Uji Normalitas Uji Multikolinearitas

X 1 berpengaruh tidak signifikan dan postif pada konsumsi rokok Y di Jawa Tengah dengan α = 5 atau taraf keyakinan 95. 1. Hasil pengujian didapatkan nilai t-hitung sebesar 2,126 dan nilai t- tabel 2,034. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan nilai t hitung t tabel yaitu 2,126 2,034 maka H ditolak dan H 1 diterima. Bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan garis kemiskinan terhadap konsumsi rokok. 2. Hasil pengujian didapatkan nilai t-hitung sebesar 0,114 dan nilai t- tabel 2,034. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan nilai t-hitung t- tabel yaitu 0,114 2,034 maka H di terima dan H 1 ditolak. Bahwa terdapat pengaruh pajak rokok terhadap konsumsi rokok.

4.4 Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi cross-section variabel-variabelnya berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, maka angka signifikansi probability harus lebih besar dari α 5 persen = 0,05. Pengambilan keputusan untuk uji ini berdasarkan probabilitas hasil uji normalitas. 1 2 3 4 5 6 7 -600 -400 -200 200 400 600 800 1000 Series: Residuals Sample 1 35 Observations 35 Mean 2.01e-13 Median -2.922582 Maximum 976.1142 Minimum -613.6220 Std. Dev. 346.6502 Skewness 0.412035 Kurtosis 3.313283 Jarque-Bera 1.133469 Probability 0.567375 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Sumber: Hasil Olahan Eviews Hasil perhitungan uji normalitas, terlihat bahwa residual mempunyai nilai probability 0,56 dan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05. Nilai Jarque-Bera pada data ini sebesar 1,133469 dengan X 2 sebesar 45,77. Jarque-Bera lebih kecil dari pada X 2 . Berdasar tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa residual memiliki data yang berasal dari populasi normal.

4.4.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah adanya hubungan antara variabel independen dalam satu persamaan regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak memiliki masalah mulikolinearitas. Seperti telah dibahas pada bab III, penelitian ini mendeteksi multikolinieritas dengan melakukan uji korelasi parsial antar variabel independen. Jika koefisien korelasi diatas 0,80, dapat disimpulkan terdapat masalah multikolinieritas pada model. Sebaliknya, jika koefisien korelasi relatif rendah 0,80 maka diduga model tidak mengandung unsur multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas dengan menguji koefisien korelasi r dapat dilihat pada tabel di bawah. Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas Garis_Kemiskinan Pajak Garis_Kemiskinan 1 -0.2038 Pajak -0.2038 1 Sumber: Hasil Olahan Eviews Tabel diatas menunjukkan korelasi antara garis kemiskinan dengan pajak rokok sebesar -0.2038, dengan nilai koefisien korelasi r antar variabel independen pada model yang digunakan dalam penelitian 0,80, maka dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat masalah multikorelasi pada model penelitian.

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas