Data Primer Data Sekunder

pertanyaan secara lisan, kepada perwakilan PT Buana Agung Mulia yaitu bapak Asan Samsudin selaku direktur, dan kepada pewakilan pihak Honda Motor yaitu Gunawan Suryomurcito selaku kuasa hukum.

F. Pengolahan Data

Data yang diperoleh baik dari hasil studi kepustakaan dan wawancara, selanjutnya diolah dengan menggunakan metode: 1 Editing, yaitu data yang diperoleh diperiksa apakah masih terdapat kekurangan serta apakah data tersebut sesuai dengan permasalahan. 2 Klasifikasi data, yaitu proses pengelompokan data sesuai dengan bidang pokok bahasan agar memudahkan dalam menganalisa data. 3 Sistematisi data, yaitu melakukan penyusunan dan penempatan data pada tiap pokok bahasan secara sistemasi sehingga memudahkan pembahasan.

G. Analisis Data

Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis secara kualitatif, yaitu melakukan penafsiran terhadap data yang bukan berupa data angka tetapi data yang berupa rumusan kalimat, hasil penelitian ini di deskripsikan dalam bentuk penjelasan dan uraian kalimat-kalimat yang mudah dibaca dan dimengerti untuk di interpresatsikan dan ditarik kesimpulan mengenai Perlindungan hukum terhadap pemegang hak desain industri menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti memberikan simpulan sebagai berikut, yaitu : 1. Dalam proses pembuatan perjanjian perdamaian kedua belah pihak melakukan negosiasi guna menemukan kata sepakat dalam proses perdamaian tersebut, dalam proses negosiasi tersebut melahirkan surat perjanjian perdamaian yang melalui proses tawar menawar dalam pembentukan isi perjanjian tersebut, sehingga isi perjanjian perdamaian tersebut memberikan keadilan bagi para pihak yang terlibat dalam sengketa desain industri yang terjadi. 2. Penyelesaian sengketa desain industri antara PT Buana Agung Mulia dengan Honda Motor yang melalui jalur nonlitigasi yaitu proses negosiasi dan melahirkan sebuah perjanjian perdamaian merupakan solusi yang dianggap paling efisien karena para pihak dapat langsung menerima akibat hukum masing-masing, prosedur yang ditempuh untuk menghasilkan perjanjian perdamaian yang dianggap tidak memberatkan salah satu pihak, relatif lebih cepat dari pada proses pengadilan yang membutuhkan waktu yang panjang. Perjanjian perdamaian yang disepakati dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang bersengketa

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Desain Industri Ditinjau Dari Konteks Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 (Studi...

0 18 5

Perlindungan Hukum Desain Industri Ditinjau Dari Konteks Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000

0 24 2

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG HAK DESAIN INDUSTRI MENURUT UNDANG-UNDANG NO.31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI (Studi Kasus Sengketa antara PT BAM dan Honda Motor Co.Ltd)

4 22 57

ANALISA KASUS PEMBATALAN PENDAFTARAN HAK DESAIN INDUSTRI PENGGARIS NOMOR ID 0 004 475 MENURUT UNDANG-UNDANG NO.31 TAHUN 2000.

0 0 10

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENDESAIN YANG TIDAK MELAKUKAN PENDAFTARAN DESAIN INDUSTRI DIHUBUNGKAN DENGAN PRODUK FAST MOVING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI.

0 1 2

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMILIK HAK DESAIN INDUSTRI PAKAIAN TERKAIT PENGGUNAAN DESAIN INDUSTRI TANPA PERJANJIAN LISENSI OLEH PRODUSEN PAKAIAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTAN.

0 0 1

APLIKASI DESAIN INDUSTRI PADA PRODUK YANG SAMA DENGAN MEREK BERBEDA DARI PERSFEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI (Analisa kasus PT Astra Motor dan PT Daihatsu Motor).

0 0 37

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

0 0 47

A. Pendahuluan - TINJAUAN YURIDIS MENGENAI PENGGUNAAN KESAN ESTETIS TERHADAP PERLINDUNGAN SUATU DESAIN INDUSTRI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI

0 0 14

ANALISIS YURIDIS UNSUR KEBARUAN DALAM MEMPEROLEH HAK DESAIN INDUSTRI BERDASAR UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI - UNS Institutional Repository

0 0 10