagia adalah karyawan yang
produktif. Oleh karena itu fungsi manajemen adalah menjaga agar para karyawan terus merasa puas.
f. Pendekatan Sistem Pendekatan sistem mengkombinasikan unsur-unsur terbaik dari
pendekatan ilmiah dengan pendekatan hubungan antarmanusia. Pendekatan
58
ini memandang organisasi sebagai suatu sistem simana semua bagian berinteraksi dan setiap bagian mempengaruhi bagian lainnya.
g. Pendekatan Kultural Sebuah pendekatan kontemporer mengenai organisasi menganggap
bahwa perusahaan harus dipandang sebagai suatu kesatuan sosial atau kultur. Pandangan cultural melihat organisasi dan para pekerjanya memiliki
seperangkat nilai-nilai dan tujuan yang sama. Itulah sebabnya para pekerja berkontribusi untuk pertumbuhan dan kemakmuran organisasi.
2.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Non-Verbal
Kode nonverbal yang digunakan dalam berkomunikasi, sudah lama menarik perhatian para ahli terutama dari kalangan antropologi, bahasa, bahkan
dari bidang kedokyeran. Perhatian para ahli untuk mempelajari bahasa nonverbal diperkirakan dimulai sejak tahun 1873, terutama dengan munculnya tulisan
Charles Darwin tentang bahasa ekspresi wajah manusia. Komunikasi nonverbal dapat menjalankan sejumlah fungsi penting. Periset
nonverbal mengidentifikasi enam fungsi utama Ekman, 1965; Knapp, 1978. a. Untuk Menekankan
Kita menggunakan komunikasi nonverbal untuk menonjolkan atau menekankan beberapa bagian dari pesan verbal. Misalnya saja, anda
59
mungkin tersenyum untuk menekankan kata atau ungkapan tertentu, atau anda dapat memukulkan tangan anda ke meja untuk menekankan
suatu hal tertentu. b. Untuk Melengkapi Complement
Kita juga menggunakan komunikasi nonverbal untuk memperkuat warna atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal. Jadi,
anda mungkin tersenyum ketika menceritakan cerita lucu, atau menggeleng-gelengkan kepala ketika menceritakan ketidak-jujuran
seseorang. c. Untuk Menunjukkan kontradiksi
Kita juga dapat secara sengaja mempertentangkna pesan verbal kita dengan gerakan nonverbal. Sebagai conto, anda dapat menyilangkan
jari anda atau mengedipkan mata untuk menunjukan bahwa yang anda katakana tidak benar.
d. Untuk Mengatur Gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan
keinginan anda untuk mengatur arus vesan verbal. Mengerutkan bibir, mencondongkan badan ke depan, atau membuat gerakan tangan untuk
menunjukan bahwa anda ingin mengatakan sesuatu merupakan contoh- contoh dari fungsi mengatur ini. Anda mungkin juga mengangkat
tangan anda atau menyuarakan jenak pause anda misalnya dengan
60
menggumamkan “umm” untuk memperlihatkan bahwa anda belum berhenti berbicara.
e. Untuk Mengulangi Kita juga dapat mengulangi atau merumuskan- ulang makna dari pesan
verbal. Misalnya, anda dapat menyertai pernyataan verbal “Apa benar?” dengan mengangkat alis mata anda, atau anda dapat
menggerakan kepala atau tangan untuk mengulangi pesan verbal “Ayo kita pergi.”
f. Untuk Menggantikan Komunikasi nonverbal juga dapat menggantikan pesan verbal. Anda
dapat, misalnya, mengatakan “oke” dengan tangan anda tanpa berkata apa-apa. Anda dapat menganggukan kepala untuk mengatakan “ya”
atau menggelengkan kepala untuk mengatakan “tidak”.
Kode nonverbal dapat dikelompokan dalam beberapa bentuk, antara lain: a. Kinesics ialah kode nonverbal yang ditujukan oleh gerakan-gerakan
badan. Gerakan-gerakan badan bisa dibedakan atas lima macam berikut. 1. Emblems ialah isyarat yang berarti langsung pada simbol yang dibuat
oleh gerakan badan. Misalnya mengangkat jari V yang artinya Victory atau menang.
61
2. Illustrators ialah isyarat yang dibuat dengan gerakan-gerakan badan untuk menjelaskan sesuatu, misalnya besarnya barang atau tinggi
rendahnya suatu objek yang dibicarakan. 3. Affect displays ialah syarat yang terjadi karena adanya dorongan
emosional sehingga berpengaruh pada ekspresi muka, misalnya tertawa, menangis, tersenyum, sinis, dan sebagainya. Hampir semua
bangsa di dunia melihat perilaku tertawa dan senyum sebagai lambing kebahagiaan, sedangkan menangis dilambnagkan sebagai tanda
kesedihan. 4. Regulators ialah gerakan-gerakan tubuh yang terjadi pada daerah
kepala, misalnya mengangguk tanda setuju atau menggeleng tanda menolak.
5. Adaptor ialah gerakan badan yang dilakukan sebagai tanda kejeng- kelan. Misalnya menggerutu, mengepalkan tinju ke atas meja, dan
sebagainya. b. Gerakan mata eye gaze alat komunikasi yang paling berarti dalam
memberi isyarat tanpa kata. Mark Knapp dalam risetnya menemukan empat fungsi utama gerakan mata, yaitu:
1. Untuk memperoleh umpan balik dari seorang lawan bicaranya. 2. Untuk menyatakan terbukanya saluran komunikasi dengan tibanya
waktu untuk bicara.
62
3. Sebagai sinyal untuk menyalurkan hubungan, di mana kontak mata akan meningkatkan frekuensi bagi orang yang saling memerlukan.
4. Sebagai pengganti jarak fisik. c. Sentuhan touching ialah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan
badan. Menurut bentuknya sentuhan badan dibagi atas tiga macam berikut. 1. Kinesthetic ialah isyarat yang ditunjukan dengan bergandengan tangan
satu sama lain, sebagai symbol keakraban atau kemesraan. 2. Sociofugal ialah isyarat yang ditunjukan dengan jabatan tangan atau
saling merangkul. 3. Thermal ialah isyarat yang ditunjukan dengan sentuhan badan yang
terlalu emosional sebagai tanda persahabatan
yang begitu
intim.misalnya menepuk punggung karena sudah lama tidak bertemu. d. Paralanguage ialah isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama suara
sehingga penerima dapat memahami sesuatu dibalik apa yang diucapkan. Misalnya “datanglah” bisa diartikan betul-betul mengundang kehadiran
kita atau sekedar basa-basi. e. Diam berbeda dengan tekanan suara, sikap diam juga merupakan kode
nonverbal yang mempunyai arti. Max Picard menyatakan bahwa “Diam tidak semata-mata mengandung arti sikap negatif tetapi bisa juga
melambangkan sikap positif”. Untuk memahami sikap diam kita perlu belajar terhadap kebudayaan atau kebiasaan-kebiasaan seseorang.
63
f. Fostur tubuh, orang dilahirkan dengan berbagai bentuk tubuh. Well dan Siegel 1961 dua orang ahli psikologi melalui studi yang mereka lakukan,
berhasil menggambarkan bentuk-bentuk
tubuh manusia
dengan karakternya.
g. Kedekatan dan ruang adalah kode nonverbal yang menunnjukan kedekatan dari dua objek yang mengandung arti.
h. Atrifak dan visualisasi, hasil seni juga banyak memberikan isyarat yang mengandung arti. Artifak adalah hasil kerajinan manusia baik yang
melekat pada diri manusia maupun yang ditujukan untuk kepentingan umum.
i. Warna juga memberi arti terhadap suatu objek. Hampir semua bangsa di dunia memiliki arti tersendiri pada warna.
j. Waktu, ungkapan time is Money membuktikan bahwa waktu sangat penting bagi orang yang ingin maju. Waktu mempunyai arti tersendiri
dalam kehidupan manusia. k. Bunyi, kalau paralanguage dimaksudkan sebagai tekanan suara yang
keluar dari mulut untuk menjelaskan ucapan verbal, banyak bunyi-bunyian yang dilakukan sebagai tanda isyarat yang tidak dapat digolongkan
sebagai paralanguage. Misalnya bersiul, bertepuk tangan, bunyi terompet, letusan senjata, beduk, sirine, dan sebagainya.
l. Bau juga kode nonverbal, selain digunakan untuk melambangkan status seperti kosmetik, bau juga dapat dijadikansebagai petunjuk arah. Misalnya
64
posisi bangkai, bau karet terbakar dan sebagainya. Cangara, 1998:104- 106.
2.4 Tinjauan Tentang Pelayanannya
Didalam sebuah lembaga atau perusahaan yang menawarkan barang atau jasa pelayanan merupakan suatu yang sangat perlu di perhatikan untuk memerikan kesan
baik yang ditimbulkan dan di tangkap oleh masyarakat.
2.4.1 Pengertian Pelayanan
Menurut William J.Stanton “Pelayanan konsumen adalah kegiatan yang diidentifikasi secara tersendiri yang pada hakikatnya bersifat tidak harus terikat
pada penjualan produk atau jasa lain”. Stanton, 1991 : 220. Seperti yang diungkapkan oleh H.A.S Moenir 2008:17 dalam bukunya
manajemen pelayanan umum bahwa: “Pelayanan adalah pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang
langsung karena aktivitas adalah suatu proses penggunaan akal, pikiran, panca indera, dan anggota badan dengan atau tanpa alat bantu oleh
seseorang untuk sesuatu yang digunakan, baik dalam bentuk barang maupun jasa”.
Sedangkan menurut Badiuw Craven “Pelayanan konsumen adalah suatu proses kegiatan yang menambah nilai kepada hubungan pembeli dan penjual,
65
prosesnya harus didefinisikan, dianalisis, dikelola, dengan tujuan untuk memperbaiki kepuasan konsumen.” Craven, 1998 : 220
Pendapat di atas mempunyai pengertian bahwa pelayanan merupakan suatu alat komunikasi di mana atas dasar ini perusahaan akan dapat mengetahui
keinginan-keinginan pengunjung serta terus dapat memberikan kepuasan pada pengunjung.
Pelayanan merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi suatu perusahaan, untuk itulah masalah pelayanan harus betul-betul diperhatikan jangan
sampai pengunjung merasa tidak puas atas pelayanan yang telah diberikan oleh karyawan. Berikut ini diungkapkan oleh Michael Lebouef dalam bukunya
Memenangkan dan Memelihara Pelanggan mengenai prinsip-prinsip pelayanan, yaitu:
1. Memuaskan perhatian terhadap apa yang disenangi dan diperlukan para pelnggan, membantu mereka member yang terbaik dan membuat
mereka senang. 2. Menjadikan upaya menolong sebagai prioritas utama. Lebouef, 1992:
17.
66
2.4.2 Karakteristik Pelayanan
a. The service element jenis pelayanan yaitu suatu perusahaan menentukan jenis pelayanan yang ditawarkan dengan menentukan jenis pelayanan yang
di tawarkan dengan memperhatikan faktor-faktor intern lingkungan maupun konsumen itu sendiri.
b. The service
element tingkat
pelayanan yaitu
perusahaan mempertimbangkan bagaimana suatu pelayanan akan diberikan, hal ini di
dasarkan konsumen tidak hanya melihat keragaman jenis pelayanan juga pelayanan itu sendiri.
c. The service Departement departemen pelayanan yaitu suatu perusahaan harus mempunyai bagian khusus yaitu menangani berbagai keluhan serta
mampu bertindak sebagai konsultan.
Kotler, 2001 : 105.
2.4.3 Fungsi Sarana Pelayanan
Sarana pelayanan yang dimaksud di sini ialah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsu sebagai alat utama atau
pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga berfungsi sosial dalam rangka kepentingan orang-orang yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja itu.
Fungsi sarana pelayanan tersebut antara lain: a. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat menghemat
waktu;
67
b. Meningkatkan produktivitas, baik barang atau jasa; c. Kualitas produk yang lebih baikterjamin;
d. Lebih mudahsederhana dalam gerak para pelakunya; e. Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan;
f. Menimbulkan perasaan puas pada orang-oarang yang berkepentingan sehingga dapat mengurangi sifat emosional mereka. Moenir, 2010:119
Oleh karena itu peranan sarana pelayanan sangat penting di samping sudah tentu peranan unsur manusianya sendiri.
2.4.4 Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen, pelanggan, atau pengunjung terhadap tingkat pelayanan yang diterima dari suatu
perusahaan. Parasuraman dan kawan-kawan dalam Fitzsimmons dan
Fitzsimmons, 1994; Zeithaml dan Bitner, 1996 mengatakan bahwa konsumen dalam melakukan penilaian terhadap kualitas jasa pelayanan ada lima dimensi
yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Bukti langsung tangibles, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi. 2. Keandalan reliability, yakni kemampuan memberikan pelayanan yang
dijadikan dengan segera, akurat, dan memuaskan. 3. Daya tanggap responsiveness, yaitu keinginan para staf untuk
membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
68
4. Jaminan assurance, mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya,
risiko atau keragu-raguan. 5. Empati emphaty, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.
Melalui pelayanan yang baik pengenalan suatu produk atau jasa akan berjalan dengan lancar. Acuan lima C dalam pelayanan, yaitu:
a. Clean : Bersih dalam pakaian dan penampilan.
b. Careful : Perhatian.
c. Charming : Mempesona atau simpatik.
d. Cheer : Menyambut dengan gembira, baik.
e. Chummy : Akrab. Rahmayanty, 2010:119
2.5 Tinjauan Tentang Identitas Perusahaan
Dalam bukunya The Company Image, Elinor Selame mengatakan identitas korporat atau corporate identity adalah “Apa yang senyatanya ada pada atau
ditampilkan oleh perusahaan”. Selame dalam Sutojo 2004:13
69
Identitas korporat corporate identity menurut M. Linggar Anggoro adalah “Suatu cara atau suatu hal yang memungkinkan suatu perusahaan dikenal
dan dibedakan dari perusahaan-perusahaan lainnya”. Ia juga menyebutkan bahwa identitas perusahaan harus diciptakan melalui suatu rancangan desain khusus yang
meliputi hal-hal unik atau khas tentang perusahaan yang bersangkutan secara fisik. Anggoro, 2000:280
M. Linggar Anggoro dalam bukunya Teori dan Profesi Kehumasan serta Aplikasinya di Indonesia menyatakan “Elemen-elemen utama identitas perusahaan
atau identitas korporat meliputi tipe logo, warnabentuk bangunan, atribut, sampai dengan seragam dan pakaian resmi perusahaan”. Anggoro, 2000:280.
Seperti yang dikemukakan M. Linggar Anggoro dalam bukunya Teori dan Profesi Kehumasan serta Aplikasinya di Indonesia sebagai berikut:
“Tipe, bentuk, warna-warna logo ternyata dapat melambangkan atau mengundang penafsiran nilai-nilai tertentu, tingkatan kebudayaan, serta
sikap dan perilaku dari sebuah organisasi. Tipe logo ternyata dapat mengidentifikasikan memunculkan identitas, dan pada gilirannya
identitas itu akan mempersonifikasikan membentuk sosok tertentu atas suatu lembaga atau perusahaan di mata khalayakkonsumennya.”
Anggoro 2000:291
Rhenald Kasali dalam buku Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasinya di Indonesia mengatakan bahwa identitas perusahaan atau identitas
korporat disebut juga sebagai simbol perusahaan, apakah berbentuk logo perusahaan atau lambang lainnya. Simbol selain dimaksud agar lebih mudah
70
diingat oleh konsumen juga agar dijiwai oleh segenap karyawannya. Simbol sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di sektor jasa yang menjaga
pelayanan, kredibilitas, dan keramahan manusia di dalamnya. Kasali, 2003:110- 114
2.6 Tinjauan Tentang Karyawan
Karyawan dari kata dasar karya yang diberi akhiran -wan yang berarti pekerja, seringkali di sebuah pabrik atau kantor besar yang mendapatkan upah atau
gaji. Oleh pemerintah Orde Baru kata ini digunakan untuk menggantikan istilah buruh yang sejak 1965 ditabukan di Indonesia.
1
Setiap karyawan suatu perusahaan selalu memiliki pengharapan atas apa yang akan mereka berikan ke organisasi atas prestasi kerja karyawannya akan
berdampak terhadap kepuasan kerja dan semangat kerja karyawan. Dalam buku Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung menurut Eddy
soeryanto Soegoto mengemukakan bahwa: a. Kepuasan kerja job satisfactions adalah tingkatan kenikmatan yang
diterima seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya. Orang akan puas apabila dia menikmati pekerjaannya dan kurang puas bila ia tidak
menikmati pekerjaannya. Karyawan yang puas cenderung memiliki semangat kerja yang tinggi, demikian pula sebaliknya.
1
Sumber: Wikipedia. 2010. http:id.wikipedia.orgwikiKaryawan14 Mei 2011pukul 7:26 WIB
71
b. Semangat kerja morale mencerminkan keseluruhan sikap karyawan terhadap lingkungan kerja mereka. Semangat kerja dipengaruhi oleh
berbagai faktor, seperti: upah, tunjangan, lingkungan kerja, rekan kerja, dan kesempatan promosi.
Apabila para karyawan puas dan memiliki semangat kerja yang tinggi, organisasi memperoleh berbagai macam manfaat karena karyawan
yang puas akan lebih berkomitmen dan setia serta bekerja lebih keras lagi. Soegoto, 2009:249.
Hal-hal yang perlu diperhatikan perusahaan dalam mempertimbangkan rekruitmen karyawan yaitu:
1. Kapabilitas Capability, yaitu kemampuan nalar, cara berpikir sistematis dan kecerdasan seseoarang. Hal ini dapat dilihat dari hasil
test kemampuan atau ijazahnya. 2. Kapasitas
Capacity, yaitu
kemampuan mengatasi
masalah, menghadapi beban kerja tinggi stress, menyelesaikan konflik,
membuat prioritas kerja. Dapat diketahui saat wawancara tentang pengalaman ditempat kerja sebelumnya, di sekolah atau di rumah.
3. Karakter Charakter, yaitu watak, sikap, sopan santun, atau cara mengendalikan emosi. Dipengaruhi oleh lingkingan keluarga dan
pergaulan.
72
4. Kredibilitas Credibility, yaitu sikap dapat dipercaya, kokoh menjaga rahasia perusahaan, dapat mengemban tugas berat sekalipun dengan
baik. 5. Kreatif Creatifity, yaitu kreatif dalam menyelesaikan tugas, memiliki
inisiatif dalam pengembangan ide dan penyelesaian masalahtugas. 6. Kompetibel Compatibility, yaitu kemampuan bekerja sama dengan
orang lain. 7. Komitmen Commitment, yaitu kesungguhan dalam menyelesaikan
tugas dan keinginan untuk memajukan perusahaan. Soegoto, 2009:217-218
2.7 Tinjauan Tentang pengunjung
Pengunjung merupakan kunci untuk meraih keuntungan. Nina Rahmayanti dalam bukunya Manajemen Pelayanan Prima mengungkapkan bahwa pelanggan
customer atau konsumen consumer atau pengunjung visitors adalah “penerima layanan”. Rahmayanti, 2010:16.
Menurut Oka A. Yoeti dalam bukunya Customer Service cara Efektif Memuaskan Pelanggan, pelayanan diberikan kepada dua macam pelanggan,
pengunjung atau konsumen yaitu Internal Customer dan External Customer. Internal Customer adalah orang-orang yang terlibat dalam proses produk dan jasa
yang kita hasilkan. Sedangkan external customer, secara relative mudah
73
diidentifikasikan. Mereka adalah orang-orang yang berada di luar organisasi atau perusahaan, yang menerima barang-barang atau jasa dari perusahaan. Yoeti,
1987:9-10. Tanggung jawab peusahaan terhadap konsumen, terkait dengan:
Hak-hak konsumen a. Hak atas produk dan jasa yang aman,
b. Hak mengetahui seluruh aspek produk dan jasa, c. Hak untuk didengar,
d. Hak memilih produk dan jasa yang disukai, e. Hak memperoleh informasi pembelian yang benar, dan
f. Hak memperoleh pelayanan yang baik. Soegoto, 2002:357.
BAB III OBYEK PENELITIAN
3.1 Sekilas Tentang Taman Mini “Indonesia Indah”
Taman Mini “Indonesia Indah” merupakan sebuah miniatur utuh yang di buat untuk menggambarkan Indonesia dalam bentuk mini.
3.1.1 Lahirnya Suatu Gagasan
Taman Mini “ Indonesia Indah “ lahir dari ide cemerlang seorang tokoh wanita Indonesia, Siti Hartinah Soeharto yang akrab dipanggil Ibu Tien Soeharto.
Sebagai seorang Ibu Negara yang selalu menyertai tugas Presiden Soeharto selaku Kepala Negara R.I, Ibu Tien senantiasa memperhatikan isi pidato yang
menganjurkan keseimbangan pembangunan antara bidang fisik-ekonomi dan bidang mental-spiritual, seperti yang Nampak dalam salah satu amanatnya yang
disampaikan di depan Sidang Umum DPRGR tahun 1971 sebagai berikut: “Pembangunan hakekatnya adalah pembangunan manusia untuk
kepentingan manusia. Sebab itu disamping pembangunan ekonomi kita pun terus membangun segi lain dari kehidupan kita : politik,
sosial, budaya, pendidikan, mental, dan sebainya…”
Ibu Tien melihat bahwa dalam pelaksanaan Pelita Pertama yang dimulai pada April 1969, aspek pembangunan yang bercorak mental spiritual belum
begitu mendapat perhatian sebagaimana yang diamanatkan Bapak Presiden
74
75
tersebut di atas. Oleh karena itu, Ibu Tien Soeharto yang selaku Ketua Yayasan Harapan Kita yang berdiri pada 28 Agustus 1968, melalui Yayasan yang
dipimpinnya, ingin memprakarsai pelaksanaan pembangunan bercorak mental- spiritual tersebut guna mengisi apa yang di nilai kurang dalam pelaksanaan Pelita
Pertama. Kemudian, dalam mendampingi Presiden soeharto mengunjungi daerah-
daerah di seluruh pelosok Indonesia, Beliau sering melihat langsung serta mendengarkan uraian suaminya tentang kebesaran, keanekaragaman dan
kekayaan budaya Indonesia yang patut dipelihara dan dilestarikan sebagai asset nasioanal untuk menumbuhkan kecintaan terhadap Tanah Air Indonesia. Dari
sini timbul gagasan dalam pikiran Beliau untuk membuat proyek yang dapat
menggambarkan “Indonesia yang besar itu ke dalam bentuk yang kecil”
Gagasan Ibu Tien ini makin mantap setelah beliau menyertai perjalanan kerja Presiden Soeharto ke berbagai Negara. Beliau mendapat kesempatan
mengunjungi objek-objek wisata luar negeri, diantaranya Disneyland di Amerika Serikat dan Timland di Muangthai. Kunjungan Ibu Tien Soeharto ke objek-objek
wisata tersebut mendorongnya untuk mewujudkan ide ke dalam bentuk yang nyata. Oleh karena itu, lahirlah satu proyek budaya yang dinamakan Miniatur
Indonesia “ Indonesia Indah” MII. Proyek Miniatur Indonesia “Indonesia Indah” adalah sebuah proyek yang
mempunyai tujuan untuk lebih meningkatkan pendidikan dan pengetahuan, memupuk rasa kebangsaan nasional kepada rakyat Indonesia sendiri serta
76
memberikan pengetahuan dan mengerti yang lebih baik kepada bangsa-bangsa lain tentang apa, siapa dan bagaimana sesungguhnya negeri dan bangsa Indonesia
itu. Proyek Miniatur Indonesia “ Indonesia Indah” merupakan juga proyek serta guna yang besar manfaatnya, selain sebagai tempat rekreasi, juga mengandung
pula unsur-unsur pembinaan kepribadian dan pengembangan bangsa. Gagasan Ibu Tien Soeharto untuk memprakarsai pembangunan taman Mini
“Indonesia Indah” yang dilengkapi dengan penggambaran yang mewakili berbagai potensi dan kondisi alamiah, berbagai tokoh sejarah, serta corak
kehidupan bangsanya sebagai usaha dalam rangka pembinaan mental dan spiritual, serta memperkenalkannya kepada bangsa-bangsa lain di dunia.
Untuk merealisasikan gagasan tersebut, maka direncanakan pembangunan proyek yang meliputi pembangunan sebuah kolam besar, dengan pulau-pulau
didalamnya, yang menggambarkan lautan serta wilayah RI dari Sabang sampai Merauke, berikut segenap flora dan faunanya. Segenap penduduk dengan
berbagai suku bangsa, adat istiadat, agama, dan kebudayaan daerahnya, dilengkapi dengan tempat-tempat rekreasi yang mewujudkan keindahan dan
kekayaan alam Indonesia.
3.1.2 Aspek dan Prospek
Pendirian Taman Mini “Indonesia Indah” tidak lepas dari amanat-amanat yang disampaikan oleh Presiden soeharto untuk menciptakan keseimbangan
pembangunan fisik ekonomi dan pembangunan mental spiritual. Amanat-amanat
77
inilah yang kemudian dirangkum menjadi 5 lima aspek dan prospek itu adalah : Spiritual, Pendidikan dan Kebudayaan Teknologi dan Kesejahteraan.
a. Aspek dan Prospek Spiritual
“Setiap usaha pembangunan ekonomi tidak mungkin dilakukan tanpa pembangunan mental, spiritual, rohaniah dan social ; Peningkatan bidang
spiritual Rokhaniah ini sekaligus merupakan prasarana social politik guna menjamin pertumbuhan iklim yang menggambarkan pembnagunan…..”
Presiden Soeharto
Ungkapan di atas menunjukan bahwa selain pembangunan yang bersifat non ekonomi. Apabila tidak ada keseimbangan di antara keduanya, maka
kebutuhan manusia dengan pendukung-pendukungnya tidak akan sampai tujuan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa bangunan-bangunan yang lebih
bersifat ideal seperti Monumen Pancasila, Bangunan-bangunan Tempat Ibadah, rasa bangga dan kecintaan tanah air, dan bahwa bentuknya kebudayaan nasioanl
akan menimbulkan kegairahan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Selain itu, adanya alat peragaan dengan fasilitas-fasilitas yang modern akan
menumbuhkan kebanggaan masyarakat, yang pada akhirnya akan member dorongan tumbuhnya sikap mental bangsa yang cocok untuk pembangunan, yaitu
sikap mental yang menghargai serta mengarah kepada teknologi yang lebih maju tanpa meninggalkan nilai-nilai dan kepribadian nasional.
78
b. Aspek dan Prospek Pendidikan dan Kebudayaan
“Karenanya, pura-pura semua harus menyiapkan diri dari sekarang, melatih diri dan mengasah otak belajar berorganisasi dan mulai membangkitkan diri
pada masyarakat, mencintai alam dan bangsanya sendiri, bangsa kepada kebudayaannya sendiri dan mau belajar hal-hal yang baik dari luar tanpa
kehilangan kepribadian Nasionalnya sendiri dan selalu ingin mengetahui hal- hal baru agar dapat maju, mencintai kerja dan berusaha prestasi yang tinggi.”
Presiden Soeharto
Ungkapan di atas mengandung pengertian bahwa adanya alat-alat yang memadai untuk sarana pendidikan dapat dimanfaatkan untuk meraih kejayaan di
masa sekarang dan masa mendatang. Dengan adanya alat-alat pendidikan yang tersedia dengan baik dan bermutu, masyarakat akan tergugah untuk menghayati
dengan lebih mudah, sehingga menimbulkan daya kreasi yang cukup berharga, dan menimbulkan inspirasi bagi penemuan-penemuan baru.
c. Aspek dan Prospek Teknologi
“a little step of a man a giant step of mankind”
Neil Amstrong
Pengertian ungkapan di atas dapat diartikan bahwa langkah kecil seorang manusia dapat menjadi lompatan besar bagi pendapatan umat manusia.
79
Pada aspek pembangunannya dapat dilihat, bahwa dengan adanya fasilitas modern di dalam Taman Mini “Indonesia Indah”, di samping fasilitas yang
bersifat tradisisonal, akan membantu masyarakat dalam pengenalan dan pemanfaatan teknologi, sehingga pada akhirnya akan dapat mendorong
pertumbuhan kemajuan teknologi di tanah air. Dengan adanya teknologi tersebut, maka prospeknya akan menggugah masyarakat Indonesia untuk lebih menekuni
kegunaan teknologi. Pada akhirnya, dengan pasti masyarakat Indonesia dapat menerima apa-apa yang baru dan maju, setelah diuji menurut ukuran-ukuran dan
criteria yang sesuai dengan kemajuan dan kepribadian bangsa.
d. Aspek dan Prospek Ekonomi
“……. Pembangunan ekonomi berarti pengolahan kekuatan ekonomi potensial, menjadi kekuatan ekonomi riil melalui penanaman modal,
penggunaan teknologi, penambahan
kemampuan berorganisasi dan management.”
Presiden Soeharto
Ungkapan di atas dapat dilihat pada aspek dan prospek yang menyebutkan adanya potensi yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan akan membawa
keuntungan ekonomis dalam arti pengelolahan potensi kekuatan ke arah kekuatan ekonomi nyata. Prospeknya adalah dapat membangkitkan semangat bangsa
Indonesia untuk membangun ekonominya.
80
Aspek- aspek ekonomi yang terkandung dalam pembangunan TMII rinciannya adalah sebagai berikut:
a. Segi Kepariwisataan, dengan melihat Taman Mini “Indonesia Indah”, para wisatawan luar dan dalam negeri akan lebih mengenal Indonesia, sehingga
akan terdorong untuk melihat daerah-daerah aslinya setelah menyaksikan peragaannya di TMII.
b. Pusat Desain dan Pengembangan Industri Aneka Shopping Centre, diharapkan dapat memperluas dan meningkatkan pemasaran hasil-hasil
kerajinan rakyat, khususnya sebagai cendramata. c. Unit-unit Ekonomis, selain unit-unit non ekonomis tersebut di atas, dibangun
pula unit-unit ekonomis sebagai bangunan yang akan memberikan keuntungan bagi perekonomian, khususnya usaha untuk masyarakat sekitar
TMII, antara lain kios-kios makanan. d. Bertambahnya pendapatan pemerintah daeerah yang berasal dari pajak
tontonan, pajak penjualan, cukai dan pungutan lainnya.
Dari sini jelas bahwa pembangunan TMII mempunyai aspek ekonomi yang dapat diperhitungkan serta mempunyai prospek yang amat penting demi
pertumbuhan ekonomi Nasional Indonesia.
81
e. Aspek dan prospek Kesejahteraan
“….. Cita-cita kita adalah suatu masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila, kita ingin kehidupan kita lebih baik, makin maju,
bertambah sejahtera dan adil.”
Presiden Soeharto
Ungkapan diatas menunjukan bahwa dengan aspek dan prospek kesejahteraan, maka dengan lebih meluasnya prasarana dan fasilitas-fasilitas
yang tersedia akan mempunyai kegunaan yang lebih tinggi sehingga intensitas kesejahteraan pun akan turut naik sampai kepada pa yang menjadi cita-cita
bangsa Indonesia. Pembangunan proyek ini adalah pembangunan proyek yang serbaguna dengan berbagai seginya, maka tingkat kesejahteraan pun akan
meningkat sesuai apa yang dapat diharapkan dan disungguhkan oleh pembangunan proyek ini.
3.1.3 Landasan dan Misi
Adapun Landasan dan Misi Taman Mini “Indonesia Indah “ yaitu sebagai berikut:
Ideal : Pancasila
Konstitusioanl : UUD 1945
GBHN
82
TAP-TAP MPR UU Pariwisata No. 9 1990
Operasional : SK BPS II
Pola Dasar Pembinaan dan pengembangan TMII Program Induk, Program Kerja Tahunan dan lain-
lain. Misi
: Sebagai Wahana Pelestarian, Pengembangan, Pengenalan, Pelayanan, dan Informasi Budaya Bangsa.
3.1.4 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan didirikannya Taman Mini “Indonesia Indah” sebagai berikut:
1. Membangun, mempertebal rasa cinta tanah air. 2. Memupuk, membina rasa kesatuan dan persatuan bangsa, meskipun tiap
daerah yang terdiri dari berbagai suku BHINEKA TUNGGAL IKA mempunyai cara hidup yang berbeda-beda.
3. Menghargai, menjungjung tinggi kebudayaan kita dengan jalan menggali dan menghidupkan kembali kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang kita
kepada kita. 4. Memperkenalkan kebudayaanm kekayaan alam, dan lain sebagainya kepada
sesama bangsa kita, di antar daerah-daerah.
83
5. Memanfaatkan untuk menarik wisatawan, dengan demikian meningkatkan kegiatan pariwisata; sebagai wahana promosi penjualan sales promotion bagi
tiap-tiap daerah seluruh tanah air, dan menghidupkan kerajinan rakyat di seluruh daerah, serta menampung dan mengatur pemasarannya.
6. Ikut aktif membantu pemerintah dalam pelaksanaan Pelita, dengan mempersembahkan suatu tempat rekreasi yang bersifat pendidikan kepada
masyarakat Indonesia, khususnya warga Ibukota.
3.1.5 Sifat dan Sasaran
Sifat dan sasaran didirikannya Taman Mini “Indonesia Indah” yang terkanndung di dalam landasan dan misi, yaitu sebagai berikut:
a. Sifat
Dengan ditetapkan Pancasila sebagai landasan ideal, maka Taman Mini “Indonesia Indah” menunjukan cirri yang khas, yakni tempat ini akan bersih dari
penguyuhan acara-acara yang sifatnya bertentangan dengan nilai-nilai moral yang tinggi maupun hal-hal yang sejkitarnya akan menjurus kea rah akibat-akibat
yang akan melemahkan dan mengurangi martabat tata susila manusia pada umumnya, dan bangsa Indonesia pada khususnya.
b. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam pendirian TMII adalah memberikan pengertian kepada bangsa-bangsa lain maupun meningkatkan pengetahuan bagi
84
bangsanya sendiri mengenai tanai air, sehingga timbul rasa cinta terhadap tanah airnya. Oleh karena itu, sasaran pembangunan TMII tidaklah semata-mata untuk
memburu keuntungan financial guna mengimbangi pembiayaan priyak dengan melaksanakan usaha-usaha komersial, melainkan ditujukan lebih pada sasarn
ideal guna mencapai maksud dan tujuan di atas. Walupun demikian tetap akan dipungut tarif-tarif sekedar untuk menutup biaya pengusahaan dan menjamin
kelangsungan kerja serta mendidik masyarakat agar dapat merasa ikut memiliki dan turut bertanggungjawab, terkecuali pada objek-objek yang akan diusahakan
secara komersial seperti hotel, penginapan, restoran, gedung Pusat Disain dan Pengembangan Industri Aneka.
3.1.6 Tahapan Pembangunan
Pada rapat pengurus Yayasan Harapan Kita tanggal 13 Maret 1970 di Jalan Cendana No. 8 Jakarta, telah diambil keputusan untuk memprakarsai
pembangunan proyek Miniatur Indonesia yang dicetuskan oleh Ibu Tien Soeharto, sebagai Ketuanya.
Tanggal 30 Januari 1971. Pada penutupan Rapat Kerja Gubernur-Gubernur yang dihadiri juga oleh Bupati dan Walikota seluruh Indonesia di Istana Negara,
Ibu Tien Soeharto mengambil kesempatan, untuk menjelaskan maksud dan tujuan pembangunan Miniatur Indonesia “Indonesia Indah” serta apa saja yang
akan ditampilkan dalam proyek tersebut. Kemudian, Ibu Tien Soeharto
85
mengharapkan partisipasi dan tanggapan dari segenap hadirin, demi suksesnya rencana pembangunan proyek Miniatur Indonesia itu.
Sesudah itu muncul berbagai saran, tanggapan dan pemikiran dari berbagai kelompok masyarakat yang sebagian besar bertujuan untuk mendukung
pembangunan proyek tersebut. Saran dan sumbangan pikiran dan tokoh-tokoh masyarakat itu, merupakan bahan masukan yang penting dalam penyusunan
pra-rencana pembangunannya. Guna kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan Miniatur Indonesia
“Indonesia Indah”. Agar sesuai dengan rencana pemrakarsanya, maka
diperlukan adanya suatu organisasi yang handal. Untuk itu Yayasan Harapan Kita merasa perlu mendapatkan restu dari Bapak Presiden RI.
Presiden Soeharto dengan surat No. B 104Pres81971 tanggal 20 Agustus 1971 menyatakan dapat merestui rencana yayasan Harapan Kita untuk
membangun Miniatur Indonesia “ Indonesia Indah “ dan bersedia pula
diangkat sebagai Pelindung dalam organisasi pelaksanaan pembangunan proyek tersebut.
Atas dasar restu dari Presiden serta kesediaan Beliau untuk menduduki jabatan Pelindung itu disusunlah organisasi Pelaksanaan Pembanguan Proyek
Miniatur Indonesia “Indonesia indah” . Sebagai berikut:
Pelindung : Jendral TNI Soeharto
Pengawas : a. Sri Sultan Hamengku Buwono IX
86
b. Letjen TNI Alamsyah Ratu Perwira c. Letjen TNI Ali Murtopo
Penasehat Ekonomi : Letjen TNI dr. Ibnu Soetowo
Penasehat Hukum : Mayjen TNI Drs. Muhono SH
Ketua : Ibu Siti Hartinah Soeharto
Wakil Ketua : Ny. Zaleha Ibnu Soetowo
Bendahara I : Ny. Siti Maemunah Alamsyah
Bendahara II : Ny. Noeke sri Dewanti Muhono
Urusan Khusus : Ny. Soetamtitah Soedjono Hoemardani Pada tanggal 23 Agustus 1971 Pengurus yayasan harapan Kita telah
mengeluarkan keputusan No. 1KptsYHKVIII1971 tentang pembentukan Badan Pelaksanaan dan Persiapan Penguasahaan Proyek Miniatur Indonesia
BP5 yang merupakan pelaksanaan dari Yayasan Harapan Kita untuk
membangun Miniatur Indonesia “ Indonesia Indah ” .
Pada tanggal 28 Agustus 1971 Pengurus Yayasan Harapan Kita menetapkan Ibu Tien Soeharto sebagai Ketua Pelaksanaan Pembangunan dan
persiapan Pengusahaan Proyek Miniatur Indonesia “ Indonesia Indah” BP5 “II”
yang didasarkan pada pertimbangan bahwa Ibu Tien Soeharto adalah Pencetus ide dan pemprakarsa utama dari proyek pembangunan tersebut. SK
Pengurus Yayasan Harapan Kita No. 12KPTSYHK-VII1971. Tanggal 23 Agustus 1971.
87
Pada tanggal 23 Agustus 1972 Ibu Tien Soeharto sebagai ketua BP5 “II”
menyusun struktur organisasi dan menetapkan sususnan personalia organisasi badan tersebut dengan pelindung Presiden Soeharto. Adapun susunan personalia
BP5 “II” selengkapnya berdasarkan Surat Keputusan No. 2KPTSB.P5 II
VIII72 itu adalah sebagai berikut: 1 Badan Pembimbing dan Penasehat terdiri dari :
a. Menteri Dalam Negeri b. Menteri Perhubungan
c. Menteri PUTL d. Menteri Penerangan
e. Menteri Pertanian f. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
g. Menteri Agama 2 Badan Pengawas, Terdiri dari unsur-unsur:
a. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah b. Tokoh-tokoh Pendidikan, Kebudayaan dan Tokoh Masyarakat
c. Pengurus Yayasan Harapan Kita d. Ibu Neli Adam Malik
3 Pembantu-pembantu Ketua BP5 “II” terdiri dari: a. Asbid. Umum
: Ny. W. Moertopo
88
b. Asbid. Persiapan
: Ny. ER. Harjasudirdja c. Asbid. Khusus
: Ali Moertopo Soedjono hoemardani
Tjokropranolo Soekamdani S. Gitosardjono
4 Asbid. Pengarahan : Soerjo wirjohadipoerto
Dana dan Tenaga Sofjar
Herman S. Soediro Probosoetedjo
5 Sekretaris : Ny. J. soekamdani S. Gitosardjono
Pada tanggal 25 September 1972 dan 2 Januari 1973 Personalia Asisten Bidang Pengarahan Dana dan Tenaga tambahan dengan 2 orang, yaitu Marwidji
Soempono Bajuadji dan Busnal Arifin. Pada tanggal 4 Juni 1973 asisten Bidang Umum juga ditambah dengan 2 orang anggota, yaitu Ny. Amir Mahmud dan Ny.
Ali Sadikin. Pada tanggal 4 Juni 1975 BP5 “II” menambah formasi Asisten Bidang,
yaitu Asisten Bidang Lapangan yang anggota-anggotanya terdiri dari Ibnu Hatono dan Probo Sutedjo. Ini dilakukan sejalan dengan perkembangan
kebutuhan dan pelaksanaan pembangunan proyek Miniatur Indonesia itu. Besarnya biaya yang diperlukan untuk pembangunan proyek Miniatur
Indonesia Indah ini menyebabkan sukarnya penyediaan dana yang cukup
89
sekaligus. Oleh karena itu pelaksanaan proyek pembangunan ini dilakukan secara bertahap, sehingga biaya yang tersedia dapat dipancarkan dalam waktu yang
agak lama, sesuai dengan laporan kelayakan Feasibility Report. Dengan demikian ada kesempatan yang lebih luas untuk pengadaan atau pengumpulan
dana bagi pembangunan tahap berikutnya. Selain itu masyarakat dan kebudayaan Indonesia yang terus berkembang,
menuntut sifat TMII yang dapat terrus tumbuh dan sesuai dengan dinamika perkembangan bangsa Indonasia dimasa lalu, masa kini dan masa yang akan
datang. Oleh karena itu, sejak awal pembangunan TMII telah direncanakan
sebagai sebuah “Proyek Tumbuh”.
Berkat adanya kegotong-royongan semua potensi nasional, masyarakat disekitar lokasi Taman Mini, Pemenrintah, Swasta, Unsur Daerah dan berbagai
potensi masyarakat lainnya dlam waktu kurang lebih dari 3 tahun pembangunan Miniatur Indonesia tahap sudah dapat dinyatakan selesai. Pada tanggal 20 April
1975 Taman Mini “ Indonesia Indah” dibuka secara resmi oleh Bapak Presiden Soeharto.
Tanggal 20 april dipilih sebagai tanggal peresmian karena dihubungkan dengan hari Kartini, yang jatuh pada tanggal 21 April. Maka yang terkandung di
dalamnya adalah TMII sebagai mega proyek bidang kebudayaan merupakan persembahan bagi nusa dan bangsa yang gagasannya berasal dari seorang wanita,
Ibu Tien Soeharto. Hal ini membuktikan bahwa kaum wanita pun memiliki cita- cita dan kemampuan yang sama oleh kaum pria.
90
3.1.7 Wajah dan Gambaran Taman Mini “Indonesia Indah”
Untuk mengetahui dan memudahkan mengenai lokasi dan letak kedudukan geografis Taman Mini “Indonesia Indah” yang berada di kota metropolitan
Jakarta berikut gambarannya:
a. Lokasi
Taman Mini “Indonesia Indah” terletak di Jakarta, Ibu kota Negara RI. Kawasan yang dipergunakan sebagai lokasi TMII berada di daerah administrasi 4
kelurahan dan 3 kecamatan, yaitu kelurahan Bambu Apus dan Ceger di kecamatan Cipayung, kelurahan Kampung Dukuh di kecamatan Kramatjati dan
kelurahan Pinang Ranti di kecamatan Kampung Makasar, Jakarta Timur. Letaknya dari Tugu Monas pusat Kota Jakarta, kurang lebih 25 Km.
berjarak 5 Km dari Lapangan Terbang Halim Perdanakusuma dan 200 meter dari Gerbang Tol Jagowari. Letaknya yang cukup strategis ini memudahkan
masyarakat menempuh untuk perjalanan menuju TMII dalam waktu yang relative singkat dan cepat.
Luas TMII pada awal diresmikannya 20 April 1975 adalah ±100 HA, sesuai dengan SK Gubernur No. 528ABKD1972 tanggal 7 Maret 1972
mengenai izin pembangunan Miniatur Indonesia oleh Yayasan Harapan Kita, yang terletak di kelurahan Bambu Apus, kelurahan Ceger, kelurahan Dukuh dan
kelurahan Lubang Buaya, kecamatan Pasar Rebo, wilayah Jakarta Timur.
91
TMII adalah “proyek tumbuh” , yang setiap tahunnya akan tumbuh berkembang sesuai dengan perkembangan budaya bangsa Indonesia. Oleh karena
itu bangunan fisik dan fasilitas di TMII di upayakan terus bertambah lengkap. Hal ini tentu saja membawa konsekuensi perluasan lahan. Oleh karena itu
melalui keputusan Gubernur DKI Jakarta No : 3498, tanggal 9 Oktober 1984 tentang Perluasan Penguasaan Peruntukan Bidang Tanah Proyek Nasioanal TMII
kawasan diperluas menjadi 394,533 HA dari luas 414,3 HA – 19,865 HA. Dari luas lahan tersebut diatas, saat ini yang telah dimanfaatkan untuk
pembangunan kawasan TMII adalah ±165 HA.
b. Kedudukan geografis
TMII yang berada di Wilayah DKI Jakarta memiliki beberapa keuntungan bila dilihat dari segi letak geografis, daya tampung dan daya
dukung maupun kondisi prasarana daerah. Keuntungan itu antara lain: Secara demografis komposisis penduduk Wilayah Ibukota sudah berkembang
menjadi sususnan cosmopolitan, yang terdiri dari penduduk asli dan asala dari daerah-daerah hampir seluruh Indonesia dan generasi yang lahir di tempat ini.
Hubungan Komunikasi timbal balik antara pusat Ibukota Negara dengan daerah-daerah tingakat I yang merupakan aktifitas nasional sudah berjalan
lancar.
92
Iklim di Jakarta tidak menunjukan ciri ekstrem, artinya tidak terlalu basar seperti di Sumatera dan Kalimantan, tetapi juga terlalu kering seperti di Nusa
Tenggara. Sementara itu gempa bumi, pusaran angin, maupun letusan gunung berapi tidak pernah tercatat sebagai ancaman yang berarti untuk daerah ini.
Dilihat dari segi regional ASEAN, kedudukan Jakarta sebagai Ibukota Negara RI mempunyai arti yang sangat penting. Pedangkalan Selat Malaka
serta pelayaran yang terbatas keadaan Navigational Safetnya di Selat tersebut memungkinkan Jakarta, Ibukota Negara RI lebih Nampak peranannya untuk
hubungan Benua Asia dan Benua Australia serta antara Samudera Indonesia dan samudera Pasifik.
c. Kedudukan Daya Tampung dan Daya Dukung
Selain keuntungan-keuntungan seperti yang telah diuraikan di muka, lokasi Taman Mini “Indonesia Indah” di DKI Jakarta yang memiliki kepadatan
pendududk cukup tinggi dengan rata-rata pendapatan per-kapita di atas rata-rata pendapatan di daerah-daerah Indonesia lainnya, merupakan daya dukung yang
sangat penting bagi kelangsungan hidup proyek ini. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah pengunjung TMII setiap
tahunnya dan juga beberapa pusat rekreasi lainnya di Jakarta. Selain itu, iklim untuk berusaha di daerah khusus Ibukota Jakarta Ternyata lebih baik dibanding
dengan daerah-daerah Indonesia lainnya. Kepesatan perkembangan ekonomi di
93
daerah ini memberikan jaminan bagi kelangsungan hidup penyelenggara Taman Mini, karena meskipun proyek ini bercorak kebudayaan, namun daya tamping dan
daya dukung daerah adalah penting agar proyek dapat membiayai sendiri usaha- usahanya.
Sejalan dengan pesatnya perubahan kota Jakarta menjadi sebuah kota Megapolitan, TMII ikut memberikan andil yang besar dalam menciptakan
keseimbangan lingkungan. Berdasarkan pada konsep penataan “taman”, maka areal-areal hijau di TMII masih terus dipertahankan dan dikembangkan sebagai “
paru-paru kota”. Untuk menjaga kejenuhan lingkungan secara berkala diadakan penataan ulang hingga memberikan kesan menarik, selain juga ditujukan sebagai
upaya peremajaan.
3.1.8 Arti, Bangunan, Logo, Maskot TMII
Pentingnya dalam suatu perusahaan atau lembaga memiliki sebuah logo dan maskot yang dapat menggambarkan dan menjadi sebuah identitas yang
mencerminkan suatu citra perusahaan atau lembaga tersebut. Taman Mini “Indonesia Indah” memiliki arti pada setiap bangunan, logo, dan maskot sebagai
berikut:
94
a. Arti Taman Mini “Indonesia Indah”
Ialah suatu “proyek tumbuh” yang memberikan gambaran Indonesia lengkap dengan segala isinya dalam bentuk mini. Jelasnya, berupa satu lukisan
kecil dalam bentuk mini dan Tanah Air kita Indonesia dengan segala aspeknya,
baik itu bersifat materil maupun moril spiritual. b. Bangunan Inti
Sebuah kolamdanau buatan yang luas dengan pulau-pulau yang mewujudkan Wilayah Indonesia. Kepulauan atau Arsipel inilah merupakan
bagaian terpenting dari proyek ini yang di sebut Miniatur Arsipel indonesia yang
meliputi tanah seluas 8,4 HA. Pulau ini dibangun secara geografis di atas lautan buatan, dalam arti tinggi rendahnya daratan, kota-kotanya, hutan-hutannya,
keadaan gunung-gunungnya, tumbuh-tumbuhan, lalu lintas darat, laut dan udara dapat terlihat persis seperti perwujudan yang sesungguhnya.
Dengan tambahan bangunan lain maka secara keseluruhannya dinamakan Taman Mini “Indonesia Indah”. Bangunan-bangunan tambahan ini memberikan
kepada kita tempat dengan fasilitas rekerasi yang mewujudkan keindahan dan kekayaan Indonesia secara keseluruhan.
Dengan demikian Taman Mini “Indonesia Indah” TMII adalah taman yang menggambarkan Indonesia yang beasar ke dalam penampilan yang kecil.
95
c. Logo TMII
Dalam rangka meningkatkan citra positif dan menambah daya tarik masyarakat, pada 26 September 2007 diluncurkan logo baru TMII sebagai brand
name. Logo menggunakan empat warna dasar, yakni merah, biru, kuning, dan hijau, dengan pencitraan grafis huruf dan warna. Merah melambangkan semangat,
biru mencitrakan geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, kuning lambang kekayaan dan keragaman budaya, dan hijau mengacu pada kekayaan alam.
Gambar 3.1
Logo Taman Mini “Indonesia Indah”
Sumber : Website TMII
Motif logo menggunakan huruf lengkung untuk menggambarkan kedinamisan, keragaman budaya, dan kekayaan alam Indonesia. Pewarnaan dari
merah ”t” menuju ke kuning “i” mengandung filosofi pergerakan terbit sampai terbenamnya matahari, warna biru adalah waktu saat beraktivitas dari
kedinamisan, dan warna hijau adalah pencapaian dari sebuah kemakmuran. Grafis
96
bulatan yang berputar tiada henti di atas kedua huruf “i” melambangkan kesatuan makna dari kata “Indonesia” dan kata “Indah”, serta melambangkan TMII sebagai
tujuan terbaik untuk melihat lebih dekat keindahan dan kekayaan budaya dan alam Indonesia.
d. Maskot
Sebagai suatu objek wisata, TMII juga mempunyai Tokoh Karakter atau Maskot, sebagai sarana pengenal yang mempunyai makna informative, bertujuan
agar mudah diingat dan lekat di hati. Maskot Taman Mini “Indonesia Indah” dipilih dari salah satu tokoh dalam Legenda Ramayana yaitu sang Hanoman.
Hanoman adalah anak dewa yang mempunyai panggilan yaitu Bayusiwi, Handayapati, Kapiwara, Ramadayapati, Senggana, dan Anjaniputra. Nama
Anjaniputra inilah yang dipilih dan dipopulerkan dengan sebutan NITRA.
Gambar 3.2
Maskot Taman Mini “Indonesia Indah”
Sumber : Website TMII
97
Pemilihan NITRA didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Warna putihnya melambangkan keperkasaan serta memiliki kepribadian yang menonjol, berjuang membela kebennaran.
2. Sebagai Pembina generasi berikutnya. 3. Suri tauladan dapat menjadi sumber inspirasi bagi TMII.
4. Nitra, bersumber dari kebudayaan sendiri. 5. Tokoh yang disenangi oleh berbagai tingkat usia, karena lucu, ramah dan
mempesona.
Ditinjau dari prospek teknis, logistic, maupun skill, DKI Jakarta akan mampu mewujudkan pembangunan yang membutuhkan prasarana dan sarana yang
diperlukan oleh Taman Mini “Indonesia Indah”, karena :
a. Kebutuhan Telekomunikasi : untuk tujuan promosi nasional maupun internasional melalui cara Televisi maupun Satelit Relay system dapat
dilakukan di daerah ini dengan tidak usah membangun jaringan telekomunikasi yang baru, melainkan hanya membuat atau menambah komponen pada
jaringan komunikasi yang sudah ada. b. Pengankutan Wisatawan : dalam maupun luar negeri melalui udara tidak
mengalami kesulitan, karena letak Lapangan Udara Nasional Halim Perdana Kusuma hanya ± 5 Km dari lokasi taman Mini. Penggunaan Lapanagan
98
Cengkareng Soekarno-Hatta tidak banyak mempengaruhi kelancaran pengangkutan lewat udara, karena pengoperasian Lapangan Udara tersebut
bersamaan waktunya dengan penggunaan System Jakarta Ring Road yang antara lain melewati daerah sebelah Selatan lokasi Taman Mini.
c. Pengangkutan melalui darat : sangat lancar, karena lokasi Taman Mini ± 200 meter dari jalan Tol Jagorawi. Lagi pula Pemerintah DKI telah cukup
menyediakan angkutan umum seperti bis, metromini, mikrolet, KWK dan lain-lain dari beberapa Terminal di Jakarta. Di samping itu pindahnya
Terminal Cililitan ke Terminal Kampung Rambutan semakin mendekati pada lokasi Taman Mini, terlebih lagi di Jalan Raya Pondok Gede telah dibangun
Terminal Angkot dan Bus Antar Kota.
3.1.9 Sarana dan Prasaran Taman Mini “Indonesia Indah”
Ditinjau dari prospek teknis, logistic, maupun skill, DKI Jakarta akan mampu mewujudkan pembangunan yang membutuhkan prasarana dan sarana yang
diperlukan oleh Taman Mini “Indonesia Indah”, karena :
d. Kebutuhan Telekomunikasi : untuk tujuan promosi nasional maupun internasional melalui cara Televisi maupun Satelit Relay system dapat
dilakukan di daerah ini dengan tidak usah membangun jaringan telekomunikasi yang baru, melainkan hanya membuat atau menambah
komponen pada jaringan komunikasi yang sudah ada.
99
e. Pengankutan Wisatawan : dalam maupun luar negeri melalui udara tidak mengalami kesulitan, karena letak Lapangan Udara Nasional Halim Perdana
Kusuma hanya ± 5 Km dari lokasi taman Mini. Penggunaan Lapanagan Cengkareng Soekarno-Hatta tidak banyak mempengaruhi kelancaran
pengangkutan lewat udara, karena pengoperasian Lapangan Udara tersebut bersamaan waktunya dengan penggunaan System Jakarta Ring Road yang
antara lain melewati daerah sebelah Selatan lokasi Taman Mini. f.
Pengangkutan melalui darat : sangat lancar, karena lokasi Taman Mini ± 200 meter dari jalan Tol Jagorawi. Lagi pula Pemerintah DKI telah cukup
menyediakan angkutan umum seperti bis, metromini, mikrolet, KWK dan lain-lain dari beberapa Terminal di Jakarta. Di samping itu pindahnya
Terminal Cililitan ke Terminal Kampung Rambutan semakin mendekati pada lokasi Taman Mini, terlebih lagi di Jalan Raya Pondok Gede telah dibangun
Terminal Angkot dan Bus Antar Kota.
3.1.9.1 Sarana dan Atraksi
Berdasarka bentuknya, sarana dan atraksi yang terdapat, serta diselenggarakan di Taman Mini “Indonesia Indah”, dapat digolongkan menjadi 3 tiga kelompok
besar, dimana hal fasilitas tersebut untuk lebih memudahkan proses kerja karyawan dan peneliti, yakni:
100
1. Bangunan
Bangunan-bangunan yang berada di lingkungan TMII merupakan bentuk rancangan-bangun, yang sengaja dihadirkan dengan menonjolkan corak dari cirri
khas tertentu. Kekhasan tersebut dimaksud untuk memudah kan penggambaran, visualisasi makna dan fungsi dari bangunan tersebut bila dilihat secara fisik.
Mengingat salah satu aspek dari pendirian suatu bangunan di TMII tidak terlepas dari filosofi makna simbolis, sebagai pencerminan dari maksud dan tujuna
pendiriannya, maka tak mengherankan bila di TMII dapat disaksikan bentuk- bentuk bangunan yang unik sarat makna. Terutama dalam keterpaduan arsitekur
tradisional sampai yang sangat modern. Berdasarkan arti dan fungsinya masing-masing, maka bangunan yang ada di
TMII di golongkan menjadi:
a. Bangunan Pokok
Bangunan-bangunan pokok adalah bangunan yang dibangun sebagai bangunan utama, yang mengandung nilai simbolis maupun kristalisasi dari
filosofi kehidupan bangsa Indonesia, yang menjiwai seluruh tatanan kehidupan dan diletakan sebagai dasar dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Bangunan –bangunan tersebut antara lain:
1. Tugu Api Pancasila 2. Sasono Utomo
3. Sasono Langen Budoyo
101
4. Sasono Adi Guno 5. Sasono Manganti
6. Gedung Pusat Pengelolaan Gedung PP
b. Anjungan Daerah
Kebudayaan dan masyarakat Indonesia terkenal majemu pluralism, yang terdiri dari beraneka ragam adat dan kebiasaan. Untuk menggambarkan
kemajemuan tersebut dibangunlah Anjungan Daerah yang berfungsi sebagai jendela promosi show window daerah dari 27 propinsi dari daerah tingkat I
di seluruh Indonesia. Setiap propinsi menghadirkan sedikitnya dua bentuk bangunan adat.
Umumnya terdiri dari rumah tinggal dan balai pertemuan. Mengingat keragaman dari masing-masing daerah tidak sama, dapat dipahami bila jumlah
bangunan yang terdapat di setiap Anjungan Daerah bervariasi. Dlam perkembangan selanjutnya, untuk melengkapi sarana pertunjukan yang
menjadi salah satu kegiatan dari Anjungan Daerah, dihadirkan bangunan- bangunan baru yang dimanfaatkan sebagai panggung terbuka.
Sesuai dengan fungsinya sebagai jendela promosi daerah, maka pemanfaatan Anjungan Daerah lebih ditekankan sebagai tempat pameran dan
sarana pengenalan potensi daerah, khususnya potensi budaya dan wisata. Tidak mengherankan bila materi pameran yang dapat disaksikan sebagian
besar berupa aspek kebudayaan fisik, seperti : pakaian adat, senjata
102
tradisional, alat musik tradisional, dsb. Meskipun demikian pada waktu-waktu tertentu juga dipergelarkan acara-acara tradisional yang hidup dan
berkembang dalam masyarakatnya, seperti ; upacara daur hidup, upacara yang berkaitan dengan alam maupun peg elaran tari-tarian tradisional.
c. Bangunan Pendukung
1. Pusat Informasi Budaya dan wisata PIBW 2. Istana Anak-Anak Indonesia IAAI
3. Sanggar Krida wanita Jaya Raya 4. Pusat Disain dan Pengembangan Industri Aneka Dulu Sasana Krida
5. Miniatur Candi Borobudur 6. Baleuwerti Relief Perjuangan Bangsa Indonesia
7. Jam Bunga 8. Gerbang Utama
9. Bangunan Soko Tujuh 10. Poliklinik TMII
d. Museum dan Pusat Peragaan 1. Museum Indonesia
2. Museum Telekomunikasi 3. Museum Olahraga
4. Museum Asmat 5. Museum Serangga